Anda di halaman 1dari 4

STOP ANIMAL ABUSE!

Dewasa ini, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan berbagai macam foto


dan video penyiksaan terhadap hewan. Kasus yang baru-baru saja terjadi yaitu
kasus penyiksaan terhadap seekor kucing kampung yang ditetesi plastik panas di
sekujur tubuhnya. Penyiksaan oleh oknum tak bertanggung jawab tersebut
disinyalir dilakukan oleh pelaku untuk kesenangan atau keisengan belaka.

Menurut Dr. Phillip Kavanagh dan kolega mengatakan bahwa penyiksaan


terhadap hewan dapat mengindikasikan seseorang memiliki sifat Dark Triad
(Machiavellianism, narcissism, dan psychopathy). Hal yang ingin dibuktikan oleh
Dr. Phillp Kavanagh tecermin dalam studinya. Studi ini menyatakan bahwa sifat
psikopat berhubungan dengan intensi seseorang menyakiti hewan dengan sengaja.
Ada pula kasus pembantaian orang utan di hutan-hutan nusantara yang sangat
menyakitkan karena mereka dianggap hama pengganggu. Fenomena sapi
gelonggongan yang masih saja berlangsung hingga kini, fauna langka di Kebun
Binatang yang mesti mati tanpa perawatan, pertunjukan topeng monyet yang
diwarnai kekerasan dan masih banyak lagi. Lalu masih adakah rasa empati
manusia terhadap hewan?

Hewan merupakan salah satu makhluk ciptaan Tuhan yang harus dilindungi
dan disejahterakan. Sesuai dengan Amanat Undang-Undang No. 16 Tahun 2009,
dinyatakan bahwa kesejahteraan hewan adalah segala urusan yang berhubungan
dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut perilaku alami hewan yang
perlu diterapkan dan ditegakkan. Yakni untuk melindungi hewan dari perlakuan
setiap orang yang tidak layak terhadap hewan yang dimanfaatkan manusia.
Adapun prinsipnya adalah perlakuan hewan secara wajar, alami dan terkendali
atau perlindungan hewan dari tindakan semena-mena manusia. Prinsip
Kesejahteraan Hewan dilaksanakan guna memenuhi kebutuhan dasar hewan dan
melindungi hewan dari perlakuan manusia yang tidak wajar untuk mewujudkan
lima kebebasan hewan yaitu :

Bebas dari rasa sakit, cidera dan penyakit;


Bebas dari ketidaknyamanan, penganiayaan dan penyalahgunaan;
Bebas dari rasa takut dan tertekan; dan
Bebas mengekspresikan perilaku alaminya
Mengapa harus ada Hak Asasi Hewan, sedangkan yang kita bela hak nya
saja tidak peduli dengan nasib yang kita perjuangkan, mereka bahkan tidak pernah
mengeluh atau berdemonstrasi ketika hak-hak mereka terampas? Itu karena
mereka tidak dapat berbicara. Mereka tidak dapat menyuarakan hak-hak mereka.
Seandainya mereka biaa menggugat, tentu mereka akan meluapkan segala keluh
kesah mereka dan akan terjadi pertikaian antara manusia dan hewan. Seperti
tulisan seorang dokter hewan sekaligus seorang pemerhati hewan mengatakan
pada blog pribadinya, "If human can have standing, why not animals? If human
can do anything then why animals cannot have their wishes? If human can do any
kind of fool then why animals cannot sue them?"

Tidakkah kita sadar, bahwa Tuhan menciptakan makhluk hidup tidak hanya
manusia. Kita sebagai manusia tidak hidup sendirian di dunia ini. Sama seperti
manusia, hewan sebagai makhluk Tuhan juga memiliki hak untuk dapat hidup
sejahtera. Meskipun beberapa hewan memang merupakan parasit tetapi kita tidak
perlu untuk menjustifikasi bahwa hewan dapat diperlakukan semena-mena.
Bukankah mereka juga diberikan akal budi oleh Tuhan? Mereka hanya dibekali
insting untuk membela dirinya. Jika kita hitung presentasi kematian yang
diakibatkan hewan kepada manusia itu tidaklah seberapa dibandingkan kematian
hewan akibat ulah manusia.

Manusia memang mahluk yang sempurna dan merupakan khalifah di muka


bumi, jadi sudah sewajarnyalah bagi kita untuk memelihara, memanfaatkan dan
melindungi keberadaan hewan sebagai sesama mahluk ciptaan Tuhan. Sebagai
upaya mendukung hak asasi hewan, setiap tanggal 15 Oktober selalu diperingati
sebagai Hari Hak Asasi Hewan yang dideklarasikan oleh OIE, sebuah organisasi
Kesehatan Hewan Dunia. Di Indonesia ada pula Garda Satwa Indonesia yang
merupakan organisasi yang bergerak untuk menyejahterakan hewan utamanya
hewan peliharaan seperti kucing dan anjing. Stop kekerasan pada hewan!

Daftar Pustaka :
Fitri, Chaeroni. Hewan Juga Punya Hak Asasi Lho.
https://student.cnnindonesia.com/edukasi/20161014113832-445-165471/hewan-
juga-punya-hak-asasi-lho/ (diakses pada 6 Agustus 2017)

Naipospos, Tri Satya Putri. Andai Hewan Bisa Menggugat!.


http://tatavetblog.blogspot.co.id/2011/10/andai-hewan-bisa-menggugat.html?m=1
(diakses pada 6 Agustus 2017)

Permatasari, Indri. Hak Asasi Hewan dan Kesejahteraannya.


https://indonesiana.tempo.co/read/23542/2014/10/16/indri2721/hak-asasi-hewan-
dan-kesejahteraannya (diakses pada 6 Agustus 2017)

Astari, Gadis Rima. Suka Menyiksa Hewan? Anda Mungkin Memiliki Tendensi
Psikopat. https://hellosehat.com/suka-menyiksa-hewan-anda-mungkin-memiliki-
kecenderungan-psikopat/amp/ (diakses pada 6 Agustus 2017)
Daftar Pustaka

Read more at https://indonesiana.tempo.co/read/23542/2014/10/16/indri2721/hak-


asasi-hewan-dan-kesejahteraannya#TikHHlp40RxdHCSs.99

Read more at https://indonesiana.tempo.co/read/23542/2014/10/16/indri2721/hak-


asasi-hewan-dan-kesejahteraannya#LhzHPV36jCq0XR48.99

Anda mungkin juga menyukai