KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Belajar
setiap jenis dan jenjang pendidikan. Itu berarti bahwa berhasil atau gagalnya
pencapaiannya tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang
dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri
8
9
jangka waktu yang lama melalui latihan yang membawa terjadinya perubahan
seseorang
menurut Fontana (Suriarta, 2016: 12) adalah sebuah proses perubahan tingkah
laku yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Dari dua pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan hasil dari
pembelajaran tetapi dua konsep tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Dengan kata lain, belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang erat
kaitannya. Menurut Sudjana (2008: 28) menyatakan bahwa belajar menunjuk apa
yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran (peserta
didik), sedangkan mengajar menujuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru
sebagai pengajar. Dua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan
yang efektif. Inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh
hubungan di antar hal-hal itu (Hudojo, 2003: 123). Menurut Tim MKPBM
(Suriarta, 2016: 13) menyatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika
dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak terbagi dalam tiga bidang yaitu
merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Hal ini
didalam model pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam
disampaikan oleh guru. Anggota timnya heterogen yang terdiri dari siswa yang
berprestasi tinggi, sedang dan rendah, laki-laki, perempuan, dan berasal dari latar
enam langkah atau tahapan seperti ditunjukkan dalam tabel 2.1 di bawah ini.
terdapat beberapa variasi atau tipe dari model tersebut. seperti STAD, Jigsaw,
Throwing.
12
a. Definisi LT
dengan minat dan kemampuannya. Model ini melibatkan siswa yang dibagi dalam
kelompok terdiri atas empat atau lima siswa dengan latar belakang yang berbeda
Menurut Jhonson, Jhonson, Holubec, dan Roy (Dian, 2015) model ini
kelompok.
dapat tercapai apabila terdapat kerja sama dan komunikasi yang baik antar siswa
tanggung jawab individual ditujukan agar setiap siswa telah dapat menguasai
materi atau konsep sebelum diskusi kelompok berlangsung, sehingga saat diskusi
proses bertukar informasi dapat berjalan secara aktif. Kelompok kecil yang
masing siswa dalam kerja kelompok, sehingga semua siswa dapat berpartisipasi
6) Penghargaan dapat berupa pujian atau bentuk yang lain yang bersifat
mendidik.
14
1. Siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena selalu diberi bahan
3. Siswa dilatih untuk berani dan percaya diri karena harus tampil
4. Guru tidak terlalu lelah dan sibuk karena hanya berperan sebagai motivator
masyarakat.
yaitu:
3. Tidak bisa melihat kemampuan tiap-tiap siswa karena mereka bekerja dalam
kelompok.
pada diri sendiri, berinteraksi dengan kelompok dan saling berkergantungan. Hal
ini yang mendukung bahwa LT dapat mendorong siswanya untuk berkerja sama
a. Definisi STAD
pembelajaran yang paling sederhana, dan model yang paling baik bagi para guru
salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana, siswa ditempatkan
dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut
tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku (Hamdayama 2014: 115). Guru
bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh
siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh
saling membantu.
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD
presentasi verbal atau teks. Menurut Salvin (Hamdayama 2014: 116) ada lima
1. penyajian kelas
5. Pengakuan kelompok
d. Guru memberi kuis/ pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab
e. Memberi evaluasi.
f. Kesimpulan.
norma-norma kelompok
kelompok
berpendapat
3. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum.
4. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya
6. Menuntut sifat tertentu dari siswa, misalnya sifat suka bekerja sama.
STAD masih dapat diatasi atau diminimalkan. Penggunaan waktu yang lebih
lama dapat diatasi dengan menyediakan lembar kegiatan siswa (LKS) sehingga
kelompok dan penataan ruang kelas sesuai kelompok yang ada dapat dilakukan
pembelajaran tidak ada waktu yang terbuang untuk pembentukan kelompok dan
kemampuan khusus guru, namun hal ini dapat diatasi dengan melakukan latihan
dengan memberikan pengertian kepada siswa bahwa manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, siswa merasa perlu bekerja
Berpikir kritis adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau
gagasan yang berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang
idea atau gagasan ke arah yang lebih sempurna. Berpikir kritis berkaitan dengan
asumsi bahwa berpikir merupakan potensi yang ada pada manusia yang perlu
Ennis (Susanto, 2013:121), berpikir kritis adalah suatu berpikir dengan tujuan
membuat keputusan masuk akal tentang apa yang diyakini atau dilakukan.
sebagai berpikir evaluatif yang melibatkan kriteria yang relevan dalam mengakses
berpikir kritis itu adalah suatu cara berpikir yang menguji, menghubungkan, dan
tinggi yang diperlukan dalam matematika, dimana kemampuan berfikir kritis yang
STAD (Student Team Achievement Division) lebih baik daripada siswa yang
mengalami perubahan. Pada saat ini masih banyak guru yang menerapkan
dan yang disayangkan lagi kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa seperti tak
terjamah dalam kegiatan pembelajaran hal itu juga berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
dan mampu berfikir kritis ialah model pembelajaran STAD dan LT sehingga
Jika berfikir kritis merupakan bagian dari kegiatan yang selalu dilakukan
berfikir kritis merupakan bagian dari kegiatan berpikir yang juga dilakukan otak.
Perlu merubah
kebiasaan
Model pemebelajaran
STAD dan LT