Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN GADAR LAUT DAN

PANTAI

Nama : FEBRIANI
Nim : PO7120120012

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI D-III KEPERAWATAN PALU
2022/2023
SOAL KASUS GADAR LAUT DAN PANTAI

Seorang anak laki-laki umur 16 tahun, alamat silae, pendidikan SMA, agama Islam,datang k
puskesmas pada hari selasa, 04Oktober 2022, diagnosa medis trauma membran timpani
datang ke UGD dengan keluhan utama pasien mengatakan sering merasa telinga kanan
berdengung dan nyeri saat berbicara, dan selama 1 minggu terakhir bahwa telinga kanan
terasa penuh dengan adanya serumen dan pendengaran yang terganggu. Hasil pemeriksaan
TD : 110/80 mmHg, Suhu : 37˚C, Nadi : 90x/mn, RR : 20x/mnt. Sejak itu telinga kanan
tampak ruptur membran timpani dengan tepi yang tidak rata dengan sedikit bercak darah
disekitarnya. Uji penala : Rine negatif pada telinga kanan dan Rine positif di telinga kiri.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN BAROTRAUMA (TROMA MEMBRAN

TIMPANI)

Emergency : Hijau

I. PENGKAJIAN

A. Identitas
a. Idenitas Pasien : An. D
Umur : 16 Thn

Jenis Kelmanin :Laki-Laki

Pendidikan : SMA

Pekerjaan :-

Agama : Islam

Alamat : silae

Tgl Berkunjung ke puskesmas : Selasa, 04 Oktober 2022

Diagnosa Medis : Trauma membran timpani

b. Identitas Penanggung jawab

Nama : Tn. A

Hubngn dengan pasien : Ayah

Pekerjaan : Alamat : silae

B. Riwayat Keshatan

a. Keluhan utama
- An. D mengeluh telinga kanan berdengung

b. Riwayat penyakit sekaang


- Pasien mengatakan bahwa sakitnya sudah 1 miggu terakhir ini dan juga
merasa di dalam telinga penuh karena adanya penumpukan serumen dan
pendengaran terganggu, sehingga pasien di anatar ke rumah sakit. Hal ini
terjadi karena selama 1 minggu yang lalu pasien pernah berenang di air laut.
c. Riwayat penyakit dahulu : -
d. Riwayat keluarga
- Ayah klien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami sakit telinga

seperti yang di alami An. D

C. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum
- Klien dalam kondisi baik namun adanya ruptur pada membran timpani

b. Pemeriksaan TTV
TD : 110/80 mmHg

Suhu : 37˚C

Nasi : 90x/mnt

RR : 20x/mnt

Skala Nyeri : 3

c. Pemeriksaan B1-B6
1. Pemeriksaan B1 (Breathing)
- Hidung : Tidak ada kotoran/ berih, tidak ada perdarahan.

- Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan

- Bentuk dada : Normal ( Simetris antara kanan dan kiri)

2. Pemeriksaan B2 (Bleeding)
- Nyeri dada (-)

- Sakit kepala (-)

- Suara jantung : Normal

- Ascites (-)

3. Pemeriksaan B3 (Brain)
- Kesadaran : Composmentis

- Kepala dan wajah : Tidak ada kelainan

- Mata : Sclera ( Icterus), Pupil (Isokor), Palpebra tidak ada odema

- Leher : Bentuk normal, tidak ada pembengkakan


- Pendengaran : Telinga sebela kanan pendengaran terganggu, pasien
mengeluh telinga kanan berdengung, dan sebela kiri normal.
- Penciuman : Normal
- Pengecapan : Normal
- Penglihatan : Normal
- Perabaan : Normal
4. Pemeriksaan B4 (Bladder)
- Produk urine : Normal

- Warna : Kuning, beraroma amonik (Normal)

- Tidak ada permasalahan dengan sistem perkemihan.

5. Pemeriksaan B5 (Bowel)
- Mulut dan tenggorokan : Normal

- Abdomen : Tidak ada kelainan

- BAB : 2x/hari

6. Pemeriksaan B6 (Bone)
- Kemampuan pergerakan : Bebas

- Extremitas atas dan bawah : Tidak ada kelainan

- Tulang belakang : Tidak ada kelainan

- Kulit : Warna kulit putih

- Akral : Hangat

- Turgor Kulit : Normal

- Tambahan : Kulit pada bagian telinga terdapat

becak darah.

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan presepsi sensori berhubungan dengan perubahan pendengaran
III. PERENCANAAN

No DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL

Gangguan presepsi sensori Tujuan :Setelah


1
berhubungan dengan  dilakukan tindakan Mengetahui tingkat ketajaman
perubahan pendengaran keperawatan selama 1x2 - pendengaran pasien dan untuk
jam diharapkan menentukan intervensi
DO : ketajaman pendengaran selanjutnya Membantu pasien
- Pasien pasien dapat meningkat menghindari masuknya sensori
mengatakan Dengan kriteria hasil : - yang berlebihan dengan
pendengaran - Pasien dapat mengutamakan kualitas
terganggu  mendengar dengan tenang.

baik tanpa alat Mematuhi program terapi akan


mempercepat proses
DS : bantu. Intervensi :
penyembuhan.
- Uji penala : Rine - Observasi ketajaman -
negatif pada
pendengaran, catat
telinga kiri dan
Rine positif di  apakah kedua
telinga kiri telinga terlibat.
- Berikan
lingkungan yang
tenang dan tidak
kacau, jika
diperlukan seperti
musik lembut.
- Anjurkan pasien dan
keluarga mematuhi
program terapi yang
diberikan .
IV. IMPLEMENTASI

No DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI

1 S:
Gangguan presepsi sensori  Tindakan : Pasien mengatakan
berhubungan dengan - telinga bagian kanan
- Observasi ketajaman
perubahan pendengaran pendengaran, catat sudah kembali normal

apakah kedua telinga Pasien mengatakan


DO : - mendengar musik
terlibat.
- Pasien mengatakan Hasil : Pasien dengan volume pelan
pendengaran mengtakan telinga ia merasa senang.
terganggu DS : sebela kanan terganggu
- Uji penala : Rine O: Klien nampak gembira
negatif pada telinga - Telinga kanan kembali
- Berikan lingkungan
kiri dan Rine positif di
- berfungsi dengan baik
telinga kiri yang tenang dan tidak
kacau, jika diperlukan
seperti musik lembut. A: Masalah perbahan
- pendengaran dapat
Hasil : Pasien
mengatakan merasa teratasi

senang jika
mendengar musik P:- Intervensi dihentikan

dengan volume pelan.

- Anjurkan pasien dan


keluarga mematuhi
program terapi yang
diberikan .
Hasil : Keluarga dan
pasien dapat mematuhi
terapi yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai