Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PEMASARAN SYARIAH

DAN BAURAN PEMASARAN UNTUK UMKM

Disusun oleh:

 Annisa Yasmina Jannata (NIM 5554220009)


 Novia Ramadana (NIM 5554220030)
 Sunarsih (NIM 5554220052)

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah swt,yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta
shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada kepada baginda Nabi Muhammad SAW
keluarga dan para sahabatnya.Sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna
untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah usaha mikro islam.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak telepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa,saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman yang kami miliki.Oleh karena itu,kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
dunia bisnis.

Tangerang, 25 Agustus 2022

Kelompok 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I......................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................................4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemasaran syariah merupakan disiplin bisnis strategis yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari satu pemrakarsa kepada
stakeholders-nya. Keseluruhan proses pemasaran tersebut sesuai dengan akad serta
prinsip-prinsip syariah dan muamalah dalam Islam Pemasaran menjadi salah satu
kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha untuk berkembang dan
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Menurut kertajaya, pemasaran syariah atau syariah marketing adalah strategi
bisnis yang sesuai dengan nilai-nilai ajaran islam yang harus memayungi seluruh
aktivitas dalam sebuah perusahaan yang meliputi proses, menciptakan, menawarkan,
pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau serta perusahaan, atau perorangan.
Dengan demikian,penerapan sistem pemasaran syariah dengan berpegang
teguh pada nilai-nilai Al-Quran dan as-sunnah, Nabi Muhammad SAW sebagai
teladan telah melakukan bisnis secara profesional.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari pemasaran syariah?


2. Bagaimana penerapan sistem pemasaran syariah dalam nilai-nilai sesuai syariat
agama?
1.3 Tujuan
1. Untuk menganalisis strategi pemasaranb berdasarkan kesesuaianstrategi
pemasaran syariah.
2. Untuk memperoleh informasi berkaitan dengan pemasaran syariah.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam penelitian mengenai strategi
pemasaran.
2. Dapat menyusun,merekomendasikan alternatif strategi pemasaran syariah dalam
pengembangan usaha.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Definisi dan Prinsip Pemasaran Syariah


2.1.1 Pengertian Pemasaran Syariah
Menurut Kotler, pemasaran (marketing) adalah suatu proses sosial dan
manajerial yang di dalamnya individu dan kelmpok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan,penawaran,dan pertukaran.
Definisi ini berdasarkan konsep-konsep inti,seperti kebutuhan,keinginan,dan
permintaan produk-produk (barang-barang, layanan, dan ide), value, biaya dan
kepuasan,pertukaran dan transaksi,hubungan dan jaringan,pasar dan para
pemasar.
Pemasaran sendiri adalah salah satu muamalah yang dibenarkan dalam
islam,sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal yang
terlarang oleh ketentuan syariah.
Kata syariat berasal dari kata syara’a al-syai’a yang berarti
“menerangkan” atau menjelaskan sesuatu. Atau, berasal dari kata syir‟ah yang
berarti “suatu tempat yang dijadikan sarana untuk mengambil air secara
langsung sehingga orang yang mengambilnya tidak memerlukan bantuan alat
lain”. Dalam Al-Quran kata syari‟ah disebutkan hanya sekali dalam Surah Al-
Jatsiyah,
“Kemudian Kami Jadikan kamu berada didalam suatu syariat (peraturan)
dari urusan (agama) itu,maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu
mengijuti hawa nafsu orang orang yang tidak mengetahui”(QS.Al-Jatsiyah:18)
Pengertian syariah menurut pandangan islam sangatlah luas dan
kompherensif (al-syumul). Di dalamnya mengandung makna mengatur seluruh
aspek kehidupan,mulai dari aspek ibadah,aspek ekonomi,aspek keluarga,aspek
hukum dan peradilan,aspek undang undang hingga hubungan antar negara.
Pemasaran islam (Islamic Marketer) juga merupakan sebuah proses dalam
menciptakan, menawarkan, dan memperjual-belikan produk atau jasa tanpa
melanggar aturan atau ketentuan dalam islam. Pemasaran syariah yang
berlandaskan kepada agama di dalam bisnis, terdapat tiga konsep dasar dalam
pemasaran syariah yang dapat diterapkan oleh kaum muslimin:
1. Strategi untuk mind-share, yaitu cara berfikir yang bijaksana, kreatif,
dan inovatif dalam mencari ide untuk memasarkan produk barang dan
jasa kepada konsumen.
2. Taktik untuk Market share, bagaimana usaha perusahaan dalam
memengaruhi pasar melalui iklan, baik iklan di media cetak maupun di
media elektonik.
3. Value to hearth, yaitu pemasaran yang dilaksanakan sesuai syariat islam
serta dilaukan dengan sepenuh hati, sehingga membuat nyaman kepada
pelanggan dan stake holder.

