Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh:
Santri Handayani
22222067
CI Pembimbing:
Msy. Fitrinda Meifitasari, S. Kep, Ners
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2022
A.Konsep Medis Demam Typhoid
Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh
Salmonella tipe A,B, dan C yang dapat menular melalui oral,fekal, makanan,
dan minumanyang terkontaminasi (Wulandari dan Erawati 2016).
a. Demam
Napas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-pecah, lidah tertutup
selaput putih kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang diseratai tremor,
anoreksia, mual, dan perasaan tidak enak di perut. Abdomen kembung,
hepatomegali, dan spenomegali, kadang normal, dapat terjadi diare.
c. Gangguan keasadaran
1)Minggu 1
Pada umumnya demam berangsur naik, terutama pada sore hari dan malam
hari. Dengan keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anoreksia,
dan mual batuk, epistaksis, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut.
2)Minggu ke-2
Pada minggu ke-2 gejala sudah jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah
yang khas (putih, kotor, pinggirnya hiperemi), hepatomegali,meteorismus,
penurunan kesadaran.
nekrosis di minggu kedua. Lama kelamaan dapat timbul ulserasi yang pada
akhirnya dapat terbentuk ulkus diminggu ketiga. Terbentuknya ulkus ini dapat
menyebabkan perdarahan dan perforasi. Hal ini merupakan salah satu komplikasi
yang cukup berbahaya dari demam typhoid (Levani dan Prastya 2020).
5. Pathway
Menginfeksi saluran
pencernaan Demam Hipotermi
Tifus abdominalis
a. Pemeriksaan leukosit
SGOT dan SGPT pada demam thypoid sering kali meningkat tetapi dapat
kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
c. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila
biakan darah negatif tidak menutup kemungkinan terjadi demam typhoid.
Hal ini karena hasil biakan darah tergantung dari beberapa faktor yaitu:
Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba
pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan
mungkin negatif.
d. Uji widal
Uji widaladalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antiodi (aglutinin).
Aglutinin yang spesifik terdapat Salmonella thypi terdapat dalam serum klien
dengan typhoid juga terdapat pada organ yang pernah divaksinasikan. Antigen
yang digunakan pada uji widal adalah suspensi Salmonella yang sudah
dimatikan dan diolah dilaboratorium. Tujuan dari uji widal ini adalah untuk
menentukan adanya aglutini dalam serum klien yang disangka menderita
typhoid. Terdapat 2 macam pemeriksaan Tes Widal,yaitu:
Nilai sensitivitas, spesifisitas serta ramal reaksi widal tes sangat bervariasi
dari satu laboratorium dengan laboratorium lainnya. Disebut tidak sensitif
karena adanya sejumlah penderita dengan hasil biakan positif tetapi tidak
pernah dideteksi adanya titer antibody sering titer naik sebelum timbul
gejala klinis, sehingga sulit untuk memperlihatkan terjadinya kenaikan titer
yang berarti. Disebut tidak spesifikasi oleh karena semua grup D
Salmonella mempunyai antigen O, demikian juga grup A dan B
Salmonella. Semua grup D salmonella mempunyai fase H antigen yang
sama dengan Salmonella tyfosa, titer H tetap meningkan dalam waktu
sesudah infeksi. Untuk dapat memberikan hasil yang akurat,widal tes
sebaiknya tidak hanya dilakukan satu kali saja melainkan perlu
satu seri pemeriksaan, kecuali bila hasil tersebut sesuai atau melewati
nilai standar setempat. Nilai titer pada penderita typoid adalah:
a) Jika hasil titer widal tes terjadi pada antigen O positif(+) lebih dari
1/200 maka sedang aktif.
b) Jika hasil titer widal tes terjadi pada antigen H dan V1 positif (+)
lebih dari 1 / 200 maka dikatan infeksi lama. (Wijaya & Putri,2013)
a. Komplikasi intestinal
2) Perforasi usus: biasa terjadi pada minggu ke III bagian distal ileum.
Perforasi yang tidak disertai peritonitis terjadi bila ada udara di hati dan
diafragma pada foto RO abdomen posisi tegak.
b. Komplikasi ekstraintestinal
c. Pemberian antibiotik
1) Antimikroba
2) Antipieritik seperlunya.
9.Terapi Komplementer
Dari penelitian (Farizal 2018) menyarankan kepada masyarakat untuk
dapat menggunakan bawang putih sebagai tanaman obat alternatif Salmonella
typhi untuk demam tifoid dengan cara merebus bawang putih sebanyak 100
gram dalam 100 ml air Dari penelitian tersebut dapat disarankan kepada
masyrakat untuk dapat menggunakan bawang putih sebagai tanaman obat
alternatif Salmonella typhi untuk demam tifoid dengan cara merebus bawang
putih sebanyak 100 gram dalam 100 ml air.
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat keperawatan
1) Keluhan utama
Demam lebih dari 1 minggu, gangguan kesadaran: apatis sampai
somnolen, dan gangguan saluran pencernaan seperti perut kembung
atau tegang dan nyeri pada perabaan, mulut bau, konstipasi atau
diare, tinja berdarah atau dengan tanpa lendir, anoreksia, dan
muntah.
3) Imunisasi
5)Nutrisi
c. Pemeriksaan fisik
1) Sistem kardiovaskuler.
2) Sistem pernapasan.
3) Sistem pencernaan.
4) Sistem genitourinus
5) Sistem saraf
6) Sistem lokomotor/musculoskeletal
7) Sistem endokrin
8) Sistem integument
2. Diagnosis Keperawatan
meningkat
7. Kolaborasi
Peningkatan suhu
tubuh
mengakibatkan
penguapan tubuh
meningkat sehingga
perlu diimbangi
dengan asupan cairan
yang banyak untuk
mencegah terjadinya
dehidrasi
yang seimbangan
4. Implementasi Keperawatan
Pada diagnosa keperawatan yang pertama, semua rencana tindakan dapat
dilakukan seluruhnya. Pada saat kompres seharusnya dilakukan pada lipatan
ketiak, lipat paha dan dahi yang banyak pembuluh darahnya tetapi hanya
dilakukan di dahi karena pasien merasa risih. Mengukur tanda-tanda vital
dilakukan setiap 6 jam sekali. Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan anti
piretik (paracetamol 3 x 500 mg) dan anti biotik (injeksi ampicillin 2 x I gr).
Injeksi antibiotik dilakukan sampai hari ke-6 dan diganti anti biotik oral (amoxilin
3 x 500 mg).
Dalam diagnosa keperawatan ke dua, diberikan cairan parenteral (dextrose
5% 20 tetes/menit) dan anti emetik (primperan 1/2 cth). Semua tindakan dapat
dilakukan bersama perawat dan keluarga terutama dalam memberikan makanan
tambahan.
Untuk diagnosa keperawatan yang ketiga dan kelima rencana tindakan
keperawatan dapat dilakukan sepenuhnya.
Kompres dingin, tehnik relaksasi dan distraksi dilakukan pasien men jelang
tidur agar atau saat nyerinya datang dapat beristirahat dengan cukup dan untuk
mengurangi rasa nyeri.
Diagnosa keperawatan yang ke empat dilakukan tidak hanya sekali, tetapi
setiap pagi dan sore selama pasien dirawat.
5. Evaluasi Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Farizal, Jon. 2018. “UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK BAWANG PUTIH
(ALLIUM SATIVUM) TERHADAP SALMOENELLA TYPHI.”Journal of
Nursing and Public Health 6:46-49.
PPNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.1
ed.Jakarta:Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.