Laporan ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II
Disusun oleh :
Fathin Silmi Ihsani E.0105.20.018
Shelly Tira Maulida E.0105.20.040
D. PATHWAY
E. MANIFESTASI KLINIS
Pada umumnya penderita dermatitis mengeluh gatal, sedangkan kelainan kulit
bergantung pada stadium penyakit, batas dapat tegas atau tidak tegas, penyebaran nya
dapat setempat, generalisata, bahkan universal.
Berikut adalah berbagai bentuk kelainan kulit atau efloresensi berdasarkan stadium (
stadium tersebut tidak selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis sejak
awal memberi gambaran klinis berupa kelainan kulit stadium kronis ) :
a. Stadium akut : eritema, edema, vesikel atau bula, erosi atau eksudasi, sehingga
tampak basah ( madidans ).
b. Stadium subakut : eritema berkurang, eksudasi mengering menjadi krusta.
c. Stadium kronik : tampak lesi kering, skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi, papul,
dapat pula terdapat erosi atau ekskoriasi akibat garukan berulang.
Dimanapun timbulnya lokasi dermatitis, gejala utama yang dirasakan pasien adalah
gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada tanda kemerahan pada kulit.
Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut, tangan dan kaki. Namun
tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain. Daerah yang terkena
akan terasa sangat kering, menebal, atau keropeng. Pada orang kulit putih daerah ini
pada mulanya akan berwarna merah muda lalu berubah menjadi coklat. Sementara itu
pada orang yang kulit gelap, dermatitis akan mempengaruhi pigmen kulit, sehingga
daerah dermatitis akan tampak lebih terang atau lebih gelap.
Subjektif pada tanda-tanda radang akut, terutama pruritus ( sebagai pengganti dolor ).
Selain itu juga terdapat kelainan suhu ( kalor ), kemerahan ( rubor ), edema atau
pembengkakan dan gangguan fungsi kulit ( fungsiolesa ). Objektif, biasanya batas
kelainan tidak tegas dan terdapat lesi polimorfi yang dapat timbul secara serentak atau
berturut-turut. Pada permulaan eritema dan edema. Edema sangat jelas pada kulit
yang longgar misalnya muka ( terutama palbebra dan bibir ) dan genetalia eksterna
infiltrasi biasanya terdiri atas papul.
F. KLASIFIKASI
1. Dermatitis kontak
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap
paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Dermatitis kontak adalah
dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang menempel pada kulit. (
Djuanda, 2010 ).
2. Dermatitis atopik
Dermatitis atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan resitif, disertai
gatal yang umumnya sering terjadi selama masih bayi dan anak-anak, sering
berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopik
pada keluarga atau penderita ( D.A, rinitis alergik, atau asma bronkial )
kelainan kulit berupa papul gatal yang kemudian mengalami ekskoriasi dan
likenifikasi, distribusinya dilipatan ( fleksural ) ( Djuanda, 2010 ).
3. Neurodermatitis
Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumstrip, ditandai dengan kulit tebal dan
garis kulit tampak lebih menonjol ( likenifikasi ) menyerupai kulit batang
kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai
rangsangan pruritogenik ( Djuanda, 2010 ).
4. Dermatitis numularis
Jenis eksim ini pada umumnya berhubungan dengan kulit kering dan sering
menyerang pada orang yang berusia lanjut. Gejala penyakit eksim ini berupa
kulit mengering, merah, gatal, dan muncul dalam bentuk bulatan-bulatan pipih
seperti koin logam, biasanya terdapat pada kulit kaki dan tangan.
5. Dermatitis seboroik
Merupakan golongan kelainan kulit yang didasari oleh faktor konstitusi,
hormon, kebiasaan buruk dan bila dijumpai pada muka dan aksila akan sulit
dibedakan.
6. Dermatitis statis
Merupakan dermatitis sekunder akibat insufisiensi kronik Vena ( atau
hipertensi vena ) tungkai bawah ( Djuanda, 2010 ).
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Sistemik
Pada kasus dermatitis ringan diberi antihistamin, atau kombinasi antihistamin-
antiserotonin, antibradikinin, anti-SRS-A, dan sebagainya. Pada kasus berat
dapat dipertimbangkan pemberian kortikosteroid.
2. Topikal
Prinsip umum terapi topikal diuraikan dibawah ini :
a. Dermatitis basah ( madidans ) harus diobati dengan kompres terbuka.
Dermatitis kering ( Sika ) diobati dengan krim atau salep.
b. Makin berat atau akut penyakit nya, makin rendah presentase obat
spesifik.
c. Bila dermatitis akut, diberi kompres. Bila subakut diberi losio (
bedak kocok ), pasta, krim atau linimentum ( pasta pendingin ). Bila
kronik, diberi salep.
d. Pada dermatitis Sika, bila superfisial, diberikan bedak, losio, krim
atau pasta, bila kronik diberi salep. Krim diberikan pada daerah
berambut, sedangkan pasta pada daerah yang tidak berambut.
Penetrasi salep lebih besar dari pada krim.
H. KOMPLIKASI
1. Katarak
2. Infeksi bakteri, virus dan jamur
I. PENGKAJIAN
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
3. Biasanya klien mengeluh gatal, rambut rontok
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Tanyakan pada klien sejak kapan klien merasakan keluhan seperti
yang klien keluhkan dikeluhan utama, dan tindakan apa saja yang
klien lakukan untuk menanggulangi nya.
b. Riwayat penyakit dahulu
Apakah pasien dulu pernah menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya.
c. Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kulit lainnya.
d. Riwayat psikososial
Apakah klien merasakan kecemasan berlebihan. Apakah sedang
mengalami stress yang berlebihan.
e. Riwayat pemakaian obat
Apakah klien pernah memakai obat-obatan yang di pakai pada kulit,
atau pernahkah klien tidak tahan ( alergi ) terhadap suatu obat.
