Oleh :
M. Edwar Falah Sitompul
152017009
Oleh:
M. Edwar Falah Sitompul
152017009
Penulis
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vii
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 3
1.3 Manfaat............................................................................................... 3
1.3.1 Bagi Mahasiswa........................................................................ 3
1.3.2 Bagi Universitas........................................................................ 3
1.3.3 Bagi Perusahaan........................................................................ 3
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN.............................................. 4
2.1 Sejarah Perusahaan............................................................................. 4
2.2 Visi dan Misi Perusahaan................................................................... 6
2.3 Struktur Organisasi PTPN VII Unit Betung....................................... 7
2.4 Uraian Tugas Organisasi PTPN VII Unit Betung.............................. 8
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ............................................................ 22
3.1 Tempat Kegiatan................................................................................. 22
3.2 Waktu Pelaksanaan ............................................................................ 22
3.3 Pelaksanaan Kerja Praktik.................................................................. 22
BAB 4 TINJAUAN UMUM PROSES PRODUKSI.................................... 23
4.1 Flow Chart PPKS............................................................................... 23
4.1.1 Bahan Baku................................................................................ 23
4.1.2 Bahan Penolong......................................................................... 23
4.1.3 Bahan Tambahan....................................................................... 23
4.2 Mesin dan Peralatan.......................................................................... 23
4.2.1 Mesin Produksi.......................................................................... 23
iv
4.2.2 Peralatan.................................................................................... 25
4.3 Uraian Proses Produksi..................................................................... 26
BAB 5 TUGAS KHUSUS............................................................................... 30
5.1 Studi Kasus......................................................................................... 30
5.1.1 Total Productive Maintenance.................................................. 30
5.1.2 Mesin Sterilizer Horizintal........................................................ 30
5.1.3 Overall Equipment Effectiveness (OEE)................................... 34
5.2 Pengolahan dan Pengolahan Data....................................................... 36
5.2.1 Availability Rate........................................................................ 39
5.2.2 Performance Rate...................................................................... 41
5.2.3 Rate of Quality.......................................................................... 43
5.2.4 Perhitungan OEE....................................................................... 45
5.2.5 Analisis Pencapaian Nilai OEE................................................. 46
BAB 6 PENUTUP........................................................................................... 47
6.1 Kesimpulan......................................................................................... 47
6.2 Saran................................................................................................... 47
Daftar Pustaka................................................................................................ 48
Lampiran
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Strelizer merupakan salah satu alat pengolahan buah kelapa sawit yang
memanfaatkan tekanan steam (uap panas) dari ex turbin untuk merebus tandan
buah segar dalam suatu bejana bertekanan. Untuk jenis strilizier horizontal
dengan menggunakan lori akan menggunakan tekanan sampai tripple peak.
Mengapa di perlukan hingga tripple peak, karena buah akan benar matang sampai
ke lapisan bawah apabila tekanan mencapai 3 bar. Sebagai penjelasan saat single
peak tekanan steam akan ditahan sampai 1,5 bar biasa nya selama 15-20 menit.
Hal ini bertujuan untuk mendorong udara yang masih terdapat didalam tabung
perebusan. Keberadaan udara pada ruang sterilizer dapat mengakibatkan
terjadinya perubahan fase dari uap menjadi cair karena perbedaan suhu dari udara
dengan steam tersebut. Perubahan fase ini akan menimbulkan genangan air
(kondensat). Pada saat double peak, di tahan 2,5 bar selama 15-20 menit.
Bertujuan untuk mendorong air kondesat yang mengenang di bawah lantai
sterilizer keluar melalui kondensat valve. Penumpukan air kondensat hingga
menggenangi TBS dapat meningkatkan oil losses yang terbawa pada kondensat.
Untuk triple peak, pada saat ini lah proses perebusan buah dilakukan. Biasa nya
dilakukan penahan steam apabila sudah mencapi 3 bar selama 40-45 menit. Pada
tekanan ini diharapakan buah sudah dalam kondisi masak dan nanti nya dapat di
proses pada stasiun selanjutnya.
