AGAMA ISLAM
TIM PENYUSUN
RIONO HASNAN, S. Ag
Drs. MISERI, S. A
i
MODUL PEMBELAJARAN
AGAMA ISLAM
Tim Penyusun:
RIONO HASNAN, S. Ag
Drs. MISERI, S. A
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat karunia-Nya
Modul Pembelajaran Keperawatan Agama islam ini dapat kami susun. Modul pembelajaran
ini disusun untuk memberikan gambaran dan panduan kepada mahasiswa sehingga
mahasiswa diharapkan dapat belajar secara mandiri dan mengerti akan tujuan
pembelajaran. Modul ini diharapkan dapat menjadi acuan belajar bagi mahasiswa untuk
Modul ini tentunya masih banyak memiliki kekurangan, oleh sebab itu saran dan
masukan yang positif sangat kami harapkan demi perbaikan modul ini. Mudah-mudahan
Tim Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul
Modul ini di susun sebagai panduan dalam materi Agama islam yang berisi
tentang pemahaman konsep-konsep agama dan kehidupan beragama di Indonesia.
Penekanan dan penerapan nilai kehidupan yang diterapkan dalam melaksanakan peran
sebagai perawat professional termasuk bersikap toleran dalam kehidupan social
khususnya kerjasama antar beragama. Pengalaman belajar meliputi ceramah dan
diskusi..
B. Tujuan Modul
Setelah menggunakan modul ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal
2. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera baik peserta belajar maupun
instruktur atau dosen.
3. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi
dan gairah belajar, mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan mahasiswa.
4. Memungkinkan mahasiswa dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil
belajarnya.
1
E. Standart Kompetensi:
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran Agama Islam mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi ciri dan sifat manusia sebagai mahkluk ciptaan Allah yang menjadi
bagian dari alam semmesta
2. Menjelaskan kejadian dan hakikat manusia menurut ajaran islam yang potensial
untuk beriman, bertakwa dan berakhlak
3. Menjelaskan sejarah agama besar
4. Menjelaskan arti agama dan ruang lingkup ajaranya
5. Menguraikan pengertian islam dan agama islam
6. Menguraikan fungsi agama bagi kehidupan manusia dalam abad sains dan tehnologi
7. Menguraikan sumber ajaran agama islam yang dijadikan petunjuk kehidupan yang
harus ditaati
8. Menjelaskan kerangka dasar agama islam
9. Menjelaskan kebenaran akidah islam guna meningkatkan iman kepada Allah SWT,
serta menjadikannya sebagai pegangan hidup
10. Menjelaskan makna takwa dalam ajaran islam serta mengembangkan berbagai
hubungan ketakwaan
11. Menunjukan akhlak mulia, akhlak islam baik terhadap Tuhan maupun terhadap
sesama mahluk
12. Menerapkan bentuk-bentuk kegiatan pelayanan agama/rohani dalam pelayanan
keperawatan di RS/istitusi kesehatan lain
F. RANCANGAN PEMBELAJARAN
Strategi
Ming Kemampuan akhir
Bahan kajian pembelaj
gu yang diharapkan
aran
Mahasiswa Mampu Manusia dalam alam semesta
Mengidentifikasikan ciri Pengertian mahluk ciptaan Tuhan
dan sifat manusia sebagai Pengertian alam semesta Discoveri
I mahluk ciptaan Tuhan yang Pengetian manusia
Learning
menjadi bagian dari alam Ciri/sifat manusia Manusia
semesta sebagai ciptaan Tuhan
2
Mahasiswa Mampu Pengertian dan fungsi agama dalam
Menjelaskan Arti agama kehidupan manusia
dalam kehidupan manusia Pengerian Agama
Fungsi Agama Discoveri
II Kedudukan
Learning
Motivasi/ tujuan orang
beragama
Fungsi agama dalam sains dan
teknologi
Mahasiswa Mampu Macam – macam agama yang diakui
Menjelaskan Berbagai di Indonesia: Islam, Katolik, Kristen,
agama yang diakui di Hindu, Budha, masing – masing
Discoveri
III Indonesia dibahas mengenai:
a. Sejarah perkembangan Learning
Konsep beribadah dan hubungan
antar manusia (sesuai dengan
