Secara etimologis, kata warga negara berasal dari bangsa Romawi yang pada saat itu
menggunakan bahasa Latin. Kata warga negara berasal dari kata “civis” atau “civitas” yang
memiliki arti anggota warga yang berasal dari city-state. Selain itu, kata civitas dalam bahasa
Perancis dapat diistilahkan sebagai “citoyen” yang memiliki makna warga dalam “cite” yang
memiliki makna kota yang memiliki hak terbatas.
Istilah warga negara sendiri merupakan hasil terjemahan dari kata bahasa Inggris yaitu citizen
yang memiliki makna yaitu warga negara atau juga dapat diartikan sebagai sesama penduduk
serta individu setanah air.
Sementara itu, menurut Encyclopedia of the Social Science (1968), warga negara didefinisikan
sebagai orang yang tercatat keanggotaannya dari sebuah negara, baik yang tinggal di wilayah
negara tersebut maupun berada di luar negara tersebut pada jangka waktu tertentu.
Dalam bahasa Inggris, kata warga negara dapat didefinisikan sebagai kelompok orang yang
menjadi bagian dari sebuah kependudukan yang merupakan salah satu unsur terbentuknya
sebuah negara.
Orang yang dapat disebut sebagai warga negara dapat berupa penduduk lokal maupun warga
negara asing yang datang ke sebuah negara tersebut. Secara umum, terdapat asa
kewarganegaraan yang dapat digunakan dalam menentukan kewarganegaraan yang dimiliki oleh
seseorang.
Pertama, yaitu asas ius sanguinis yang didasarkan pada keturunan berdasarkan darah
maupun kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tua yang melahirkan mereka.
Kedua, yaitu ius soli yang didasarkan pada tempat kelahiran dari seseorang di sebuah
negara tersebut.
Selain itu, berdasarkan buku “Pendidikan Kewarganegaraan” oleh Maryanto, terdapat pengertian
warga negara berdasarkan beberapa ahli, sebagai berikut.
Menurut A.S. Hikam yang mengemukakan definisi dari warga negara sebagai
terjemahan yang berasal dari kata bahasa Inggris yaitu citizenship. Kata tersebut
memiliki makna sebagai anggota yang menjadi bagian dari sebuah komunitas yang
membentuk sebuah negara itu sendiri. Hikam mendefinisikan warga negara sebagai
anggota suatu negara itu sendiri.
Menurut Koerniatmanto S., mengartikan warga negara sebagai anggota dari sebuah
negara, yang merupakan seseorang yang memiliki kedudukan khusus di dalam
negara tersebut. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa seorang warga negara
memiliki hubungan antara hak serta kewajiban yang sifatnya timbal balik terhadap
negara tersebut.
Menurut Austin Ranney, definisi dari warga negara adalah sekelompok orang yang
memiliki kedudukan secara resmi menjadi anggota penuh dari suatu negara.
Sedangkan, berdasarkan UU No. 62 Tahun 1958 menyatakan, bahwa warga negara
RI atau warga negara Republik Indonesia merupakan sekelompok orang yang
memiliki dasar undang-undang serta maupun perjanjian-perjanjian serta maupun
peraturan-peraturan yang berlaku sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945
dan sudah menjadi warga negara Republik Indonesia.
Unsur-unsur Negara
Setelah mengetahui fungsi sebuah negara, terdapat beberapa unsur yang membuat sebuah wilayah
dapat disebut sebagai sebuah negara. Berikut unsur dasar dari sebuah negara:
Unsur dari sebuah negara yang pertama adalah adanya rakyat maupun jumlah penduduk. Hal ini
dikarenakan tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah negara maka akan mustahil negara tersebut
dapat terbentuk. Seperti yang Leacock katakan, dimana sebuah negara tidak dapat berdiri tanpa adanya
sekelompok individu yang tinggal di dalamnya.
Selain itu, sekelompok individu yang tinggal di sebuah wilayah tersebut harus dipersatukan oleh sebuah
perasaan maupun tujuan sehingga dapat terbentuknya sebuah negara.
Tanpa adanya masyarakat di dalam sebuah negara maka sistem pemerintahan pada negara tersebut
tidak dapat berjalan. Masyarakat yang ada pada sebuah negara juga berfungsi sebagai SDM atau Sumber
Daya Manusia yang berguna bagi sebuah negara dalam menjalankan kegiatan atau aktivitasnya di
kehidupan sehari-hari.
2. Wilayah
Unsur dari sebuah negara yang kedua adalah adanya wilayah, dimana jika pada sebuah negara tidak ada
wilayah yang dapat ditempati atau tinggali oleh manusia di dalamnya, maka negara tersebut tidak akan
terbentuk. Selain itu, individu yang ada di dalamnya juga harus tinggal secara permanen, agar sebuah
negara dapat terbentuk.
Seperti pada contoh yang dapat kita lihat adalah Bangsa Yahudi, dimana mereka tidak mendiami sebuah
tempat secara permanen dan terus bepergian sehingga mereka tidak memiliki tempat tinggal atau
wilayah yang jelas yang dapat mereka jadikan sebagai sebuah negara.
Dengan adanya wilayah itu sendiri, para masyarakat di sebuah negara dapat menjalankan kegiatan serta
kehidupan sehari-harinya sebagai warga negara dan sistem pemerintahan yang ada dapat berjalan dan
beroperasi sesuai dengan fungsinya.
3. Pemerintahan
Unsur dari sebuah negara yang ketiga adalah adanya pemerintahan, dimana selain memiliki penduduk
serta wilayah, sebuah negara juga penting untuk memiliki sistem pemerintahan di dalamnya.
Pemerintahan sendiri memiliki definisi sebagai berikut, secara luas pemerintah dapat diartikan sebagai
sekumpulan orang yang bertugas untuk mengelola kewenangan serta kebijakan yang ada dalam
mengambil sebuah keputusan dan melaksanakan kepemimpinan serta koordinasi pemerintahan dan
pembangunan masyarakat serta wilayahnya. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk sebuah
lembaga pada wilayah yang mereka tempati
Unsur dari sebuah negara yang ketempat adalah kemampuan sebuah negara dalam membangun
hubungannya dengan lain.
Dengan memiliki kemampuan ini, sekelompok orang yang menempati suatu wilayah tertentu dan sudah
memiliki sistem pemerintahannya layak menjadi subjek hukum internasional atau tidak.
Dengan diakui oleh berbagai negara lain maka negara tersebut akan dianggap memiliki tingkatan yang
setara dan diakui namanya oleh negara lain.
1. Teori Kekuasaan
Salah satu teori terbentuknya negara menurut ahli adalah teori kekuasaan.
Menurut para ahli, negara dapat terbentuk karena adanya kekuasaan. Kekuasaan
berarti perjuangan hidup yang terkuat, Kids.
Nah, teori ini menyatakan bahwa negara tercipta karena adanya kehendak alam.
Hal ini dikarenakan manusia harus hidup saling berdampingan dan bekerja sama
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara hukum alam.
Di samping itu, secara alami manusia merupakan makhluk politsi dan sosial
sehingga perlu mendirikan komunitas untuk memyumbangkan ide pikiran dan
mengeluarkan pendapatnya.
3. Teori Ketuhanan
Menurut Fredericus Julius Stahl mengungkapkan bila negara dapat tumbuh secara
perlahan.
Hal ini dapat bermula dari keluarga, bangsa, menjadi suatu negara.
Salah satu contoh negara yang menganut teori ketuhanan adalah negara Inggris.
Teori keempat terbentuknya negara adalah teori perjanjian masyarakat. Teori ini
juga dikenal sebagai teori kontrak sosial, Kids.
1. Hak serta Kewajiban sebagai Warga Negara Indonesia telah dicantumkan ke dalam UUD atau
Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 26, pasal 27, pasal 28, dan pasal 30. Berikut
penjelasannya.
Pada pasal 26 ayat 1, dijelaskan bahwa dalam menjadi warga negara memiliki pengertian
yaitu sekelompok orang bangsa Indonesia asli serta kelompok orang bangsa lain yang telah
disahkan melalui undang-undang sebagai warga negara. Selanjutnya, pada ayat 2 syarat
yang ada mengenai kewarganegaraan ditetapkan melalui undang-undang.
Pada pasal 27 ayat 1, dijelaskan bahwa semua warga negara memiliki kedudukan yang sama
di dalam hukum serta sistem pemerintahan yang ada, dan sebagai warga negara wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan yang ada tersebut. Selanjutnya, pada ayat 2 setiap
warga negara memiliki hak atas pekerjaan serta penghidupan yang layak sebagai manusia.
Pada pasal 28, dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki hak atas kemerdekaan
berserikat serta berkumpul, maupun mengeluarkan pikiran secara lisan, dan sebagainya yang
telah ditetapkan dalam undang-undang yang berlaku.
Pada pasal 30 ayat 1, dijelaskan bahwa semua warga negara memiliki hak dan kewajibannya
sebagai warga negara dalam partisipasi ikut serta membela negara. Selanjutnya, pada ayat 2
dinyatakan juga bahwa pengaturan lebih lanjut diatur dalam undang-undang yang berlaku.
2. Hak sebagai WNI atau Warga Negara Indonesia
Pada pasal 27 ayat 1, hak yang pertama adalah setiap warga negara Indonesia memiliki
kesamaan dalam hukum dan pemerintahan.
