Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI UMUM

TEKNIK ISOLASI DAN PENGENCERAN BERTINGKAT

Oleh:
NAMA : SURYA WIATARA ZEBAOTH
NIM : 2110512310010
KELOMPOK :5
ASISTEN : ELMAH FUZATUL IMANI

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
BANJARBARU
2022
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL..................................................................................... ii

PENDAHULUAN..................................................................................... 1

Latar Belakang..................................................................................... 1
Tujuan.................................................................................................. 2
Manfaat ............................................................................................... 2

TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 3

Mikroba................................................................................................. 3
Teknik Isolasi Mikroba......................................................................... 3
Teknik Pengenceran Bertingkat............................................................ 4
Enumerasi Mikroba............................................................................... 5

BAHAN DAN METODE.......................................................................... 5

Alat dan Bahan................................................................................... 5


Waktu dan Tempat.............................................................................. 5
Metode ............................................................................................... 6

HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 7

Hasil..................................................................................................... 7
Pembahasan......................................................................................... 10

KESIMPULAN DAN SARAN................................................................. 15

Kesimpulan.......................................................................................... 15
Saran.................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Nomor

Halaman

1 Pengamatan jumlah isolasi mikroba………………………….........

2 Pengamatan permukaan koloni isolasi mikroba ……………...........

10
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mikroba secara umum berperan sebagai produsen, konsumen,


maupun redusen. Jasad produsen menghasilkan bahan organik dari bahan
anorganik
dengan energi sinar matahari. Mikroba yang berperan sebagai produsen adalah
algae dan bakteri fotosintetik. Jasad konsumen menggunakan bahan organik yang
dihasilkan oleh produsen. Contoh mikroba konsumen adalah protozoa. Jasad
redusen menguraikan bahan organik dan sisa-sisa jasad hidup yang mati menjadi
unsur-unsur kimia (mineralisasi bahan organik), sehingga di alam terjadi siklus
unsur-unsur kimia (Sherman, 2014).
Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu
dari lingkungan, sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis
lainnya atau biakan murni. Isolasi merupakan proses yang dapat dilakukan untuk
mendapatkan berbagai jenis mikroorganisme dari habitat aslinya. Secara alami,
mikroorganisme sangat banyak terdapat pada alam seperti tanah, air, udara,
permukaan kayu, daun, dan masih banyak tempat menjadi rumah bagi
mikroorganisme. Oleh sebab itu, dengan mengambil sebagian kecil habitat alami
mikroorganisme tersebut dapat diperoleh berbagai jenis mikroorganisme melalui
proses isolasi. Mikroorganisme memiliki peranan penting dalam siklus kehidupan,
terutama sebagai pengurai. Makanan tradisional hasil fermentasi merupakan salah
satu contoh pemanfaatan mikroorganisme sebagai pengurai oleh para pendahulu.
Sumatera Barat memiliki berbagai food biodiversity hasil fermentasi seperti
dadih, budu, asam durian, dan tapai singkong yang diproses dari berbagai bahan
baku, seperti produk susu, sereal, buah-buahan hingga hasil laut. Proses
pembuatan pangan fermentasi melibatkan berbagai jenis mikroorganisme
sehingga pangan fermentasi tersebut juga dapat dijadikan sumber untuk
mengisolasi mikroorganisme (Gandjar, et al, 2013).
Teknik-teknik isolasi atau penanaman mikroba untuk menanam suatu
mikroba perlu diperhatikan faktor-faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen
(gas, O2 tau udara). Cara menumbuhkan mikroba yang anaerob sangat berbeda
dengan yang aerob. Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba
tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni
dalam medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan
menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk
pertumbuhannya. Mikroba jarang terdapat di alam dalam keadaan murni.
(Gandjar,2013).
Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi
jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau
banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba
dalam sampel. Digunakan perbandingan 1:9 untuk sampel dan pengenceran
pertama hingga selanjutnya sehingga didapat 1/10 sel mikroorganisme dari
pengenceran sebelumnya. Setelah pengenceran pada tabung pertama 1 mL sampel
dituang ke dalam tabung kedua menggunakan mikropipet, kemudian divortex dan
menuang 1 mL sampel dari tabung kedua ke tabung ketiga (Solihin, 2012).

