1
PENDAHULU
AN
Energi listrik merupakan sumber energi yang sangat penting dan didambakan oleh
manusia untuk mendukung kegiatan rumah tangga komersil maupun industri. Seiring
dengan perkembangan zaman, mengingat begitu pentingnya energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari sedangkan sumber daya listrik dari bahan fosil keberadaannya
terbatas maka harus dilakukan beberapa upaya dalam menghemat penggunaan bahan
bakar fosil tersebut.
Saat ini di Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan energi dalam
negeri sendiri. Hal ini dibuktikan masih banyaknya pemadaman listrik di beberapa
daerah di Indonesia. Namun hal ini bertolak belakang dengan fakta bahwa di Indonesia
memiliki potensi-potensi energi yang melimpah dan belum dimanfaatkan. Dalam
kondisi ini solusi yang memadai adalah dengan membangun beberapa pembangkit yang
menggunakan sumber energi terbarukan antara lain seperti angin, air, cahaya matahari,
biomass, dan lain-lain. Pembangkit Listrik Tenaga Microhidro (PLTMH) merupakan
salah satu solusi sebagai penghasil listrik yang ekonomis dan ramah lingkungan.
Microhidro adalah salah satu istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik
skala menengah kebawah yang menggunakan energi air. Kondisi air yang bisa
dimanfaatkan sebagai sumber daya penghasil listrik memiliki kapasitas debit dan
ketinggian yang efektif. Semakin besar debit dan ketinggian titik jatuh air maka semakin
besar pula energi listrik yang dapat dihasilkan. Semakin besar skala debit air yang
memutar turbin maka semakin besar energi listrik yang akan dibangkitkan.
2
tidaknya merealisasikan sebuah pembangkit listrik tenaga microhidro berdasarkan
potensi sungai yang tersedia. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Tapanuli Selatan
bermaksud untuk ikut serta berperan aktif untuk memanfaatkan energi terbarukan
khususnya tenaga air. Potensi tenaga air cukup melimpah di wilayah Kabupaten
Kabupaten Tapanuli Selatan Potensi ini akan terbuang percuma bila tidak dimanfaatkan
sacara tepat. Salah satu potensi tenaga air adalah potensi pada saluran sungai yang ada
di Kabupaten Tapanuli Selatan. Studi Kelayakan ini dimaksudkan untuk memanfaatkan
potensi sungai sehingga dapat berguna bagi pemerintah dan masyarakat Kabupaten
Tapanuli Selatan khusunya masyarakat desa Sigiring-girng Kecamatan Saipar Dolok
Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan
Sedangkan tujuannya adalah untuk mendapatkan potensi energi listrik tenaga air
dalam rangka memenuhi kebutuhan energi yang murah dan terbarukan untuk
masyarakat desa desa Sigiring-girng dan sekitarnya yang diharapkan dapat ikut
menunjang pengembangan ekonomi rakyat.
a) Lokasi
Obyek kegiatan ini adalah Wilayah studi pemanfaatan dalam perencanaan
pembuatan Pembangkit Listrik Tenaga Microhidro (PLTMH) Desa Sunge Sigiring-
Giring, Kec Saipar Dolok Hole, yang berada di :
- Desa Sigiring-Giring, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kab. Tapanuli
Selatan pada Latitute : 1°50'37.02"N Longitude : 99°30'56.62"E.
2
- Dusun Lobu, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kab. Tapanuli Selatan
pada Latitute : 1°50'32.90"N Longitude : 99°29'58.49"E.
- Aek Nabara Hororoan, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kab. Tapanuli
Selatan pada Latitute : 1°50'20.66"N Longitute : 99°29'40.34"E.
