Anda di halaman 1dari 10

ESSAY

PENDIDIKAN PANCASILA

GENERASI Z MEMPROMOSIKAN PANCASILA


DALAM PENGEMBANGAN IPTEK

Disusun untuk Memenuhi UAS Mata kuliah Pendidikan Pancasila


Dosen Pembina: Meidi Saputra, M.Pd.

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
MEI 2021
NAMA : Muhammad Faisal Khadafi
NIM : 210534615623
PRODI : S1 PTE-B
OFFERING : Pendidikan Pancasila E22
IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA DI ERA
SERBA MODERN

BAB 1
PENDAHULUAN

Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, kita layaknya harus


mengetahui bahwa pancasila itu adalah Ideologi Negara Indonesia. Pancasila
digunakan sebagai asas Negara yang dipakai untuk menjalankan sistem
pemerintahan serta mengedepankan seluruh aspek-aspek yang terdapat di wilayah
Indonesia. Secara etimologis, kata ‘‘Pancasila” berasal dari bahasa sanskerta yaitu
“panca” yang artinya “lima” dan “sila” yang artinya “dasar”. Jadi bisa di
simpulkan bahwa makna pancasila itu adalah “Lima Dasar”.
Menurut (Fitri Anggraini:2018) nilai pancasila yang terdapat pada bangsa
Indonesia mulai luntur beriringan dengan berjalannya waktu. Jika kita dilihat dari
contoh kecil, pada konsep nilai sila ke-3 yang didalamnya ada nilai persatuan, tapi
di hilangkan dengan sikap individualisme karena makin pesatnya teknologi.
berpotensi menjadikan perubahan pada sikap dari bangsa Indonesia salah satunya
berkembangnya IPTEK yang semakin modern di Indonesia. Perkembangan
IPTEK juga tidak terlepas dari luhurnya nilai-nilai budaya dan agama, dimana
terdapat moral bangsa. Saat ini budaya luar mulai masuk dan menyebar luas
dalam masyarakat, sehingga pengaruhnya mulai masuk ke segi internal maupun
eksternal ke dalam diri bangsa Indonesia. Dari adanya Pancasila ini sebagai
ideologi bangsa diharapakan mampu memperteguh sikap serta sifat masyarakat
dalam menerima hal-hal diluar batas yang terdapat dalam norma-norma
Indonesia(M. Taufik:2018).
Dari sekian banyak generasi, harus banyak ditanamkan nilai-nilai
pancasila adalah generasi milenial atau juag disebut generasi Z dan juga generasi
setelahnya, karena generasi itu sudah berdampingan dengan berkembangnya
IPTEK. Banyak ahli juga yang menyatakan bahwa generasi milenial ini juga lebih
mementingkan kehidupan sosial medianya dari pada untuk menanamkan nilai-
nilai pancasila di dalam kehidupan sehari-harinya Sifat individu ini juga menjadi-
jadi sehingga berdampak kurangnya bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar
juga.
Lalu bagaimana caranya menyikapi generasi milenial yang 85% hidupnya
ini harus berdampingan dengan teknologi. Serta upaya yang paling ampuh untuk
menanamkan nilai-nilai pancasila di zaman ini adalah dengan menggugah
kesadaran diri dari setiap individu. Apabila ada kemauan di dalam dirinya maka
bukan tidak mungkin nilai-nilai pancasila itu akan otomatis tertanam dalam
dirinya
BAB II
ISI
Perilaku adalah segenap manifestasi hayati individu dalam berinteraksi
dengan lingkungan, mulai dari perilaku yang Nampak maupun tidak Nampak, dari
yang dirasakan sampai yang tidak di rasakan. (Oktaviana:2015)
Begitu pula dengan perilaku generasi milenial terhadap nilai-nilai
pancasila. Di era yang serba modern ini masih ditemukan individu yang salah
dalam menyikapi nilai pancasila yang dilihat dari perilakunya. Masih banyak
tindakan menyimpang dari nilai pancasila yang ada.
Dilihat dari sila pertama “Ketuhanan yang Maha Esa” Saat ini masih
terdapat masyarakat yang kurang dalam menjalankan kewajiban beragamanya.
Jika dicontohkan saat adzan berkumandang, bukannya mereka yang sedang
berkumpul untuk bergegas ke masjid tetapi mereka malah tetap melanjutkan
aktivitasnya tanpa memperdulikan adzan tersebut.
Pada sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap”. Ketika
berkumpul di suatu tempat, cenderung mengedepankan sikap individual. Masing-
masing individu hanya terfokus pada samrtphone, tidak perduli dengan orang lain
yang berada di lingkungan sekitarnya.
Pada sila ketiga ‘ Persatuan Indonesia”. Pada sila ini seharusnya
masyarakat saling berkontriusi menjadikan Negara yang rukun dan sehat, tetapi
malah banyak konflik antar warga negaranya yang hanya mempedulikan dirinya
sendiri dan mau menang sendiri.
Pada sila yang keempat “Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan”. Contoh perilaku ini adalah
masih maraknya orang yang kurang menghargai argument orang lain, ketika
dalam sebuah musyawarah karena menurutnya hanya pendapatnya yang benar dan
mengacuhkan pendapat orang lain , kurang ikut serta saat diadakan rapat
organisasi,dan memaksa pilihan orang lain saat dalam pemilihan umum.
Pada sila kelima yaitu “Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia”.
Banyak sikap dari nilai pancasila yang kelima ini yang tidak di terapkan. Seperti
contoh memilih dalam pertemanan, pilih kasih dalam pergaulan dan lainnya. Dan
juga sikap gotong royong yang mulai hilang, banyak yang melanggar tata tertib
lalu lintas, buang sampah sembarangan dan masih banyak lagi.
Dari kelima sila yang sudah di jelaskan diatas, dapat terlihat jelas bahwa
masih banyak perilaku masyarakat khususnya generasi milenial yang kurang
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka dari itu diperlukan cara serta
upaya untuk menanamkan nilai pancasila di zaman yang serba teknologi dan
modern.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang mempunya segenap potensi, dan
juga merupakan bangsa yang amat besar dan kaya. Bangsa yang mendapat
kentungan dikarenakan lokasinya yang strategis, sudah dapat dipastikan memiliki
