Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada awalnya, pengembangan sistem penyediaan air minum banyak
dilakukan oleh pemerintah pusat, namun demikian sejalan dengan upaya
pelaksanaan desentralisasi dan perkembangan sosial politik dalam negeri, maka
penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) menjadi kewenangan
wajib pemerintah daerah.
Dalam Joko 2010 : 2, Kebijakan pemerintah yang terkait dengan sistem
penyediaan air minum diantaranya adalah UU. No 7 Tahun 2004, PP.16 Tahun
2006, dan Permen PU Nomor 18/PRT/M/2007. Adapun program beserta target,
pola pengelolaan, penanganan dan kontribusi pemerintah daerah di sektor Air
Minum adalah sebagai berikut: 1) Program Pembangunan Prasarana Air Minum
melalui Pendekatan Masyarakat di Desa Miskin dan Rawan Air. 2) Program
Pengembangan Air Minum di Ibukota Kabupaten/Kota Pemekaran. 3) Program
Pengembangan Air Minum di Ibukota Kecamatan (IKK) yang belum mempunyai
sistem dan rawan air. 4) Program Penyediaan Air Minum bagi kawasan
RSH/Rusuna 5) Program penyehatan PDAM. 6) Program Pembangunan Prasarana
dan Sarana Air Minum di Perkotaan.
Provinsi Papua Barat merupakan salah satu perhatian pemerintah pusat
dalam upaya pencapaian air minum 100%. Sejalan dengan buku Provinsi Papua
Barat Dalam Angka tahun 2015 yang menyebutkan bahwa penduduk tersebar di
setiap distrik pada tiap Kabupatennya dengan fisiografi mulai dari daerah pesisir
pantai sampai dengan daerah pegunungan dan rata-rata belum mempunyai akses
air bersih (minum). Sebagai upaya peningkatan cakupan pelayanan, pemerintah
melalui Direktorat Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian
Pekerjaan Umum sejak tahun 2012 telah membangun SPAM IKK di berbagai
daerah di Provinsi Papua Barat. Pembangunan SPAM dalam hal ini berupa
fasilitas fisik melalui sistem perpipaan.

1
Program pengembangan air bersih yang dilakukan pemerintah merupakan
salah satu bentuk dari proses pembangunan di bidang sosial. Melalui pendekatan
pembangunan secara nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan,
keadilan, dengan cara memenuhi kebutuhan dasar manusia (akses air). Sehingga
tindakan melalui program seperti ini dapat memberikan manfaat dan ikut berperan
serta bagi masyarakat dalam sebuah proses pembangunan.
Pembangunan di bidang sosial juga diharapkan bisa membantu masyarakat
khususnya yang memiliki kendala dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Kendala yang sering dialami masyarakat pada umumnya dari segi ekonomi. Dan
juga belum tentu kebutuhan dasar ini bisa dipenuhi, sedangkan kebutuhan lain
juga harus dipenuhi seperti misalnya untuk makan sehari-hari, kebutuhan anak,
dan lain-lain. Dalam pengertian yang lebih khusus pembangunan sosial dapat
diartikan sebagai pembangunan yang menyangkut aspek non ekonomi dan dalam
rangka tercapainya hak asasi atau kehidupan warga masyarakat sesuai harkat
martabatnya sebagai manusia ( Conyers, dalam Soetomo 2006: 312).
Tabel 1.1.
Sebaran SPAM di Provinsi Papua Barat
Lokasi SPAM IKK (Ibu Kota Kecamatan)
Provinsi Papua Barat
Kabupaten IKK Momi Waren, SPAM IKK Oranbari dan
Manokwari Selatan SPAM IKK Ransiki

Kabupaten IKK Sidey


Manokwari
Kabupaten Sorong IKK Teminabuan dan Sawiat
Selatan
Kabupaten Kaimana IKK Kaimana

Kabupaten Teluk SPAM IKK Bintuni, Babo dan Kuri


Bintuni
Kabupaten Teluk IKK Raisey, Anggris, dan Windesi
Wondama

2
Teluk Duairi IKK Teluk Duairi

Kabupaten Tambrauw IKK Sausapor

Kabupaten Sorong IKK Aimas dan Salawati


Kabupaten Raja IKK Waisai dan SPAM IKK Waigeo
Ampat
Kabupaten IKK Anggi
Pegunungan Arfak
Kabupaten Fak-Fak IKK Karas, Bomberey dan Kromamongga
Kabupaten IKK Amban
Manokwari Barat
Sumber: Laporan Antara Advisory Kelembagaan SPAM Provinsi Papua Barat
tahun 2015

