Anda di halaman 1dari 36

TRANSISI EPIDEMIOLOGI

Sevilla Ukhtil Huvaid, SKM, M.Kes


KESEHATAN

◻ KESEHATAN hal yang mendasar bagi setiap individu.


◻ MASALAH KESEHATAN bukan hanya masalah
individu, tetapi masalah kelompok (masyarakat).
◻ MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT,
menyangkut dua aspek utama :
1) ASPEK FISIK
2) ASPEK NON FISIK
TRANSISI KESEHATAN

TRANSISI KESEHATAN terjadi karena adanya :

TRANSISI TRANSISI
DEMOGRAFI EPIDEMIOLOGI
LATAR BELAKANG

KEMAJUAN PEMBANGUNAN mempengaruhi berbagai


PERKEMBANGAN DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Infrastruktur membaik serta BERKEMBANGNYA
TEKNOLOGI KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
ANGKA KEMATIAN DAN KELAHIRAN MENJADI
RENDAH PERUBAHAN STRUKTUR UMUR
PENDUDUK (meningkatnya umur harapan hidup
membawa struktur penduduk menjadi kearah struktur
penduduk umur tua).
▪ Perubahan tersebut mengakibatkan TERJADI
PERGESERAN POLA PENYAKIT serta
tingkat kesehatan yang ada di masyarakat
dengan determinan yang mempengaruhinya.

▪ Terjadi pergeseran urutan penyakit


menunjukkan TERJADINYA PERUBAHAN
STATUS KESEHATAN MASYARAKAT.
Keadaan tersebut dikatakan dengan
TRANSISI EPIDEMIOLOGI.
PERALIHAN KEADAAN DEMOGRAFI

TAHAP I
▪ Angka kelahiran dan kematian tinggi sekitar 40 – 50
▪ Kelahiran tidak terkendali
▪ Kematian bervariasi tiap tahunnya
▪ Kelaparan merajalela bersamaan dengan penyakit menular
yang menimbulkan kematian
▪ Identik dengan ”MASA PENYAKIT PES” dan kelaparan
merajalela pada transisi epidemiologi
TAHAP 2

▪ Angka kematian menurun akibat adanya


penemuan obat baru
▪ Anggaran kesehatan diperbesar
▪ Namun angka kelahiran tetap tinggi
▪ Pertumbuhan penduduk meningkat dengan
pesat.
TAHAP 3

▪ Angka kematian terus menurun tetapi tidak


secepat pada tahap II
▪ Angka kelahiran mulai menurun akibat
urbanisasi, pendidikan, dan peralatan
kontrasepsi yang makin maju.
▪ Tahap II dan III identik dengan ”MASA
KETIKA PANDEMI DAN PENYAKIT
MENULAR MULAI MENGHILANG” pada
transisi epidemiologi
TAHAP 4

▪ Angka kelahiran dan kematian mencapai


tingkat rendah
▪ Pertumbuhan penduduk kembali ke tahap I,
yaitu mendekati nol
▪ Tahap ini identik dengan ”MASA PENYAKIT
DEGENERATIF DAN PENYAKIT
BUATAN MANUSIA” pada transisi
epidemiologi.
TAHAP PERKEMBANGA UMUR PERUBAHAN PADA PERUBAHAN DALAM
N HARAPAN KATEGORI KATEGORI PENYAKIT
SOSIOEKONOMI HIDUP PENYAKIT SECARA (PROPORSI
LUAS MORTALITAS)
1. Tahap/Masa + ~30 Infeksi CVD: 5-10% berhubungan
infeksi dan Defisiensi nutrisi dengan nutrisi/infeksi
kekeringan
2. Tahap/Masa ++ 30-50 Sanitasi membaik: CVD: 10-35% penyakit
pandemik berkurang (negara sedang ↓ infeksi, ↑ diet (salt), jantung hipertensif, stroke,
berkembang) ↑ aging RHD, dan CHF