Secara lebih jelas dapat dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2
b) Pekerjaan
1. Desk Study dan Study Literatur
2. Survey Lapangan
Survey topografi
Survey hidrolika/hidrometri
Survey kelistrikan
Pengumpulan dan data sekunder
3. Studi Kelistrikan
4. Studi Optimasi
5. Analisis kelayakan Pembangkit
6. Laporan-laporan.
2
2
1.4 SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Dalam penyusunan Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge Sigiring- Giring, Kec Saipar
Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan akan mengikuti sistematika sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pengantar yang mejelaskan latar belakang pekerjaan,
maksud dan tujuan kegiatan, ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan berupa
ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup pekerjaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini akan dijelaskan teori-teori yang digunakan sebagi referensi
dalam pekerjaan ini. Secara garis besar akan diuraikan teori Penyusunan Studi
Kelayakn, Teori tentang Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Hidro yang
sesuai untuk dikembangkan di Desa Sunge Sigiring- Giring, Kec Saipar Dolok
Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan.
BAB 3 METODE SURVEY
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang metode survey yang dikerjakan untuk
melaksanakan pekerjaan Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge Sigiring- Giring,
Kec Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan.
BAB 4 ORGANISASI DAN RENCANA KERJA
Pada bagian ini menguraikan tentang rencana kerja dan struktur organisasi
kegiatan Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge Sigiring- Giring, Kec Saipar
Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan mulai minggu pertama sampai minggu
terakhir.
2
BAB
2
TINJAUAN
PUSTAKA
2
Air merupakan salah satu sumber energi yang banyak dimanfaatkan untuk
membangkitkan energi yang dapat menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan air
merupakan sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat, karena pada air
tersimpan energi potensial (pada saat jatuh) dan energi kinetik (pada saat air mengalir).
Energi air sangat banyak dimanfaatkan sebagai energi kinetik yang bertujuan untuk
menghasilkan energi listrik. Energi air sangat banyak dimanfaatkan dalam
menggerakkan kincir air atau turbin yang berada di sungai ataupun air terjun.
PLTMH adalah pembangkit listrik yang tergolong pembangkit listrik skala kecil.
Pembangkit listrik skala kecil ini dibagi 2 menurut kapasitas daya yang di hasilkan. Bila
kapasitas energi yang dihasilkan dibawah 200 kW (kiloWatt) disebut Pembangkit Listrik
Tenaga Microhidro (PLTMH), dan bila kapasitas energi listrik yang dihasilkan antara
200 kW sampai dengan 5 MW (Mega Watt) itu disebut Pembangkit Listrik Tenaga
Minihidro (PLTM). Kapasitas daya pembangkit Microhidro cukup memungkinkan
pemanfaatan di daerah atau Desa yang terpencil atau jauh dari jangkauan PLN.
2
Gambar 2.1 Skema PLTMH
Persyaratan pokok untuk suatu PLTMH adalah tersedianya air (debit) dan
adanya perbedaan jatuh air (head). Air akan dialirkan ke dalam turbin dan melalui sudu,
energi atau tenaga air yang ada akan memutar poros turbin. Putaran inilah yang akan
memutar generator untuk menghasilkan energi listrik. Contoh skema PLTMH
ditunjukkan pada Gambar 2.1
Tabel 2.1
Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro
No Jenis Daya / Kapasitas
.
1 PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) > 5 MW
2 PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro) 100kW – 5MW
3 PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Microhidro) < 100kW
2
Sumber : Severn Wye Energy Agency
Potensi energi pada air dapat dikonversikan menjadi energi mekanik yang dapat
memutar turbin dengan debit dan titik jatuh air untuk menggerakkan generator yang
menghasilkan tenaga elektrik (listrik). Seperti Gambar 2.2
Untuk mencari debit arus (Q), metode yang sering digunakan dengan
menggunakan alat ukur arus (current meter) dikarenakan mudahnya dalam penggunaan,
2
kemudian faktor kesalahannya pengamatan kecil. Bila memakai current meter maka
faktor koreksi (k) diabaikan sehingga persamaan untuk mencari debit air adalah :
Q=xA
Dalam mencari debit air maka dibutuhkan luas penampang. Maka dari untuk mencari
luas penampang dapat menggunakan persamaan :
A = L (m) x d (m)
(2.3)
Turbin air adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi kinetik dari
arus air. Arus air itu akan masuk ke dalam turbin dan akan memutar sudu pada turbin
maka dihasilkanlah energi mekanik. Turbin tersebut terkopel pada generator dan akan
memutar generator. Dalam pemilihan turbin pada pembangkit listrik yang akan
direncanakan ada beberapa faktor yang dapat dilihat dalam pemilihan turbin agar sesuai
dengan perhitungan yaitu:
1. Faktor tinggi jatuh air ( head ) dan debit. Faktor ini merupakan faktor utama
yang sangat mempengaruhi untuk pemilihan jenis turbin yang sesuai dengan
kondisi dan alokasi perencanaan pembangunan pembangkit listrik.