sumber daya yang banyak dan juga sumber energi alamnya yang seolah tidak akan
habis, Karena hal-hal tersebut maka Indonesia sangat mudah mengalami
kehancurannya, Indonesia banyak berbeda dalam segala bidang dari bangsa lain.
Oleh sebeb itu, sangat disayangkan jika sejarah Indonesia yang sudah ada
begitu lamanya hancur karena adanya perebutan kekuasaan oleh kelompok yang
serakah. Pecah belah tersebut sangat tidak diingin kan oleh bangsa Indonesia.
Diperlukan tumbuhnya rasa tanggung jawab seluruh warganya, tentunya pada
generasi penerus yaitu generasi milenial. Generasi yang punya usia produktif
antara 18-36 tahun.
Generasi ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk keberhasilan
bangsa dan Negara. Namun, di era yang serba teknologi dan otomatis ini condong
menjadikan pribadi yang mudah di pengaruhi hal dari luar. Hal ini merupakan
titik tersulit bagi penerus masa depan. Hal ini diharapkan untuk generasi milenial
agar tidak melupakan nilai luhur yang terdapat pada pancasila seperti semangat
bersatu, saling gotong royong, percaya pada diri sendiri dan sebagainya.
Pancasila pada hakikatnya harus dipelihara dan diamalkan. Generasi
milenial ini seharusnya berada di garda terdepan, memengang teguh nilai
pancasila untuk mencegah hal yang bertentangan dari pancasila. Karena jalan
bangsa ini ditangan generasi penerus seperti generasi milenial ini.
Pancasila merupakan ajaran yang punya banyak wewenang dan terdapat manfaat
utama yaitu sebagai tujuan yang harus dicapai secara bersama, kedua sebagai
ajaran pemersatu bangsa dikata terdapat konflik sehingga bisa menemukan solusi,
dalam manfaat ideologi ini tujuan masyarakat ialah mencapai tujuan dari ideologi
itu sendiri. Terdapat para tokoh yang berndapatnya terkait pancasila.
Yang pertama ada Ir.Soekrano beliau pernah berkata Pancasila ialah isi
yang ada di jiwa bangsa Indonesia yang terus diturunkan ke generasi berikutnya
sehingga terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Dengan demikian, Pancasila
tidak saja falsafah negara, tetapi memiliki makna lebih luas lagi, yakni falsafah
bangsa Indonesia.
Yang kedua Muh.Yamin beliau juga pernah berkata Pancasila berasal dari
kata panca yang berarti “lima” dan sila berarti “sendi, atas, dasar atau peraturan
tingkah laku yang penting serta baik”. Dengan ini Pancasila adalah lima dasar
yang berisi pedoman atau aturan tingkah laku yang berguna dan baik. Dan yang
terakhir Notonegoro beliau berkata bahwa Pancasila adalah pegangan dari negara
Indonesia, sehingga dapat menarik kesimpulan bahwa Pancasila adalah dasar
pandangan hidup serta pandangan negara yang dapat diharapkan bisa menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar kesatuan.
Dari beberapa tokoh tersebut, layaknya kita sebagai generasi penerus harus
dapat mengimplementasikan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Sudah layaknya kita menghargai jasa para pahlawan yang berhasil merumuskan
dasar Negara sebagai pedoman hidup. Karena kita ketahui bahwa perjuangan
hingga mencapain titik saat ini sangatlah berat, tetapi para pahlawan tidak mudah
menyerah dan putus asa.
Seiring dengan perkembangan IPTEK yang sangat modern masuk ke
Indonesia sehingga mengakibatkan lunturnya nilai nasionalisme dan patriotisme
khususnya pada kalangan muda zaman milenial ini. Jiwa pancalila yang hilang
pun jadi dampak buruk bagi bangsa Indonesia. Maka , perluknya penegasan
kembali serta mengembalikan tempat pancasila sebagai dasar Negara, ini salah
satu hal yang sangat penting karena sudah banyak kesalahan tentang penjelasan
pancasila. Penjelasan itu memberitahukan Pancasila bukan cuma sebagai dasar
negara tetapi Pancasila juga sebagai alat kekuasaan yang bisa mengendalikan
semua apapun yang dilakukan negara Indonesia
Mengandung arti bahwasannya nilai-nilai Pancasila itu adalah pegangan
dalam mengatur sikap dan tingkah laku. Bangsa Indonesia harus mengamalkan
nilai-nilai kebenarannya. Rajasa:2007 mengemukan bahwa generasi muda harus
menumbuhkan nilai karakter nasionalisme melalui tiga proses yaitu yang pertama
dengan pembangun karakter atau character builder generasi muda berperan
membangun karakter positif bangasa melalui kemauan keras, untuk
mengedepankan nilai-nilai moral dan juga menerapkan pada kehidupan nyata.
Kedua adalah pemberdaya karakter generasi muda menjadi peran dari
pengembangan karakter bangsa yang positif, dengan gagasan membangun
kesadaran bersama, misalnya menyerukan penyelesaian konflik. Dan yang
terakhir adalah rekayasa karakter yaitu generasi muda harus berperan dan
berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan kebudayaan, serta terlibat dalam proses
pembelajaran dalam pengembangan karakter positif bangsa sesuai dengan
perkembangan (Ginting, 2017). Adapun upaya-upaya untuk menanamkan nilai
pancasila:
a) Mempunyai satu agama dan bersunggung-sungguh terhadap agama
tersebut, serta tidak memaksa orang lain untuk masuk ke agamanya.
b) Harus menanamkan jiwa saling menghargai perbedaan dari banyaknya
suku,ras,agama. Dan menjaga adab, kesopanan.
c) Mencintai tanah air dan ikut serta menjaga kesatuan bangsa.
d) Menyerahkan musyawarah untuk mencapai tujuan bersama.
e) Selalu membantu orang lain yang membutuhkan, mengormati hasil
musyawarah, serta memperjuangkan adanya keadilan.
Memeng seiring berjalannya waktu nilai pancasila tidak ada yang berubah
tetapi mulai luntur karena sikap yang kurang mencintai bangsanya diiringi dengan
perkembangan IPTEK. Tetai sebagai generasi penerus harusnya tetap memfilter
serta menyaring semua hal dari luar yang masuk ke dalam bangsanya.