3
1.2 Tujuan
Adapun tujuan kerja praktik ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui proses produksi crude palm oil di PTPN 7 UNIT Betung
2. Untuk mengetahui keandalan mesin Sterilizer dengan menggunakan
metode Total Productive Maintenance (TPM)
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
Mengetahui hubungan antara aplikasi yang ada di teori dengan lapangan
yang telah dipelajari di kampus khususnya yang berhubungan dengan program
studi teknik Industri serta menambah pengetahuan mahasiswa mengenai proses pr
oduksi, masalah yang terjadi dan pemecahannya yang ada di industri.
1.3.2 Bagi Universitas
Sebagai evaluasi sampai sejauh mana kurikulum yang telah ada sesuai
dengan kebutuhan dunia kerja. Sebagai penunjang untuk menaikkan akraditas
dimasa yang akan dating.
1.3.3 Bagi Perusahaan
Melalui penelitian serta praktek aplikasinya ini diharapkan akan terjadi
proses pengembangan kemampuan sehingga pengembangan bakat dan ilmu
tersebut sedikit banyaknya dapat membantu perusahaan dalam proses kerjanya
yang berhubungan dengan dasar–dasar ilmu Industri lainnya.
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
5
Utara dan pabrik gula Cinta Manis di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.
Pendirian PT Perkebunan XXXI (Persero) diatur dengan PP RI No. 15 Tahun
1989 yang ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20 Oktober 1980 sedangkan badan
hukumnya ditetapkan berdasarkan akte notaris Imas Fatimah, S.H No. 17 tanggal
1 Agustus 1990.
Pada tahun 1994 Menteri Pertanian RI menetapkan konsolidasi seluruh
BUMN sektor pertanian dengan titik fokus perkebunan. Pada tahun 1996
berdasarkan konsolidasi tersebut, PT Perkebunan XXXI (Persero) yang
berkedudukan di Bandar Lampung dan PT Perkebunan XXXI (Persero) yang
berkedudukan di Palembang dilebur menjadi 1 (satu) yaitu PT Perkebunan Group
Lampung. Selanjutnya perusahaan diberikan mandate untuk mengelola proyek
pengembangan PT Perkebunan XI (Persero) di Lahat, Sumatera Selatan, dan
proyek pengembangan PT Perkebunan XIII (Persero) di Bengkulu yang kemudian
seluruh pengelolaannya dibawah satu kesatuan manajemen dengan nama PT
Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang berkantor pusat di Bandar Lampung.
PTPN VII (Persero) didirikan berdasarkan Tri Darma Perkebunan, yaitu:
1. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan dibidang perkebunan bagi
pendapatan nasional melalui upaya produksi dan pemasaran dari berbagai
jenis komoditi perkebunan untuk kepentingan konsumen dalam negeri dan
ekspor non migas (devisa).
2. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
rakyat pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan
pada khususnya.
3. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, air, serta
kesuburan tanah.
PTPN VII (Persero) dibentuk berdasarkan PP No. 12 tahun 1996 tanggal 14
Februari oleh Notaris Hukum Kamil, S.H. yang tertuang dalam Akte No. 40
Tanggal 11 Maret 1998 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan
keputusan No. C – 28335 H.T.01.01 tanggal 8 Agustus 1996. Telah dimaklumkan
pada Berita Negara No. 80 tanggal 4 Oktober 1996. PTPN VII (Persero)
melakukan usaha dalam bidang perkebunan dengan komoditi utama yang
6
dibudidayakan yaitu, karet, kelapa sawit, teh, tebu dan kakao. Wilayah kerja
PTPN VII (Persero) meliputi wilayah Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu.
