Anda di halaman 1dari 2

PROSES PEMBENTUKAN SISTEM EKONOMI

Sistem ekonomi merupakan suatu sistem yang mengatur hubungan ekonomi antar
manusia dengan seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sistem ekonomi
berkaitan dengan falsafah, pandangan, dan pola hidup masyarakat. Sistem ekonomi suatu
negara bersifat khas sehinnga dapat dibedakan dari sistem ekonomi yang diterapakan di
negara lain.
Sistem ekonomi pertama yang mempelopori sistem ekonomi lainnya yaitu sistem
ekonomi tradisional. Sistem ekonomi tradisional merupakan sistem ekonomi yang diterapkan
oleh masyarakat tradisional secara turun temurun dengan hanya mengandalkan alam dan
tenaga kerja. Artinya nilai-nilai budaya yang berakar di masa lalu masih mendominasi
aktivitas dan kegiatan ekonomi masyarakatnya.
Jika ditelusuri lebih jauh, sistem ini sudah ada sejak zaman pra sejarah hingga pra
industri atau masyarakat primitif yang belum mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi.
Praktik dalam sistem ekonomi tradisional salah satunya terlihat dalam proses tukar menukar
barang kebutuhan atau barter. Sejarah sistem barter dapat ditelusuri kembali hingga tahun
6000 SM. Sistem barter pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh suku Mesopotania.
Kemudian sistem barter diadopsi oleh orang Fenesia yang menukarkan barang mereka
dengan masyarakat kota lain. Namun, sistem ini memiliki banyak kekurangan sehingga
muncul alat pembayaran yang terstandardisasi yaitu uang. Sistem ekonomi trasdisional
dianggap tidak relevan bagi perkembangan zaman sehingga muncul sistem ekonomi lain
salah satunya sistem ekonomi liberal yang dicetuskan oleh pemikiran kaum klasik.
Liberalisme ekonomi adalah sebuah ide baru yang berasumsi bahwa semua bentuk
ekonomi adalah sama. Semua individu mempunyai hasrat untuk saling berkompetisi dan
memaksimalkan keuntungan. Penerapan liberalisme ekonomi jelas ahisotris dan meniadakan
bentuk keragaman ekologis, organisasi sosial, dan politik. Karena dalam kenyataannya,
liberalisme ekonomi berupaya memisahkan kegiatan-kegiatan ekonomi dari relasinya dengan
agama, etnisitas, kekerabatan, dan organisasi politik (Polanyi, 2001). Di bukunya Netherlands
India: A Study of Plural Economy (1939) terbentuknya perdagangan dengan sistem monopoli
dimulai dengan agresi dan pembantaian besar-besaran sepanjang abad 16.
Pemikiran perekonomian liberal didasarkan pada pemikiran bahwa pasar sendirilah
yang lebih tahu kebutuhannya sehingga pemerintah tidak perlu campur tangan di pasar. Jean
Baptiste Say (1767-1832) berpendapat bahwa supply creates its own demand sehingga tidak
akan ada kelebihan produksi. Adam Smith (1723-1790) juga berpendapat bahwa ada invisible
hands yang akan membimbing individu untuk mempromosikan kepentingan masyarakat.
Jauh sebelum perkembangan klasik (1750-1914) More, Campanella, dan Bacon
sudah merasa kecewa dan prihatin dengan nasib kaum buruh yang makin menderita. Namun,
kekecewaan mereka baru sebatas dikonsepsikan dalam wujud pemikiran-pemikiran
(khayalan) tentang tatanan kehidupan yang harmonis dan ideal. Thomas More dalam
artikelnya Utopia menggagas tentang sebuah “Negara impian”, di mana ada suatu komunitas
yang tinggal bersama, bekerja bersama “ala kadarnya” untuk sekadar memenuhi kebutuhan
