Makalah Filsafat Pendidikan
Makalah Filsafat Pendidikan
Di Susun Oleh :
INTAN PERMATA DILLA (20900121003)
SAHARA HALISAH (20900121019)
PIAUD A
PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
Kampus 2
Jl. Sultan Alauddin No.63, Romangpolong, Kec. Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan 92113
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena atas berkat rahmat dan
karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga tetap tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad Saw. Karena beliau sebagai
Rahmatan Lil Alamin. Penulisan makalah ini berjudul Pengertian Dan Subtansi
Pendidikan,Serta hubungan Filsafat Dan Pendidikan dengan adanya makalah ini bertujuan
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. apabila ada kesalahan mohon dimaafkan. karena
kesalahan datangnya dari kami dan kesempurnaan hanyalah milik Allah Ta’ala. Besar harapan
penulis agar pembaca dapat memberikan umpan balik berupa kritikan dan saran. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.....................................
PENDAHULUAN.............................
A. Latar Belakang ......................
B. Rumusan Masalah.......................
C. Tujuan...........................
BAB II.......................
PEMBAHASAN...................
A. Pengertian Pendidikan............................
B. Substansi Pendidikan.......................
C. Hubungan Filsafat dan Pendidikan..................
BAB III
A. Kesimpulan.................
B. Saran.....................
DAFTAR PUSTAKA.......................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika berbicara pendidikan maka kita akan berbicara mengenai definisi pendidikan.
Pendidikan merupakan aktivitas rasional yang membedakan manusia dengan makhluk hidup
lainnya. Manusia belajar dengan otaknya melalui rangkaian kegiatan menuju pendewasaan untuk
mencapai kehidupan yang lebih berarti. Pendidikan merupakan pilar utama terhadap
perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Karena itu diperlukan sejumlah
landasan dan asas-asas tertentu dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Beberapa
landasan pendidikan yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan
pendidikan adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural, Selanjutnya landasan ilmiah dan
teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan. Ada berbagai aliran
filsafat pendidikan, antara lain Idealisme, Realisme, Pragmatisme dan sebagainya. Pemahaman
tentang filsafat pendidikan ini akan membantu kita agar tidak terjerumus ke dalam filsafat lain
yang menjerumuskan kita, di samping itu, dengan mempelajari filsafat pendidikan berguna
memperkokoh landasan Filsafat pendidikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan
Menurut GBHN 1973, pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan peserta didik di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur
hidup.
Bagi manusia, pendidikan merupakan suatu kewajiban karena dari adanya pendidikan, manusia
dapat memiliki kemampuan dan kepribadian yang berkembang.
B. Substansi Pendidikan
Salah satu metode untuk bisa mengenal dengan apa yang dimaksud dengan pendidikan
itu adalah dengan cara bersekolah, Sekolah sendiri berasal dari bahasa Yunani yakni “Scolahe”
yang mengandung makna mengisi waktu luang, namun seiring berkembangnya zaman sekolah
ini tidak lagi dijadikan ajang untuk mengisi waktu luang, namun juga merupakan tuntutan dalam
kehidupan. Sudah bukan menjadi hal yang asing jika untuk mayoritas penduduk di seluruh dunia,
sekolah ini dianggap hal yang sangat penting dalam perjalanan ke hidupanya. Dalam sekolah
inilah benih-benih muda diperkenalkan dengan dimensi pendidikan, mulai dari pendidikan yang
sifatnya positif maupun negative tergantung dari mana sang penerima pendidikan
memanifestasikan apa yang disampaikan oleh sang pendidik. Tidak dapat disangsikan jika
sekolah ini sangat berperan penting dalam proses pembentukan karakter ( character Building )
seorang manusia, karena di sekolah inilah seorang manusia diperkenalkan dengan berbagai
macam hal, mulai dari ilmu pengetahuan,etika,norma masyarakat sampai hukum-hukum yang
berlaku di kehidupan ini, yang pada tujuan akhirnya agar manusia ini menjadi manusia yang
sesungguhnya, yakni manusia yang mampu memanusiakan manusia yang lainnya. Saat sekolah
ini berubah haluan dari tujuan utamanya yakni agar peserta didik mampu memanusiakan
manusia yang lainnya menjadi manusia yang mendidas/membuat manusia yang lain menderita
maka sangatlah perlu diadakanya sebuah deidologi sekolah(pendidikan), hal ini bukan tanpa
sebab, jika kita mau menengok ke belakang sejenak tentang proses pendidikan yang terjadi di
sekitar kita, maka kita akan tercengang, bagaimana tidak sekolah yang ada sekarang ini sudah
sangat jauh dari esensinya. Bukti konkret tentang hal ini adalah ketika output dari sekolah yang
seharusnya menciptakan manusia-manusia yang mampu memanusiakan manusia yang lain malah
justru menjadi manusia yang merugikan manusia lain atau bahasa ekstrimnya parasit bagi
manusia yang lain. Contoh kecil para lintah penghisap uang rakyat, mereka adalah orang-orang
yang notabenya orang berpendidikan tinggi, namun tindakan dan perilaku mereka malahan
justru merugikan banyak orang.