2. Faktor daya (P) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang
tersedia.
2
3. Faktor kecepatan turbin berputar. Faktor ini yang akan nantinya dapaT
mempengaruhi putaran dari pada generator yang akan dipakai.
Dari ketinggian titik jatuh air dapat diklasifikasikan head yang sesuai untuk
pemilihan turbin. Dapat dilihat pada tabel 2.2 :
Dari Tabel 2.2 dapat ditentukan pengelompokan turbin dan jenis yang sesuai
dengan ketinggihan titik jatuh air. Pada tabel 2.3 dapat dilihat pengelompokan yang
akan di pakai dalam pemilihan turbin.
Tabel 2.3. Pengelompokan Turbin Berdasarkan Head
Jenis Head Tinggi Head Sedang Head Rendah
Turbin Impuls Pelton Cross-flow Cross-flow
Turgo Multi – Jet Pelton
Turbin Reaksi Francis Propeller
Kaplan
Turbin impuls adalah jenis turbin air yang berkerja dengan cara merubah semua
energi potensial air dengan kecepatan dan tekanan yang tinggi menjadi energi kinetik
melalui nozel. Air yang keluar pada nozel yang mempunyai kecepatan yang tinggi akan
membentur sudu turbin. Setelah bentur sudu tersebut arah kecepatan aliran berubah
sehingga terjadi perubahan momontum (impuls). Akibatnya roda turbin akan bergerak
dan berputar. Turbin implus terbagi atas beberapa jenis sesuai dengan ketinggihan head.
2
Turbin pelton merupakan salah satu jenis turbin air yang prinsip kerjanya
memanfaatkan energi potensial air sebagai energi listrik tenaga air. Prinsip kerja turbin
pelton adalah memanfaatkan daya fluida dari air untuk menghasilkan daya poros. Pada
turbin pelton energi potensial yang terdapat pada air berubah menjadi energi kinetik
melalui nosel disemprot ke bucket untuk diubah menjadi energi mekanik yang
digunakan untuk memutar poros generator.
Kecepatan keliling dari bucket akibat tumbukan yang terjadi tergantung dari
jumlah dan ukuran pancaran serta kecepatan debit air. Turbin ini mempunyai titik jatuh
air (head) ≥ 200 meter dan memiliki efisiensi sekitar 80% sampai dengan 85%[2].
Turbin ini memiliki beberapa keuntungan dan kerugian diantara lain:
Keuntungan :
Daya yang dihasilkan besar
Konstruksi yang sederhana
Mudah dalam perawatan
Teknologi yang sederhana mudah diterapkan di tempat yang
terisolir.
Kelemahan :
Memerlukan investasi dana yang besar.
2
2.4.1.2 Turbin Turgo
Turbin turgo adalah turbin air yang dirancang pada head sekitar 30meter - 100
meter. Operational turbin turgo mencapai efisiensi sekitar 87%[2]. Turbin turgo
memiliki beberapa keunggulan dan kekurangan diantara lain:
Kelebihan :
Runner lebih murah daripada Turbin Pelton
Tidak memerlukan housing kedap udara seperti francis
Ia memiliki kecepatan kecepatan tertentu dan dapat menangani
aliran air besar dari diameter roda Pelton yang sama.
Kekurangan :
Membutuhkan lebih banyak tempat.