Salah satu cara mengetahui secara mendalam dari pemasaran syariah yaitu dengan
mengenal karakteristik dari pemasaran syariah. Adapun karakteristik dari pemasaran syariah
adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan (Rabbaniyah)
Ketuhanan atau rabbaniyah adalah satu keyakinan yang bulat, bahwa semua
gerak gerik manusia selalu berada dibawah pengawasan Allah SWT. Oleh
sebab itu, semua insan harus berperilaku sebaik mungkin, tidak berperilaku
licik, suka menipu, mencuri milik orang lain, suka memakan harta orang lain
dengan jalan yang batil dan sebagainya.
2. Etis (Akhlaqiyah)
Etis atau akhlaqiyah artinya semua perilaku berjalan diatas norma etika yang
berlaku umum. Etika adalah kata hati, dan kata hati ini adalah kata yang
sebenernya,”the will of god” yang artinya kehendak Tuhan, tidak bisa
dibohongi. Oleh sebab itu, hal ini menjadi panduan para marketer syariah agar
selalu memelihara setiap tutur kata, perilaku dalam hubungan bisnis dengan
siapa saja, konsumen, penyalur, toko, pemasok ataupun saingan nya.
3. Realistis (Al-waqiiyah)
Realistis atau al-waqiiyah yang artinya sesuai dengan kenyataan yang
menjurus kepada kebohongan. Ajaran rasulullah sangatlah mulia dan realistis,
jangan sekali-kali mengelabui orang, ataupun menipunya sedikit pun.
4. Humanitis (Al-insaniyah)
Humanitis atau al-insaniyah yang artinya berperikemanusiaan, hormat
menghormati sesama. Humanitis dapat diartikan memanusiakan manusia yaitu
memperlakuan manusia seperti layaknya manusia. Tidak semena mena dan
seenaknya sendiri terutama dalam bidang pelayanan harus dilakukan dengan
penuh rasa hormat.
2.1.2 Prinsip pemasaran syariah
Beberapa prinsip pemasaran dalam islam yang dapat diterapkan di aktivitas
pemasaran sebagai berikut:
A. Strategi (hikmah)
Strategi disini bermana bahwasanya pemasaran syariah harus berorientasi
jangka panjang yaitu dunia akhirat sebagai bekal investasi.
B. Kebutuhan (need)
Kebutuhan disini bermakna bahwasanya pemasaran dalam islam harus
bertujuan untuk membantu sesama manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidup masing-masing. Hal ini bertujuan untuk menciptakan adanya rasa
persaudaraan di kalangan umat islam karena sistem pemasaran islam ini
bersifat tolong menolong dan berorientasi tercapainya hablum minannas
yang baik.
C. Halal (tayyibat)
Di dalam islam, semua produk yang diperjual-belikan harus baik dan halal,
mulai dari proses pencarian bahan baku, pembuatan produk, sampai
pemasaran produk. Hal ini bertujuan untuk menghindari bisnis yang
merugikan orang lain.
D. Kesejahteraan (falah)
Pemasaran syariah harus mengutamakan kesejahteraan baik di dunia
maupun di akhirat bagi pelaku kegiatan pemasaran seperti penjual, pembeli,
pemasok, dan masyarakat.
E. Persetujuan timbal balik (mutual consent)
Transaksi yang terjad harus disetujui oleh kedua belah pihak baik berupa
kualitas dan kuantitas produk, hingga harga barang yang sama-sama
disepakati.

