Aplikasi Sistem Informasi Geografiuntuk Penghitungan Koefisien Aliran Daerah Aliran Sungai (Das) Ciliwung
Aplikasi Sistem Informasi Geografiuntuk Penghitungan Koefisien Aliran Daerah Aliran Sungai (Das) Ciliwung
Abstract
According to Cook, drainage basin characteristics factor yielding high surface stream are
1. Relief 2. Infiltration 3. Landuse, and 4. Drainage density. These physical parameter is
use to determine runoff coefficient of catchment area, with application of Geographical
Information System (GIS) application on Ciliwung catcment area above Depok. Steps to
analyse of runoff coefficient are scoring of each classification of relief, infiltration, landuse
and drainage density, and then all of the four maps which have score are overlay to
become a map of unit land. Runoff coefficient hereinafter is calculated and found out that
runoff coefficient of Ciliwung catchment area is 0, 58.
Katakunci : GIS, SIG, metode Cook, metode Bridge Branch, runoff coeffisient,
catchment area, DAS, Ciliwung, relief, infiltration, landuse, drainage density, informasi,
peta tematik.
182
4) Karakteristik dan tutupan lahan.
1.3 Metodologi
Metode ini sebaiknya digunakan untuk
DAS dengan luas area kurang dari 50 Km2. Jika Untuk mengetahui besarnya koefisien
DAS lebih besar dari 50 Km2, maka nilai C aliran dari DAS Ciliwung maka dilakukan tahap
kurang dari 50%, sedang untuk nilai C lebih 80% sebagai berikut:
hanya untuk yang intensitas hujan tinggi dan
mencakup 90% DAS (dimana kondisi 1.3.1 Langkah-langkah Penelitian
Antecendent Precipitation Index dalam keadaan
jenuh). a. Studi Pustaka. Melakukan tinjauan pustaka
Model pendekatan untuk analisis C terhadap berbagai buku, hasil kajian dari
lainnya adalah metode Cook. Letak perbedaan berbagai ahli terutama yang berkaitan dan
antara Cook dengan Bridge-Branch adalah berhubungan dengan tulisan. Mempelajari
bahwa Cook tidak memakai pertimbangan faktor penerapan rumus yang digunakan serta
meteorologi, tetapi karakteristik fisik DAS. cara menganalisa data.
Menurut Cook (dalam Gunawan, 1992) faktor b. Tahap Perolehan/Pengumpulan Data.
karakteristik Daerah Aliran Sungai (DAS) yang Data yang dikumpulkan terdiri dari berbagai
menghasilkan besarnya aliran permukaan ada 4 peta baik yang masih berupa peta dasar
(empat) yaitu: maupun peta tematik. Peta pendukung
1) Relief (kemiringan lereng). tersebut adalah: 1. Peta Rupabumi Digital
2) Infiltrasi. Indonesia. Skala 1:25.000 dikeluarkan oleh
3) Penggunaan Lahan. Bakosurtanal. Jumlah Peta tersebut ada 7
4) Timbunan permukaan (Kerapatan Aliran). lembar yaitu Ancol (1209-443), Jakarta
(1209-441), Pasar Minggu (1209-423),
Keempat karakteristik fisik yang Cibinong (1209-421), Bogor (1209-143),
menghasilkan aliran tersebut merupakan suatu Ciawi (1209-141), dan Cisarua (1209-142).
data yang berbasiskan geografis atau 2. Peta Topografi Skala 1:50.000 daerah
keruangan. Berdasarkan keempat karakteristik Cianjur dari Jantop TNI-AD. 3. Peta Jenis
fisik yang berbasiskan geografis tersebut maka Tanah Semi Detail, Skala 1:50.000 daerah
dapat dilakukan analisis besarnya koefisien Parung-Depok-Bogor-Ciawi.
aliran dengan SIG. Analisis koefisien aliran c. Inputing Data. Input data dilakukan dengan
dengan SIG diterapkan pada DAS Ciliwung di cara melakukan digitasi terhadap Peta Rupa
atas Depok. Bumi dan Topografi. Digitasi terhadap
Koefisien aliran mempunyai peranan yang batas-batas koordinat, batas DAS dan sub
sangat penting yaitu sebagai indikator aliran DAS, garis kontur, alur sungai, penggunaan
permukaan dalam DAS. Jika koefisien aliran lahan, dan jenis tanah.
suatu DAS kecil kurang dari 50% maka d. Perhitungan. Perhitungan dilakukan untuk
menandakan bahwa DAS dalam keadaan yang luas masing-masing bagian dari peta
cukuk baik sedangkan jika lebih dari 50 % maka tematik, luas satuan penggunaan lahan,
kondisinya kurang baik, karena DAS kurang perhitungan kemiringan lereng. perhitungan
dapat menyimpan air hujan. Koefisien aliran juga kerapatan aliran dan klasifikasinya.
dapat dipakai sebagai tolok ukur untuk e. Pembuatan Peta Tematik. Peta tematik
mengevaluasi aliran dalam kaitannya dengan yang diperoleh baik melalui digitasi dan
aktifitas yang dilakukan dalam DAS (misalnya perhitungan kemudian diberi atribut skor
kegiatan pengelolaan DAS). pada masing-masing unit klasifikasinya.
Fungsi penting lainnya dari koefisien aliran f. Kalkulasi Skore/Tampalan. Pada tahap ini
adalah dalam memprediksi besarnya aliran dilakukan analisis data baik melalui tabel,
puncak Sebagai indikator aliran permukaan kalkulasi peta raster hasil digitasi dengan
biasanya dipakai dalam menentukan debit mempergunakan ILWIS. Dengan
puncak suatu banjir, sedangkan sebagai tolok menggunakan software SIG ILWIS versi 1.4
ukur dalam mengevaluasi pengelolaan DAS, dan finalisasi analisis dengan Map Info
koefisien aliran dipakai sebagai salah satu Versi 5.1.
indikator pengaruh Pengelolaan DAS terhadap
penurunan besarnya aliran permukaan. 1.3.2 Rumus Yang Digunakan
183
1.3.2.1 Perhitungan Kerapatan Aliran LBL
C Total = ———— X JS ………….(3)
Langkah yang ditempuh untuk klasifikasi Luas DAS
kerapatan aliran DAS Ciliwung hulu dilakukan
dengan cara membagi DAS dalam beberapa sub Keterangan :
DAS. Masing-masing sub DAS dihitung besarnya LBL = Luas bentuk lahan
kerapatan aliran. Untuk menghitung besarnya JS = Jumlah skor
Kerapatan Aliran rumus digunakan rumus
sebagai berikut (1):
1.3.3 Pembuatan Peta Input
Dd = L/A ……………………(1)
184
Untuk keperluan analisis dengan
memanfaatkan GIS maka diperlukan peta
digitasi lereng dengan menggunakan filter dfdx
dan dfdy dari fasilitas ILWIS 1.4. Hasil dari
klasifikasi lereng menggunakan sofware tersebut
dapat dilihat pada Tabel 2. Peta hasil analisis
klasifikasi kemiringan lereng dapat dilihat pada
Gambar 2.
185
pertama yaitu 90% DAS tertutup baik oleh Tabel 4 : Klasifikasi dan Pemberian Skor DAS
kayuan atau sejenisnya adalah untuk Ciliwung di atas Depok.
penggunaan lahan hutan. Kriteria semacam ini
diberi skor 5. 2). Untuk kriteria kedua yaitu kira- Klasifikasi Luas
kira 50% DAS tertutup baik oleh pepohonan dan Skor
Penggunaan Lahan (Km2)
rerumputan adalah untuk jenis penggunaan
lahan kebun campuran, sawah dan tegalan. Hutan (Sangat Baik) 54,012 5
Kriteria semacam ini diberi skor 10. 3). Kebun Semak (Baik) 47,045 10
Tabel 3 :Penggunaan Lahan DAS Ciliwung. Sawah T Hujan, 53,035 15
Tegal (Buruk)
Jenis Luas Penggunaan Lahan Pemukiman Sawah 73,045 20
Penggunaan Hulu Tengah Teknis (Sgt Buruk)
Lahan
Total 227,137
Hutan 53,1000 1,0075
Kebun Campuran 32,3055 17,0400
Pemukiman 5,0625 19,6100
Sawah Teknis 22,2650 12,8300
Sawah Tdh Hujan 2,7145 1,9700
Sungai 0,8100 0,4795
Tegal/Ladang 33,3825 24,5600
Total 149,6400 77,4977
Sumber: Irianto, 2001
1) Kelas tinggi adalah dengan nilai Dd < 1,6 Klasifikasi Kerapatan Luas (Km2)
Skor
Km/Km2. Aliran
2) Kelas sedang dengan nilai Dd ( > 1,6 – Tinggi 20,054 5
< 3,2) Km/Km2.
3) Kelas Rendah dengan nilai Dd ( > 3,2 – Sedang 183,062 10
< 8 ) Km/Km2. Rendah 24,021 15
4) Kelas sangat rendah dengan nilai Dd > 8
Km/Km2. Total 227,137
Sumber: Hasil Analisis
186
Tabel 6. Klasifikasi dan Skor Infiltrasi DAS
Ciliwung di atas Depok.
Luas
Klasifikasi Infiltrasi Skor
(Km2)
Sangat Baik 30,108 5
Baik 142,395 10
Buruk 38,347 15
Sangat Buruk 16,287 20
Total 227,137
Sumber: Hasil Analisis
2.5 Infiltrasi
187
Tabel 7. Hasil Perhitungan Terhadap Tampalan 1) SIG dapat diaplikasikan untuk menghitung
Empat Peta. koefisien aliran dari DAS dengan mudah
dan cepat. Cara seperti ini akan berguna
Nilai Skor Luas Satuan sekali terutama untuk DAS yang belum
No
Tiap Satuan Lahan Lahan Km2 dibangun SPAS.
1 40 0,655 2) Jika dalam suatu DAS tersebut terdapat
2 45 1,293 data berseri misalnya data perubahan
3 50 37,315 pengunaan lahan, maka akan dapat
4 55 77,776 dihitung dengan cepat perubahan koefisien
5 60 52,122 aliran sebagai akibat dari setiap perubahan
6 65 48,078 tersebut.
7 70 7,842 3) Hasil analisis dan klasifikasi dapat
8 75 1,168 ditampilkan dalam bentuk peta dan tabel
9 80 0,540 perhitungan.
4) Faktor dominan yang mempunyai kontribusi
10 85 0,346
besar dalam perhitungan koefisien aliran
11 90 0,003
Sumber: Hasil analisis
adalah pada range skor antara 50 sampai
65, dengan ciri fisik berupa daerah dengan
klasifikasi infiltrasi rendah sampai sedang,
kerapatan aliran sedang, daerah dengan
penggunaan lahan pemukiman dan sawah,
serta dengan kemiringan lereng curam.
5) Nilai koefisien aliran sebesar 58,069% ini
berarti 58,069 % dari tebal hujan yang jatuh
ke dalam DAS akan berubah menjadi aliran
(runoff).
6) Dengan koefisien aliran sebesar 58,069%
maka, DAS Ciliwung masih termasuk baik.
DAFTAR PUSTAKA
188
LAMPIRAN :
PETA
P E T A TO P O G R A F I
JE N IS T A N A H /
(D IGIT A SI)
D A T A B A SE T A N A H
SK O R SK O R SK O R SK O R
OVERL AY
TAB ULASI
P E R H IT U N G A N (C )
Tabel 8 : Hasil Perhitungan Koefisien Aliran DAS Ciliwung Hulu Dengan SIG.
189
Tabel 8 : Karakteristik Das Yang Dapat Menghasilkan Aliran Permukaan Untuk Penentuan Skor (W)
Dalam Metode Cook.
(Chow 1964 dan Meijerink dalam Gunawan, T 1992)
190