agama masing – masing
Mahasiswa Mampu Sikap dan etika beragama
Mengidentifikasi Etika Sikap beragama
beragama Toleransi beragama
Pengertian dan ruang lingkup Discoveri
IV akhlak serta perbedaaannya Learning
dengan moral dan etika
Akhlak terhadap Tuhan dan
kepada manusia dan
lingkungan hidupan
3
agama bagi kehidupan Sains dan tekonologi dalam
manusia dalam abad sains Agama
dan teknologi Fungsi Agama dalam sains
dan teknologi
Fungsi agama dalam IPTEK
Keperawatan tentang
pandangan tentang:
Kloning, Bayi tabung, Bunuh
diri, penggunaan cadaver
manusia sebagai mediia
pembelajaran
Mahasiswa Mampu Pandangan masing-masing agama
Menganalisis pandangan tentang masalah kesehatan yang ada
VIII masing-masing agama dimasyarakat: SGD
tentang masalah kesehatan Euthanasia
di masyarakat Tranfusi darah
4
Mahasiswa Mampu Aplikasi agama (sesuai agama pasien SGD
Mengidentifikasikan dalam pelayanan keperawatan)
bentuk-bentuk kegiatan Merawat bayi baru lahir
pelayanan agama dalam Mengunjungi orang sakit
pelayanan keperawatan Di Kegiatan-kegiatan selama
RS / Institusi kesehatan lain dirawat
Menjelang kematian
XIII (sakratul/terminal)
Penyakit kronis
Merawat jenazah
Gizi dan makanan dari sisi
agama
Aktifitas ibadah selama di
rawat
Pada penyakit AIDS
Mahasiswa Mampu Menumbuhkan Kesadaran Kalangan SGD
Menjelaskan hakikat Medis untuk Taat pada Hukum dan
XIV menumbuhkan kesadaran Fungsi Profetik agama dalam hukum
umat beragama pada
hukum
5
6. Belajar mandiri (mahasiswa menggabungkan informasi dari berbagai
macam sumber yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Buku teks,
jurnal, artikel, internet, dll)
7. ‘Group sharing’ (mahasiswa mengidentifikasi semua referensi yang dimiliki
dan berbagi hasil dengan anggota kelompok lainnya, tutor mengevaluasi
proses pembelajaran baik perorangan maupun kelompok)
6
B. Kata-kata sulit dari kasus.
C. Definisikan masalah
D. Daftar pertanyaan jawaban dari hasil reference
E. Daftar pustaka
F. Membuat 10 soal multiple choice dan jawabanya dari laporan yang
telah dikerjakan.
3. Tugas dikumpulkan paling lambat 4 hari setelah diskusi.
J. EVALUASI
1. Penilaian Formatif
Penilaian ini terdiri dari:
a. Nilai pelaksanaan diskusi tutorial
Pada diskusi tutorial mahasiswa akan dinilai berdasarkan kehadiran, aktifitas
dan kreativitas, sikap dan interaksi serta relevansi.
b. Nilai laporan
Laporan hasil diskusi
c. Nilai UTS/UAS
Ujian tengah/akhir semester
2. Penilaian Sumatif
Prosentase penilaian adalah sebagai berikut:
a. Diskusi (keaktifan dan kecakapan) 20 %
b. Laporan 20 %
c. UTS dan UAS 60 %
Total 100 %
3. Instrumen Penilian Prestasi Mahasiswa
Keterangan :
1. A = 78 - 100 (sangat baik)
2. B = 68 - 77 (Baik)
3. C = 58 - 67 (Cukup)
7
4. D = 48 - 57 (Kurang)
5. E = 0 - 47 (Gagal)
Keterangan Skor
Sangat Memuaskan : 4 Kurang memuaskan :1
Memuaskan :3 Di bawah Standart :0
Batas :2
8
BAB II
MATERI PERKULIAHAN AGAMA ISLAM
HAKIKAT MANUSIA
Sungguh beruntunglah kita karena diciptakan oleh Allah SWT sebagai seorang
manusia. Kita diciptakan sempurna dengan bentuk tubuh yang lengkap dan juga diberikan
akal fikiran yang membuat manusia beda dengan makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya.
Sebagai manusia, kita mempunyai hakikat dalam menjalani kehidupan kita didunia
ini. Adapun hakikat dari kehidupan manusia yaitu makhluk, mulia, mempunyai beban,
bebas, dan mendapatkan pembalasan.
Sehebat-hebat kita, kita hanyalah makhluk ciptaan Allah SWT yang lemah. Kita hanyalah
makhluk yang tidak dapat berjalan sendiri tanpa pertolongan dari Allah SWT. Oleh karena
itu, sudah sepantasnyalah dalam menjalani kehidupan ini, kita harus meminta pertolongan
dari Allah SWT sebagai penguasa kehidupan yang kita jalani saat ini.
