Nama : Ummi Kalsum

Nim : 200104500001

Kelas : Sains

RESUME MATERI KAITAN KRISTAL DAN SINAR X DAN HUKUM BREGG

Difraksi adalah hasil interaksi dari dua gelombang atau lebih. Dalam memahami
peristiwa difraksi pada sebuah kristal, perlu pemahaman mengenai relasi antar fase dalam
gelombang. Radiasi sinar-x diperoleh saat elektron penembak yang bergerak
dipercepat,akibat beda tegangan (potensial) anoda yang tinggi, menumbuk permukaan
suatu bahan padat (logam). Semakin cepat gerak elektron, semakin besar
sinar -x yang dihasilkan.Semakin banyak jumlah elektron, semakin besar intensitas
sinar x. Daya tembus yang dimiliki sinar x sangat besar, dan memiliki Panjang gelombang
dengan orde 10−10 m yang sesuai dengan ukuran kisi kristal. Maka sinar x dapat digunakan
dalam menganalisis struktur kristal bahan padatan melalui peristiwa difraksi.
Difraksi sinar x sangat penting khususnya dalam penentuan struktur kristal, seiring
dengan suatu kenyataan bahwa suatu Panjang gelombang sinar x memiliki orde yang sama
dengan kisi kristal. Difraksi sinar x dalam lingkup fisika digunakan untuk menentukan ukuran
kristal, fase dan komposisi suatu padatan. Peristiwa difraksi sinar x pada kristal
padatan dinyatakan dengan persamaan Bragg. Dapat dilihat pada gambbar dibawah ini:

Gambar diatas merupakan suatu gambar difraksi sinar x oleh sebuah kristal. Ketika
Kristal mendifraksikan sinar-X maka muncul secara alami perbedaan panjang lintasan dari
berbagai sinar. Perhatikan gambar diatas dan anggap sinar yang datang tersebut sejajar secara
sempurna dan sinar x yang digunakan merupakan cahaya monokromatik yang sempurna
dengan Panjang gelombang yang menumbuk suatu kristal dengan sudut 𝜃 yang di sebut dengan
sudut Bragg. Persamaan hukum Bregg yaitu:
2𝑑ℎ𝑘𝑙 sin 𝜃 = n𝜆
Jarak antar bidang kristal sejajar yang berdekatan merupakan fungsi dari indeks
Miller (hkl) dan tetapan kisi (𝑎) Untuk struktur kristal kubus dapat ditulis;
𝑎
𝑑ℎ𝑘𝑙 =
√ℎ 2 +𝑘+𝑙2
 Dari ilustrasi atau gambar di atas menjelaskan bahwa suatu difraksi merupakan suatu
fenomena penghamburan yang terkait dengan atom yang dimana atom itu dalam jumlah
banyak. Atom dalam sebuah kisi tersusun secara priodik, maka atom menghamburkan sinar
yang berhubungan dengan fase yang terbatas hubungan fase seperti interferensi destruktif
muncul jika dalam Kristal arah penghamburannya sangat banyak, interferensi konstruktif
muncul jika Kristal memiliki arah penghamburan yang sedikit, atau dengan kata lain Kristal
memiliki kesearahan yang tinggi. Dua hal dasar yang terdapat dalam peristiwa difraksi adalah
dua gelombang bergerak (sinar-X) yang dapat berinterferensi dan seperangkat atom yang
tersusun secara periodik di dalam sebuah Kristal.
Dalam Hukum Bregg, kita harus mengingat dua fakta bahwa berkas datang, garis normal
terhadap bidang refleksi, dan berkas difraksi selalu coplanar, fakta kedua Sudut diantara berkas
difraksi dan berkas transmisi selalu bernilai 2θ. Sudut ini dikenal dengan nama sudut difraksi
yang nilainya lebih dari θ, sudut ini biasanya terukur secara eksperimen. Sebelumnya telah
dibahas bahwa difraksi muncul hanya ketika panjang gelombang dari gelombang bergerak
memiliki orde yang sama dengan jarak pengulangan diantara pusat penghamburan. Persyaratan
ini mengikuti hukum Bragg. Karena nilai sin θ tidak dapat melebihi satu.
Hukum Brag dapat diaplikasikan dalam dua cara yaitu dengan menggunakan sinar x yang
dimana Panjang gelombangnya diketahui dengan mengukur sudut θ, sehingga dapat
menentukan jarak d dari berbagai variasi bidang yang terdapat dalam Kristal yang disebut
sebagai analisis struktur. Cara lain dengan menentukan jarak d dari berbagai variasi bidang
yang terdapat dalam Kristal yang disebut sebagai analisis struktur. Peristiwa difraksi dapat
muncul jika hukum Bragg terpenuhi. Persamaan ini sangat bergantung terhadap panjang
gelombang λ dan θ untuk berbagai jenis Kristal yang digunakan.
 DAFTAR PUSTAKA
Budi Esmar, 2011. Kaidah difraksi sinar x dalam analisis struktur kristal KBR. Jurnal Fisika
dan Aplikasinya, Vol. XI No.1
Handoko E., Bambang S., & Frilla R. T. (2008). Tehnik Difraksi Sinar-X Dalam Analisis
Struktur Kristal. Jakarta