Turbin Cross-Flow atau turbin aliran silang adalah merupakan jenis turbin
athmosphere radial flow[5], yaitu turbin aliran radial yang daerah kerjanya pada tekanan
atmosfer, sehingga akan mudah dalam perakitan karena turbin ini tidak membutuhkan
2
seal-seal kedap udara. Untuk titik jatuh air pada turbin sendiri sekitar 4 -100 meter.
Turbin ini memiliki efesiensi antara 70% sampai dengan 84%[2].
Turbin ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pemakaiannya.
Berikut ini kelebihan dan kekurangan turbin ini yaitu:
Kelebihan :
Pemanfaatan air 2 kali membuat efektivitas dan efisiensinya
meningkat.
Kekurangan :
Perputaran turbin sangat lambat.
Berikut adalah gambar dari turbin Cross-flow :
Gambar 2.5 Desain Turbin Cross-Flow
Turbin reaksi adalah sebuah mesin berputar yang dapat merubah seluruh energi
air yang tesedia menjadi energi kinetik. Turbin ini mempunyai profit yang khusus pada
sudunya. Sudu ini mempunyai istilah guide vane yaitu sudu-sudu yang diletakkan pada
runner yang tetap diantara runner yang berputar. Runner yang berisi sudu-sudu tetap ini
dipasang pada spiral casing.
2
a) Agar air masuk runner tanpa shock. Hal ini dilakukan dengan menjaga
kecepatan relative pada sisi inlet runner dengan arah tangensial terhadap
sudut sudu.
b) Agar air masuk sesuai kebutuhan debit dari turbin. Hal ini dilakukan dengan
mengatur pembukaan sudu pengarah.
Semua sudu pengarah dapat berputar terhadap engselnya. Sudu pengarah bisa
ditutup ataupun dibuka dengan regulating shaft sehingga debit yang dibutuhkan sesuai
dengan kebutuhan.
Pada turbin reaksi, air masuk runner pada sisi keliling menuju pusat runner.
Turbin ini terdiri dari sudu pengarah tetap ( fixed guide vane) yang mengarahkan air
masuk ke runner (revolving runner) pada sudut yang tepat. Ini dilakukan dengan
mengatur sudut sudu secara tangensial kecepatan relatif air dan revolving runner. Air
melewati sudu dan memberikan sejumlah gaya revolving runner melalui sudu-sudunya.
Gaya ini menyebabkan runner berputar.
Gambar 2.6 Skema Runner
Perlu diketahui bahwa ketika beban pada berkurang akan menyebabkan poros
putaran pada turbin berputar pada rpm yang lebih tinggi. Gaya sentrifugal yang naik
karena rpmnya naik cenderung mengurangi jumlah air yang mengalir melalui sudu
sehingga kecepatan air pada sisi masuk juga berkurang. Hal ini akhirnya akan
menurunkan daya yang dihasilkan turbin.
Ini adalah keuntungan dari turbin reaksi jenis aliran inward bahwa turbin dapat
mengatur secara otomatis sesuai beban yang diperlukan turbin. Turbin reaksi terbagi
atas beberapa jenis sesuai tingkat titik jatuh airnya yaitu :
2
2.4.2.1 Turbin Francis
Turbin Francis adalah jenis turbin air yang dikembangkan oleh James B. Francis.
Turbin france adalah jenis turbin reaksi yang dipasang di antara sumber air tekanan
tinggi dibagian masuk dan air bertekanan rendah dibagian luar. Air yang masuk kedalam
turbin akan dialirkan melalui pengisihan air dari atas turbin atau melalui sebuah rumah
yang berbentuk spiral (rumah keong). Daya yang dihasilkan turbin diatur dengan cara
mengubah posisi pembuka sudu pengarah. Pembukaan sudu pengarah dapat dilakukan
dengan tangan atau dengan pengaturan dari oil bertekanan (governor), dengan demikian
kapasitas air yang masuk ke dalam roda turbin bisa diperbesar ataupun diperkecil. Pada
sisi luar roda mempunyai tekanan yang rendah (kurang dari 1atm) dan kecepatan aliran
tinggi. Turbin ini beroperasi pada titik jatuh air sekitar 40 sampai 200 meter. Efisiensi
dari turbin sekitar 80% sampai dengan 90%[2]. Turbin france memiliki kelebihan dan
kekurangan. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan :
Kelebihan :
Variasi dalam kepala operasi dapat dengan mudah dikendalikan pada
turbin ini
Kekurangan :
Sulit dalam perawatan dan pembersihan.