Walaupun sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, manusia merupakan makhluk yang
diciptakan oleh Allah SWT berbeda dari makhluk lainnya. Allah SWT menjadikan manusia
sebagai makhluk yang mulia karena diberikan akal fikirian kepadanya dengan tujuan agar
manusia bisa menggunakan akal fikiran tersebut guna menjadi manusia yang taan kepada
Allah SWT sebagai sang pencipta.
Sebagai makhluk yang mulia, manusia juga diberikan beban oleh Allah SWT. Allah
SWT memberikan beban kepada manusia untuk menjadi perwakilan Allah SWT di bumi
guna mengelola kekayaan bumi ini untuk kemakmuran manusia itu sendiri dan juga
kemakmuran makhluk-makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya.
9
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah di atas dapat kita ketahui tujuan dari kajian ini adalah :
10
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna diantara yang lainnya
karena kita dikaruniai akal, pikiran dan perasaan oleh Tuhan. Maka akan selalu memilih
yang terbaik diantara yang dapat diambil.
Hakikat manusia juga memiliki banyak arti, yaitu
a. Makhluk yang memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intelektual dan sosial.
c. Mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah
selesai (tuntas) selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan
dengan potensi yang tak terbatas
Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan
baik dan jahat.
Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial,
bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di
dalam lingkungan sosial.
Kewajiban dan hak, merupakan indikator bahwa manusia sebagai makhluk
sosial.Dalam kehidupan, hak dimaknai sebagai sesuatu yang menyenangkan, sedangkan
kewajiban dimaknai sebagai beban. Tapi menurut (Drijar Kara, 1978) kewajiban bukan
beban, tetapi keniscayaan sebagai manusia, mengenal berarti mengingkari kemanusiaan,
sebaliknya melaksanakan kewajiban berarti kebaikan. Pemenuhan akan hak dan pelaksanaan
kewajiban berkaitan erat dengan keadilan, dapat dikatakan kedilan terwujud bila hak sejalan
dengan kewajiban. Kemampuan menghayati kewajiban sebagai keniscayaan tidak lahir
dengan sendirinya, tetapi melalui suatu proses pendidikan (disiplin).
11
Kehadiran manusia pertama tidak terlepas dari asal usul kehidupan di alam semesta.
Asal usul manusia menurut ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari teori tentang
spesies lain yang telah ada sebelumnya melalui proses evolusi.
Evolusi menurut para ahli paleontology dapat dibagi menjadi empat kelompok
berdasarkan tingkat evolusinya, yaitu : Pertama, tingkat pra manusia yang fosilnya
ditemukan di Johanesburg Afrika Selatan pada tahun 1942 yang dinamakan fosil
Australopithecus. Kedua, tingkat manusia kera yang fosilnya ditemukan di Solo pada tahun
1891 yang disebut. pithecanthropus erectus. Ketiga, manusia purba, yaitu tahap yang lebih
dekat kepada manusia modern yang sudah digolongkan genus yang sama, yaitu Homo
walaupun spesiesnya dibedakan. Fosil jenis ini di neander, karena itu disebut Homo
Neanderthalesis dan kerabatnya ditemukan di Solo (Homo Soloensis). Keempat, manusia
modern atau Homo sapiens yang telah pandai berpikir, menggunakan otak dan nalarnya.
12
Maha Kasih SayangNya Sang Pencipta maka kepadaNya-lah manusia berharap dan berdoa.
Dengan demikian, dibalik adanya rasa cemas dan takut itu muncul pula adanya harapan
yang mengimplikasikan kesiapan untuk mengambil tindakan dalam hidupnya.
2. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU
Sebagaimana Anda alami bahwa manusia menyadari keberadaan dirinya sendiri.
Kesadaran manusian akan dirinya sendiri merupakan perwujudan individualitas manusia.
Manusia sebagai individu atau pribadi merupakan kenyataan yang paling riil dalam
kesadaran manusia. Sebagai individu, manusia adalah satu kesatuan yang tak dapat dibagi,
memiliki perbedaan dengan manusia lainnya sehingga bersifat unik, dan merupakan subjek
yang otonom.