BAB III
PENUTUP

Pancasila sebagai dasar Negara yang bermakna nilai yang terdapat


didalamnya sebagai petunjuk hidup. Nilai pancasila juga bermakna nilai filsafat
yang dibuat menjadi aturan bagi norma di Indonesia. Pada zaman ini harus ada
upaya penegasan, investasi nilai pancasila agar kedudukannya sebagai dasar
Negara tidak punah.
Pancasila bermakna hasil penggalian dari rumusan apa yang pernah ada
akan tidak berjalan jika tidak di terapkan dalam kehidupan. Maka itu pancasila
harus bisa benar-benar menjadi akhlak dan pola yang mencerminkan ciri pribadi.
Pancasila diharapkan menjadi cita-cita presfektiv yang memasuki tulang dan
daging putra-putri bangsa. (Karim, 2004: 36).
Maka itu pelaksanaan harus ada kapan pun dan dimanapun lingkungannya.
Harus diajarkan pada jenjang sekolah maupun perguruan tinggi. Kita sebagai
penerus bangsa wajib menerapkan nilai pancasila pada kehidupan sehati-hari, agar
searah dengan nilai dan norma pancasila. Jangan juga jangan sampai salah arah,
kita harus banyak menerapkan nilai serta norma tersebut guna mengahargai jasa
para pahlawan yang telah berjuang.
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.ummetro.ac.id/index.php/JMI/article/download/767/635/

PLAGIASI
Plagiasi pendahuluan

Plagiasi isi
Plagiasi penutup

Anda mungkin juga menyukai