Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hakikat Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran, agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spirituil keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (UU RI Nomor 20 Tahun 2003, pasal1 ayat 1).

Kunandar (2007:10a) mengatakan bahwa: “Pendidikan adalah investasi manusia

memperoleh pengakuan dari banyak kalangan ahli”. Pendidikan dapat diartikan

juga merupakan serangkaian aktifitas untuk perubahan yang lebih baik.

Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan

profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai

dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas

dan memiliki kepribadian untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional,

maupun internasional.

Disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PPRI) Nomor


19 Tahun 2005 bahwa pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, ketrampilan untuk
hidup mandiri, serta mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai
tujuan pedidikan, guru merupakan salah satu komponen penting penentu
keberhasilan pendidikan. Gurulah yang berada di barisan paling depan
dalam pelaksanaan pendidikan, karena guru langsung berhadapan dengan
siswa untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus
mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan
(Kunandar,2007:7 b).
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kondisi guru, antara lain, 1)

adanya keragaman kemampuan guru dalam proses pembelajaran dan penguasaan

pengetahuan, 2) belum adanya alat ukur yang akurat untuk mengetahui kemampuan

guru, 3) pembinaan yang dilakukan belum mencerminkan kebutuhan, dan, 4)

kesejahteraan guru belum memadai. Jika hal tersebut tidak segera diatasi maka akan

berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan dimaksud

antara lain:

1) Kemampuan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang dianjurkan guru tidak

maksimal, 2) kurang sempurnanya pembentukan karakter yang tercermin dalam

sikap dan kecakapan hidup yang dimiliki oleh setiap siswa, 3) rendahnya

kemampuan membaca, menulis dan berhitung siswa terutama di tingkat dasar (hasil

studi internasional yang dilakukan oleh organisasi internasional Education

Achievement,1999)

Berdasarkan uraian di atas, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah, Departemen Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi guru

yang berhubungan dengan; 1) Komponen Kompetensi Pengelolalaan Pembelajaran

dan Wawasan Kependidikan, 2) Komponen Kompetensi Akademik Vokasional

sesuai materi pembelajaran, (3) Pengembangan Profesi. Komponen Standar

Kompetensi guru ini mewadahi kompetensi Pedagogik, kompetensi Profesional,

kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial, yang semuanya harus dimliki oleh

seorang guru. Pengembangan standar kompetensi guru diarahkan pada

peningkatan kualitas guru dan pola pembinaan guru yang terstruktur dan sistematis.

Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban (1)


merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, (2)
meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni, (3) bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar
pertimbangan jenis kelamin, agama, Suku, ras dan kondisi fisik tertentu, atau
latar belakang keluarga, status sosial ekonomi pesertta didik dalam
pembelajaran, (4) menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum,
dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika, dan (5) memelihara dan
memupuk persatuan dan kesatuan bangsa (UU RI No 14 Tahun 2005 pasal
20)

Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar karena

guru merupakan satu-satunya sumber daya manusia dalam dunia pendidikan di

Indonesia. Penentu utama keberhasilan pendidikan adalah guru, dengan guru

profesional, maka guru masa depan tidak tampil lagi sebagai pengajar (teacher)

seperti fungsinya yang menonjol selama ini, tetapi beralih sebagai (coach),

pembimbing (counselor) dan manajer belajar (manager learning). Seorang guru

sebagai pelatih akan berperan seperti pelatih di bidang olah raga. Guru selalu

memotivasi siswanya untuk menguasai materi pelajaran, memotivasi siswa untuk

bekerja keras mencapai prestasi setinggi-tingginya, dan membantu siswa

menghargai nilai belajar dan pengetahuan, sebagai pembimbing guru akan berperan

sebagai sahabat siswa, menjadi teladan dalam pribadi yang mengundang rasa

hormat, dan keakraban dari siswa. Sebagai manajer belajar, guru akan membimbing

siswanya mengambil prakarsa, mengeluarkan ide-ide baik yang dimilikinya. Peran

guru ini diharapkan para siswa mampu mengembangkan potensi diri masing-

masing, mengembangkan kreativitas, dan mendorong adanya penemuan keilmuan

serta teknologi yang inovatif.

Upaya peningkatan kompetensi guru merupakan upaya untuk membantu

guru yang belum memiliki syarat sebagai guru profesional. Dengan adanya
kesempatan yang diberikan oleh pemerintah seorang guru dapat mengembangkan

kemampuan kinerjanya dalam program dan kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah. Bafadal (2003: 7) mengatakan bahwa:

“Peningkatan profesionalisme guru harus dilakukan secara sistematis,


dalam arti direncanakan secara matang, dilaksanakan secara asas, dan
juga dievaluasi secara obyektif, sebab lahirnya seorang yang profesional
tidak bisa hanya melalui bentuk penataran dalam waktu enam hari,
supervisi dalm sekali atau dua kali, dan studi banding selama dua hari,
namun guru yang profesional harus bisa membuat manajemen guru yang
efektif dan efisien”
Di era globalisasi sekarang ini diperlukan pengetahuan dan

keanekaragaman ketrampilan agar siswa mampu memberdayakan dirinya untuk

menemukan, menafsirkan, menilai dan menggunakan informasi, serta melahirkan

gagasan kreatif untuk menentukan sikap dalam pengambilan keputusan. Dengan

demikian diperlukan kemampuan profesional guru dalam melakukan kegiatan

pembelajaran yang efektif dan efisien. Agar kegiatan pembelajaran lebih efektif dan

efisien, pelaksanaan pembelajaran perlu dipantau/dimonitoring baik oleh kepala

sekolah maupun oleh pengawas satuan pendidikan. Program memantau

pelaksanaan pembelajaran harus terus dilakukan agar proses pembelajaran yang

dilakukan oleh guru berjalan dengan baik. Kegiatan pelaksanaan supervisi

pembelajaran merupakan suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi langsung melalui kegiatan monitoring antara seorang pemantau dengan

seorang guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat

dilakukan sebaik mungkin. Dengan kegiatan pemantauan ini diharapkan kegiatan

belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, sehingga proses pembelajaran menjadi

kegiatan yang menyenangkan siswa. Hal ini disebabkan layanan yang diberikan

mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan siswa.


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.16 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1

yang menyatakan bahwa setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik

dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Berdasarkan peraturan tersebut

kenyataan di lapangan khususnya di Sekolah Dasar Negeri Maospati 1 Kecamatan

Maospati Kabupaten Magetan menunjukkan bahwa dari hasil supervisi terhadap

guru dalam proses pembelajaran belum banyak mengalami perubahan. Sebagian

besar masih menggunakan pola lama dan masih dominan menggunakan

pengelolaan pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa dan situasi

kelas. Bila ditelusuri lebih lanjut faktor yang menyebabkan guru belum mampu

melaksanakan pengelolaan pembelajaran dengan tepat salah satu diantaranya adalah

kemampuan menyusun rencana pembelajaran belum optimal seperti yang

diharapkan.

Itulah sebabnya peneliti tertarik untuk mengangkat masalah upaya

peningkatan kompetensi guru dalam proses pembelajaran aktif di SD Negeri

Maospati1, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan. Agar nantinya penelitian ini

dapat menjadi acuan atau rujukan bagi guru atau pihak yang akan melaksanakan

pembelajaran aktif.

B.Fokus Penelitian

Masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah upaya peningkatan kompetensi guru dalam proses pembelajaran

aktif (Sub kompetensi Pedagogik) di Sekolah Dasar Negeri Maospati 1

Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan?


2. Bagaimanakah upaya peningkatan kompetensi guru dalam proses pembelajaran

aktif untuk sub kompetensi profesional, kepribadian dan sosial di SDN

Maospati 1 Kec.Maospati?

3. Apakah faktor pendorong dan penghambat upaya peningkatan kompetensi guru

dalam proses pembelajaran aktif di SDN Maospati 1 Kec. Maospati?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan fokus penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui:

1. Upaya peningkatan kompetensi guru dalam proses pembelajaran aktif (sub

kompetensi pedagogik) di Sekolah Dasar Negeri Maospati 1 Kecamatan

Maospati Kabupaten Magetan.

2. Upaya peningkatan kompetensi guru dalam proses pembelajaran aktif sub

bidang profesional, kepribadian dan sosial di SDN Maospati 1 Kecamatan

Maospati.

3. Faktor pendorong dan penghambat upaya peningkatan kompetensi guru dalam

proses pembelajaran aktif di SDN Maospati 1 Kecamatan Maospati Kabupaten

Magetan.

D.Manfaat Penelitian

1. Manfaat penelitian bagi siswa

a. Siswa akan memperoleh pelayanan secara maksimal dari guru yang

kompetensinya tinggi.

b. Siswa dapat memperlihatkan hasil belajar di sekolah kepada orang tuanya.

2. Manfaat penelitian bagi guru


a.Sebagai laporan tertulis kepada kepala sekolah atau dinas tentang

pelaksanaan pembelajaran aktif

b.Sebagai dasar dalam pengelolaan pembelajaran selanjutnya.

3. Manfaat bagi Kepala Sekolah/Pengawas

a.Untuk memberikan pembinaan/pendampingan terhadap guru melalui

supervisi kelas.

b.Untuk menentukan program lanjutan dalam pengelolaan pembelajaran

yang aktif

E.Penegasan Istilah

1. Kompetensi Guru

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan dan prilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan

tugas keprofesionalan (UUGD pasal 1 ayat 10), baik kompetensi bidang

pedagogik/pengajaran, kompetensi bidang profesional, kompetensi bidang

kepribadian dan kompetensi bidang sosial.

2. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran merupakan seperangkat tindakan yang dirancang untuk

mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan

kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian kejadian

internal yang berlangsung di dalam peserta didik. (Winkel,1991).

Proses pembelajaran yang berhasil guna memerlukan teknik, metode, dan

pendekatan tertentu sesuai dengan karakteristik, tujuan, peserta didik yaitu

dengan model pembelajaran aktif.

Anda mungkin juga menyukai