hidup bersama. Karena pemikiran kritis untuk membangun kolektivisme (kebersamaan) yang
nampak tidak mungkin diwujudkan pada masa itu, maka pemikiran mereka menandai
munculnya konsep sosialisme utopia.
Sosialisme makin berkembang setelah Karl Marx mengajukan teori-teori dan
analisis berdasarkan kelemahan sistem kapitalisme yang memperburuk kesejahteraan kaum
pekerja. Marx berpendapat bahwa keserakahan merupakan produk dari proses sejarah atau
disebut sebagai materialisme historis. Dengan sosialisme diharapkan kondisi yang
melingkungi hidup manusia bisa berubah sehingga sifat materialistis dan individualistis bisa
mengalami perubahan dan manusia menjadi lebih toleran terhadap sesamanya.
Pemindahan hak penguasaan faktor produksi dari individu dalam perspektif Marx
harus terjadi secara revolusioner sehingga sosialisme Marx kemudian disebut komunisme.
Karl Marx mengkritik sistem kapitalis sebagai ekonomi yang tidak sesuai dengan aspek
kemasyarakatan. Menurut Marx, tidak ada tempat bagi kapitalisme di dalam kehidupan, maka
upaya revolusioner harus dilakukan untuk menghancurkan kapitalisme, alat-alat produksi
harus dikuasai oleh Negara guna melindungi rakyat.
Dalam kenyataanya, kedua bentuk sistem ekonomi tersebut (kapitalis maupun
sosialis), tidak ada yang murni, Sistem ekonomi campuran muncul diawali karena terdapat
pertentangan keras antara pemegang ideologi liberalisme (kapitalisme) yang memakai sistem
ekonomi pasar dengan pemegang ideologi Sosialisme (komunisme) yang memakai sistem
ekonomi komando.
Karena banyak konflik antara kedua kelompok itu, para ahli berupaya untuk
membuat sistem ekonomi dengan cara menggabungkan ciri dasar antara kedua ideologi
tersebut dengan diambil unsur-unsur yang paling baik dari keduanya. Salah satu teori yang
dipakai dalam pembuatan sistem ekonomi campuran adalah teori yang dinyatakan oleh
Hegel. Hegel menyatakan bahwa perkembangan suatu pemikiran akan meraih bentuk
terbaiknya melalui proses dialetik (komunikasi) menuju suatu sintesa.
Indonesia dikenal sebagai negara bersistem ekonomi Pancasila. Sistem ekonomi
Pancasila adalah sebuah sistem perekonomian yang didasarkan pada lima sila dalam
Pancasila. Beberapa prinsip dasar yang ada dalam sistem ekonomi Pancasila antara lain
berkaitan dengan kemanusiaan, nasionalisme ekonomi, demokrasi ekonomi yang diwijudkan
dalam ekonomi kerakyatan dan keadilan.
Istilah ekonomi Pancasila baru muncul pada tahun 1967 dalam suatu artikel Dr. Emil
Salim. Beliau memperjelas istilah tersebut tahun 1979 yang mengatakan bahwa sistem
ekonomi Pancasila adalah suatu konsep kebijaksanaan ekonomi yang dianalogikan seperti
pergerakan bandul jam dari kiri ke kanan hingga mencapai titik keseimbangan. Ke kanan
artinya bebas mengikuti aturan pasar sedangkan ke kiri artinya mengalami intervensi negara
dalam bentuk perencanaan terpusat. Secara sederhana, sistem ekonomi ini disebut sebagai
sebuah sistem ekonomi pasar dengan pengendalian pemerintah atau ekonomi pasar
terkendali.

Sumber :
Hermanto, Bambang dan Rasmini.2014.Praktik Bisnis di Indonesia.Tangerang Selatan:Universitas
Terbuka
Nurhadi.2018.”Paradigma Ideologi Sistem Ekonomi Dunia”.Jurnal Ilmiah Keislaman Vol 17.No 1: 97-
129

Anda mungkin juga menyukai