PTPN VII (Persero) memiliki kantor pusat di Jalan Teuku Umar No. 300,
Kedaton, Bandar Lampung dan memiliki unit usaha yang tersebar di Provinsi
Lampung sebanyak 12 unit, 2 distrik. Sumatera Selatan 14 unit, 2 distrik, serta
Bengkulu 3 unit, 1 distrik. PTPN VII (Persero) bergerak dalam bidang agribisnis
dengan komoditas utama yang diusahakan mencakup 4 jenis yaitu karet, kelapa
sawit, teh, dan tebu. Keseluruhan komoditi dikelola dengan teknologi yang
modern, manajemen terpadu dan didukung sumber daya yang profesional di
bidangnya.
I II III
Pengumpulan data,
pemahaman cara kerja, sistem,
dan peralatan
Pembuatan Laporan
22
BAB 4
TINJAUAN UMUM PROSES PRODUKSI
23
24
1. Sterilizer
Sterilizer adalah mesin yang digunakan untuk menonaktifkan enzim lipase
yang menyebabkan naiknya ALB, memudahkan buah lepas dari tandannya,
melunakkan daging buah, mengurangi kadar air dan melelehkan lapisan lilin pada
daging buah dan merupakan pengeringan pendahuluan terhadap biji inti mudah
lepas dari cangkangnya.
2. Thresher
Thresher adalah mesin yang digunakan untuk melepas ataupun
memisahkan brondolan dari tandan dengan cara bantingan.
3. Digester
Digester adalah mesin yang digunakan untuk melunakkan atau mengaduk
buah agar mudah dalam proses pengempaan. Sehingga ampas yang dihasilkan
bebas dari minyak dan tidak merusak struktur buah dan membuka sel – sel yang
mengandung minyak.
4. Hoisting Crane
Hoisting crane digunakan untuk mengangkat dan membuang TBS yang
berada pada lori ke thressing serta mengembalikan lori kosong ke posisi semula.
5. Under Thresser Conveyor
Under Thresser Conveyor adalah mesin yang digunakan untuk
mengangkut brondolan ke fruit elevator.
6. Fruit Elevator
Fruit Elevator adalah mesin yang digunakan untuk mengangkut brondolan
masuk ke dalam distributing conveyor.
7. Distributing Conveyor
Distributing conveyor adalah mesin yang digunakan untuk
mendistribusikan buah brondolan yang diterima dari fruit elevator ke masing-
masing digester.
8. Empty Bunch Conveyor
Empty Bunch Conveyor adalah mesin yang digunakan untuk mengangkut
tandan kosong dari hasil bantingan.
25
4.2.2 Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh PTPN VII Unit Betung adalah sebagai
berikut:
1. Lori (Keranjang Buah)
Lori adalah alat yang digunakan sebagai tempat TBS yang telah di sortir
yang akan di rebus.
2. Alat Penggerak (Cap Stand)
Alat penggerak (Cap Stand) adalah alat yang digunakan untuk menarik
lori ke sterilizer dan menarik lori kosong ke loading ramp.
3. Oil Tank
Oil Tank adalah alat yang digunakan untuk memisahkan kotoran yang
masih terikut bersama minyak yang keluar dari continous tank serta memperkecil
kandungan air yang terdapat dalam minyak.
26
4. Tangki Timbun
Tangki timbun adalah alat yang digunakan untuk menyimpan minyak hasil
produksi serta untuk mengetahui berapa banyak jumlah hasil produksi perhari
agar dapat diketahui besarnya rendemen minyak yang dihasilkan.
3. Stasiun Perebusan (Sterilizer) Proses perebusan ini sangat penting karena akan
mempengaruhi mutu minyak sawit nantinya. Tandan Buah Segar (TBS) yang
berada dalam lori rebusan akan diangkut dari stasiun loading ramp dengan
bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan rel. Lori rebusan ini
selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah Tujuan dari
perebusan tandan buah segar adalah untuk melunakkan buah agar
memudahkan pelepasan minyak dari sel pada waktu pelumatan.
4. Bantingan (Threshing) Pada stasiun bantingan, buah yang berada di lori
dituang dari rebusan ke automatic feeder dengan menggunakan hoisting
crane. Automatic feeder berfungsi untuk menampung serta mengatur
pemasakan buah ke dalam alat bantingan (tresher), buah yang masih melekat
pada tandan akan terlepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip
bantingan. Alat bantingan ini berupa drum yang terpasang secara horizontal
dan berputar dengan kecepatan lebih kurang 23 rpm. Akibat perputaran drum,
tandan bergerak ke atas searah dengan perputarannya. Kemudian tandan akan
jatuh terbanting sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya.
Keberhasilan proses dari stasiun bantingan sangat dipengaruhi dari
keberhasilan sterilisasi pada stasiun perebusan.
5. Stasiun Pengempaan (Pressing) Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama
dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan
mengempal. Pelumatan (digesting) Brondolan yang dihasilkan pada proses
bantingan, dialirkan ke dalam digester yang digunakan untuk melumatkan
brondolan sehingga daging buah terpisah dari biji lalu menghancurkan sel-sel
yang mengandung minyak agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya
pada saat pengempaan. Massa adukan yang berasal dari pengaduk (digester)
dialirkan ke dalam alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk
mengempa massa adukan sehingga terjadi pemisahan antara biji, serat, dan
kotoran dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini
adalah untuk mengambil minyak yang ada dengan cara memompa pada
tekanan tertentu.
6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarifier) Minyak yang berasal dari stasiun
pengempaan masih banyak mengandung kotoran sperti lumpur, air, dan
28
30
31
Untuk mendapatkan hasil yang bagus sesuai dengan prosedur perebusan harus
dijalankan dengan baik tanpa melanggar satu aturan apapun, harus diperhatikan
faktor- faktor dalam proses perebusan :
a. Pembuangan Udara (Daerasi) Pembuangan udara yang terdapat dalam ketel
rebusan, karena udara adalah pengantar panas yang buruk. Udara merupakan
penghantar panas yang buruk dan berpengaruh negatif terhadap proses
perebusan. Udara yang terdapat dalam rebusan akan menurunkan tekanan dan
menghambat steam masuk kedalam buah. Oleh sebab itu, dapat dikatakan
bahwa udara yang terdapat dalam bejana hendaknya dikeluarkan terlebih
dahulu dan cara ini disebut dengan daerasi.
b. Pembuangan air kondensat Uap air yang terkondensasi berada di dasar bejana
rebusan merupakan penghambat dalam proses perebusan. Air yang terdapat
dalam rebusan akan mengabsorbsi panas yang diberikan sehingga jumlah air
semakin bertambah. Pertambahan ini yang tidak diimbangi dengan
pengeluaran air kondensat akan memperlambat usaha pencapaian tekanan
puncak. Material balance air kondensat 12 % dari TBS yang diolah, sehingga
oleh beberapa pabrik dilakukan blow down terus menerus melalui pipa
kondensat. Cara ini menunjukkan buah rebus yang kering dan lebih mudah
diolah dalam screw press.
c. Pembuangan Uap (Exhaust) Pembuangan uap dilakukan sesuai dengan sistem
perebusan yang dilakukan. Uap dibuang melalui pipa exhaust dan cerobong
atas. Pada umumnya ukuran pipa pembuang uap lebih besar dari pipa uap
masuk sehingga pembuangan uap dapat terlaksana dengan cepat sehingga
buah lebih mudah lepas dari tangkainya. Pembuangan uap sebelum akhir
perebusan pada triple peak dilakukan bersamaan dengan pembuangan air
kondensat, dengan maksud agar penurunan tekanan dapat berlangsung dengan
cepat. Pada akhir perebusan, sebelum pembuangan uap (blow up), air
kondensat dibuang terlebih dahulu sehingga buah yang direbus kering.
d. Waktu perebusan Apabila waktu perebusan terlalu lama maka akan membuat
buah menjadi lembek dan lewat matang, akan banyak minyak keluar dari
buah dan terikut oleh kondensat dan akan menyebabkan banyak losses.