3. Tahap/Masa +++ 50-55 ↑ aging, ↑ lifestyle CVD: 35-65%. Obesitas,


penyakit degeneratif (negara dalam berhubungan dengan dislipidemia, tekanan darah
dan penyakit yang transisi) status sosil ekonomi tinggi, merokok → CHD,
dibuat oleh manusia tinggi (diet, aktivitas, stroke, sering pada usia
adiksi/ ketergantungan awal/dini (pertama kali pada
obat/NAPZA) status sosial ekonomi ↑)
4. Masa penyakit ++++ ~70 Perilaku berisiko CVD: <50% (penurunan
degeneratif (negara-negara berkurang dalam CVD total karena populasi
melambat barat) populasi (pencegahan aging dan peningkatan
dan promosi prevalensi karena terapi
kesehatan) dan terapi yang membaik)
baru ↑
DETERMINAN ANGKA FERTILITAS

ANGKA FERTILITAS TINGGI


▪ Kebutuhan ekonomi dari masyarakat agraris
▪ Sedikit usaha kerja keras untuk kemajuan
▪ Mortalitas tinggi pada anak-anak
▪ Doktrin bersifat agamis dan sanksi masyarakat
▪ Individu tidak penting
▪ Melahirkan merupakan sumber prestise yang utama
dan dukungan ekonomi bagi perempuan
ANGKA FERTILITAS RENDAH

▪ Biaya untuk anak mahal


▪ Mortalitas berkurang pada anak-anak
▪ Keluarga dan masayarakat kurang penting untuk
penghuni kota yang mobile (individualistik)
▪ Pekerjaan atau industri membuat individu
bertanggung jawab terhadap penyelesaian yang baik
▪ Pendidikan dan cara pandang rasional menjadi
penting
▪ Menikah ditunda, migrasi, aborsi dan kontrasepsi
TRANSISI GAYA HIDUP

A. PERILAKU, misal merokok, kebiasaan kurang


gerak.
B. TRANSISI NUTRISI, misal diet tinggi lemak,
rendah karbohidrat kompleks, akibat dari:
- Industrialisasi
- Urbanisasi
- Globalisasi dari perdagangan dunia dan
media massa
ISU TERKAIT TRANSISI
EKONOMI
A. KESEIMBANGAN
- Akses terhadap informasi dan pelayanan
kesehatan yang berkaitan dengan faktor risiko
dan penyakit tidak menular
- Biaya yang berkaitan dengan pengambilan
perilaku atau gaya hidup sehat
- Biaya pengobatan penyakit tidak menular yang
kronis
B. PERBEDAAN SOSIO-EKONOMI DALAM
POPULASI
- Kantong-kantong miskin dalam negara barat
- Variasi yang luas dalam pembangunan di dalam negara
sedang berkembang

C. DINAMIKA PEMBANGUNAN KEBELAKANG DAN


KEDEPAN
Tidak berkembang dapat mengikuti fase/tahap dari
pembangunan
TRANSISI PELAYANAN
KESEHATAN
▪ Ketersediaan pelayanan pencegahan dan pengobatan
(imunisasi, kontrasepsi, pelayanan KIA, antibiotika)
▪ Pengaruh yang besar pada dinamika transisi demografi -
misal model transisi demografi yang lambat pada banyak
negara sedang berkembang (penurunan pada mortalitas
bayi yang tidak diikuti dengan penurunan pada kelahiran
sehingga terjadi peningkatan populasi)
▪ Heterogenesitas antara populasi oleh karena biaya dengan
efisiensi dalam alokasi pelayanan kesehatan
TRANSISI EPIDEMIOLOGI MEMILIKI DUA
PENGERTIAN, MENURUT OMRAN (1971)

▪ ”STATIS”: interval waktu yang dimulai dari dominasi


penyakit menular dan diakhiri dengan dominasi
penyakit tidak menular sebagai penyebab kematian.

▪ ”DINAMIS” : proses dinamis pola sehat sakit dari


suatu masyarakat berubah sebagai akibat dari
perubahan demografi, sosial ekonomi, teknologi dan
politis.
TRANSISI EPIDEMIOLOGI

▪ Bermula dari suatu perubahan yang kompleks


dalam pola kesehatan dan pola penyakit utama
penyebab kematian dimana terjadi penurunan
prevalensi penyakit infeksi (PENYAKIT
MENULAR), sedangkan penyakit non infeksi
(PENYAKIT TIDAK MENULAR) justru
semakin meningkat.
▪ Hal ini terjadi seiring dengan berubahnya gaya hidup,
terjadinya perubahan angka fertilitas total, meningkatnya
umur harapan hidup penduduk yang berarti meningkatnya
pola risiko timbulnya PENYAKIT DEGENERATIF/ PTM