Berukut adalah gambar dari skema turbin Francis :
2
2.4.2.2 Turbin kaplan
Turbin kaplan adalah turbin air tipe baling baling yang memiliki empat sudu. Ini
dikembangkan pada tahun 1913 oleh profesor Austria Viktor Kaplan, yang
menggabungkan sudu dan runner secara otomatis untuk mencapai efisiensi dari debit air
dan ketinggian jatuh air.
Turbin kaplan merupakan turbin yang dapat dioperasikan pada head yang rendah
yang tidak mungkin dengan turbin francis. Titik jatuh air pada turbin ini sekitar 10
sampai dengan 65 meter dari titik jatuh air. Diameter pada runner turbin sekitar 2
sampai 11 meter. Turbin berputar dengan laju konstan yang bervariasi. Putaran pada
turbin sekitar 54,4 sampai 429 rpm. Turbin kaplan juga mempunyai efisiensi sekitar
80% sampai dengan 90%[2]. Turbin ini memiliki keuntungan dan kerugian. Berikut ini
keuntungan dan kerugian pada turbin yaitu:
Keuntungan :
Sudu-sudu Adjustabel
Head rendah
Kerugian :
Poros turbin tegak, tak bisa melintang
Kecepatan putar turbin 250-280 rpm
Generator bekerja lebih.
2
Gambar 2.8 Turbin Jenis Kaplan.
2.5 GENERATOR
Generator juga memiliki beberapa jenis. Berikut ini adalah jenis jenis generator :
i. Jenis generator berdasarkan letak kutub.
Generator kutub dalam mempunyai medan magnet yang terletak pada
bagian yang berputar (rotor).
Generator kutub luar mempunyai medan magnet yang terletak pada
bagian yang diam (rotor).
ii. Jenis generator berdasarkan putaran medan.
Generator sinkron
Generator asinkron
iii. Jenis generator berdasarkan arus yang dibangkitkan
Generator alternating current (ac)
Generator direct current (dc)
iv. Jenis generator berdasarkan fasanya
Generator 1 fasa
Generator 3 fasa
v. Jenis generator berdasarkan bentuk rotornya
Generator rotor kutub menonjol biasanya digunakan pada generator
rpm yang rendah seperti Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan
Pembangkir Listrik Tenaga Disel (PLTD)
Generator rotor kutub datar (silindris) biasa digunakan pada
generator dengan putaran rpm tinggi seperti Pembangkit Listrik Tenaga
Gas (PLTG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
2
Untuk menghitung besaran daya generator, dapat menggunakan rumus sebagai berikut;
Pgenerator = generator x Pturbin
Dalam pemilihan kapasitas daya yang terpasang pada generator biasanya dapat
ditentukan dengan mencari daya semu. Untuk mencari daya semu dapat digunakan
rumus sebagai berikut;
Pgenerator
Psemu = cos❑
Terdapat berbagai cara yang sangat rumit didalam menentukan dan memprediksi
debit aliran air sungai. Dalam penelitian ada beberapa metode yang akan digunakan
untuk memprediksikan debit air yaitu dengan metode area-rainfall (curah hujan) dan
metode pengukuran langsung. Dalam metode penukuran langsung kegiatan akan lebih
banyak dilakukan di lapangan atau lokasi surve dikarenakan agar data sesuai dengan
keadaan di lapangan. Pada pengukuran langsung ini dapat menggunakan antara lain
metode salt gulp metode dan float method yang nantinya akan dipilih salah satu untuk
dilakukan pada pengukuran di lokasi.
Metode salt gulp merupakan metode yang cukup sederhana dan memiliki nilai akurasi
yang cukup baik khususnya untuk area sungai yang cukup lebar dan memiliki bentuk
yang tidak beraturan. Pada umumnya metode ini dilakukan dengan cara melarutkan
2
garam ke dalam satu ember air dan larutan garam dibuang ke sungai dan pada jarak
tertentu bagian bawah sungai, akan diukur nilai konduktivitas air sungai dengan
konduktivitas meter. Pada prinsip ini, larutan garam yang di buang pada aliran sungai ia
akan melarut dan menyebar ke sungai. Pada saat aliran air deras maka konduktivitas
meter akan menunjukkan nilai yang relatif rendah. Pada saat aliran air lambat maka
konduktifitas meter akan menunjukkan angka yang tinggi. Berikut adalah gambar
grafiknya.
Metode fload merupakan metode yang digunakan apabila air cenderung lurus,
tidah beriak atau bergelombang dan tidak banyak halangan pada sungai/saluran air.
Dengan sebuah benda yang dapat melayang di dalam aliran air dan mengalir terbawa
arus air.
Tabel 2.4
2
Faktor Koreksi Fload method
Kondisi Sungai/salura Faktor Koreksi
Sungai besar, lurus, lambat dan tidak banyak halangan 0,75
Saluran bersemen, lurus, dan bentuknya teratur 0,85
Saluran bersemen, dangkal, lurus dan berbentuk teratur 0,8
Sungai kecil, lurus dan tidak banyak halangan 0,65
Sungai dangkal dan bergelombang 0,45
Sangat dangkal dan bergelombang 0,25
Sumber : Manual book on Micro-hydro Development
Luas area yang dilalui oleh arus air tersebut dapat dihitung dengan cara
mengukur sisi aliran air dan kedalaman rata-rata saluran air. Setelah didapat luas area
sungai yang dilalui oleh air, maka debit aliran air akan dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
Q = ῡ x F x Ā (m3/s)
Gambaran umum head dapat diperoleh dengan mengamati peta topografi area
yang bersangkutan. Hal ini akan mempresentasikan gambaran secara ringkas mengenai
berapa ketinggian dan elevansi area yang telah disuvey, namun pentuan head secara
lebih lanjut perlu dilakukan secara langsung.
2
Pada tahap ini akan dilakukan indentifikasi alternatif, masing-masing alternatif
memiliki karakteristik. Selanjutnya akan dilakukan perbandingan dan pemilihan
alternatif dengan menganalisis ke ekonomian yaitu Net Present Value(NPV), Pay Back
Periode (PBP), dan Benefit Cost Ration (BCR).
2.7.1 Depresiasi
Umur ekonomis pembangkit yang diperkirakan sekitar 10 tahun dan pada akhir
umur pembangkit tersebut masih ada nilai residu yang tersisa sekitar 10% dari masa
pemakaiannya.
Residu
Nilai residu (10%) = investasi awal
Inventasi−residu
Depresiasi =
T
2
P = Tingkat suku bunga %
n = tahun ke-
n
= ∑ Bi −Ci
i=1
PBP = T P-1 +
∑ Ii +∑ Bicp−1
i=1 i=1
Bp
2
Ii = Jumlah investasi yang telah di diskon (rupiah)
Bicp−1 = Jumlah benefit yang didiskon sebelum PBP (rupiah)
Bp = Jumlah benefit pada PBP (rupiah)
∑ Bk
k=0
BCR = n
∑ Ck
k=0
2
BAB
3
METODE
SURVEY
3.1 WAKTU DAN TEMPAT SURVEY
Tempat ini akan diadakan Survey di Sungai Aek Nabara Hororoan, Desa
Sigiring-giring Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sungai Aek
Nabara Haroroan pada posisi garis Latitute : 1°50'20.66"N dan Longitute :
99°29'40.34"E dibagian tenggara dari Kabupaten Tapanuli Selatan.