Setiap manusia mempunya dunianya sendiri, tujuan hidupnya sendiri. Masing-masing
secara sadar berupaya menunjukkan eksistensinya, ingin menjadi dirinya sendiri atau bebas
bercita – cita untuk menjadi seseorang tertentudan masing – masing mampu menyatakan
“inilah aku” ditengah segala yang ada. Setiap manusia mampu mengambil distansi,
menempati posisi, berhadapan, menghadapi, memasuki, memikirkan, bebas mengambil
sikap, dan bebas mengambil tindakan atas tanggung jawabnya sendiri atau otonom. Karena
itu, manusia adalah subjek dan tidak sebagai objek.
3. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL
Manusia adalah makhluk individual, namun demikian ia tidak hidup sendirian, tak
mungkin hidup sendirian, dan tidak pula hidup untuk dirinya sendiri. Manusia hidup dalam
keterpautan dengan sesamanya. Dalam hidup bersama dalam sesamanya (bernasyarakat)
setiap individu menempati kedudukan (status) tertentu. Disamping itu, setiap individu
mempunyai dunia dan tujuan hidupnya masing-masing, mereka juga mempunyai dunia
bersama dan tujuan hidup bersama dengan sesamanya. Selain dengan adanya kesadaran diri,
terdapat pula kesadaran sosial pada manusia. Melalui hidup dengan sesamanyalah manusia
akan dapat mengukuhkan eksistensinya. Sehubungan dengan ini Aristoteles menyebut
manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat.
Setiap manusia adalah pribadi (individu) dan adanya hubungan pengaruh timbal balik
antara individu dengan sesamanya maka idiealnya situasi hubungan antara individu dengan
sesamanya itu tidak merupakan hubungan anatara subjek dengan objek, melainkan subjek
dengan subjek.
4. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA
Manusia memiliki inisiatif dan kreatif dalam menciptakan kebudayaan, hidup
berbudaya, dan membudaya. Kebudayaan bukan sesuatu yang ada diluar manusia, bahkan
13
hakikatnya meluputi perbuatan manusia itu sendiri. Manusia tidak terlepas dari kebudayaan,
bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena dan bersama kebudayaannya (C.A.
Vanpeursen,1957). Sejalan dengan ini Ernt Cassirer menegaskan bahwa “manusia tidak
menjadi manusia karena sebuah factor didalam dirinya, misalnya naluri atau akal budi,
melainkan fungsi kehidupannya, yaitu pekerjaannya, kebudayaanya. Demikianlah
kebudayaan termasuk hakikat manusia” (C.A. Vanpeursen, 1988).
Kebudayaan tidak bersifat statis, melainkan dinamis. Kodrat dinamika pada diri manusia
mengimplikasiakn adanya perubahan dan pembaharuan kebudayaan. Hal ini tentu saja
didukung pula oleh pengaruh kebudayaan masyarakat atau bangsa lain terhadap kebudayaan
masyarakat yang bersangkutan. Selain itu, mengingat adanya dampak positif dan negative
dari kebudayaan terhadap manusia, masyarakat kadang-kadang terombang ambing diantara
2 relasi kecenderungan. Disatu pihak ada yang mau melestarikan bentuk lama (tradisi),
sedang yang lain terdorong untuk menciptkan hal-hal yang baru (inovasi).
5. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SUSILA
Dalam uraian terdahulu telah dikemukakan bahwa manusia sadar akan diri dan
lingkungannya, mempunyai potensi dan kemampuan untuk berpikir, berkehendak bebas,
bertanggung jawab, serta punya potensi untuk berbuat baik. Karna itulah, eksistensi manusia
memiliki aspek kesusilaan.
Sebagai makhluk yan otonom atau memiliki kebebasan, manusia selalu dihadapkan pada
suatu alternative tindakan yang harus dipilihnya. Adapun kebebasan berbuat ini juga selalu
berhubungan dengan norma-norma moral dan nilai-nilai moral yang juga harus dipilihnya.
Karena manusia mempunyai kebebasan memilih dan menentukan perbuatannya secara
otonom maka selalu ada penilaian moral atau tuntunan pertanggung jawaban atas
perbuatannya.
6. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERAGAMA
Aspek keberagaman merupakan salah satu karakteristik esensial eksistensi manusia
yang terungkap dalam bentuk pengakuan atau keyakinan akan kebenaran suatu agama yang
diwujudkan dalam sikap dan perilaku. Hal ini terdapat pada manusia manapun, baik dalam
rentan waktu (dulu-sekarang-akan datang) maupun dalam rintang geografis dimana manusia
berada. Keberagaman menyiratkan adanya pengakuan dan pelaksanaan yang sungguh atas
suatu agama.
