BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi dalam dunia perdagangan. Pada tahun
2007 luas area tanaman kelapa di indonesia tercatat 3,860 ribu ha, didominasi oleh
perkebunan rakyat seluas 3,791 ribu ha (98,21%), perkebunan besar negara seluas
6 ribu ha (0,15%) dan perkebunan swasta seluas 63 ribu ha (1,63%), dengan total
produksi sebesar 3,039 ribu ton setara kopra yaitu perkebunan rakyat sebesar 2,967
ribu ton (97,63%) perkebunan besar negara sebesar 5,1 ribu ton (0,17%) dan
perkebunan besar swasta sebesar 67,26 ribu ton (2,21%) (Anonim, 2011).
nasional tahun 2011 hanya 3,45 juta ton setara kopra. Pada tahun 2010 produksi
kelapa nasional diperkirakan mencapai 3,5 juta ton-3,7 juta ton setara kopra.
Indonesia memprediksi produksi kopra jauh lebih rendah dari pada perkiraan
2011 hanya mencapai 3,29 juta ton setara kopra. Target ini naik 0,9% dari produksi
tahun 2010 yang sebanyak 3,26 juta ton setara Kopra (Kementrian Perindustrian
sudah mencapai Rp 9.500 hingga Rp 10.000/Kg. Harga kopra sudah naik sekitar
2
44% ketimbang harganya pada bulan Februari yang masih sekitar Rp.6.500 hingga
hasil buah kelapa juga masih mempunyai peluang cukup besar. Daging buah
kelapa diolah menjadi kopra, crude coconut oil (CCO), dan minyak goreng,
mempunyai peluang yang memiliki nilai ekonomi tinggi (Rumokoi dan Akuba,
1998).
dari segi sosial budaya, penerimaan devisa negara, sumber pendapatan petani dan
lapangan kerja yang sangat potensial dan tidak kalah pentingnya sebagai sumber
utama minyak makan dalam negeri. Penerimaan devisa negara dari komoditas ini,
dilaporkan pada tahun 1994 sebesar US $280.241 juta sedang pada tahun 2000
devisa yang dihasilkan mencapai US$ 394 juta. Peranannya sebagai sumber devisa
masih relatif kecil yaitu 0,75% terhadap nilai total ekspor secara nasional (Tondok,
1998). Penerimaan devisa tersebut pada dasarnya masih dapat ditingkatkan karena
menerus dan dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan keluarga petani. Jumlah
3
penduduk yang hidupnya tergantung secara langsung maupun tidak langsung dari
tanaman kelapa diperkirakan tidak kurang dari 12,8 juta jiwa/tahun atau 14,5% dari
angkatan kerja sub sektor perkebunan. Sedangkan pada tahun 1998 diperkirakan
melibatkan sebanyak 20 juta jiwa (Kasryno, et. al. 1998; Sulistyo, 1998).
B. Masalah Penelitian
berikut :
1. Modal apa saja yang dikeluarkan dalam usahatani kopra di Desa Wawo
C. Tujuan Penelitian
berikut :
D. Manfaat Penelitian