2
Gambar 3.1 Titik Lokasi Penelitian
2
Gambar 3.2 Diagram Alur Kajian
BAB
4
ORGANISASI
PEKERJAAN
2
Penyusunan rencana kerja menyangkut; Analisis Kegiatan, Struktur Organisasi Kerja,
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan, dan Jadwal Alokasi Tenaga yang akan kami uraikan
dalam butir-butir di halaman berikut ini.
4.
4.1 RENCANA KERJA.
Analisis kegiatan dilakukan untuk mengetahui secara pasti apa saja yang harus
dilakukan Konsultan dalam melaksanakan pekerjaan Penyusunan FS PLTMH Desa
Sunge Sigiring-Giring, Kecamatan Saipar Dolok Hole, Kabupaten Tapanuli Selatan.
4.1.1 Persiapan.
Kegiatan diawali dengan mobilisasi personel, dan selanjutnya proses pekerjaan yang
dilakukan ialah :
1. Pengenalan wilayah perencanaan melalui tulisan atau literatur yang ada serta
memeriksa dan mengumpulkan data pendukung/sekunder.
2. Inventarisasi usulan pembangunan Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge
Sigiring-Giring, Kecamatan Saipar Dolok Hole, mengkaji proposal, kesiapan
lahan, dan sharing daerah, serta kajian yang berhubungan dengan PLMH untuk
tahun anggaran 2021 dari Dinas Perindustrian Kabupaten Tapnuli Selatan.
3. Melakukan review terhadap Penyusunan FS PLTMH Desa Sunge Sigiring-
Giring, Kecamatan Saipar Dolok Hole yang sudah pernah dibuat khususnya
rencana pengembangan Taman Kota.
4. Menyusun Laporan Pendahuluan.
2
Merupakan kegiatan mencari data lapangan/primer dan pendukung/sekunder di lokasi
wilayah kajian, dan diakhiri dengan penyusunan laporan hasil survei.
Pokok-pokok kegiatan survei meliputi :
1. Mencari data diberbagai instansi pemerintah daerah Kabupaten Tapnuli Selatan
seperti, peraturan, kebijakan tentang energi, dan peta rencana tata ruang.
2. Pengukuran dan pemetaan topografi, untuk mengetahui batas dan luas serta
kontur tanah dari site yang akan dikaji.
Terhadap data pendukung dan data lapangan hasil survei lapangan dilakukan analisis
untuk mendapatkan hipotesis, sehingga dapat disusun studi kelayakan yang meliputi
kondisi sumber energi, debit air yang dibutuhkan, serta kebutuhan biaya. Hasil studi
akan ditampilkan dengan analisa debit air yang ada, kebutuhan biaya dan analisa
keuangan, dan uraiannya dituangkan dalam Laporan Akhir.
4.1.5 Pelaporan.
Selama melaksanakan pekerjaan, Konsultan wajib menyerahkan laporan secara berkala
kepada Pemberi Tugas, sesuai dengan tahapan pekerjaan. Laporan ini bertujuan untuk
menyampaikan kemajuan pekerjan yang telah dicapai, termasuk bila ada permasalahan.
2
Dengan demikian Pemberi Tugas dapat mengikuti, dan mengendalikan perkembangan
pelaksanaan pekerjaan agar selalu dalam jadwal dan sasaran, yang sudah ditentukan di
dalam kontrak perjanjian kerja.
Kajian teknis dikerjakan melalui beberapa tahap, dan Laporan disampaikan pada tiap
akhir tahap pelaksanaan pekerjaan. Jenis dan isi laporan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Laporan Pendahuluan.