Adapun menurut Kartajaya dan Sula (2006) prinsip pemasaran dalam perspektif syariah
harus memiliki tujuh belas (17) prinsip utama sebagai berikut:

1. Information tekonology allow us to be transparent (change)


2. Be respectful to your competitors (competitor)
3. The emergence of customers global paradox (customers)
4. Develop a spiritual-based organization (company)
5. View market universally (segmentation)
6. Target customer’s heart and soul (targeting)
7. Build a belief system (positioning)
8. Differ yourself with a good package of content and context (differentation)
9. Be honest with your 4Ps (marketing mix)
10. Practice a relationship-based selling (selling)
11. Use a spiritual brand character (brand)
12. Services should have the ability to transform (service)
13. Practice a reliable business process (process)
14. Create value to your stakeholders (scorecard)
15. Create a noble cause (inspiration)
16. Develop an ethical corporate culture (culture)
17. Measurement must be clear and transparent (instution)

Ketujuh belas prinsip tersebut terbagi dalam tiga elemen utama yaitu: landscape of
islamic marketing atau dikenal dengan istilah 4C-Diamond Model (prinsip ke-1 hingga
prinsip ke-4), elements of strategic business architectures (prinsip ke-5 hingga prinsip ke-
13) dan shariah scorecard shariah marketing enterprise (prinsip ke-14 hingga prinsip ke-
17).

2.1.3. Menentukan Harga Jual

Harga jual adalah nominal harga akhir dari penjual atau jumlah yang perlu
dibayar oleh konsumen. Harga tersebut biasanya ditukar dengan produk atau
jasa dalam jumlah, berat, atau ukuran tertentu.Pemilik usaha perlu menetapkan
harga yang tepat agar penjualan dapat mendatangkan keuntungan. Selain itu,
pebisnis juga perlu memperhatikan harga jual untuk mengamankan posisinya di
pasar.Ada banyak faktor yang bisa disertakan dalam perhitungan harga jual,
misalnya musim, daerah, permintaan, serta situasi pasar. Bahkan, pemilik usaha
dapat menentukan harga jual dengan mempertimbangkan
strategi pricing kompetitor. Harga yang merupakan nilai yang dinyatakan dalam
satu mata uang atau alat tukar, terhadap suatu produk tertentu. Jadi harga adalah
sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah produk tertentu
atau kombinasi antara barang dan jasa.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah
biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa
ditambah dengan persentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk
mencapai laba yang diinginkan oleh perusahaan salah satu cara yang dilakukan
untuk menarik minat konsumen adalah dengan cara menentukan harga yang
tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai
dengan kualitas produk suatu barangdan harga tersebut dapat memberikan
kepuasan kepada konsumen.

 Jenis-Jenis Harga Jual


Banyak istilah dalam penyebutan harga produk yang ditawarkan produsen kepada
konsumen. Berikut ini jenis-jenis harga yang dikenal pada suatu produk menurut
Suhardi Sigit (2010, hal. 185) yaitu :

1). Harga daftar (list price) Harga daftar adalah harga yang diberitahukan atau
dipublikasikan, dari harga ini biasanya pembeli dapat memperoleh potongan
harga.

2). Harga netto (net price) Harga netto adalah harga yang harus dibayar, biasanya
merupakan harga daftar dikurangi potongan dan kemurahan.

3). Harga zona (zone price) Harga titik dasar adalah harga yang sama untuk
daerah zone atau daerah geografis tertentu.

4). Harga titik dasar (basing point price) Harga titik dasar adalah harga yang
didasarkan atas titik lokasi atau titik basis tertentu. Jika digunakan hanya satu titik
basis disebut single basing point system, dan disebut multiple basing point system
apabila digunakan lebih dari satu titik basis.

5). Harga stempel pos (postage stamp delivered price) Harga stempel pos adalah
harga yang sama untuk semua daerah pasarnya, disebut juga harga uniform.

6). Harga pabrik (factory price) Dalam hal ini pembeli membayar di pabrik atau
tempat pembuatan, sedangkan angkutan ditanggung oleh pembeli. Dapat juga
pihak penjualyang menyerahkan sampai atas alat angkutan yang disediakan
pembeli.