Dilain pihak, Tuhanpun telah menurunkan wahyu melalui utusan-utusanNya, dan telah
menggelar tanda-tanda di alam semesta untuk dipikirkan manusia agar manusia beriman dan
bertaqwa kepadaNya. Manusia hidup beragama karena agama menyangkut masalah-
14
masalah yanag bersifat mutlak maka pelaksanaan keberagaman akan tampak dalam
kehidupan sesuai agama yang dianut masing-masing individu. Hal ini baik berkenaan
dengan sistem keyakinannya, system peribadatan maupun berkenaan dengan pelaksanaan
tata kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan
manusia serta hubungan manusia dengan alam.
15
pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan. Pengembangan dimensi hakekat
manusia yang utuh diartikan sebagai pembinaan terpadu terhadap pembinaan dimensi
hakekat manusia sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara selaras.Perkembangan
yang dimaksud mencakup yang bersifat horizontal (yang menciptakan keseimbangan) dan
yang bersifat vertical (yang mnciptakan ketinggian martabat manusia). Dengan demikian
secara totalitas membentuk manusia yang utuh.
Pengembangan yang tidak utuh terdapat dimensi hakekat manusia akan terjadi didalam
proses pengembangan ada unsur dimensi hakekat manusia yang terabaikan untuk
ditangani,misalnya dimensi kesosilaan didominasi oleh pengembangan dimensi
keindividualan ataupun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif.
Pengembangan yang tidak utuh berakibat terbentuknya kepribadian yang pincang dan tidak
mantap. pengembangan yang semacam ini merupakan pengembangan yang patologis. Jika
dalam mengembangkan dimensi manusia yang baik ada yang terabaikan, maka manusia
itu akan memiliki kepribadian yang tidak mantap.
16
7. kewajiban manusia terhadap sesama mahluk hidup yaitu: a) saling membantu satu
sama lain (siamotutiprateli), b) toleransi terhadap orang lain, c) saling menghargai satu sama
lain, d) intinya kita semua saudara
8. kewajiban manusia terhadap negara dan bangsa yaitu: a) membentuk karakter atau diri
individu berdasarkan pancasila, b) kesadaran diri wajib bela negara atau bangsa, c)
mengabdi kepada manusia sesuai propesi, d) mengikuti pendidikan kewarganegaraan.
2.4 KARAKTERISTIK MANUSIA
Karakter manusia dapat di bedakan menjadi 4 karakteristik, yaitu
1. Psikoanalisis,
2. Behavioristik,
3. Kognitif,
4. Humanistic.
Psikoanalisis merupakan suatu aliran psikologi dimana individu ini dipengaruhi oleh
3 subsistem yang mengarahkannya untuk bertindak, salah satu tokoh yang bernama siegmun
freud menggambarkan tentang 3 subsistem tersebut yakni id, ego dan super
ego.Id merupakan subsistem yang ada sejak manusia itu dilahirkan, id ini yang mendorong
agar individu tersebut bertindak namun dari alam yang tidak sadar ibarat gunung es yang
mengambang itu yang kelihatan di permukaan hanyalah ujung gunung yang sedikit, jadi id
ini berada di bawah permukaan yakni alam tidak sadar. Sifat-sifat ini dapat di contohkan
dengan sikap egois, bicara yang tidak sopan dan lain sebagainya, id ini tidak bisa
membedakan mana yang baik, benar, salah, moral atau tidak bermoral. Subsistem yang
berikutnya adalah ego yakni subsistem yang menjembatani id, jadi ego ini menahan id agar
tidak sampai melakukan hal-hal yang yang dirasa perlu dipikirkan lebih dahulu. Misalkan
sesorang yang terserempet mobil, tanpa sadar dia telah mengumpat dan berbicara kasar
terhadap yang telah menyerempet namun, ketika melihat orang tersebut ternyata orang itu
pernah membantunya pada waktu pasti orang tersebut akan berpikir-pikir dulu akan akan
melakukan hal-hal yang telag diprogram oleh id. Ego ini menahan tindakan-tindakan
tersebut. Super ego yakni subsistem yang mengawasi dan mengontrol jalannya id dan ego
sehingga tidak semata-mata seorang tersebut harus langsung melakukan tindakan-tindakan
bawah alam sadar mereka. Tindakan tersebut dapat dikontrol dengan superego ini. Manusia
pasti merasakan proses ketiga subsistem tersebut dari id ke ego dan sampai ke superego.
Behavioristik merupakan aliran psikologi dimana seseorang dipengarhi oleh
lingkungan, manusia dalam aliran ini dinamakan dengan homo mechanicus yaitu manusia
17
mesin. Yakni manusia yang di gerakkan oleh mesin, dia mau bergerak ketika sudah
diprogram dan di suruh untuk bergerak. Pengaruh lingkungan sangat besar jadi seseorang
tersebut langsung terpengaruh dengan apa yang terjadi pada saat itu dan langsung
memberikan rangsangan. Bisa di contohkan seorang anak dapat di bentuk karakternya
menjadi penakut bila anak tersebut ditakut-takuti, anak tersebut langsung memberikan
respon dari apa yang telah diketahuinya.
Kognitif yakni aliran psikologi dimana manusia tersebut masih menggunakan
pikirannya untuk merenung dan berpikir kembali apa yang telah diterimanya, jadi individu
tersebut tidak langsung melakukan respon namun di telaah terlebih dahulu dan di cari
sebabnya mengapa bisa begitu. Kalau behavioristik jika individu itu di takut-takuti maka
akan langsung takut berbeda dengan kognitif, dia akan mencari tahu kenapa hal tersebut
perlu di takuti sehingga ibarat komputer setelah data itu masuk maka akan di proses dahulu
sebelum data itu akan keluar sebagai output.
Humanistic merupakan aliran psikologi yang memanusiakan manusia maksudnya aliran
ini meyakinkan manusia tersebut bahwa dalam dirinya itu terdapat potensi, kretivitas dan
kemampuan sehingga individu tersebut dapat bertanggung jawab atas dirinya.
Tidak semua individu memiliki keempat kerakteristik tersebut, karena karakteristik
tersbut sifatnya labil dan berubah-ubah tidak mungkin tetap, dimisalkan saja untuk hari ini
bisa jadi individu tersebut humanistic dan hari kemarin bisa juga kognitif, jadi tidak bisa
diklaim yang mana karakteristik orang tersebut Cuma dapat dibaca ketika individu tersebut
bertindak
Dr. Franny Dahler mengajukan dua bentuk definisi agama. Pertama definisi umum yang
berlaku bagi semua agama. Kedua definisi khusus berlaku bagi agama itu sendiri. Dalam
islam agama ada dua. Samawi dan bukan samawi.
Agama islam sebagai agama samawi terakhir yang dipelihara Allah sepanjang masa,definisi
agama ditetapkan oleh pengikutnya secara obyektif menurut pandangan islam.
Agama berasal dari bahasa arab yang mempunyai dua istilah yaitu addien dan almillah.
Addien berarti syari’at dan almillah berarti orang yang melaksanakan ibadah agamanya.
18
Jika dilhat dari segi lughat,kata “dien” itu masdar dari kata kerja “daana”-“yadiinu”.
Menurut lughat,kata dien mempunyai bermacam macam arti:
-Undang-undang -nasehat
-Pembalasan -kekuasaan
Dienul islam berarti “Agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Rosul-NYA. Nabi
segenap ummat manusia agar mereka memperoleh kebahagiaan didunia dan akherat.
Tujuan islam yang utama yaitu bertauhid kepada Allah SWT. Tauhid yaitu berkeyakinan
bahwa Allah itu esa tak ada sekutu bagi-NYA.keesaan yang dikehendaki islam adalah esa
dalam segala hal esa pada dzat maupun sifat-NYA.
19
Unsur terpenting dari agama umumnya ialah keyakinan tentang adanya kenyataan lain dan
kenyataan sekarang ini,yang lebih agung, lebih suci,tempat manusia tergantung dan
berhasrat untuk mendekatinya.
1. Dr.A.Mukti Ali
Agama adalah kepercayaan akan adanya Tuan Yang Maha Esa dan hukum yang
diwahyukan kepada utusan-NYA untuk kebahagiaan hidup manusia didunia dan Akhirat.
2. Drs..idi Gazalba
Agama adalah kepercayaan kepada tuhan dan hubungan manusia dengan yang
kudus,dihayati sebagai hakekat yang gaib,hubungan mana menyatakan diri dalam bentuk
serta sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu.