Pada pasal 27 ayat 2, hak yang kedua adalah setiap warga negara Indonesia memiliki hak
atas pekerjaan serta penghidupan yang layak.
Pada pasal 27 ayat 3 yang mengalami perubahan kedua pada tanggal 18 Agustus 2000, hak
yang ketiga adalah setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.
Pada pasal 31 ayat 1 yang mengalami perubahan keempat pada tanggal 10 Agustus 2000,
hak yang keempat adalah setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan
pendidikan.
Pada pasal 33 ayat 1 dan 2 serta pada pasal 34, hak yang kelima adalah setiap warga negara
Indonesia memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan sosial.
Pada pasal 28A, hak yang keenam adalah setiap warga negara Indonesia memiliki hak untuk
hidup serta berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya.
Pada pasal 28B ayat 1, hak yang ketujuh adalah setiap warga negara Indonesia memiliki hak
untuk membentuk keluarga serta melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah.
Hak atas kelangsungan hidup, yang merupakan hak yang kedelapan adalah setiap anak
memiliki hak atas kelangsungan hidup, tumbuh, serta berkembang.
Pada pasal 28C ayat 1, hak yang kesembilan adalah setiap warga negara Indonesia memiliki
hak untuk mengembangkan diri serta melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya serta berhak
untuk mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan,seni dan budaya, serta teknologi, dalam
upaya meningkatkan kualitas hidup dirinya demi kesejahteraan hidup manusia.
Pada pasal 28C ayat 2, hak yang kesepuluh adalah setiap warga negara Indonesia memiliki
hak untuk dapat memajukan dirinya sendiri dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, serta negaranya.
Pada pasal 28D ayat 1, hak yang kesebelas adalah setiap warga negara Indonesia memiliki
hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, serta kepastian hukum secara adil dan perlakuan
yang sama di hadapan hukum.
Pada pasal 28I ayat 1, hak yang kedua belas adalah setiap warga negara Indonesia memiliki
hak untuk mempunyai hak milik pribadi, hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan baik pikiran maupun hati nurani, hak untuk beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, serta hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut ialah hak asasi manusia atau HAM yang tidak
dapat dikurangi dalam keadaan atau situasi apapun.
3. Kewajiban sebagai WNI atau Warga Negara Indonesia
Pada pasal 27 ayat 1, kewajiban yang pertama adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki kewajiban untuk menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan.
Pada pasal 27 ayat 3 yang mengalami perubahan kedua pada tanggal 18 Agustus 2000,
kewajiban yang kedua adalah setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.
Pada pasal 23A yang mengalami perubahan ketiga pada tanggal 10 November 2001,
kewajiban yang ketiga adalah setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk setia
membayar pajak negara.
Pada pasal 30 ayat 1 yang mengalami perubahan kedua pada tanggal 18 Agustus 2000,
kewajiban yang keempat adalah setiap warga negara Indonesia memiliki kewajiban untuk
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
Pada pasal 28J ayat 1, kewajiban yang kelima adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki kewajiban untuk menghormati HAM atau hak asasi manusia milik orang lain.
Pada pasal 28J ayat 2, kewajiban yang keenam adalah setiap warga negara Indonesia
memiliki kewajiban untuk tunduk kepada pembatasan yang telah ditetapkan melalui undang-
undang. Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut: “Dalam menjalankan hak serta
kebebasannya. Setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang telah ditetapkan melalui
undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak
kebebasan orang lain serta untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan
moral, nilai agama, keamanan, serta ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.
Baca juga:
10 Contoh Pengingkaran Kewajiban sebagai Warga Negara, Sudah Tahu Belum?
2. UU Nomor 12 Tahun 2006
Dalam UU Nomor 12 Tahun 2006 disebutkan bahwa warga negara sebagai salah satu unsur
hakiki dan pokok dari suatu negara memiliki hak dan kewajiban yang perlu dilindungi dan
dijamin dalam pelaksanaannya. Atas hal tersebut, maka dibentuklah UU Nomor 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Pengertian tentang Warga Negara Indonesia (WNI) diatur dalam Pasal 4. Dalam pasal tersebut
dijelaskan bahwa WNI adalah anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari orang tua yang
merupakan WNI hingga anak dari ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya.
2. Ada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik
Indonesia paling singkat 5 (lima ) tahun berturut-turut atau paling singkat 10 (sepuluh) tahun
tidak berturut-turut;
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 (satu) tahun atau lebih;
Baca artikel detikedu, "Undang-undang yang Mengatur Kewarganegaraan RI, Siswa Wajib
Tahu" selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5706707/undang-undang-yang-
mengatur-kewarganegaraan-ri-siswa-wajib-tahu.