Waktu perebusan yang efektif adalah 90-95 menit
33
meningkatkan tingkat efektivitas peralatan dan data apa saja yang menjadi dasar
perhitungan tersebut. Banyak perusahaan menggunakan istilah “tingkat efektivitas
peralatan” namun metode perhitungan yang mereka lakukan sangatlah berbeda.
Pengukuran OEE didasarkan berdasarkan tiga aspek, yaitu availabilty ratio,
perfomance ratio, dan, quality ratio. Setiap perusahaan menginginkan peralatan
dapat bekerja secara maksimal, tidak ada waktu yang terbuang, tetapi
kenyataannya hal tersebut tidaklah mudah. Untuk itu maka pengukuran terhadap
Overall Equipment Effectiveness sangatlah diperlukan, batasan penentuan nilai-
nilai OEE yang ideal dengan standar industri.
Berikut adalah data downtime mesin sterilizer pada bulan Juni-September 2020 :
Bulan Downtime
(Menit)
Juni 2020 1.371
4. Plat body
Plat Body merupakan bagian dari sterilizer horizontal dimana
berfungsi sebagai pembungkus ketel rebusan. Kerusakan yang terjadi
pada plat body adalah kebocoran uap pda dinding ketel perebusan, hal ini
disebabkan terjadinya proses pelemahan material yang mengikis bagian
dinding plat body. Solusi mengatasi kebocoran ini adalah dengan proses
pengelasan dan mengganti komponen polyurathane dan menambal
dengan lembaran plat pada body luar ketel rebusan.
5. Gasket Sheet Filler
Gasket Sheet Filler merupakan bagian dari komponen aliran
pemipaan pada sterilizer horizontal. Fungsi gasket sheet filler adalah
sebagai pencegah kebocoran uap antara sambungan pemipaan. Penyebab
kerusaknnya adalah faktor usia yang menyebakan gasket rusak atau
koyak.
Bulan Juni
loadingtime −downtime
Availability Rate = x 100%
loadingtime
40
43.140 – 1.371
= x 100%
43.140
=97%
Bulan Juli
loadingtime −downtime
Availability Rate = x 100%
loadingtime
43.440 – 777
= x 100%
43.440
=98%
Bulan Agustus
loadingtime −downtime
Availability Rate = x 100%
loadingtime
33.000 – 1.410
= x 100%
33.000
=93%
Bulan September
loadingtime −downtime 3
Availability Rate = x 100%
loadingtime
43.210 – 680
= x 100%
43.210
=98%
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Availabilty Rate
Bulan Loding time Downtime 0perating Availabilty
(Menit) (Menit) Rate
time
Juni 43.140 1.371 41.769 97%
Juli 43.440 777 42.663 98%
Agustus 33.000 1.410 31.590 93%
September 43.210 680 42.530 98%
Rata-rata 96%
99%
98%
97%
Availabilty 96% Hasil
Rate 95%
94% AvailabiltyRate
93%
92%
91%
90%
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Bulan
Bulan Juni
processed amount x cycletime
Performance Rate= x 100 %
operation time
383.592 x 0,08
= x 100 %
41769
42
=73%
Bulan Juli
processed amount x cycletime
Performance Rate= x 100 %
operation time
298.756 x 0,08
= x 100 %
42663
=56%
Bulan Agustus
processed amount x cycletime
Performance Rate= x 100 %
operation time
319.556 x 0,08
= x 100 %
31590
=81%
Bulan September
processed amount x cycletime
Performance Rate= x 100 %
operation time
261.473 x 0,08
= x 100 %
42530
=49%
Tabel 5.6 Hasil Performance Rate
Bulan Jumlah waktu siklus 0perating time Performance
produksi (kg) (menit) (menit) Rate
90%
80%
70%
60% Hasil
Performance
Rate 50% Performance
40% Rate
30%
20%
10%
0%
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Bulan
Bulan Juni
Processed amount −Defect amount
Rate Of Quality= x 100 %
Processed amount
383529−38695
= x 100 %
383592
= 90%
44
Bulan Juli
Processed amount −Defect amount
Rate Of Quality= x 100 %
Processed amount
298756−34947
= x 100 %
298756
= 88%
Bulan Agustus
Processed amount −Defect amount
Rate Of Quality= x 100 %
Processed amount
319556−42051
= x 100 %
319556
= 87%
Bulan September
Processed amount −Defect amount
Rate Of Quality= x 100 %
Processed amount
261473−28940
= x 100 %
261473
= 89%
Tabel 5.8 Tabel Hasil Perhitungan Quality rate
Bulan Jumlah produksi Reject (kg) Quality rate
(kg)
Juni 383.592 38.695 90%
Juli 298.756 34.947 88%
Agustus 319.556 42.051 87%
September 261.473 28.940 89%
Rata-rata 88%
Rata-rata tingkat Quality rate selama 4 bulan sebesar 88%.