7). Harga F.A.S (free alongside price) Harga F.A.S adalah untuk barang yang
dikirim lewat laut. Biaya angkutan ditangung oleh penjual sampai kapal merapat
di pelabuhan tujuan. Pembongkaran ditanggung oleh pembeli.

8). Harga C.I.F (cost,insurance and freight) Harga C.I.F adalah harga yang
diekspor sudah termasuk biaya ansuransi, biaya pengiriman barang dan lain-lain
sampai diserahkannya barang itu kepada pembeli di pelabuhan yang dituju.

9). Harga gasal (odd price) Harga gasal adalah harga yang angkanya tidak bulat
atau mendekati bulat, misalnya Rp. 9.999,- atau Rp. 1.999.900,- cara ini
bermaksud mempengaruhi 12 pandangan pembeli supaya kelihatan murah,
meskipun hanya sedikit perbedaannya, tapi dapat merangsang pembelian
konsumen.

 Tahap-Tahap Penetapan Harga Jual


Dalam penetapan harga yang harus diperhatikan adalah faktor yang
mempengaruhinya, baik langsung maupun tidak langsung :

1) Faktor yang secara langsung adalah harga bahan baku, biaya produksi, biaya
pemasaran, peraturan pemerintah, dan faktor lainnya.

2) Faktor yang tidak langsung namun erat dengan penetapan harga adalah antara
lain yaitu harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, pengaruh harga
terhadap hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, serta
potongan untuk para penyalur dan konsumen.

 Strategi Penetapan Harga Jual


Untuk memenangkan sebuah persaingan, maka pihak manajemen harus menentukan
strategi harga yang tepat bagi produknya. menurut Indriyo Gitosudarmo (2010, hal.
188) ada dua strategi penetapan harga, yaitu:
1). Strategi harga bagi produk baru Toko-toko elektronik saat ini banyak dijumpai
produk-produk baru yang menawarkan berbagai macam fasilitas dan kemudahan
beserta kecangihan teknologi yang diterapkan pada produk tersebut. Strategi harga
pada produk baru dalam pemasaran terbagi menjadi dua penetapan harga, yaitu:
pemasaran penetapan harga tinggi dan pemasaran penetapan harga rendah (murah).
Dalam pemasaran penetapan harga tinggi pada produk baru disebut market skiming
pricing, dan penetapan harga tinggi ini akan berhasil jika;
a) Cukup banyak permintaan terhadap produk yang bersangkutan.
b) Harga yang tinggi diasumsikan tidak menarik bagi para pesaingnya.
c) Harga yang tinggi diasumsikan akan mampu meningkatkan citra produk superior.
Sedangkan penetapan harga rendah (murah) pada produk baru disebut market
penetration pricing dan akan berhasil jika:
a) Pasar peka, sehingga harga rendah yang mampu merangsang pertumbuhan atau
permintaan pembeli potensial yang sebanyak-banyaknya.
b) Pengalaman produksi mampu menekan biaya produksi dan distribusi.
c) Harga yang rendah tidak menarik bagi para pesaingnya.

 Strategi Harga Bauran Produk


Pada inti strategi ini adalah kebersamaan diantara harga-harga produk secara
keseluruhan. Karena penetapan harga untuk bauran produk harus mempertimbangkan
masalah biaya produksi dan pasar, dimna biaya produksi dan pasar masing-masing
produk berbeda. Disamping itu strategi penetapan harga ini juga mempertimbangkan
masalah profit yang diperoleh, apakah dengan harga yang ditetapkan memberikan
peningkatan profit atau justru menurunkan profit. Strategi harga bauran produk
dibedakan menjadi 4, yaitu:
a) Harga garis produk Penetapan harga didasarkan garis produk adalah menetapkan
harga produk menurut jenis produk.
b) Harga produk pelengkap Selain bermacam-macam varian produk yang diproduksi,
pihak produsen seringkali memproduksi atau menyediakan produk pelengkap
(optional) pendukung produk utama.
c) Harga produk penawan (captive) Produsen juga ada yang menjual produk utama
saja, tanpa pelengkap lainnya, seperti mobil remote tanpa baterai dan harus membeli
sendiri baterainya.

Anda mungkin juga menyukai