Laporan Pendahuluan merupakan laporan pertama dalam kegiatan Penyusunan
FS PLTMH Desa Sunge Sigiring-Giring, Kecamatan Saipar Dolok Hole,
disampaikan setelah tahap Persiapan menjelang pelaksanaan survei di lokasi
Desa Sunge Sigiring-Giring, Kecamatan Saipar Dolok Hole, yang berisi :
a. Maksud, tujuan dan sasaran kegiatan,
b. Tinjauan dan pengenalan wilayah perencanaan,
c. Metodologi pelaksanaan kegiatan,
d. Rencana kerja, meliputi;
Analisis kegiatan,
Struktur organisasi kerja
Jadwal pelaksanaan pekerjaan
Jadwal alokasi tenaga ahli dan tenaga pendukung.
Sebelum diserahkan, dilakukan pembahasan dahulu dengan Tim Teknis terhadap
draft laporan ini, untuk mendapatkan koreksi dan masukan tambahan.
2. Laporan Akhir.
Laporan Akhir merupakan laporan terakhir dari seluruh rangkaian kegiatan
pelaporan, dan diserahkan pada akhir penugasan Konsultan. Laporan Akhir ini
merupakan laporan perbaikan dan penyempurnaan dari pekerjaan yang sudah
dibahas dengan Tim Teknis.
Laporan Akhir berisi tentang :
a. Kajian kondisi sumber air, kondisi lokasi sumber energi,
b. Perhitungan Debit Air yang dapat dihasilkan.
c. Perhitungan Energi yang dapat dihasilkan
d. Analisa Kelayakan,
e. Soft copy dalam bentuk CD,
2
Laporan Akhir merupakan hasil perbaikan bersama, dan persetujuan Tim Teknis
terhadap Draft Laporan Akhir. Laporan Akhir ini juga disertai dengan perbaikan
akhir.
Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing posisi tenaga ahli, seperti yang
diuraikan dibawah ini, yaitu :
1. Team Leader / Manajer Proyek.
a. Melaksanakan koordinasi kerja dari seluruh anggota tim kajian selama
pelaksanaan, dan memonitor penyelesaian pekerjaan agar tepat waktu sesuai
dengan sasaran dalam Kerangka Acuan Kerja.
b. Menyiapkan rencana kerja pelaksanan pekerjaan, dan secara rutin
melakukan rapat koordinasi dan evaluasi kemajuan pekerjaan dengan
anggota tim.
c. Secara rutin melaporkan kemajuan pelaksanaan kepada pihak manajemen
perusahaan atau Direktur Proyek.
2
d. Melaksanakan koordinasi pertemuan dan konsultasi antara Tim Konsultan
dengan Pemberi Tugas, dan instansi terkait lainnya .
e. Melaksanakan koordinasi kegiatan survei pendahuluan dan survei lapangan.
f. Memberi masukan teknis dan administrasi kepada anggota tim serta solusi
terhadap permasalahan yang timbul.
g. Bersama-sama anggota tim menyusun FS PLTMH Desa Sunge Sigiring-
Giring, Kecamatan Saipar Dolok Hole.
h. Melaksanakan koordinasi penyusunan laporan-laporan yang disyaratkan
dalam KAK.
2
d. Membantu Team Leader menyusun laporan-laporan hasil pekerjaan terkait
bidang kuanitas dan biaya konstruksi.
Masing-masing tenaga penunjang ini akan bekerja penuh selama 30 (tiga puluh) hari
kalender.
Deskripsi tugas masing-masing Tenaga Penunjang ialah sebagai berikut :
a. Surveyor.
Bertugas sebagai Pengumpul data lapangan dan Juru Gambar hasil survey
lapangan yang membuat gambar-gambar kondisi eksisting di lapangan sesuai
dengan hasil survey yang sudah dilakukan sebelumnya.
b. Tenaga Administrasi.
Bertugas menyiapkan dokumen administrasi/surat-menyurat yang berhubungan
dengan operasional pekerjaan, disamping itu membantu Ketua Tim dalam
menyiapkan kebutuhan logistik rutin untuk para Tenaga Ahli dan Tenaga
Penunjang lainnya.
2
Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan studi kelayakan ini dapat dilihat pada gambar
dibawah :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan
Team Leader
Administrasi
Ahli
Pemetaan