5. Pola fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Persepsi terhadap penyakit :
Tanyakan pada klien pendapat nya tentang kesehatan dan penyakit.
Apakah klien langsung mencari pengobatan atau menunggu sampai
penyakit mengganggu aktivitas klien.
Penggunaan :
Tanyakan tentang penggunaan obat-obat tertentu ( mis. Anti-
depresan trisiklik, antihistamin, fenotiasin, inhibitor monoamin
oksidase ( MAO ), antikolonergik, dan antispasmotik dan obat anti
Parkinson. Tanyakan tentang penggunaan alkohol dan tembakau
untuk mengetahui gaya hidup klien.
b. Pola nutrisi/metabolisme
Tanyakan pola dan porsi makan klien ( pagi, siang, malam ).
Tanyakan bagaimana nafsu makan klien, apakah ada mual muntah,
pantangan atau alergi.
Tanyakan pada klien apakah klien mengalami gangguan menelan.
Tanyakan apakah klien sering mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran yang mengandung vitamin antioksidan.
c. Pola eliminasi
Tanyakan bagaimana pola BAK, BAB, warna dan karakteristik nya.
Berapa kali miksi dalam sehari, karakteristik urin dan defekasi.
Adakah masalah dalam proses miksi dan defekasi, adakah
penggunaan alat bantu untuk miksi dan defekasi.
d. Pola aktivitas/olahraga
Perubahan aktivitas biasanya/hobi sehubungan dengan gangguan
pada kulit.
Kekuatan otot : biasanya klien tidak ada masalah dengan kekuatan
ototnya karena yang terganggu adalah kulitnya.
Keluhan beraktivitas : kaji keluhan klien saat beraktivitas.
e. Pola istirahat/tidur
Kebiasaan : tanyakan lama, kebiasaan dan kualitas tidur klien.
Masalah pola tidur : Tanyakan apakah terjadi masalah istirahat/tidur
yang berhubungan dengan gangguan pada kulit. Bagaimana perasaan
klien setelah bangun tidur ? Apakah merasa segar atau tidak ?
f. Pola kognitif/persepsi
Kaji status mental klien
Kaji kemampuan berkomunikasi dan kemampuan klien dalam
memahami sesuatu
Kaji tingkat anxietas klien berdasarkan ekspresi wajah, nada bicara
klien. Identifikasi penyebab kecemasan klien
Kaji penglihatan dan pendengaran klien
Kaji apakah klien mengalami vertigo
Kaji nyeri : gejalanya yaitu timbul gatal-gatal atau bercak merah
pada kulit.
g. Pola persepsi dan konsep diri
Tanyakan pada klien bagaimana klien menggambar kan dirinya
sendiri, apakah kejadian yang menimpa klien mengubah gambaran
dirinya
Tanyakan apa yang menjadi pikiran klien, apakah merasa cemas,
depresi atau takut.
Apakah ada hal yang menjadi pikirannya
h. Pola peran hubungan
Tanyakan apa pekerjaan klien
Tanyakan tentang sistem pendukung dalam kehidupan klien seperti :
pasangan, teman dll.
Tanyakan apakah ada masalah keluarga berkenaan dengan perawatan
penyakit klien.
i. Pola seksualitas/reproduksi
Tanyakan masalah seksual klien yang berhubungan dengan
penyakitnya
Tanyakan kapan klien mulai menopause dan masalah kesehatan
terkait dengan menopause
Tanyakan apakah klien mengalami kesulitan atau perubahan dalam
pemenuhan kebutuhan seksual
j. Pola koping-toleransi stress
Tanyakan dan kaji perhatian utama selama dirawat di RS ( financial
atau perawatan diri ).
Kaji keadaan emosi klien sehari-hari dan bagaimana klien mengatasi
kecemasnnya ( mekanisme koping ). Apakah ada penggunaan obat
untuk penghilang stress atau klien sering berbagi masalah nya
dengan orang-orang terdekat.
k. Pola keyakinan atau nilai
Tanyakan agama klien dan apakah ada pantangan-pantangan dalam
beragama serta seberapa taat klien menjalankan ajaran agamanya.
Orang yang dekat kepada Tuhannya lebih berpikiran positif.
6. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
Data mayor : Dari luar ( eksogen ) : Nyeri
DS : bahan kimia
•Mengeluh nyeri |
DO : Terjadi penebalan kulit dan
•Tampak meringis hiperpigmentasi
•Bersikap protektif |
•Gelisah Dermatitis
•Frekuensi nadi meningkat |
•Sulit tidur Iritan primer
Data minor : |
DS : Mengiritasi kulit
Tidak tersedia |
DO : Inflamasi pada kulit
•Tekanan darah meningkat |
•Pola nafas berubah Nyeri
•Nafsu makan berubah
•Proses berfikir terganggu
•Menarik diri
•Berfokus pada diri sendiri
•Diaforesis
Data mayor : Dari luar ( eksogen ) : Kerusakan integritas kulit
DS : bahan kimia
Tidak tersedia |
DO : Terjadinya penebalan kulit
•Kerusakn jaringan dan/atau dan hiperpigmentasi
lapisan kulit |
Data minor : Dermatitis
DS : |
Tidak tersedia Iritan primes
DO : |
•Nyeri Mengiritasi kulit
•Perdarahan |
•Kemerahan Inflamasi pada kulit
•Hernatoma |
Dolor, kalor, rubor, edema,
fungsi lesa
|
Kerusakan integritas kulit