Dari 13 lokasi SPAM pada tabel diatas, peneliti hanya akan


mengkhususkan pada kabupaten Manokwari, yaitu pada distrik Sidey. Distrik
tersebut termasuk pada wilayah yang akses air bersihnya sulit. Sehingga di distrik
tersebut dibangun fasilitas sistem penyediaan air minum oleh pihak penyelenggara
satuan kerja (satker) SPAM.

Gambar 1.
Peta Distrik Sidey (Advisory Kelembagaan Papua Barat, 2015)

3
Gambar di atas merupakan peta wilayah distrik Sidey di kabupaten
Manokwari. Dua distrik tersebut dilintasi oleh sungai Wariori. Jadi sebelum
Pemerintah membuat sistem penyediaan air minum disana, masyarakat harus
berjalan kaki sejauh 5 KM untuk mengambil air di sungai tersebut. Untuk
membuat sumur bor perlu biaya yang mahal, dengan kondisi perekonomian yang
bukan masyarakat kelas menengah ke atas. Air sungai tersebut mungkin bisa saja
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, tapi tidak bisa menjamin kesehatan
masyarakat apakah air tersebut benar-benar bersih dan higienis, belum lagi kalau
musibah alam seperti banjir yang membuat air dari sungai tersebut meluap dan
keruh.

Gambar 2. Fasilitas SPAM di distrik Sidey kampung Kaironi

Lembaga pengelola, sebut saja kelompok kampung Kaironi mengelola


fasilitas SPAM secara mandiri. Karena sebelum program SPAM ini dibangun di
kampung mereka, masih menggunakan sumber air dari sungai waramori yang
memiliki jarak yang jauh dari tempat tinggal dan air sungai belum tergolong
bersih. Yang menjadi harapan adalah masyarakat kampung kaironi bisa ikut
berpartisipasi dalam sebuah pembangunan, dan juga lembaga menjadi wadah
dalam membangun partisipasi bagi masyakat, lalu keberlanjutan dari program
inilah yang harusnya bisa dijaga oleh masyarakat kampung Kaironi.

4
Fasilitas fisik yang sudah disediakan diharapkan bisa dikelola oleh
masyarakat sekitar, karena merekalah yang lebih mengetahui tentang keadaan
mereka, merekalah yang dengan cara mereka sendiri menjaga kelangsungan dari
sumber daya yang ada diwilayah mereka. Untuk bisa mewujudkan apa yang
memang sudah menjadi kebutuhan dasar mereka. Agar bisa terwujud
kesejahteraan, keadilan, kesetaraan yang bisa terwujud bagi semua lapisan
masyarakat tanpa memandang kekurangan dan latar belakang individu.
Dalam kerangka pembangunan pedesaan berkelanjutan maka menjadi
suatu kebutuhan adanya perencanaan partisipatif dalam pembangunan. Hal ini
akan dapat meningkatkan manfaat yang akan diterima masyarakat dari proses
pembangunan yang dilaksanakan. Dalam pembangunan seperti itu dibutuhkan
keterlibatan masyarakat. Tanpa partisipasi dari seluruh masyarakat, maka
pembangunan sulit dapat berjalan dengan baik (Fahrudin 2011: 38).
Sehingga masyarakat diwilayahnya sendiri bisa memaksimalkan potensi
sumber daya lokal yang sudah tersedia langsung dari alam untuk memenuhi
kebutuhan secara efektif. Dengan turut mengontrol dan memiliki akses (berupa
informasi) terhadap sumber daya lokal tersebut dan menjaga keberlanjutan dari
sumber daya tersebut. Perlu adanya keseimbangan dengan pemakaian sumber
daya yang ada, contohnya penggunaan air harus hemat, jangan boros dan
sebagainya yang termasuk dalam keberlanjutan lingkungan. Keberlanjutan sosial
lebih kepada tindakan bersama masyarakat dalam usaha meningkatkan taraf
hidupnya.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian yang dikemukakan dari latar belakang, maka rumusan
masalah yang ingin diteliti adalah:

1. Bagaimana peran lembaga kampung dalam mengelola partisipasi


masyarakat terhadap program pengelolaan air bersih?
2. Bagaimana strategi lembaga kampung dalam mempertahankan
keberlanjutan program pengelolaan air bersih?

