Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH TUGAS 3

SEISMOLOGI

MATA KULIAH : PENGANTAR GEOFISIKA


DOSEN PENGAMPU : Dr. HAMDI, M.Si.

DISUSUN OLEH :

HANIFSYAH ROZI
(20034101)

PROGRAM STUDI FISIKA (NK)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Seismologi" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Geofisika. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai seismologi bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Hamdi, M.Si. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Pengantar Geofisika. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 15 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ..................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 2
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 3
A. Pendahuluan Gempa Bumi ........................................................................................................... 3
B. Seismograf dan Seismogram ........................................................................................................ 6
C. Jenis Gelombang Gempa Bumi .................................................................................................. 19
D. Getaran Gempa Bumi ................................................................................................................. 24
E. Intensitas Gempa Bumi dan Pengamatnya .................................................................................. 27
F. Kejadian dan Skala Kekuatan Gempa Bumi ............................................................................... 30
G. Kajian Seismologi ...................................................................................................................... 36
H. Relokasi Hiposenter dan Mekanisme Fokus Gempa ................................................................... 39
BAB III ................................................................................................................................................. 43
PENUTUP ............................................................................................................................................ 43
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 43
B. Saran ......................................................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 44

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari tentang gempa disebut dengan seismologi. Seismologi
berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau
goncangan dan logos yang berarti risalah atau ilmu pengetahuan. Ilmu ini mengkaji
tentang apa yang terjadi pada permukaan bumi disaat gempa, bagaimana energi
goncangan merambat dari dalam perut bumi ke permukaan, dan bagaimana energi ini
dapat menimbulkan kerusakan, serta proses tumbukan antar lempeng pada sesar bumi
yang menyebabkan terjadinya gempa. Dengan demikian, secara sederhana seismologi
dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan
kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi. Seismologi merupakan bagian dari ilmu
geofisika.
Gempa bumi adalah sebuah fenomena alam yang terjadi karena lapisan tanah di
bawah permukaan tanah bergeser secara mendadak. Ketika getaran itu sampai ke
permukaan bumi kita akan merasakan guncangan atau pergerakan tanah yang
intensitasnya beragam mulai dari getaran lunak, membuat kita limbung, hingga
mengakibatkan hancurnya bangunan kokoh. Kuat atau lemahnya getaran tergantung
kekuatan sumber dan jarak titik fokus gempanya. Guncangan itu sebenarnya berupa
gelombang-gelombang yang menjalar menjauhi titik focus gempa kesegala arah di bumi.
Ada beberapa gelombang yang terbentuk saat gempa, yang utama dibedakan menjadi
gelombang badan dan gelombang permukaan. Gelombang badan terbagi dua yaitu
gelombang primer ( Wave-P ) dan gelombang sekunder ( Wave-S ). Sedangkan
gelombang permukaan ada dua jenis, yaitu gelombang Love dan gelombang Rayleigh.
Seismogram, catatan gerakan tanah pada penerima yang disebut seismometer,
dengan demikian memuat informasi tentang sumber dan medianya. Informasi ini dapat
mengambil beberapa bentuk. Gelombang memberikan informasi tentang lokasi dan sifat
sumber yang menghasilkannya. Jika waktu asal ketika gelombang meninggalkan sumber
diketahui, waktu kedatangan dapat terekam pada penerima akan memberikan waktu
perjalanan yang diperlukan untuk melewati medium.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan gempa bumi dan penyebabnya ?
2. Bagaimana seismograf dan seismogram ?
3. Apa saja jenis gelombang gempa bumi ?
4. Bagaimana getaran gempa bumi ?
5. Bagaimana intensitas gempa bumi dan pengamatannya ?
6. Bagaimana kejadian dan skala kekuatan gempa bumi ?
7. Bagaimana kajian seismologi ?
8. Bagaimana relokasi hiposenter dan mekanisme fokus gempa ?

C. Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka beberapa tujuannya yaitu sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui gempa bumi dan penyebabnya
2. Untuk mengetahui seismograf dan seismogram
3. Untuk mengetahui jenis gelombang gempa bumi
4. Untuk mengetahui getaran gempa bumi
5. Untuk mengetahui intensitas gempa bumi dan pengamatannya
6. Untuk mengetahui kejadian dan skala kekuatan gempa bumi
7. Untuk mengetahui kajian seismologi
8. Untuk mengetahui relokasi hiposenter dan mekanisme fokus gempa

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pendahuluan Gempa Bumi


Gempa bumi merupakan gejala alam yang berupa getaran atau guncangan yang
terjadi di permukaan bumi akibat adanya pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba
yang menciptakan gelombang seismik. Salah satu penyebab terjadinya gempa bumi
karena adanya pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Akumulasi energi penyebab
terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Gerakan
tersebut akan menyebabkan tumbukan atau peregangan antara lempeng-lempeng yang
berbatasan. Energi yang dihasilakan dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempa
bumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi. Selain gempa bumi
akibat sumber tektonik (gempa tektonik), aktifitas gunung berapi, tanah longsor, ledakan
bom, juga menjadi penyebab terjadinya gempa bumi.

Gempa bumi (earthquake) adalah getaran yang terasa dari permukaan bumi,
cukup kuat untuk menghancurkan bangunan utama dan membunuh ribuan orang. Gempa
bumi merupakan hasil dari pelepasan tiba-tiba energi dalam kerak bumi yang
menciptakan gelombang seismik. Kegempaan, seismism atau aktivitas seismik pada suatu
daerah mengacu pada frekuensi, jenis dan ukuran gempa bumi yang terjadi selama
periode waktu tertentu. Ketika episentrum gempa besar terletak di lepas pantai, dasar laut
akan tergerus dan cukup untuk menimbulkan tsunami. Gempa bumi juga bisa memicu
tanah longsor, dan aktivitas vulkanik sesekali.

3
Menurut Noor (2005), gempa bumi adalah getaran bumi yang terjadi sebagai
akibat dari terlepasnya energy yang terkumpul secara tiba-tiba dalam batuan yang
mengalami deformasi. Besarnya gelombang yang beragam mulai dari yang sangat kecil
sehingga sulit dirasakan hingga goncangan yang dahsyat, sehingga mampu meruntuhkan
bangunan yang kokoh.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi. Gempa
tektonik terjadi di mana saja di bumi di mana ada energi yang tersimpan regangan elastis
yang cukup untuk mendorong perambatan fraktur disepanjang bidang patahan (seperti
gelang karet yang ditarik kemudian dilepas tiba-tiba).
Sisi patahan bergerak melewati satu sama lain dengan lancar dan secara seismik
hanya jika tidak ada penyimpangan atau asperities (tingkat kekasaran permukaan
lempeng di zona subduksi) sepanjang permukaan patahan yang meningkatkan hambatan
gesek. Kebanyakan permukaan patahan memiliki asperities tersebut dan ini mengarah ke
bentuk stick-slip behaviour. Kadangkala ketika patahan terkunci, dan terus terjadi
gerakan relatif antara lempeng akan menyebabkan meningkatnya tekanan dan karenanya
energi regangan tersimpan dalam sekitar permukaan patahan. Ini terus berlanjut sampai
tekanan telah meningkat cukup untuk menerobos asperity, kemudian secara tiba-tiba
memungkinkan meluncur di atas bagian yang terkunci dari patahan, dan melepaskan
energi yang tersimpan (Ohnaka, 2013). Energi ini dilepaskan sebagai kombinasi dari
radiasi gelombang seismik regangan (elastis), panas dari gesekan permukaan patahan,
dan retakan dari batuan, sehingga menyebabkan gempa bumi (Ohnaka, 2013).
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung api. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung
berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa
air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi
(jarang juga) dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi
(contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain
Arsenal). Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat

4
membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah.
Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas
terinduksi.
Gempa bumi diukur dengan menggunakan alat dari seismometer. Moment
magnitude adalah skala yang paling umum di mana gempa bumi dengan magnitude
sekitar (skala) 5 dilaporkan untuk seluruh dunia. Sedangkan banyaknya gempa bumi kecil
kurang dari 5 magnitude dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional diukur
sebagian besar pada skala magnitude lokal, atau disebut juga sebagai Skala Richter.
Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, terletak pada
lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Oleh manusia, gempa ini dapat dirasakan
atau hanya dapat diamati dengan alat tertentu saja. Selain disebabkan oleh gempa, getaran
di permukaan bumi juga bisa disebabkan olch gejala lain yang sifatnya lebih halus atau
berupa getaran kecil-kecil yang sulit dirasakan manusia. Getaran tersebut misalnya yang
disebabkan oleh lalu-lintas, mobil, kereta api, dan tiupan angin pada pohon atau
bangunan tinggi Semua getaran itu disebut mikrosetsmisitar.
Gejala yang berupa getaran ini hanya dapat direkam atau diukur dengan alat
Contoh rekaman mikroseismisitas dapat dilihat pada Gambar 5.1. Pada gambar terlihat
getaran itu seakan-akan menerus karena terjadi di permukaan bumi secara silih berganti.
Contoh rekaman gempa dapat dilihat pada Gambar 5.2.

Gempa bumi dapat melahirkan sejumlah bencana, misalnya kerusakan pada berbagai
struktur bangunan, longsoran (Gambar 5.3), maupun tsunami (Gambar 5.4). Selain itu,
ada pula gejala alam yang disebut sebagai liquefaction, yaitu peristiwa berubahnya
lapisan sedimen lepas (pasir) menjadi bersifat seperti fluida karena adanya getaran yang
mengenai endapan tersebut. Akibatnya sudah dapat dipastikan semua bangunan yang ada
di atas permukaan akan runtuh.

5
B. Seismograf dan Seismogram
a) Seismograf
Setiap tahun terjadi gempa bumi di bagian-bagian dunia yang berbeda. Setiap
gempa bumi itu mengeluarkan energi dalam jumlah yang sangat besar. Energi ini
mengalir dari sumber gempa dalam bentuk gelombang yang melalui semua bagian
bumi, termasuk bagian yang paling dalam. Apabila gelombang muncul di permukaan,
gerakannya dicatat oleh suatu alat yang disebut seismograf. Alat ini diletakkan pada
ribuan observatorium (stasiun pencatat) yang tersebar di seluruh dunia. Catatan yang
direkam oleh seismograf disebut seismogram. Seismogram merupakan visualisasi
gerakan-gerakan tanah akibat gempa bumi yang dicatat oleh jarum seismograf.
Seismograf juga sering disebut dengan sebutan seismometer. Seismometer berasal
dari bahasa yunani seismos gempa bumi dan metero mengukur. Sensor yang
mengkonversi gerakan tanah ke dalam bentuk signal disebut seismometer. Rancangan
dan pengembangan sistem perekaman seismik disebut seismometri. Menurut Giancoli
(2001/78) menyatakan : Secara umum seismograf adalah alat atau sensor getaran,
yang biasa digunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan
tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Sebuah seismograf dapat mencatat gempa berbentuk vertical dan gempa
berbentuk horizontal. Ketika terjadi gempa, getaran yang terekam adalah gelombang
primer, karena kecepatan rambatnya paling tinggi, lalu diikuti oleh rekaman
gelombang sekunder yang memiliki kecepatan rambat lebih rendah dari gelombang
primer. Gelombang permukaan datangnya paling akhir karena memiliki kecepatan
rambat paling rendah. Seismograf mencatat semua getaran dan kecepatan rambat
gempa bumi dalam bentuk seismogram. Alat ini sangat sensitif terhadap gelombang
seismik yang ditimbulkan karena gempa bumi, ledakan nuklir dan sumber gelombang
seismik lainnya.
Menurut Asti atau getaran pada permukaan tanah. Menurut Asti (2009:89),
“Seismograf pertama kali ditemukan oleh Zhang Heng seorang astronom, matematik,
engineer dan pelukis pada masa pemerintahan Dinasti Han awal abad kedua. Pada
masa itu Zhang Heng tidak mengatakan dengan pasti bagaimana sebuah bagaimana
sebuah gempa diukur gempa diukur dengan satuan dengan satuan skala richter richter

6
(skala ri (skala richter belum ditemukan sampai 1935), tapi tercatat berhasil
menciptakan detector gempa pertama pertama di dunia, yaitu seismograf”.
seismograf”. Setelah beberapa abad lamanya, seorang ilmuwan dari Italia membuat
seismograf dari merkuri dengan tabung yang berbentuk berbentuk huruf U. Tak
lama setelah setelah itu, ilmuwan ilmuwan Inggris Inggris membuat membuat
seismograf seismograf modern untuk pertama kalinya. Ilmuwan dari Inggris itu
bernama John Milne. Dia juga yang memprakarsai memprakarsai dibuatnya
dibuatnya stasiun stasiun pengamat pengamat gempa bumi (stasiun (stasiun
seismologi). Seismograf modern pertama tersebut lalu dikembangkan lagi di Amerika
sehingga menjadi seismograf yang dipakai hingga zaman modern ini. Seismograf
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur gempa atau getaran yang terjadi
pada permukaan bumi.
Pada prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip
seperti pensil. Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat
gambaran gerakan bumi yang dicatat dalam bentuk dalam bentuk seismogram.
seismogram. Seismograf akan mencatat getaran dalam Seismograf akan mencatat
getaran dalam bentuk graf bentuk grafik yang disebut seismogram. Seismograf juga
berperan dalam menentukan lokasi episentrum. Episentrum adalah gelombang gempa
yang dapat dirasakan di permukaan permukaan bumi. Episentrum Episentrum juga
dapat diartikan diartikan sebagai sebagai gelombang gelombang yang merupakan
hasil perambatan dari hiposentrum. Hiposentrum sendiri yaitu titik pusat terjadinya
gempa bumi.
Adapun kriteria dari seismograf yaitu :
1) Bisa mendeteksi getaran transien dalam kerangka referensi bergerak (instrumen
bergerak bersama bumi yang bervibrasi).
2) Beroperaso secara kontinyu dengan kemampuan deteksi yang sangat sensitif dan
merekam gerakan tanah sebagai fungsi terhadap waktu yang menghasilkan
seismogram.
3) Mempunyai kalibrasi yang jelas, sehingga rekaman seismik yang berhubungan
dengan amplitudo dan kandungan frekuensi getaran tanah bisa akurat.

7
Prinsip Kerja Seismograf
Menurut Andrew Langley (2007: 67), menyatakan : “ Prinsip kerja dari alat ini
yaitu mengembangkan kerja dari bandul sederhana. Ketika mendapatkan usikan atau
gangguan dari luar seperti gelombang seismik maka bandul akan bergetar dan
merekam datanya seperti grafik”.
Pada bandul matematis, berat tali diabaikan dan panjang tali jauh lebih besar dari
pada ukuran geometris geometris dari bandul. bandul. Pada posisi setimbang,
setimbang, bandul berada berada pada titik A. Sedangkan Sedangkan pada titik B
adalah kedudukan kedudukan pada sudut di simpangan maksimum (θ). Kalau titik B
adalah kedudukan dari simpangan maksimum, maka gerakan bandul dari B ke A lalu
ke B’ dan kemudian kembali ke A dan lalu ke B lagi dinamakan satu ayunan. Waktu
yang diperlukan untuk melakukan satu ayunan ini disebut periode (T).

Cara kerja Seismograf dapat dijabarkan seperti berikut :


1) Saat getaran gempa dirasakan oleh seismograf, roll pita akan terus bergerak
bergerak sehingga sehingga ujung massa stasioner stasioner yang bergetar
bergetar menyentuh menyentuh roll pita.
2) Seismograf akan mencatat gelombang primer terlebih dahulu karena gelombang
ini mempunyai kecepatan rambat yang sangat tinggi. Setelah itu, seismograf
melanjutkan pencatatan gelombang sekunder yang berkecepatan rendah.

8
3) Kedua gelombang tersebut dicatat dalam bentuk seismogram yang terlihat seperti
garis- garis pada roll pita.
4) Ahli gempa (seismologist) kemudian menganalisa garis- garis tersebut, lalu
menghitung besaran gempa.

Massa yang digantung dengan tali akan cenderung diam jika penggantungnya
bergetar secara horizontal bersama dengan tanah, karena massa mempunyai
kelembaman. Dengan demikian, sebuah pena yang terpasang pada massa tersebut
akan dapat menggores kertas yang ikut bergetar bersama tanah. Jika secara
bersamaan kertas juga bergerak ke samping, maka jejak gerakan tanah akan terekam
pada kertas tersebut (Gambar 4.1b).
Hal serupa terjadi apabila massa digantung dengan pegas yaitu bila penggantung
bergetar secara vertikal bersama dengan tanah, maka massa juga akan cenderung
diam dan pena yang terpasang dapat membuat jejak getaran tanah pada kertas
(Gambar 4.1a). Oleh karena itu, sistem massa yang digantung dengan pegas, pada
prinsipnya dapat dipakai untuk seismometer komponen vertikal. Dengan demikian,
prisnsip dasar seismometer adalah ayunan massa atau pendulum.

Jenis-jenis Seismograf (berdasarkan fungsinya)


Pada seismograf terdapat dua bagian, yaitu bagian horizontal dan vertikal, fungsi
keduanya adalah sebagai berikut :

9
1. Seismograf Horizontal
Seismograf horizontal Seismograf horizontal berfungsi untuk berfungsi
untuk mencatat getaran bumi mencatat getaran bumi pada arah pada arah
mendatar. Pada mendatar. Pada Seismograf Seismograf horizontal, massa
stasioner digan horizontal, massa stasioner digantung dengan sebu tung dengan
sebuah tali. Dibagian bawah terdapat jarum yang ujungnya menyentuh roll pita,
yang selalu berputar searah jarum jam. Tiang penompang roll pita terpancang
pada tanah. Pada waktu terjadi gempa, roll pita bergetar, sedang massa stasioner
dan jarum jam tetap. Maka terbentuklah terbentuklah goresan goresan pada roll
pita tersebut tersebut yang disebut disebut seismogram.

2. Seismograf Vertikal
Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa vertikal.
Massa Stasioner pada Seismograf vertikal ditahan oleh sebuah pegas (P) dan
sebuah tangkai berengsel. Ujung massa stasioner yang berjarum disentuhkan
pada roll pita yang selalu be pita yang selalu bergerak searah jarum rgerak
searah jarum jam. Jika jam. Jika terjadi terjadi getaran gempa, maka getaran
gempa, maka roll pita akan bergerak sehingga akan terbentuk seismogram
pada roll pita tersebut.

10
Dengan menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan
seismograf horizontal gempa yang terjadi baik gempa vertikal horizontal gempa yang
terjadi baik gempa vertikal maupun gempa horizontal akan aupun gempa horizontal
akan tercatat dan terdeteksi. Untuk mengetahui keakuratan data gempa yang
diperoleh, maka lebih baik jika pada sebuah stasion BMG di pasang 3 alat pengukur
gempa atau Seismograf. Yaitu 2 pasang seismograf Horizontal yang dipasang arah
utara selatan dan arah timur – barat, serta satu seismograf Vertikal. Vertikal. Hal ini
dilakukan dilakukan untuk mengetahui dari arah mana getaran gempa terjadi.

Jenis-jenis Seismograf (berdasarkan cara membacanya)


1. Seismograf Manual (mekanikal)
Seismograf ini sudah mampu mencatat gempa horizontal maupun vertikal.
Gempa horizontal dicatat berdasarkan arahnya, sedang arah gempa vertikal yang
tercatat oleh seismograf ini adalah arah gempa kompresi.

11
2. Seismograf Digital (elektromagnetik)
Seismograf modern menggunakan elektromagnetik seismographer untuk
memindahkan memindahkan volatilitas sistem kawat tarik volatilitas sistem kawat
tarik ke suatu daerah ke suatu daerah magnetis. Peristiwa- magnetis. Peristiwa-
peristiwa peristiwa yang menimbulkan menimbulkan getaran getaran kemudian
kemudian dideteksi dideteksi melalui melalui spelgavanometer. Selain itu,
spelgavanometer. Selain itu, seismograf digital mod seismograf digital modern
menambahkan ern menambahkan komponen keempat yaitu layar, "user-friendly",
dan cepat transfer data.

Komponen-Komponen Seismograf
Menurut Olivia N. Harahap (1994:93) : “Seismograf adalah sebuah alat
elektronika elektronika yang berfungsi yang berfungsi sebagai sebagai pencatat
pencatat gempa bumi. gempa bumi. Dalam sebuah seismograf terdiri dari beberapa
bagian, yaitu sebuah sensor, amplifier dan pengkondisi pengkondisi sinyal, sinyal,
ADC, Time System, System, Rekorder, Rekorder, dan tentunya tentunya power
supply. supply. Gabungan antara amplifier dan pengkondisi sinyal, ADC, dan time
system biasa disebut dengan Digitizer”.
1) Sensor
Sensor untuk sebuah Seismograph disebut Seismometer. Seismometer
diartiakan sebuah sensor yang menangkap gelombang seismik yang berbentuk
besaran besaran fisik. Bentuk output dari seismometer seismometer adalah

12
tegangan tegangan listrik. listrik. Seismometer sendri terbagi dua jenis yaitu Short
Period dan Broadband.

2) Amplyfier / Pengkondisi sinyal


Output dari seismometer yang berupa tegangan tersebut merupakan input
dari bagian bagian ini. Seperti Seperti namanya namanya Amplyfier, Amplyfier,
berfungsi berfungsi sebagai sebagai penguat penguat tegangan tegangan dari
seismometer. Sebab tegangan yang dihasilkan oleh seismometer belum dapat
diolah secara langsung oleh ADC, Jadi perlu dikuatkan dan dipilih (difilter) oleh
pengkondisi pengkondisi sinyal. sinyal. Hasil dari bagian Amplyfier Amplyfier
dan Pengkondisi Pengkondisi Sinyal inilah yang menjadi input bagi ADC.

3) ADC
ADC atau Analog to Digital Converter adalah sebuah bagian yang
berfungsi sebagai perubah dari sinyal analog, berupa tegangan listrik yang
dikeluarkan oleh pengkondisi sin pengkondisi sinyal menjadi menjadi sebuah
bentuk digital. digital. Bentuk digital digital inilah nantinya nantinya yang akan
diproses menjadi sebuah informasi. Digitizer juga diintegrasikan dengan sebuah
logger sebagai media penyimpan data. Sehingga data tersebut tidak hilang dan
dapat dipergunakan sewaktu-waktu.

4) Time System
Time System atau sistem pewaktu dalam sebuah Seismograf sangat
penting sebagai penyedia informasi waktu dari parameter gempa bumi. Sistem
pewaktu dapat diperoleh dari sebuah RTC (Real Time Clock), biasanya berupa IC,
dan sebuah GPS (Global Position system). Pada masa sekarang ini RTC dan GPS
keduanya dibutuhkan dalam seismograf untuk saling melengkapi.

5) Recorder
Recorder di dalam sebuah seismograf berfungsi sebagai pencatat atau
perekam untuk selanjutnya di lakukan analisa lanjutan. Sudah jamak di sini bahwa

13
recorder berupa sebuah PC atau laptop. Selain sebagai recorder, peran PC bisa
juga sebagai data logger dan juga analisis data. Hal tersebut dimungkinkan karena
dilengkapi dengan software analisa.

6) Power Supply
Sebuah alat elektronika tidak dapat bekerja tanpa diberi power supply.
Power supply yang digunakan adalah tegangan DC atau searah. Untuk sebuah
seismograf smograf tegangan dari sumber masuk ke digitizer untuk selanjutnya
didistribusikan ke semua bagian.

Alat pencatat gempa bumi disebut seismograf, sedangkan hasil rekaman


getaran gempa bumi yang dicatat seismograf disebut seismogram,

Alat tertua yang bisa mendeteksi gempa bumi dikembangkan di Cina pada
tahun 132. Ujudnya berupa guci yang pada keempat arah mata angin diberi kepala
naga Pada mulut naga yang terbuka diletakkan sebuah bola. Jika terjadi getaran, bola
itu akan jatuh. Alat ini tidak memberikan rekaman getaran, hanya menunjukkan
gejala telah terjadi gempa

14
Perkembangan peralatan pencatat gempa maupun pengetahuan tentang getaran
tidak lepas dari pengkajian manusia tentang gelombang, Michel (1971)
mendiskripsikan gempa bumi. Selama kira-kira seratus tahun pengetahuan ini
kelihatan statis, sampai Poisson (1830) mempelajari penjalaran gelombang gempa
pada benda padat. Palmieri (1855) mulai memikirkan waktu terjadinya gempa,
sedangkan Ewing dan Cray (1880) mulai mempelajari getaran permukaan.
Getaran yang terjadi di permukaan bumi dicatat menurut arah vertikal maupun
horizontal. Prinsip kerja alat untak dapat merekam getaran vertikal ialah sebagai
berikut suatu masa diam yang diberi jarum mendatar dihubungkan dengan tempat
pencatat yang mengikuti gerakan bumi atau getaran bumi akibat gempa bumi (lihat
Gambar 5.5). Untuk dapat merekam getaran vertikal prinsipnya sama, hanya dalam
hal ini diletakkan bandul sebagai masa diam, sehingga jarum yang diletakkan pada
kertas pereka akan dapat menggoreskan getaran yang arahnya vertikal (Gambar 56)

15
Berbagai pengembangan alat seismograf misalnya dapat dilihat pada Gambar
5.7 5.9. Biasanya di setiap stasiun dipasang tiga buah seismograf, masing-masing
merekam gelombang dengan arah barat-timur, utara-selatan, dan arah tegak.
Alat ini kemudian terus dikembangkan Agar alat atau masa tadi lebih stabil
lagi. diberi pegas yang berfungsi sebagai peredam (dumping). Jika ingin memperoleh
gambar yang lebih besar dapat digunakan prinsip kerja fotografi. Pada perkembangan
selanjutnya, getaran yang terjadi dicoba dicatat sebagai suatu pergeseran relatif dari
suatu titik (strate). Prinsip kerja alat ini dikembangkan oleh Benioff, sehingga alat itu
dinamai Benioff Strain Selmimeter.

16
Alat yang lebih teliti lagi bekerja dengan bantuan kristal piezoelektrik dan
dikenal sebagai pressure-sensitive seismometer, Perkembangan mutakhir alat ini
ialah mengubah pergeseran akibat getaran sebagai pulsa listrik dengan meletakkan
batang magnet, kemudian dicatat secara digital atau analog Kertas perekam yang
tadinya menggunakan jelaga kemudian diganti dengan kertas foto, lala kertas termal,
kemudian kertas biasa dengan jarum tinta. Yang paling mutakhir, rekaman dapat
direkam dalam pita magnetik atau disk.

17
Seismogram yang mencatat pergeseran langsung secara matematis mencatat
dalam satuan panjang (x) Jika diturunkan terhadap waktu menjadi

Alat pengukur semacam ini disebut setsmometer. Jika diturunkan sekali lagi
terhadap waktu menjadi

yang disebut sebagai akselerometer

Seismograf dengan periode sampai sekitar I detik disebut pescatat periode


pendek, yang baik untuk mencatat gelombang badan, sedangkan dengan periode
sampai 15 mildetik baik untuk mencatat gelombang permukaan.

b) Seismogram
Seismogram atau rekaman gerakan tanah, atau grafik aktivitas aktivitas gempa
bumi sebagai fungsi waktu yang dihasilkan oleh sebagai fungsi waktu yang
dihasilkan oleh seismomet seismometer. Rekaman ini dapat dipergunakan salah
satunya untuk menentukan dipergunakan salah satunya untuk menentukan magnitu
magnitudo gempa tersebut. Selain gempa tersebut. Selain itu dari beberapa
seismogram yang direkam di tempat lain, kita dapat menentukan pusat gempa atau
posisi dimana gempa tersebut terjadi.
Pengertan lain dari dari Seismogram adalah sebuah rekaman gelombang yang
ditangkap oleh seismometer. Sebenarnya ini sangat mudah dimengerti kalau kita
melihat bahwa getaran yang dirasakan saat gempa adalah sebuah gelombang yangg
menjalar, ya gempa memang hanya gelombang yang menjalar namun gelombang ini
memiliki kekuatan yang sangat besar. Berikut ini adalah pengukuran yang
didapatkan dari seismogram:

18
Beberapa teknologi yang meliputi sistem seismograf baru-baru ini, seperti pada
contoh-contoh berikut:
1. Sistem perekaman gravitimeter IDA (International Deployment Accelerometers).
2. Seismometer Broadband Streckheisen STS-1, STS-2 dan Guralp-3T.
3. Sensor strong motion yang merekam getaran tanah beramplitudo besar dekat
sumber gempa. Biasanya disebut accelerometer yang bisa merekam sampai 2 gal
tanpa merusak atau melebihi skalanya.

C. Jenis Gelombang Gempa Bumi


Gelombang gempa bumi atau gelombang seismik dibagi menjadi dua yaitu
gelombang badan dan gelombang permukaan.

19
1. Gelombang Badan
Gelombang badan menjalar melalui interior bumi dan efek kerusakannya cukup
kecil. Gelombang badan dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Gelombang P atau gelombang longitudinal atau gelombang kompresi
Gelombang P merupakan gelombang yang waktu penjalarannya paling cepat.
Kecepatan gelombang P antara 1,5 km/s sampai 8 km/s pada kerak bumi.
Kecepatan penjalaran gelombang P dapat dikemukakan dengan persamaan (Dentith,
2014):

dengan adalah kecepatan gelombang P (m/s), adalah konstanta Lame (N/m2 ),


adalah modulus geser (N/m2 ), adalah densitas material yang dilalui gelombang
(kg/m3 ). Pada Gambar 8, arah gerakan partikel gelombang P searah dengan arah
rambat gelombangnya. Gelombang P dapat menjalar pada semua medium baik
padat, cair maupun gas.

b. Gelombang S atau gelombang transversal


Waktu penjalaran gelombang S lebih lambat daripada gelombang P. Kecepatan
gelombang S biasanya 60% sampai 70% dari kecepatan gelombang P. Kecepatan
gelombang S dapat diperlihatkan dengan persamaan (Dentith, 2014):

dengan adalah kecepatan gelombang S (m/s), adalah modulus geser (N/m2 ),


adalah densitas material yang dilalui gelombang (kg/m3 ). Arah gerakan partikel
dari gelombang S tegak lurus dengan arah rambat gelombangnya seperti terlihat
pada Gambar 9 gelombang S hanya dapat menjalar pada medium padat.
Gelombang S terdiri dari dua komponen yaitu gelombang SV dan gelombang
SH. Gelombang SV adalah gelombang S yang gerakan partikelnya terpolarisasi
pada bidang vertikal, sedangkan gelombang SH adalah gelombang S yang gerakan
partikelnya horizontal. Kegunaan gelombang P dan gelombang S dalam ilmu

20
kegempaan adalah untuk menentukan posisi episenter gempa. Amplitudo
gelombang P juga digunakan dalam perhitungan magnitudo gempa.

2. Gelombang Permukaan
Gelombang permukaan bisa diandaikan seperti gelombang air yang menjalar di
atas permukaan bumi. Gelombang permukaan memiliki waktu penjalaran yang lebih
lambat daripada gelombang badan. Karena frekuensinya yang rendah, gelombang
permukaan lebih berpotensi menimbulkan kerusakan pada bangunan daripada
gelombang badan. Amplitudo gelombang permukaan akan mengecil dengan cepat
terhadap kedalaman. Hal ini diakibatkan oleh adanya dispersi pada gelombang
permukaan, yaitu penguraian gelombang berdasarkan panjang gelombangnya
sepanjang perambatan gelombang. Ada dua tipe gelombang permukaan yaitu:
a. Gelombang Love
Gelombang Love diperkenalkan oleh A.E.H Love, seorang ahli matematika
dari Inggris pada tahun 1911. Gelombang Love merambat pada permukaan bebas
medium berlapis dengan gerakan partikel seperti gelombang SH. Gelombang Love
adalah gelombang permukaan yang menyebabkan tanah mengalami pergeseran
kearah horizontal seperti terlihat pada Gambar 10 bagian atas.
Gelombang Love terbentuk karena adanya interferensi konstruktif dari

21
gelombang SH pada permukaan bebas. Awal gelombang terbentuk ketika
gelombang SH yang datang membentur permukaan bebas pada sudut yang lebih
besar dari sudut kritis (post critical angle) sehingga energi terperangkap pada
lapisan tersebut (Gambar 10). Sebagian besar energi kemudian direfleksikan
kembali menuju permukaan (SHR), sedang sebagian kecil energi lainnya akan
ditransmisikan melalui (SHT).

b. Gelombang Rayleigh
Gelombang Rayleigh diperkenalkan oleh Lord Rayleigh pada tahun 1885.
Gelombang Rayleigh merambat pada permukaan bebas medium berlapis maupun
homogen. Gerakan dari gelombang Rayleigh adalah eliptic retrograde atau ground
roll yaitu tanah memutar ke belakang tetapi secara umum gelombang memutar ke
depan. Pada saat terjadi gempa bumi besar, gelombang Rayleigh terlihat pada
permukaan tanah yang bergerak ke atas dan ke bawah. Waktu perambatan
gelombang Rayleigh lebih lambat daripada gelombang Love.
Terbentuknya gelombang Rayleigh adalah karena adanya interaksi antara
bidang gelombang SV dan P pada permukaan bebas yang kemudian merambat
secara paralel terhadap permukaan. Gerakan partikel gelombang Rayleigh adalah
vertikal, sehingga gelombang Rayleigh hanya ditemukan pada komponen vertikal
seismogram. Gelombang Rayleigh adalah gelombang permukaan, maka sumber
yang lebih dekat ke permukaan akan menimbulkan gelombang Rayleigh yang lebih
kuat dibandingkan sumber yang terletak di dalam bumi (Lay dan Wallace, 1995).
Gelombang Rayleigh adalah gelombang yang dispersif dengan periode yang
lebih panjang akan lebih cepat mencapai material yang lebih dalam dibandingkan
dengan gelombang yang memiliki periode pendek. Hal ini menjadikan gelombang
Rayleigh sebagai alat yang sesuai untuk menentukan struktur bawah tanah di suatu
area.

22
Rekaman getaran atau seismogram adalah bentak bermacam-macam gelombang yang
memiliki berbagai periode. Gelombang yang datang paling awal ialah gelombang
kompresi (P) (Gambar 5.10), disusul olch gelombang shear (S) (Gambar 5.11). Kedua
gelombang tersebut disebut gelombang badan karena menjalar di dalam bahan
Gelombang P menjalar searah dengan arah penjalarannya, sedang gelombang P melintang
atau trasversal terhadap arah penjalarannya

23
Gelombang badan kemudian disusul olch gelombang permulaan (lihat Gambar 5.12)
Gelombang permukaan yang banyak dikenal ialah gelombang R (Rayleigh), yaitu
gelombang yang menjalar di permukaan benda padat, pada bidang vertikal, dan menjalar
searah dengan arah penjalarannya (lihat Gambar 5.13) Makin ke dalam, gelombang ini
akan menurun amplitudonya secara ekapononsial. Jenis gelombang permukaan yang lain
ialah yang penjalarannya ditunjukkan pada Gambar 5.13. Selain kedua gelombang
tersebut dikenal juga grimbang tabung, yaitu gelombang yang menjalar pada batas antara
dua jenis benda. Yang lain lagi ialah yang menjalar hanya di permukaan saja

D. Getaran Gempa Bumi


Sifat getaran gempa bumi tergantung pada jenis gelombangnya seperti telah
dijelaskan pada butir 3. Kerusakan yang diakibatkan oleh getaran gempa juga sangat
berhubungan dengan jenis gelombang yang mempengaruhi struktur bangunan (Gambar
5.14). Gaya yang disebabkan oleh getaran gempa ditulis sebagai:

24
dengan m adalah masa yang terkena gaya F, sedangkan a adalah percepatan.
Dalam gerak harmonik sederhana

Dari persamaan tersebut jelanlah bahwa jika periods (T) kecil (atau a besar), maka
F menjadi besar. Kerusakan yang terjadi tergantung pada Fdan lamanya getaran (t), serta
jumlah getaran

Kecepatan masing-masing jenis gelombang berbeda karena sifatnya juga berbeda


Jika mengenai benda, gelombang akan bersifat sebagai energi yang dapat dipantulkan,
diteruskan, atau terakumulasi.
Percepatan adalah parameter yang menyatakan perubahan kecepatan mulai dari
keadaan diam sampai pada kecepatan tertentu. Percepatan getaran tanah merupakan
gangguan yang dikaji untuk setiap gempabumi, kemudian dipilih percepatan tanah

25
maksimum atau Peak Ground Acceleration (PGA) untuk dipetakan agar bisa memberikan
pengertian tentang efek paling parah yang pernah dialami suatu lokasi (Edwiza, 2008).
Percepatan getaran tanah maksimum adalah nilai percepatan getaran tanah yang
terbesar yang pernah terjadi di suatu tempat yang diakibatkan oleh gempabumi. Semakin
besar nilai PGA yang pernah terjadi disuatu tempat, semakin besar bahaya dan resiko
gempabumi yang mungkin terjadi. Percepatan tanah adalah faktor utama yang
mempengaruhi konstruksi bangunan dan menimbulkan momen gaya yang
terdistribusikan merata di titik-titik bangunan, sehingga percepatan tanah merupakan titik
tolak perhitungan bangunan tahan gempa.
Percepatan getaran tanah maksimum di suatu daerah adalah nilai percepatan tanah
(biasanya akibat gempa) terbesar yang pernah terjadi di daerah tersebut. Jadi perhitungan
percepatan getaran tanah melibatkan data-data gempa yang pernah terjadi di daerah
tersebut. Seperti terlihat pada Gambar 14, percepatan getaran tanah maksimum di titik
pengamatan 1 adalah nilai percepatan getaran tanah yang tertinggi yang diakibatkan oleh
gempa-gempa yang terjadi.

Pengukuran percepatan getaran tanah maksimum bisa dilakukan langsung dengan


menggunakan accelerograph yang dipasang pada tempat yang ingin dicari nilai
percepatan getaran tanah maksimumnya. Karena keterbatasan jumlah accelerograph,
maka perhitungan nilai percepatan getaran tanah bisa dilakukan dengan menggunakan
formula empiris seperti metode Kanai

26
E. Intensitas Gempa Bumi dan Pengamatnya
Intensitas gempa bumi merupakan skala kedua yang dipakai dalam menyatakan
sebuah gempa bumi. Skala intensitas menunjukan tingkat kerusakan di permukaan bumi.
Skala ini dikembangkan oleh Mercalli pada tahun 1902, seorang ahli seismologi dari
Italia dan sekarang lebih dikenal dengan skala Mercalli yang dimodifikasi, digunakan
untuk menggambarkan intensitas pengaruh gempa bumi terhadap manusia berdasarkan
goncangan (goyahnya bangunan), pecahnya kaca, retaknya tanah, larinya orang– orang
keluar. Bangunan dan permukaan bumi dalam satuan angka dari I sampai XII. Skala lain
yaitu Medvedev – Sponhever – Karnik yang lebih familiar digunakan di Eropa dan Skala
Rossi Forrel.
Dari bencana yang diakibatkan gampa, orang dapat membuat skala, yang disebut
intensitas. Skala intensitas menggambarkan besarnya kerusakan yang diderita olch suatu
lokasi yang diakibatkan oleh getaran gempa. Oleh karena itu, dikenal berbagai macam
skala intensitas, antara lain skala MMI (Modified Mercalli Intensity) (Tabel 5.1) yang
banyak digunakan di Indonesia, dan skala Japan Meteorological Agency
(IMA) yang digunakan di Jepang Daerah yang memiliki besaran intensitas yang
sama digambarkan dalam bentuk zona. Peta semacam ini disebut pets isoreismal (Gambar
5.8)

Tabel 3. Skala MMI (Modified Mercalli Intensity (Wald, 1999)


Skala MMI Fenomena
I Getaran gempa tidak terasa oleh manusia, hanya dapat dideteksi
oleh alat.
II Gerakan dirasakan oleh beberapa orang dan atau orang yang
berada di lantai atas gedung-gedung tinggi.
Terasa di dalam gedung, benda yang menggantung bergoyang,
III orang yang berada di luar mungkin tidak menyadari gempa yang
berlangsung.
IV Kebanyakan orang di dalam maupun di luar ruangan merasakan
gerakan, jendela dan pintu mulai bergetar.

27
Dirasakan hampir oleh semua orang, pintu berayun terbuka dan
V tertutup, cairan tumpah, pigura dinding mulai berjatuhan, orangyang
tidur bisa bangun, pohon bergoyang.
Orang-orang kesulitan berjalan, gerakan dirasakan oleh semua, jendela
pecah, gambar jatuh dari dinding, furnitur bergerak, benda jatuh dari
VI rak, plester di dinding mulai retak, pohon dan semak-semak goyang,
terjadi kerusakan ringan pada bangunan
tidak kokoh.
VII Orang-orang kesulitan berdiri, terasa oleh orang yang
berkendara.
Terjadi kerusakan yang cukup parah pada bangunan yang tidak
VIII kokoh, struktur tinggi (termasuk menara dan cerobong asap)runtuh,

Mulai terjadi kepanikan, bangunan yang dibangun dengan baik


IX dapat rusak parah, waduk mengalami kerusakan, beberapa pipa
bawah tanah rusak, celah muncul di tanah.
X Sebagian besar bangunan runtuh, bendungan rusak parah, tanah
longsor yang besar dapat terjadi, retak besar muncul pada tanah.
Retakan besar muncul di tanah. Sebagian besar bangunan hancur
XI (beberapa bangunan tahan gempa dapat menahan guncangan 8.5
skala Ritcher), beberapa jembatan runtuh, pipa bawah tanah
hancur.
XII Kehancuran total, gelombang tampak pada permukaan tanah,
sejumlah batu besar dapat berpindah tempat.

Akibat tidak langsung dari gejala gempa bumi dikenal sebagai trunami, yang
artinya gelombang pasang. Tsunami dapat terjadi akibat gempa bumi di laut atau letusan
gunung api di laut (misalnya G. Krakatau, 1883). Tsunami terjadi di laut akibat adanya
dislokasi (sesar) di dasar laut karena adanya kekosongan ruang. Keseimbangan air
terganggu sehingga untuk mencapai keseimbangan kembali terjadilah gelombang pasang

28
(Gambar 5,4). Tsunami yang terjadi di Indonesia antara lain ialah gempa bumi Sumbawa
(1977), gempa bumi Flores (1993), dan gempa bumi Banyuwangi (1994). Longsoran di
laut juga dapat menyebabkan gempa bumi.
Mekanisme fokus gempa bumi Sumbawa (1977) dan analisis gaya yang
mengakibatkan gempa bumi tersebut ditunjukkan pada Gambar 5.17 dan 5.19.

29
Gempa bumi pada umumnya disebabkan oleh pergeseran kerak bumi yang
dikenal sebagai gempa tektonik. Selain ina, letusan gunung api juga dapat menyebabkan
gempa bumi yang bersifat lebih lokal. Gempa bumi ini disebut sebagai gempa volkanik
Penyebab lainnya ialah ledakan bom nuklir atau runtahan dalam skala besar.
Gelombang/getaran gempa yaitu :
1) Gelombang Primer
Gelombang primer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran
yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini
berasal dari hiposentrum.
2) Gelombang Sekunder
Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran
yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah
berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui
lapisan cair.

F. Kejadian dan Skala Kekuatan Gempa Bumi


a. Kejadian Gempa Bumi
Model kejadian gempabumi diawali oleh kerjasama antara seorang ahli geologi
Andrew C. Lawson dan insinyur sipil Harry F. Reid. Model tersebut berdasarkan Sesar

30
San Andreas yang dikembangkan tahun 1908 (Lommitz, 1974). Pada dasamya model
tersebut menyatakan:
1) Gempa terjadi jika litosfera terpatahkan pada suatu retakan yang diskrit, yang biasa
dikenal sebagai sesar dalam geologi.
2) Gempa terjadi karena pertambahan regangan (strain) secara perlahan pada kedua
bagian yang tersesarkan.
3) Pada saat terjadinya gempa dua bagian yang tersesarkan akan tergeser sebagai
perlepasan regangan yang ada

Gempabumi yang terkenal di wilayah Kalifornia berkaitan dengan penjelasan


di atas ialah Gempabumi San Fransisco tahun 1906, Hampir seluruh bagian kota rusak.
Intensitasnya mencapai skala XI pada skala MMI. Gejala pergeseran teramati dengan
baik (Gambar 6.1) Gejala ini di Indonesia teramati oleh beberapa kejadian gempabumi
di sepanjang sesar Sumatra (Gambar (6.2)

31
Energi yang dilepaskan tersebut akan dirambatkan sebagai gelombang gempa
melalui berbagai batuan di dalam bumi yang tergantung kepada sifat fisiknya (densitas
dan modulus). Brune (1974) mengusulkan modifikasi Teori Reid (Teori Elastik
Rebound) yang mengarah kepada:
1) Pengetahuan yang lebih baik tentang kejadian regangan regional berkaitan dengan
Teori Tektonik Lempeng.
2) Penemaan rayapan sesar
3) Pertambahan tegasan bertanggungjawab terhadap kejadian gempa

Sementara itu Howell (1959), mengklasifikasikan kejadian gempa secara umum


sebagai berikut:
1) Tektonik
a) Elastik rebound
b) Robokan tiba-tiba pada saat aliran plastik
c) Perlipatan

(Dalam teori tektonik yang sekarang dianut kesemuanya ini tercakup dalam Teori
Tektonik Lempeng).

32
2) Gunungapi
a) Letusan karena tekanan di bawah permukaan Proses kristalisasi
b) Retakan tarik (tension cracking)
c) Intrusi magma
d) Stopping dan stopping flow

3) Benturan
a) Ledakan di permukaan
b) Meteor
c) Runtuhan gua
d) Longsoran, dan sebagainya

Berbagai obyek dimuka bumi menyebabkan terjadinya getaran. Getaran-


getaran tersebut juga dapat teramati yang biasa dikenal sebagai pseudoscismisitas.
Secara alamiah gempa memiliki periodisitas tertentu, dengan mengacu kepada sifat
ini berbagai sifat gempa dapat dipelajari lebih lanjut.

b. Skala Kekuatan Gempa Bumi


Hasil yang terukur dari seismogram ialah nilai pergeseran (x) atau dalam parameter
gelombang disebut sebagai amplitudo. Dari besaran ini dapat diturunkan berbagai
besaran lain yaitu kecepatan (v), dan percepatan (a). Masing-masing besaran tersebut
mempunyai hubungan sebagai berikut:

33
Magnitudo adalah suatu besaran secara kuantitatif dari gempa yang berkaitan dengan
pelepasan energi regangan jika sesar terjadi, sehingga dapat dihitung berdasarkan
amplitudo gelombang gempa yang diterima di tempat lain. Secara umum magnitudo
didefinisikan sebagai:

dimana: M= magnitudo
A=amplitudo dalam mikron
Tw= perioda dalam detik
d = jarak episentrum dalam derajat 30
h=kedalaman dalam kilometer Cs koreksi stasion
Cr=koreksi regional

Magnitudo pertanta kali didefinisikan oleh Richter (1935) di Kalifornia Selatan


yang direkam pada jarak (d) 100 lam dengan menggunakan Wood-Anderson Torsion
Seismometer, dan didefinisikan sebagai

34
dimana : A= amplitudo maksimum yang terekam dari gempa
A0 =amplitudo maksimum gempa yang digunakan sebagai acuan
MI biasa dikenal sebagai magnitudo lokal.

Gutenberg (1945) mengemukakan persamaan yang dapat digunakan untuk


berbagai gempa sebagai berikut :

Kadang-kadang nilai magnitudo yang dihitung dari gelombang badan ditulis


dengan simbol m yang dapat dihitung dengan persamaan di atas. Hubungan masing-
masing besaran tersebut menurut Bath (1970) adalah:

Untuk perhitungan secara cepat dibuat suatu monograph yang merupakan


hubungan antara amplitudo maksimum, jarak dan magnitudo khusus untuk Wood
Anderson Seismometer.

Skala gempabumi MMI bersifat kualitatif, skala intensitas ini sangat subjektif dan
bergantung pada kondisi lokasi dimana gempa terjadi. Badan Metereologi
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menetapkan skala intensitas gempa bumi
terbaru yang disesuaikan dengan wilayah Indonesia seperti dijelaskan pada Tabel 3.1.

35
G. Kajian Seismologi
Kajian Seismologi untuk Struktur-Dalam Bumi. Dengan menggunakan berbagai
kajian dari gempabumi (seismologi) dapat diturunkan berbagai besaran struktur dalam
hingga permukaan bumi.

Kurva Jarak Waktu


Dari berbagai fasa gelombang yang didapat yaitu gelombang P, gelombang S dan
gelombang permukaan R jika diplot antara waktu tiba dan jarak akan memberikan
gambar yang berbeda. Dari plot ini di dapat bahwa kecepatan rambat gelombang gempa
merupakan gradien (slope) dari kurva yang didapat atau dapat ditulis sebagai

36
Pada saat gelombang merambat di dalam bumi ternyata dijumpai perubahan
kecepatan yang drastis pada kedalaman tertentu, yaitu pada kedalaman sekitar 50km dan
2900 km.

Lokasi dimana terjadi perubahan tersebut sebagai bidang diskontinuitas yang


dikenal sebagai bidang diskontinuitas Moho dan bidang diskontinuitas Gutenberg. Selain
itu juga dikenal satu diskontinuitas yang lebih dangkal disebut Diskontinuitas Conrad (18
km). Gelombang gempa pada dasarnya mengalami refleksi atau refraksi sehingga dikenal
berbagai fasa gelombang gempa seperti Pep, Scp, ScS. PP. pP, SS, sS, PPP, sPP, PKKP,
SKS, dsb.

37
Selain itu Gutenberg juga mengemukakan bahwa inti bumi bersifat cair, hal ini
disimpulkan dari ketidakhadiran gempa yang seharusnya melewati gelombang S. Daerah
tersebut ada pada wilayah yang disebut sebagai Zona Bayangan (Gambar 6.7)

38
H. Relokasi Hiposenter dan Mekanisme Fokus Gempa
a. Relokasi Hiposenter
Suatu hal yang penting dalam parameter gempa ialah menentukan letak hiposenter
Cara ini biasa dikenal sebagai relokasi hiposenter. Suatu hal penting yang harus

39
Dilakukan ialah menentukan jarak dan halaman. Kedua besaran tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan kurva waktu rambat. Kurva waktu rambat dibuat
dengan model perlapisan dalam bumi yang tertentu, sehingga daripadanya dapat
dihitung parameter yang kita inginkan. Jika beda waktu tempuh antara dua fasa
gelombang (misalnya gelombang P dan S) dapat dibaca pada seismogram, dengan cara
meletakkan beda waktu tersebut kedalam kurva waktu rambar, kita dapat menentukan
jarak episenter gempa. Dengan menggunakan minimal tiga buah stasion, dapat
digambarkan tiga buah lingkaran yang berpotongan pada satu titik dimana lokasi
stasion menjadi titik pusat lingkaran tersebut . Hasilnya, akan lebih baik jika
ditentukan dengan jumlah stasion yang lebih banyak. Cara ini akan memberikan
lokasi dari hiposenter.

Perhitungan sederhana dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

40
Kadang-kadang arah dari pusat gempa dapat ditentukan dengan menggunakan
amplitudo gelombang P, yaitu:

b. Mekanisme Fokus Gempa


Jika suatu energi di dalam bumi dilepaskan, maka akan terjadi radiasi ke segala
arah, akan berupa suatu bola (gambar 6.10). Seperti telah dibahas pada butir 1 Bab ini
dipercaya bahwa gempa bumi disebabkan oleh suatu sesar. Sehingga energi yang
dirambatkan menghasilkan pola gelombang seismik yang dapat berlawanan pada
bagian sisi sesar yang berlawanan pula. Pada gambar 6.11 35 ditunjukkan bahwa jika
terjadi sesar mendatar dextral (geser kiri), stasion pada lokasi kuadran I dan IV akan
menerima tarikan, sementara kuadran II dan III akan menerima tekanan.

Akibatnya pergeseran pertama dari gelombang P akan ke bawah untuk tarikan dan
ke atas untuk tekanan. Cara mengidentifikasi sifat asal gempa semacam ini disebut
sebagai mekanisme fokus gempa. Dengan teknik semacam ini setiap gempa yang
terjadi dapat dianalisa sebagai terjadi dari sesar normal, sesar naik ataupun sesar
mendatar Masing-masing arah jurus dan kemiringannya juga dapat ditentukan. Analisa
dapat pula dilakukan dengan gelombang S .

41
42
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya
gangguan di dalam kerak bumi, misalnya patahan atau adanya ledakan. Energi ini akan
merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam oleh seismometer. Gelombang
seismik merupakan gelombang elastik sehingga penjalarannya akan dipengaruhi oleh
sifat-sifat elastisitas media yang dilewatinya. Parameter penjalaran yang secara langsung
berhubungan dengan karakteristik media adalah kecepatan penjalarannya. Melalui
perekaman terhadap gelombang-gelombang yang telah menembus bagian bagian bumi
ini, dapat digali informasi tantang media yang dilewatinya.
Jenis gelombang gempa bumi yaitu gelombang badan dan gelombang permukaan.
Gelombang badan adalah gelombang yang merambat disela-sela bebatuan dibawah
permukaan bumi. Gelombang primer adalah salah satu dari dua jenis gelombang seismic,
sering juga disebut gelombang tanah ( dinamakan demikian karena merambat didalam
tanah ), adalah gelombang yang ditimbulkan oleh gempa bumi dan terekam oleh
seismometer. Gelombang Sekunder adalah gelomgang transversal yang arah gerakannya
tegak lurus dengan arah perambatan gelombang.
Gelombang permukaan adalah gelombang yang merambat di permukaan bumi,
tidak penetrasi ke dalam medium bumi. Gelombang Reyleigh adalah gelombang yang
menjalar di permukaan bumi dengan pergerakan menyerupai ellip. Gelombang Love
adalah gelombang geser ( S wave ) yang terpolarisasi secara horizontal dan tidak
menghasilkan perpindahan vertical.

B. Saran
Adapun saran sebagai penulis yaitu diharapkan pada pembaca dapat memberikan
kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Kritik dan saran dari pembaca apabila
ada kekurangan didalam makalah demi kesempurnaan makalah Seismologi ini.

43
DAFTAR PUSTAKA

Santoso, Dj., 2002. Pengantar Teknik Geofisika, Penerbit ITB; Bandung

Kiswiranti, D. (2019). SEISMOLOGI (Dasar-dasar Seismologi dan Apilikasinya).

Fulki, A. (2011). Analisis Parameter Gempa, b Value dan PGA di Daerah Papua.

44

Anda mungkin juga menyukai