Tujuan

Praktikan mengetahui cara memisahkan mikroba dari alamnya sehingga


diperoleh biakan murni.

Manfaat

Praktikan mengetahui bagaimana teknik isolasi yang tepat dan bisa


menghasilkan biakan yang murni.
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroba

Mikroba adalah jasad hidup yang populasinya sangat besar dan kompleks
yang memiliki ukuran sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau
mikroskop yaitu ukuran mikroba adalah 1 mikron atau 0,001 mm. Spesiesnya
berjumlah ratusan yang terdapat pada seluruh lingkungan normal maupun ekstrim.
Mikroba memiki berbagai peran penting dalam suatu ekosistem. Peran ini bisa
diemban dalam kapasitasnya sebagai organisme tunggal (sel atau koloni) maupun
kaitannya sebagai organisme yang memiliki kebutuhan dan kemampuan untuk
berinteraksi dengan organisme lain. Setiap mikroba membutuhkan kondisi
lingkungan tertentu terkait dengan karakter morfologi dan biokimia (metabolisme)
yang dimilikinya. Oleh karena itu, lingkungan hidup suatu mikroba akan berbeda-
beda dan ada kalanya hanya spesifik untuk mikroba tertentu (Dwiyana, 2012).
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang sangat kecil
sehingga untuk mengamatinya perlu alat bantuan mikroskop. Sehingga
mikroorganisme disebut juga organisme mikroskopik. Dunia mikroorganisme
terdiri dari bakteri/ kuman, protozoa, virus, serta algae (ganggang) dan cendawan
(fungi) mikroskopis (Irianto, 2014).
Teknik Isolasi

Isolasi ialah prosses memisahkan suatu mikrobia dari lingkungannya di


alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi
harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikrobia pada medium
biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya. Memindahkan bakteri dari
medium lama ke dalam medium yang baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan
alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Pada
pemindahan bakteri di cawan petri setelah agar baru, maka cawan petri tersebut
harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang
mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri Macam-macam cara mengisolasi
dan menanam mikrobia adalah : a) Teknik spread plate method (tebar/sebar)
7

merupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi kultur mikroba


secara pulasan/sebaran di permukaan media agar yang telah memadat. Metode ini
dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba. Karena konsentrasi sel-
sel mikroba pada umumnya tidak diketahui, maka pengenceran perlu dilakukan
beberapa tahap, sehingga sekurang-kurangnya ada satu dari pengenceran itu yang
mengandung koloni terpisah (30-300 koloni). Koloni mikrobia yang terpisah
memungkinkan koloni tersebut dapat dihitung. b) Teknik pour plate method
(tabur) merupakan teknik menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada
temperatur 45-50oC dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan
menuangkannya ke dalam cawan petri steril. Setelah inkubasi akan terlihat koloni-
koloni yang tersebar di permukaan agar yang mungkin berasal dari 1 sel bakteri,
sehingga dapat diisolasi lebih lanjut. c) Teknik streak plate method (gores)
merupakan teknik mengisolasi koloni mikroba pada cawan agar sehingga
didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan murni. Dasar metode ini yaitu
dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung mikroba pada
permukaan medium agar yang sesuai pada cawan petri. Setelah inkubasi maka
pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal
dari 1 sel mikroba, sehingga dapat diisolasi lebih lanjut. Penggoresan yang
sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Bakteri yang memiliki flagella
seringkali membentuk koloni yang menyebar terutama bila digunakan lempengan
yang basah. Untuk mencegah hal itu harus digunakan lempengan agar yang benar-
benar kering permukaannya (Alam, 2013).
Teknik Pengenceran Bertingkat

Pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah


mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya
tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel.
Tujuan dari pemindahan biakan, untuk menguasai teknik pemindahan biakan
mikroba dari satu wadah ke wadah lainnya, secara aseptik sehingga biakan murni
yang diharapkan yang akan tumbuh. Yang digunakan dalam pencegahan
kontaminasi media kultur steril. Hal ini sangat penting dalam tahap awal isolasi
8

mikroba terutama yang berasal dari stok kultur (bukan dari substrat). Kegagalan
dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi dari pertumbuhan
mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana, 2012).
Enumerasi Mikroba

Enumerasi adalah teknik perhitungan jumlah mikroba dalam suatu media


tanpa mengidentifikasikan jenis mikroba (bakteri, jamur), yang bertujuan untuk
menentukan jumlah sel dari suatu kultur bakteri secara kuantitatif. Penetapan
jumlah bakteri dilakukan dengan menghitung jumlah sel bakteri yang mampu
membentuk koloni di dalam media biakan atau membentuk suspensi dalam
larutan biak. Penetapan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan menghitung
jumlah sel bakteri yang mampu membentuk koloni di dalam media biakan atau
membentuk suspensi dalam larutan biak. Enumerasi mikroorganisme secara
langsung merupakan cara perhitungan terhadap total dari jumlah sel mikroba
dalam suatu sampel secara mikroskopik. Enumerasi secara langsung dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu metode perhitungan dengan kamar hitung
(Counting chamber) dan perhitungan dengan preparat olesan (Smear count).
Metode perhitungan dengan kamar hitung prinsipnya mirip seperti perhitungan sel
darah merah. Keduanya memakai kamar hitung hemositometer (haemocytometer)
untuk menerima sampel yang sangat kecil yang disebar di atas kotak-kotak dalam
kamar hitung. Selanjutnya, jumlah mikroorganisme dalam kotak-kotak tersebut
dikalikan dengan volume sampel sehingga didapatkan jumlah mikroorganisme per
mL sampel (Gandjar, 2014).
BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Alat

Autoclave. Autoclave digunakan untuk mensterilkan media yang digunakan.


Laminar Air Flow. Laminar air flow digunakan untuk isolasi dan
pemurnian.
Cawan petri. Cawan petri digunakan untuk membiakan mikroba.
Pinset. Pinset digunakan untuk mengambil bahan.
Bunsen burner. Bunsen burner digunakan untuk mensterilkan alat ketika
bekerja di LAF.
Gelas Beaker. Gelas beaker digunakan untuk menampung larutan.
Jarum ose. Jarum ose digunakan untuk mengambil bakteri.
Jarum ent. Jarum ent digunakan untuk mengambil jamur.
Oven. Oven digunakan untuk mensterilkan alat-alat.
Alumunium foil. Alumunium foil digunakan untuk membungkus.
Kamera. Kamera digunakan untuk media dokumentasi ketika kegiatan
praktikum.
Alat tulis. Alat tulis digunakan untuk mencatat hal-hal yang disampaikan
asisten dosen.
Kapas putih. Kapas putih digunakan untuk menutup Erlenmeyer.
Cling wrap. Cling wrap digunakan untuk membungkus cawan petri.
Segitiga perata. Segitiga perata digunakan meratakan permukaan pada
cawan petri.
Neraca analitik. Neraca analitik digunakan untuk menimbang PDA dan NA.
Vortex mixer. Vortex mixer digunakan untuk mengaduk larutan.
Hotplate. Hotplate digunakan untuk melakukan pengadukan.
10

Bahan

Media PDA. Media PDA (Potato dextrose agar) digunakan sebagai media
pembiakkan jamur.
Media NA. Media NA (Nutrient agar) digunakan sebagai media
pembiakkan bakteri.
Sampel tanah dan kompos. Sampel tanah atau kompos (TKKS; kotoran sapi;
kotoran ayam; kotoran kambing; limbah ampas tahu; kulit pisang; limbah pasar)
digunakan sebagai sumber mikroba.
Spiritus. Spiritus digunakan sebagai bahan bakar lampu bunsen.
Alkohol. Alkohol digunakan untuk mensterilkan peralatan yang digunakan
saat praktikum.
Cling wrap. Cling wrap digunakan untuk membungkus cawan petri.

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, 26 September 2022 pada pukul


13.00-16.40 WITA. di Laboratorium Produksi Jurusan Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Prosedur Kerja

Prosedur kerja praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Mempersiapkan alat dan bahan


2. Menimbang sampel dan menghomogenkannya
3. Menuangkan PDA dan NA ke cawan petri
4. Mengisolasi mikrobia sampel bahan
11

5. Masukan sampel tanah yang telah dihomogenkan dalam tabung pengenceran


pertama (1/10 atau 10-1) secara aspetis. Perbandingan volume sampel dengan
volume aquades adalah 1:9
6. Larutkan dengan mengocokan sampai homogen. Pengocokan dilakukan
dengan menggunakan vortex mixer. Ambil 1 mL dari tabung 10-1 dengan
mikropipet kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis kemudian
dikocok dengan vortex mixer. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung
pengenceran dengan cara yang sama.
7. Ambil suspensi dari tabung 10-3, inokulasikan pada media PDA dan NA
menggunakan teknik spread plate yaitu ambil 0,1 mL suspensi menggunakan
mikropipet kemudian teteskan di atas permukaan media yang telah memadat.
8. Ratakan suspensi menggunakan batang L pada permukaan media supaya
tetesan suspensi merata, kemudian didinginkan dan tunggu beberapa detik.
9. Inkubasikan pada suhu kamar (28ºC). Amati jenis mikroba yang tumbuh
dengan memberi tanda (+) pada jenis mikroba yang tumbuh dan isi tabel 3.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil dari praktikum ini adalah dapat dilihat pada beberapa tabel berikut :

Tabel 1. Isolasi mikroba dengan teknik spread plate dan pengenceran.


Hari Jumlah Koloni Mikroba
Sampel Jamur (PDA) Bakteri (NA) Keterangan
Ke-
Tidak 10-3
TKKS 4
Terdefinisi
Kotoran
17 18
Sapi
Kotoran Tidak
10
Kambing Terdefinisi
3
Kotoran Tidak
4
Ayam Terdefinisi
Kulit Tidak Tidak
Pisang Terdefinisi Terdefinisi
Limbah Tidak
6
Pasar Terdefinisi

Tidak
TKKS 4
Terdefinisi

Kotoran Sapi Tidak


17
Terdefinisi
Tidak
5 Kotoran Kambing 11
Terdefinisi
Tidak
Kotoran Ayam 19
Terdefinisi
Tidak Tidak
Kulit Pisang
Terdefinisi Terdefinisi
Limbah
2 7
Pasar
7 TKKS
Kotoran
Sapi
Kotoran
Kambing
Kotoran
Ayam
Kulit
Pisang
Limbah
Pasar

Tabel 2. Pengamatan permukaan koloni isolasi mikroba


Hari Permukaan Koloni Mikroba
Sampel
Ke- Jamur (PDA) Bakteri (NA)