Hal-hal seperti ini sebenarnya merupakan akibat daripada sebab, sebab di mana sistem
pendidikan tidak mampu menciptakan manusia pada hakekatnya, sistem yang telah gagal namun
masih dipertahankan karena mungkin inilah yang diinginkan oleh segolongan orang yang
memang mempunyai kepentingan di dalamnya. Melihat sistem pendidikan dalam sekolah-
sekolah yang ada di sekitar kita maka kita akan menemukan banyak keganjilan-keganjilan dalam
prosesnya, mulai dari kurikulum yang bisa dibilang mengikuti pesanan pasar sampai pada
kurikulum yang seharusnya tidak dipelajari karena memang dimensi tempat dan kultur
budayanya yang berbeda yang pada akhirnya esensi dari sekolah ini dilupakan. “Pendidikan kita
hanya menciptakan manusia yang cerdas secara intelektual namun tidak begitu dengan
kecerdasan emosional nya” . Persepsi inilah yang sekarang sudah tidak asing lagi di telinga
sebagian masyarakat yang peduli dengan pendidikan, ketika output dari pendidikan sudah
menggambarkan seperti hal tersebut maka tidak aneh jika kita semakin sering menemui manusia-
manusia yang berperilaku tidak seperti manusia pada hakekatnya, manusia-manusia yang
demikian akan terus bertambah jika sistem pendidikan yang berlaku tidak cepat dirubah yang
mungkin pada saatnya nanti semua manusia akan saling merugikan manusia yang lain tanpa
basa-basi. Perubahan dalam sistem pendidikan yang mampu merubah wajah pendidikan ke
hakekatnya merupakan suatu keniscayaan yang selama ini di harapkan oleh mereka-mereka yang
memang peduli akan Pendidikan.
1. Hubungan keharusan
Berfilsafat berarti mencari nilai-nilai ideal (cita-cita) yang lebih baik, sedangkan pendidikan
mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan manusia. Pendidikan bertindak mencari arah
yang terbaik, dengan berbekal teori-teori pendidikan yg diberikan antara lain oleh pemikiran
filsafat .
2. Dasar pendidikan
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas terhadap realita termasuk manusia, maka dibahaslah
antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup.
Konsep-konsep ini selanjutnya menjadi dasar atau landasan penyusunan tujuan dan
metodologi pendidikan. Sebaliknya pengalaman pendidik dalam realita menjadi masukan dan
pertimbangan bagi filsafat untuk mengembangkan pemikiran pendidikan. Filsafat memberi
dasar-dasar dan nilai-nilai yang sifatnya das Sollen (yang seharusnya), sedangkan praksis
pendidikan berusaha mengimplementasikan dasar-dasar tersebut, tetapi juga memberi masukan
dari realita terhadap pemikiran ideal pendidikan dan manusia. Jadi, ada hubungan timbal balik di
antara keduanya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalami sampai ke
akar akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat ,artinya filsafat
pendidikan tidak boleh bertentangan dengan filsafat.
Hubungan filsafat dan pendidikan terkait dan persoalan logika,yaitu logika formal yang
di bangun atas prinsip kohorensi dn logika dialektis di bangun atas prinsip menerima dan
membolehkan kontradiksi. Hubungan interaktif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam
lingkaran kultur al dan pada akhirnya menghasilkan apa yang di sebut dengan filsafat
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Kompasiana.comhttps://www.kompasiana.com/galiholic/55118f66813311f64bbc6384/substansi-
pendidikan
https://irwansahaja.blogspot.com/2018/09/hubungan-filsafat-dan-pendidikan.html
https://www.academia.edu/34549583/FILSAFAT_PENDIDIKAN_SEBAGAI_SISTEM