3. musthofa abdurrazik
Islam adalah agama Allah yang diperintahkan-NYA untuk mengajarkan tentang pokok-
pokok serta peraturan kepada nabi Muhammad SAW dan menugaskanya untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluruh manusia dan mengajak mereka untuk
memeluknya.
5. tenku.M.hasby assiddiqhie
Agama adalah suatu kumpulan peraturan yang ditetapkan Allah untuk menarik dan
menuntun para ummat yang berakal sehat,suka tunduk dan patuh kepada kebaikan,supaya
mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akherat.
Agama adalah peraturan dari Allah SWT untuk manusia yang berakal guna mencari
keyakinan,mencapai jalan bahagia lahir bathin,dunia dan akherat bersandar pada pada
wahyu-wahyu Ilahi yang terhimpun dalam kitab suci AL-Qur’an.
7. A. Hasan
20
Agama adalah sebuah I’tikad kepercayaan ,undang-undang,,peraturan,pimpinan, pelajaran
buat keselamatan dunia dan akherat yang diwahyukan Allah kepada manusia melalui
perantaraan Rosulullah.
9. KH.E Abdurrahman
Agama adalah ketetapan ketuhanan karena kebaikan Allah kepada manusia dengan melalui
lidah antara mereka,untuk mencapai kerasulan itu tidak dapat dengan usaha dan tidak bisa
dibuat-buat,dan tidak akan mendapatkan wahyu itu dengan cara belajar.
Agama adalah suatu kepercayaandancara hidup yang mengandung faktor-faktor antara lain
kepercayaan dengan adanya tuhan sebagai sumber dari segala sumber hukumdan nilai
hidup.
Agama adalah tata aturan hidup yang diwahyukan untuk umat manusia,dari zaman kezaman
sejak manusia di gelarkan diatas bumi ini.
Agama adalah hari kemudian,hari akherat,pada hari itu ada pengadilan yang seadil-adilnya
yang mana hakimnya ialah tuhan Yang Maha Esa.
Islam adalah agama yang dibawa nabi Mhammad SAW yan berisi kelengkapan-
kelengkapan dan pelajaran-pelajaran.
Agama adalah wahyu ilahi yang diturunkan dari Allah kepada RasulNYA untuk
disampaikan kepada manusia.
21
15. KH. Munawr kholil
Agama adalah undang-undang ilani yang diturunkan kepada para nabi atau Rosul
Allah,yang terdiri dari bangsa manusia yana dipilih olehnya dengan perantara wahyu yang
akan disampaikan kepada umat mereka menurut sebagaimana yang diperintahkan Allah
SWT
agama adalah wahyu yang didatangkanoleh Allah kepada para nabi dan Rosul-NYA,yang
telah dipilih olehnya diantara para hamba-NYA.
Majlis tarjih Muhammadiyah pada bulan desember 1954,telah menetapkan Definisi Agama.
22
SIKAP DALAM BERAGAMA
1. Sikap Beragama
Dalam mengaplikasikan sikap dalam beragama ada 3 jenis tipologi sikap beragama
menurut Komarudin Hidayat yaitu :
1. Eksklusivisme
Sikap eksklusivisme akan melahirkan pandangan ajaran yang paling benar hanyalah
agama yang dipeluknya, sedangkan agama lain sesat dan wajib dikikis, atau pemeluknya
dikonversi, sebab agama dan penganutnya terkutuk dalam pandangan Tuhan.Sikap ini
merupakan pandangan yang dominan dari zaman ke zaman, dan terus dianut hingga dewasa
ini. Tuntutan kebenaran yang dipeluknya mempunyai ikatan langsung dengan tuntutan
eksklusivitas. Artinya,kalau suatu pernyataan dinyatakan, maka pernyataan lain yang
berlawanan tidak bisa benar
Sikap menerima yang toleran akan adanya tataran-tataran yang berbeda, sebaliknya,
akan lebih mudah dicapai. Sementara, suatu pola payung atau struktur formal dapat dengan
mudah mencakup sistem-sistem pemikiran yang berbeda.
2. Inklusivisme
23
3. Pluralisme Atau Paralelisme
Sekalipun demikian, sikap paralelistis, pada sisi yang lain, menjanjikan lebih banyak
kemungkinan untuk suatu hipotesis kerja awal. Sikap ini sekaligus membawa amanat akan
pengharapan dan kesabaran; pengharapan bahwa kita akan berjumpa pada akhirnya,
dan kesabaran karena sementara ini masih harus menanggung perbedaan-perbedaan kita.