Berikut ini adalah gambar grafik dari hasil perhitungan Quality rate
sebagai berikut:
45
90%
Quality rate
88% Hasil
Quality rate
86%
84%
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Bulan
Dari perhitungan OEE dapat lah hasilnya pada tabel 5.9 dan terdapat juga
rata-rata OEE mesin Sterilizer keseluruhan selama 4 bulan sebesar 54%
Berikut ini adalah gambar grafik dari hasil perhitungan overall equipment
effectiveness sebagai berikut:
Grafik Overall Equipment Effectiveness Pada Mesin
Sterilizer
70%
60%
50% Hasil
OEE
Overall 40%
Equipment
30%
Effectiveness
20%
10%
0%
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Bulan
8.2 Saran
Saran saya dapat diberikan dalam penelitian kerja peraktik ini yaitu dapat
menerapkan Perawatan mesin yang perlu ditingkatkan dan dilakukan dengan
disiplin, mengganti sparepart yang sudah tua dengan sparepart yang baru agar
kinerjanya optimal.
47
DAFTAR PUSTAKA
Corder, antony dan Kusnul Hadi. 1992 Teknik manajemen pemeliharaan. Jakarta:
Erlangga.
Dwi Priyanta. 2000. Keandalan dan Perawatan. Surabaya: Institut Teknologi
Surabaya.
Fadli H., 2014. Refleksi Industri Kelapa Sawit 2013 dan Prospek 2014, GAPKI,
Jakarta.
Fajar Kurniawan. 2013. Manajemen Perawatan Industri Teknik dan Aplikasi :
Implementasi Total Productive Maintenance (TPM), Preventive
Maintenance & Reliability Centered Maintenance (RCM). Yogyakarta :
Graha ilmu.
Juniani, A. I. (Ed). 2012. Penentuan Strategi Productive Maintenance Pada
Electric Arc Furnace PT. ISPAT Indo Melalui Pendekatan International
Safety Rating System (ISRS). Surabaya:ITS.
Nakajima, S.1988, Introduction to Total Productive Maintenance, Cambridge,
MA, Producticity Press, Inc.
Naibaho, P. (1998), Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat Penelitian Kelapa
Sawit, Medan.
Thomas R. Pomorski. 2004. Total Productive Maintenance (TPM) Concepts and
Literature Review, (Brooks Automation, Inc.)
Rahmadani, S. D. 2015. Penganalisaan Standard Industri CPO Dan Kernel Di PT.
Sinar Sawit Lestari Damuli. Laporan Praktek Kerja Lapangan. Universitas
Negeri Medan.
Suhardi, J. 2013. Alat Dan Mesin Pengolahan Kelapa Sawit Menjadi CPO (Crude
Palm Oil). Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh.
Pahan, Iyung. 2008. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari
Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya: Jakarta.
LAMPIRAN
DOCUMENTASI