▪ Sebaliknya menurunnya tingkat sosial ekonomi akan


menyebabkan PENYAKIT INFEKSI masih tetap tinggi,
timbulnya penyakit infeksi baru (new emerging diseases) dan
timbulnya kembali penyakit infeksi lama (re-emerging
diseases).
MUNCULNYA PENYAKIT INFEKSI

Adanya penyakit infeksi yang baru ataupun penyakit


infeksi lama yang muncul kembali merupakan proses
evolusi alam, selain itu kemampuan agent pathogen
untuk mengubah dirinya, manusia dengan perubahan
teknologi dan perilakunya juga memberikan peluang
kepada agent untuk secara alamiah merekayasa dirinya
secara genetik, perubahan iklim global juga turut campur
dalam timbul dan berkembangnya penyakit baru ini.
MUNCULNYA PENYAKIT DEGENERATIF

▪ Modernisasi/ globalisasi di berbagai bidang,


perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi hidup
manusia dipermudah dengan berbagai akses orang
semakin sedikit bergerak.

▪ Namun modernisasi juga menyuguhkan berbagai stresor


bagi masyarakat polusi udara, pola makan yang tidak
teratur dan tidak sehat, kurang olah raga, bad behavior,
menjadi beberapa dari bayak sebab timbulnya penyakit
degeneratif
MEKANISME TERJADINYA
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
1. Penurunan fertilitas yang akan mempengaruhi struktur
umur
2. Perubahan faktor risiko yang akan mempengaruhi insiden
penyakit
3. Perbaikan organisasi dan teknologi pelayanan kesehatan
yang berpengaruh pada Crude Fatality Rate (CFR)
4. Intervensi Pengobatan
DIAGRAM TRANSISI KESEHATAN/ TRANSISI
EPIDEMIOLOGI AKIBAT DARI TRANSISI
DEMOGRAFI
Industrialisa Perubahan Sanitasi Nutrisi ↑, Mortalitas ↓,
si & ekonomi, umum, Teknologi (mortalitas bayi ↓)
untuk Umur harapan
urbanisasi sosial, perumahan,
pelayanan hidup ↑,
lingkungan pelayanan kesehatan ↑ fertilitas ↓
kesehatan ↑

Income percapita ↑,
Kesejahteraan ↑

Orang yang Populasi


Tingkat Faktor risiko ↑: Penyakit tidak meningkat
terpapar risiko
lemak, kalori, rokok, menular ↑ terkena dan
kebiasaan kurang gerak Penyakit infeksi ↓ penyakit tidak menua
menular ↑
KONSEKUENSI DARI TRANSISI KESEHATAN
TERHADAP PENINGKATAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DI NEGARA SEDANG BERKEMBANG
▪ Beban yang meningkat dan tinggi pada kelompok usia
produktif.
▪ Dampak negatif pada ekonomi mikro: kesehatan pada rumah
tangga, dampak tidak langsung pada pelayanan kesehatan anak,
biaya kesehatan.
▪ Dampak negatif makro ekonomi: dampak jangka pendek pada
biaya, dampak jangka panjang pada produksi, eskalasi biaya
jangka panjang.
▪ Implikasi negatif dari keseimbangan: akses dan informasi
terhadap faktor risiko dan terapi.
▪ Isue efisiensi alokasi sumber daya: intervensi bersifat
pencegahan dan kuratif.
STRATEGI PENCEGAHAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
PENCEGAHAN PRIMER
▪ Bertujuan untuk membatasi kasus baru dengan:
a. strategi populasi, yaitu pendekatan kesehatan
masyarakat dengan target populasi atau masyarakat.
b. strategi kelompok risiko tinggi, yaitu manajemen
klinis terhadap faktor risiko berupa penyakit dengan
pendekatan individual.
PENCEGAHAN SEKUNDER

▪ Bertujuan untuk menemukan kasus sedini mungkin


dan memberikan terapi yang tepat serta membatasi
kecacatan.
▪ Upaya yang bisa dilakukan dengan melakukan
skrining, meningkatkan pelayanan kesehatan berupa
ketersedaian teknologi diagnositik dan terapi yang
semakin canggih dan terjangkau, sehingga banyak
kasus yang selamat (survive) dan kualitas hidup
survivor membaik.
PENCEGAHAN TERSIER