TKKS

Kotoran
Sapi

Kotoran
3
Kambing

Kotoran
Ayam

Kulit
Pisang
Limbah
Pasar

Tabel 3. Pengamatan permukaan koloni isolasi mikroba


Hari Permukaan Koloni Mikroba
Sampel
Ke- Jamur (PDA) Bakteri (NA)
TKKS

Kotoran
Sapi

Kotoran
Kambing

Kotoran
Ayam

Kulit
Pisang

Limbah
Pasar
Pembahasan

Teknik pengenceran bertingkat dilakukan dengan tujuan untuk


mendapatkan kelompok mikroba yang murni atau untuk mendapatkan hanya satu
spesies mikroba saja, pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi
jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Cara melakukan teknik ini adalah
dengan cara melarutkan 9 mL aqudes steril dengan 1 mL cairan sampel lalu
homogenkan nama larutan ini adalah 10-1, setelah itu ambil 1 mL dari larutan 10-1
dan masukkan lagi kedalam aquades sebanyak 9 mL setelah itu homogenkan lagi
nama larutan ini adalah 10-2, setelah itu ambil 1 mL larutan 10-2 campurkan
kedalam aquades sebanyak 9 mL dan homogenkan lalu didapatlah hasil akhir
yaitu 10-3 yang akan diambil lahi larutannya sebanyak 0,1 mL untuk diteteskan
kedalam media yang dikhususkan untuk pertumbuhan mikroba.
Pada hari ketiga perkembangan pada setiap mikroba sudah ada yang mulai
terlihat entah itu dari jamur ataupun bakterinya. Pada sampel TKKS pertumbuhan
jamur pada media PDA berjumlah 4 koloni dan pertumbuhan bakteri pada media
NA tidak terdefinisi hal ini bisa jadi kurangnya pengenceran serta hal ini dapat
dimurnikan kembali. Sampel selanjutnya adalah kotoran sapi dimana
pertumbuhan jamurnya pada media PDA paling banyak yaitu 17 koloni dan
pertumbuhan bakterinya juga paling banyak dibandingkan sampel yang lain yaitu
sekitar 18 koloni. Sampel ketiga yaitu kotoran kambing dimana jamur yang
tumbuh pada media PDAnya itu adalah 10 koloni namun pertumbuhan bakteri
pada media NA tidak terdefinisi. Sampel empat adalah kotorang ayam dimana
pertumbuhan jamurnya adalah 4 koloni pertumbuhan jamur pada sampel ini sama
pada sampel pertama dan merupakan pertumbuhan paling sedikit diantar sampel 2
dan 3 dan pertumbuhan bakterinya tidak terdefinisi hal ini bisa diakibatkan
kurangnya pengenceran. Sampel berikutnya yaitu sampel 5 dimana sampel ini
menggunakan bahan berupa kulit pisang yang menunjukan pertumbuhan jamur
dan bakterinya sama‒sama tidak terdefinisi pada hari ke 3 ini, namun pada
pertumbuhan bakterinya tidak terdefinisi karena tidak ada yang muncul
kepermukaan. Sampel yang terakhir adalah limbah pasar dimana hasil dari
pertumbuhan pada jamurnya tidak terdefinisi namun pada pertumbuhan
bakterinya adalah 6 koloni dan ini adalah pertumbuhan yang paling sedikit dari
sampel 2 terlepas dari sampel yang pertumbuhan bakterinya tidak terdefinisi.
Pada hari kelima perkembangan pada setiap mikroba sudah ada yang
mulai bertambah jumlah koloninya entah itu dari jamur ataupun bakterinya dan
ada juga yang masih tidak bisa di identifikasi. Pada sampel pertama yaitu TKKS
pertumbuhan jamur pada media PDA masih berjumlah 4 koloni tapi salah satu
diantar keempat koloni itu ada yang semakin membesar sedangkan tiga dari empat
koloni tersebut menipis yang diakibatkan tumbuh dimedia yang rusak dan
pertumbuhan bakteri pada media NA masih tidak terdefinisi hal ini bisa jadi
kurangnya pengenceran serta hal ini dapat dimurnikan kembali. Sampel
selanjutnya adalah kotoran sapi dimana pertumbuhan jamurnya pada media PDA
masih 17 koloni tapi ukuran dari setiap koloni semakin membesar dan
pertumbuhan bakterinya pada hari kelima ini sudah tidak terdefinisi karena
bakterinya semakin menebal. Sampel ketiga yaitu kotoran kambing dimana jamur
yang tumbuh pada media PDAnya bertambah menjadi 11 koloni namun tidak
bertambah besar karena klah saing dengan bakteri dan pada pertumbuhan bakteri
dimedia NA masih tidak terdefinisi. Sampel empat adalah kotoran ayam dimana
pertumbuhan jamurnya bertambah menjadi 11 koloni dan sudah mulai terlihat hifa
pada beberapa koloni, koloni pertumbuhan jamur pada sampel ini sama pada
sampel ketiga dihari ke lima ini dan merupakan pertumbuhan paling banyak kedua
setelah sampel 2 dan juga pertumbuhan bakterinya paling banyak dihari ke lima
ini yaitu sebanyak 19 koloni serta jarak antar koloninya semakin rapat. Sampel
berikutnya yaitu sampel 5 dimana sampel ini menggunakan bahan berupa kulit
pisang yang menunjukan pertumbuhan jamur dan bakterinya masih sama‒sama
tidak terdefinisi pada hari ke lima ini, namun pada pertumbuhan bakterinya tidak
terdefinisi karena tidak ada yang muncul kepermukaan. Sampel yang terakhir
adalah limbah pasar dimana hasil dari pertumbuhan pada jamurnya muncul 2
koloni dan pada pertumbuhan bakterinya menjadi 7 koloni serta jarak antar koloni
tidak saling rapat dan ini adalah pertumbuhan yang paling sedikit dibandingkan
sampel 4 terlepas dari sampel yang pertumbuhan bakterinya masih tidak
terdefinisi.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari Praktikum ini adalah sebagain berikut :


1. Mikroba adalah jasad hidup yang populasinya sangat besar dan kompleks yang
memiliki ukuran sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan alat pembesar atau
mikroskop yaitu ukuran mikroba adalah 1 mikron atau 0,001 mm
2. Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu
dari lingkungan, sehingga diperoleh biakan yang tidak tercampur dengan jenis
lainnya atau biakan murni. Isolasi merupakan proses yang dapat dilakukan
untuk mendapatkan berbagai jenis mikroorganisme dari habitat aslinya
3. Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi
jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan
4.

Saran

Saran untuk praktikum ini adalah sebagai berikut:


1. Diharapkan agar praktikan lebih lagi bisa mendengarkan penjelasan dari asdos.
2. Diharapkan kepada praktikan yang ada di dalam ruang agar bisa lebih tertib
lagi supaya penjelasan praktikum bisa didengar lebih jelas lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Sembiring, L., 2002, Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Untuk Mahasiswa S2,


Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Waluyo, 2009, Mikrobiologi Lingkungan, Universitas Muhammadiyah
Malang, Malang Press.
Hajoeningtijas, O. D. (2012). Mikrobiologi Pertanian. Graha Ilmu. Yogyakarta.
197 hal.

Harti, A. S. (2015). Mikrobiologi Kesehatan. Jakarta: Badan Litbangkes,


Kementerian Kesehatan RI.

Ibrahim. (2020). Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Negeri Maulana

Malik.

Irianto, K., (2012), Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme, 76-77,


Bandung, Yrama Wigya.

Dwayana. (2012). Mikrobiologi Dasar. Universitas Hasanuddin. Makassar.


20

LAMPIRAN

Proses Pembuatan Sampel

Aquades diambil sebanyak 9 mL menggunakan mikropipet.

Aquades dimasukan kedalam tabung reaksi.

Timbang sampel sebanyak 2 gram kemudian masukan kedalam erlenmeyer.


21

Letakan erlenmeyer diatas magnetic stirrer kemudian masukan magnet


pengaduknya dan nyalakan magnetic stirrer sampai sampel dan aquades menjadi
homogen.

Sampel dan aquades yang sudah homogen kemudian diambil menggunakan


mikropipet sebanyak 1 mL dan dimasukan kedalam tabung reaksi yang sudah
berisi aquades dengan perbandingan 1:9.

Aquades dan sampel yang sudah dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian
dihomogenkan dengan menggunak vortex mixer.

Proses inokulasi
22

Mikropipet diatur menjadi 0,1 mL.

Tip mikropipet dipasang pada mikropipet. Setiap selesai mengambil sampel tip
mikropipet diganti (tip mikropipet digunakan satu kali selanjutnya).

Ambil sampel menggunakan mikropipet sebanyak 0,1 mL.

Masukan sampel ke dalam cawan petri.


23

Segitiga perata sebelum digunakan dicelupkan ke alkohol kemudian disterilkan


dengan lampu bunsen

Ratakan sampel menggunakan segitiga perata

Anda mungkin juga menyukai