4. Eklektivisme
Eklektivisme adalah suatu sikap keberagamaan yang berusaha memilih dan mempertemukan
berbagai segi ajaran agama yang dipandang baik dan cocok untuk dirinya sehingga format
akhir dari sebuah agama menjadi semacam mosaik yang bersipat eklektik.
24
5. Universalisme
Universalisme beranggapan bahwa pada dasarnya semua agama adalah satu dan
sama. Hanya saja, karena faktor historis-antropologis, agama lalu tampil dalam format
plural.
25
Artinya, “Dalam hati mereka ada penyakit lalu ditambah Allah penyakitnya; dan
bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Yakni keyakinan mereka
terdahap kebenaran nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan
kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam”.
Banyak di antara kita selaku umat beragama, tidak sadar akan keberagamaan kita,
keberagamaan secara etika sosial. kebanyakan ummat beragama hanya mendalami tentang
korelasi transendental dengan Tuhannya, ataupun segala sesuaatu tentang agama yang
sifatnya "Eksklusif", sehingga praktek beragama atau keberagamaan seseorang akan terlihat
ketika dia beribadah saja, atau ketika seorang beragama tersebut berdakwah, atau ketika
membela agamanya di ranah publik.
Praktek beragama seperti itu bukanlah inti atau esensi dari keberagamaan yang
sesungguhnya, karena esensi agama adalah hubungan sosial, kemanusiaan, dan perdamaian,
yang perwujudannya adalah saling menghormati dan menerima keberadaan golongan lain
bahkan agama lain sekalipun, tanpa adanya rasa curiga atau perlawanan terhadap agama
atau keyakinan yang lain. Hal ini diaplikasikan oleh faham pluralisme, yang menerima
semua keyakinan beragama.
26
bersumber dari pemikiran manusia. Semua agama, memiliki fungsi dalam kehidupan
manusia. Berbagai fungsi tersebut adalah :
a) Menunjukkan manusia kepada kebenaran sejati;
b) Menunjukkan manusia kepada kebahagiaan hakiki; dan
c) Mengatur kehidupan manusia dalam kehidupan bersama.
Dari hakikat dan fungsi agama seperti yang disebutkan itu, maka pemeluk agama
telah memiliki strategi, metoda dan teknik pelaksanaannya masing-masing, yang
mengakibatkan boleh terjadinya perbedaan antara yang satu dengan yang lain. Karenanya,
umat manusia dalam menjalankan agamanya tidak boleh sampai terjadi perpecahan yang
akhirnya akan merugikan diri mereka sendiri dan agama yang mereka percayai. Untuk
menghindari terjadinya perpecahan dan supaya kita dapat berperilaku toleran, ada beberapa
upaya yang dapat dilakukan.
27
2. Toleransi sebagai Nilai dan Norma
Toleransi dalam pengertian yang telah disampaikan merupakan keyakinan pokok
dalam beragama, hal itu dapat kita jadikan sebagai nilai dan norma. Kita katakan sebagai
nilai karena toleransi merupakan gambaran mengenai apa yang kita inginkan, yang pantas,
yang berharga, yang dapat mempengaruhi perilaku sosial dari orang yang memiliki nilai itu.
Demikian juga toleransi, dapat kita jadikan suatu norma, yaitu suatu patokan
perilaku dalam suatu kelompok tertentu. Norma memungkinkan seseorang menentukan
terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai orang lain untuk mendukung atau
menolak perilaku seseorang.
Karena toleransi sudah kita jadikan nilai dan norma, dan juga menyangkut sifat dan
sikap untuk menghargai pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan dan
kelakuan, dan lain-lain yang berbeda bahkan bertentangan dengan pendirian sendiri, maka
sifat dan sikap sebagai nilai dan norma itu mesti disosialisasikan. Sifat dan sikap toleran ini
perlu disosialisasikan, agar setiap individu mampu mengamalkan dalam kehidupan nyata di
masyarakat luas. Dalam lingkungan keluarga, kehidupan yang toleran harus disosialisasikan
sejak dini terhadap anggota keluarga.
28
dijelaskan dengan tegas. Namun diiringi dengan sikap toleransi yang sangat tinggi (Kamu
pada prinsipmu dan aku pada prinsipku). Yakni sepakat untuk berbeda. Sikap toleran,
mampu menemukan jalan keluar dan problem solving yang pantas dan mengangkat
martabat dan harga diri dalam berbagai bidang kehidupan.
29
DAFTAR PUSTAKA
30