5
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Peran Lembaga Kampung dalam mengelola
partisipasi masyarakat terhadap program pengelolaan air bersih.
2. Untuk mengambarkan Strategi Lembaga Kampung dalam
mempertahankan keberlanjutan program pengelolaan air besih.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, bermanfaat untuk menambah pengetahuan, memberikan
pengalaman baru, dan meningkatkan kemampuan berpikir menulis
karya ilmiah ini.
2. Bagi instansi, sebagai bahan masukan Dinas Pekerjaan Umum Bidang
Cipta Karya kota Manokwari dalam pemberian pelayanan yang baik
dan tepat dalam program pengembangan air bersih untuk wilayah sulit
air di kota Manokwari.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat menyumbah karya
ilmiah dan kepustakaan dalam penelitian sosial.
4. Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi, penelitian ini dapat
menjadi bahan masukan bagi fakultas dan menjadi referensi tambahan
bagi mahasiswa di masa mendatang.
1.5. Konsep dan Batasan Penelitian
Penelitian ini berjudul “Keragaan Air Dan Strategi Keberlanjutan Program
Pengelolaan Air Bersih Di Kampung Kaironi Distrik Sidey Kabupaten
Manokwari”. Dalam mempertahankan keberlanjutan program pengelolaan air
bersih menggunakan beberapa konsep sebagai acuan kerangka analisis, yaitu:
1. Konsep Pembangunan di Bidang Sosial
Tujuan utama pembangunan di bidang sosial (social development)
adalah mengurangi penderitaan manusia, baik yang disebabkan oleh
bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan sebagainya, maupun
yang disebabkan oleh perbuatan manusia dengan pemikiran dan
tindakan melalui program yang dapat memberikan manfaat untuk

6
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga memiliki
kemampuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan.
2. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan (lahan, kota,
bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang berprinsip “memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan generasi masa
depan”. Menurut Brundtland Report dari PBB, 1987, pembangunan
berkelanjutan adalah terjemahan dari dari Bahasa Inggris sustainable
development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai
pembangunan berkelanjutan adalah memperbaiki kehancuran
lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan
keadilan sosial.
3. Kelembagaan
Istilah lembaga berasal dari kata Institution yang menunjuk pada
pengertian tentang sesuatu yang telah mapan (established). Dalam
pengertian sosiologis, lembaga dapat dilukiskan sebagai suatu organ
yang berfungsi dalam kehidupan masyarakat. Lembaga-lembaga pada
mulanya terbentuk dari suatu kebiasaan yang dilakukan terus-menerus
sampai menjadi adat istiadat; kemudian berkembang menjadi tata
kelakuan (mores).
4. Konsep Strategi Pembangunan Keberlanjutan
Dalam pendekatan pembangunan manusia pada negara-negara
berkembang dekade tahun 1990 sampai sekarang lebih dititik beratnya
pada pembangunan sosial dan lingkungan agar mendukung
pertumbuhan ekonomi, dengan strategi sustained development yang
dicirikan oleh:
(a) Pembangunan yang berdimensi pelayanan sosial diarahkan pada
kelompok sasaran melalui pemenuhan kebutuhan pokok berupa
pelayanan sosial disektor kesehatan dan gizi, sanitasi, pendidikan, dan
pendapatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat; (b)
Pembangunan yang ditunjukkan pada pembangunan sosial seperti

7
mewujudkan keadilan, pemerataan dan peningkatana budaya, serta
menciptakan kedamaian; (c) Pembangunan yang diorientasikan pada
manusia untuk berbuat (subjek pembangunan) melalui people-centered
development dan promote the empowerment people (United Nation
Center for Regional Development: 1990).
5. Sumber Daya Air
Air merupakan kebutuhan dasar manusia yang keberadaannya dijamin
konstitusi, yaitu pasal 33 UUD 1945 ayat 3, yang berbunyi “ Bumi dan air
dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”.

Anda mungkin juga menyukai