▪ Bertujuan untuk membuat optimal survivor


dengan sisa kemampuan yang ada
▪ Sehingga kualitas hidupnya menjadi baik
melalui kegiatan rehabilitasi, dan dukungan
yang positif dari keluarga survivor.
5 TANTANGAN BARU AKIBAT
PERUBAHAN SOSIAL & EKONOMI :
1. Pola penyakit yang semakin kompleks
2. Tingginya ketimpangan regional & sosial ekonomi
dalam sistem kesehatan
3. Menurunnya kondisi & penggunaan fasiitas kesehatan
publik
4. Pembiayaan kesehatan yang rendah dan timpang
5. Desentralisasi menciptakan tantangan dan memberikan
kesempatan baru
(1) DOUBLE BURDEN OF
DISEASE

Polarisasi penyakit menjadikan beban ganda dalam waktu


yang bersamaan (DOUBLE BURDEN), disertai
meningkatnya jumlah penduduk, serta perubahan
struktur umur penduduk yang bergeser ke usia produktif
dan lanjut menyebabkan terjadinya TUNTUTAN
PERUBAHAN JUMLAH DAN JENIS
PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT
(2) KETIMPANGAN REGIONAL &
SOSIAL EKONOMI

Tingginya ketimpangan regional dan sosial ekonomi


dalam sistem kesehatan. Kelompok miskin mendapatkan
akses kesehatan yang paling buruk dan umumnya
mereka sedikit mendapatkan pelayanan (ex : imunisasi)
ataupun mendapatkan bantuan tenaga medis yang
terlatih dalam proses penyembuhan.
Tingginya tingkat terkena penyakit, baik yang
disebabkan dari penyakit menular maupun
penyakit tidak menular, telah mengurangi
kemampuan orang miskin untuk menghasilkan
pendapatan, dan hal ini berdampak pada
lingkaran kemiskinan.
(3) KONDISI & PENGGUNAAN
FASILITAS KESEHATAN PUBLIK
Menurunnya kondisi dan penggunaan fasiitas kesehatan
publik serta kecenderungan penyedia utama fasilitas
kesehatan beralih ke pihak swasta. Secara
keseluruhan, pengunaan fasiitas kesehatan umum terus
menurun dan semakinbanyak orang memiih fasilitas
kesehatan yang disediakan oleh pihak swasta ketika
mereka sakit.
(4) PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan yang rendah dan timpang.


Pembiayaan kesehatan saat ini lebih banyak dikeluarkan
dari uang pribadi, dimana pengeluaran kesehatan yang
harus dikeluarkan oleh seseorang mencapai sekitar 75-80
% dari total biaya kesehatan dan kebanyakan
pembiayaan kesehatan ini berasal dari uang pribadi yang
dikeluarkan ketika mereka memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
◻ Cakupan asuransi amat terbatas, hanya mencakup pekerja di
sektor formal dan keluarga mereka saja, atau hanya sekitar
sepertiga penduduk dilindungi oleh asuransi kesehatan formal.
◻ Meski demikian mereka yang telah diasuransikan pun masih
harus mengeluarkan sejumlah dana pribadi yang cukup tinggi
untuk sebagian besar pelayanan kesehatan.
◻ Akibatnya kaum miskin masih kurang memanfaatkan
pelayanaan kesehatan yang dibiayai oleh pemerintah.
Dampaknya, mereka menerima lebih sedikit subsidi dana
pemerintah untuk kesehatan dibandingkan dengan penduduk
yang kaya
(5) DESENTRALISASI

▪ Desentralisasi menciptakan tantangan & memberikan


kesempatan baru pemerintah daerah, pihak utama
penyediaan fasilitas kesehatan pola pengeluaran
kesehatan jadi lebih responsif terhadap kondisi lokal &
keragaman pola penyakit.

▪ Namun berdampak juga pada hilangnya skala ekonomis,


meningkatnya ketimpangan pembiayaan kesehatan
secara regional & berkurangnya informasi kesehatan
yang penting.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai