PEMERINTAH KOTA
PADANGSIDIMPUAN
DINAS PARIWISATA
KERANGKA ACUAN KERJA
URAIAN PENDAHULUAN
Daya tarik wisata yang unggul dan berkualitas merupakanfaktor kunci yang
menentukan motivasi wisatawan untuk berwisata, serta sebagai alasan
fundamental yang menjadi pertimbangan mengapa seseorang memilih satu
destinasi (Ritchie and Crouch, 2003). Daya tarik juga merupakan faktor utama
yang menentukan kepuasan serta loyalitas wisatawan. Indonesia sebagai
Negara yang memiliki kekayaan alam melimpah sangat potensial untuk
pengembangan destinasi wisata berbasis alam. Baik ekowisata, wisata alam
binaan, maupun wisata minat khusus (Darsoprajitno, 2002). Salah satu daerah
yang memiliki potensi strategik adalah Kota Padangsidimpuan, tepatnya di
daerah Batunadua dan sekitarnya.
Daya tarik wisata terdiri dari tata alam, masyarakat, dan hasil binaan. Dari
ketiganya, ada beberapa unsur yang dapat dikembangkan secara khusus,
sehingga disebut daya tarik wisata minat khusus (Darsoprajitno, 2002). Pada
prinsipnya, pariwisata minat khusus mempunyai kaitan dengan petualangan.
Wisatawan secara fisik dapat menguras tenaga, serta ada unsur tantangan yang
harus dilakukan, karena bentuk pariwisata ini banyak terdapat di daerah
terpencil, seperti : kegiatan tracking, hiking, pendakian gunung, rafting di
sungai, dan lainnya (Fandeli, 2000).
Ada beberapa kriteria menurut Fandeli dalam Sudana (2013), yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam menetapkan suatu bentuk wisata minat
khusus yakni :
1) Learning, pariwisata yang mendasar pada unsur belajar;
2) Rewarding, pariwisata yang memasukkan unsur pemberian penghargaan;
3) Enriching, pariwisata yang memasukkan peluang terjadinya pengkayaan
pengetahuan antara wisatawan dengan masyarakat;
4) Adventuring, pariwisata yang dirancang dan dikemas sehingga terbentuk
wisata petualangan.
2. Maksud dan Adapun Maksud dari pekerjaan Penyusunan Rencana Induk dan Rencana
Tujuan Detail Pariwisata Minat Khusus Kawasan Batunadua dan sekitarnya ini adalah
menyusun satu design guideline bagi kawasan tersebut guna menciptakan
ruang dan lingkungan yang berkualitas, lebih tertata, aman, nyaman, serasi
dan berwawasan lingkungan.
.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah :
Menyusun rencana pengembangan kawasan wisata minat khusus sebagai
pedoman pembangunan dan arahan perwujudan fisik segmen – segmen
kawasan perencanaan guna menunjang kegiatan wisata tanpa
mengaburkan identitas kawasan;
Membuat model perancangan kawasan wisata minat khusus yang
tanggap terhadap potensi dan permasalahan lingkungan sekitar baik di
sekitar kawasan perencanaan maupun kota Padangsidimpuan secara
keseluruhan.
Menciptakan kawasan wisata minat khusus sebagai identitas kawasan
rekreasi publik baru di Kota Padangsidimpuan;
Pengguna Anggaran dalam kegiatan ini adalah Kepala Dinas Pariwisata Kota
Padangsidimpuan.
DATA PENUNJANG
7. Data Dasar 1. RTRW Kota Padangsidimpuan 2013 – 1033.
2. RPJMD Kota Padangsidimpuan.
3. Peta Dasar Kota Padangsidimpuan.
4. RIPARDA Kota Padangsidimpuan.
8. Standar 1. Adanya data dan informasi RTRW yang sudah disahkan dan menjadi
Teknis Ranperda.
2. Adanya data dan informasi kondisi tata guna lahan saat ini di
Pemerintah Kota Padangsidimpuan yang sudah diolah dan di kemas.
3. Adanya data lapangan dan survey teknik (kondisi kawasan, objek wisata
kawasan, data perekonomian desa serta arah pengembangan daerah)
yang sudah pernah dilakukan.
10 Referensi Landasan Hukum Penyusunan Rencana Induk dan Rencana Detail Pariwisata
. Hukum Minat Khusus Kawasan Batunadua dan sekitarnya ini adalah sebagai berikut;
1. Peraturan Menteri PU No 45/ PRT/ M/ 2007 Tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
2. Peraturan beton bertulang Indonesia ( PBI 1991 ), SKNI T-15.1919.03;
3. Tata cara pengedukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995;
4. Peraturan muatan Indonesia NI.8 dan Indonesia loading code 1987
(SKB-1.2.53.1987 );
5. Standar Nasional Indonesia No. 2837 Tahun 2008 tentang Tata
Cara,Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Plesteran untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan;
6. Ubin lantai keramik, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995;
7. Peraturan konstruksi kayu di Indonesia (PKKI) NI.5;
8. Mutu Kayu bangunan SNI 03-3527-1984;
9. Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987;
10. Peraturan Porland Cement Indonesia 1972/NI-8;
11. Peraturan bata merah sebagai bahan bangunan NI 10;
12. Peraturan plumbing Indonesia;
13. Standar Nasional Indonesia Nomor 6897 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Dinding untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan;
14. Standar Nasional Indonesia Nomor 2835 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah untuk Konstruksi Bangunan
Gedung dan Perumahan;
15. Standar Nasional Indonesia Nomor 2836 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Pondasi untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan;
16. Standar Nasional Indonesia Nomor 2839 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Langit-langit untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan;
17. Standar Nasional Indonesia Nomor 7393 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Besi dan Alumunium untuk
Konstruksi Bangunan Gedung dan Perumahan;
18. Standar Nasional Indonesia Nomor 7394 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton untuk Konstruksi Bangunan
Gedung dan Perumahan;
19. Standar Nasional Indonesia Nomor 7395 Tahun 2008 Tentang Tata Cara
Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Penutup Lantai untuk Konstruksi
Bangunan Gedung dan Perumahan;
20. Permen PU No. 24/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Teknis Ijin
Mendirikan Bangunan Gedung;
21. Permendagri No. 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan;
22. Permen PU No. 24/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Pemeliharaan dan
Perawatan Bangunan/Gedung ;
23. Teknis Ijin Mendirikan Bangunan Gedung;
24. Permen PU No. 30/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Eksebilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
25. Peraturan yang lain yang berlaku di Indonesia yang berkaitan dengan
pekerjaan bangunan yang direncanakan.
RUANG LINGKUP
11 Lingkup Ruang lingkup kegiatan Penyusunan Rencana Induk dan Rencana Detail
. Kegiatan Pariwisata Minat Khusus Kawasan Batunadua dan sekitarnya ini terdiri atas,
sebagai berikut :
a. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan
arahan dan kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan
pariwisata minat khusus kawasan Batunadua dan sekitarnya;
b. Melakukan peliputan data dan informasi terkait dengan pemanfaatan
lahan dan penggunaan bangunan serta kapasitasnya;
c. Mengidentifikasi permasalahan yang ada terutama masukan-masukan
dari pihak Owner dan User;
d. Melakukan kajian tentang kondisi lokasi kegiatan (Analisa
Kontekstual);
e. Melakukan pengukuran lahan serta informasi terkait dengan kondisi
tanah pada tapak yang telah ditentukan;
f. Melakukan analisis dan kajian pada aspek makro tapak (kebutuhan
ruang, massa dan komposisinya pada tapak serta tata ruang luar
(landscape) kawasan. Metode analisis yang digunakan selama
pelaksanaan pekerjaan, terdiri dari :
- Analisa Daya Tampung (Carrying Capacity);
- Analisa Kebutuhan Pengembangan Wisata;
- Analisa Kebutuhan Pengembangan Infrastruktur Wisata;
- Analisa Kelayakan Pembiayaan dan Kelayakan Sosial dalam
pemilihan konsep dan strategi pengembangan perumahan dan
permukiman; dan
- Analisa lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.
g. Menetapkan konsep perancangan makro dan mikro;
h. Menetapkan konsep detail struktur yang bersifat satu kesatuan
(Penataan Pola Ruang/Block Plan);
i. Menyusun Rencana Detail Rancang Bangunan
Pada bagian ini mencakup tahapan pekerjaan yang mencakup
perancangan detail desain yang dibangun meliputi beberapa tahap
pelaksanaan pekerjaan yang antara lain :
Rancangan Kawasan (Lay Out);
Rancangan fasilitas utama dan fasilitas penunjang kawasan wisata;
Rancangan penggunaan struktur dan analisa perhitungan
strukturnya;
Rancangan detail lainnya;
12 Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan layanan jasa konsultasi ini adalah
. tersedianya design guideline perencanaan pariwisata minat khusus di kawasan
Batunadua dan sekitarnya.
14 Peralatan dan 1. Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan
. material dari peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
penyedia jasa pekerjaan.
konsultansi 2. Beberapa peralatan minimal yang diprioritaskan dimiliki oleh
penyedia jasa antara lain komputer/laptop, printer, selain tenaga ahli
yang sesuai.
3. Penyedia jasa wajib menyediakan berbagai referensi baik referensi
kajian ilmiah maupun peraturan perundang-undangan yang menjadi
landasan pelaksanaan kegiatan.
4. Penyedia jasa harus mampu menghadirkan ketua tim atau salah satu
tenaga ahli yang dikuasakan sebagaimana nama yang tercantum
dalam dokumen penawaran sebagai penyaji saat pembahasan
laporan kemajuan.
15 Lingkup Penyedia Jasa berwenang untuk mendapatkan data dan informasi yang
. kewenangan dibutuhkan dari pengguna Jasa dalam rangka membantu terlaksananya
penyedia jasa kegiatan ini.
17 Personil Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan ini, maka dibutuhkan beberapa tenaga
. ahli, dengan jumlah dan kualifikasi berikut :
Tenaga Ahli :
1) Team Leader Berlatar belakang pendidikan S1 1 org x 2,5 bln
atau S2 Arsitektur /Planologi dan
memiliki pengalaman kerja yang
sesuai, dan pengalaman relevan
minimal 3 tahun untuk S1 dan 1
tahun untuk S2;
2) Ahli Pengukuran Berlatar belakang pendidikan S1 1 org x 2,5 bln
dan Pemetaan Planologi/Sipil dan memiliki
(Ahli Pemetaan) pengalaman kerja yang sesuai, dan
pengalaman relevan minimal 3
tahun untuk S1 & 1 tahun untuk
S2;
kegiatan
LAPORAN
19 Laporan Laporan Pendahuluan, diserahkan 3 minggu setelah Surat Perintah Mulai
. Pendahuluan Kerja (SPMK). Laporan Pendahuluan berisi antara lain :
o Metodologi dan Rencana Kerja
o Organisasi Pekerjaan
o Pemahaman KAK yang dituangkan dalam konsep awal kerangka
pemikiran penyelesaian pekerjaan ini termasuk aplikasi dan saran
Setelah melalui pembahasan dan penyempurnaan maka akan di cetak Laporan
Pendahuluan sebanyak 5 (lima) buku;
20 Laporan Laporan Akhir, sebanyak 5 (lima) buku, diserahkan 75 (tujuh puluh lima) hari
. Akhir setelah SPMK. Laporan akhir berisi perbaikan dari laporan draft alkhir ;
Setelah melalui pembahasan dan penyempurnaan maka akan di cetak laporan
akhir berisi :
o Delineasi kawasan penyusunan Masterplan dan Siteplan;
o Analisis kondisi dan potensi fisik kawasan;
o Analisis kebutuhan pengembangan kawasan (rencana aktivitas,
kebutuhan ruang, hubungan antar ruang dll);
o Arahan pengembangan infrastruktur (sirkulasi, sistem parkir, utilitas,
dll);
o Rencana tapak dan masa bangunan, rencana ruang terbuka hijau,
rencana vegetasi, dll.;
o Konsep dasar perancangan dan prinsip-prinsip perencanaan dan
perancangan, dengan pertimbangan keberlanjutan dan kriteria
tampilan (performance criteria), serta mencakup komponen penataan
perencanaan.
o Detail Desain dan RAB.
LAIN-LAIN
21 Produksi Semua kegiatan jasa konsultasi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
. dalam Negeri wilayah Negara Republik Indonesia yaitu di Kota Padangsidimpuan.
22 Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultasi lain diperlukan untuk
. Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultasi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi :
1. Ada surat kerja sama.
2. Tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan tetap ada di perusahaan yang
memenangkan pekerjaan ini.