Anda di halaman 1dari 32
TUGAS PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI ANALISIS PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, PADAT DAN GAS PT SURABAYA INDUSTRIAL ESTATE RUNGKUT (PT.SIER) P P N COLITEKNIK NEGENISURABAYA DISUSUN OLEH EDY SUSANTO (D4 K3 RPL X/ 0519140106) GINAS KARNA MEDI ARMA = (D4 K3 RPL X/ 0519140110) ZAHROTUL NAILUL IZAH (D4 K3 RPL X/ 0519140128) WAHYUNINGTYAS: (D4 K3 RPL X/ 0519140126) PRODI D4 TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2022 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa jumlah penduduk yang besar harus dimbangi dengan pembangunan ‘ekonomi yang sustainable, salah satunya dengan peningkatan dari sektor industri yang ‘merupakan komponen ulama dalam pembangunan ekonomi nasional. Salah satu sektor industri yang berada di wilayah Jawa timur adalah PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (PT.SIER) yang berada di Kota Surabaya. PT.SIER terbagi menjadi 3 kawasan yaitu daerah Rungkut, Sidoarjo, dan Pasuruan. Kawasan PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang merupakan kawasan terluas diantara ketiga kawasan yang dikelola oleh PT.SIER. Berdasarkan Surat Keputusan Dalam Negeri No.2/HPL/DA/1976 Tanggal 2 Januari 1976, yaitu 60% dari luas lahan merupakan bangunen pabrik, dan 40% merupakan serena penunjang. Dalam aktivitas pendindusirian di Pasuruan menyebabkan terjadinya limbah yang umumnya dibuang ke perairan sehingga akan menyebabkan kerusakan ekasistem perairan. Bersumber dari adanya masalah tersebut di dalam suatu kawasan industri dibutuhkan adanya suatu tempat pengolahan air limbah industri terpusat untuk PT. SIER-PIER Pasuruan merupakan salah satu kawasan industri yang telah memiliki pengolahan air limbah (IPAL terpusal), mengantisipasi terjadinya pencemaran a Pengelahan air limbah ini menggunakan sistem pengolahan secara fisika-biologi. Air limbah dari 94 perusahaan yang berada di Kawasan PT. SIER-PIER Pasuruan akan ditampung di dalam bak kontrol yang terdapat dalam setiap perusahaan kemudian dialirkan ke dalam saluran air limbah yang terpasang di sepanjan jalan di kawasan PT. ‘SIER-PIER Pasuruan menuju ke IPAL terpusat. Air limbah yang masuk ke dalam IPAL akan diolah lebih lanjut agar kualias effiuent yang dibuang ke badan air telah memenuhi baku mut dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 dan ijin Pembuangan Limbah Cair (IPL) No, 6603.91/0407.1/424,078/2016, Oleh Karena itu, kami selaku mahasiswa D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Paliteknik Perkapalan Negeri Surabaya Jawa Timur, melakukan analisis pada Instalasi Pengolahan Air Limbah PT, SIER-PIER Pasuruan Adanya tugas ini agar dapat mempelajari seluruh pernrosesan air limbah yang diterapkan di PT. SIER-PIER Pasuruan. 4.2 Tujuan ‘Tujuan pelaksanaan analisis di PT. SIER-PIER Pasuruan ini adalah 1. Mengetahul dan mengkaji proses pengolahan limbah cair di PT. SIER-PIER Pasuruan. 2. Mengetahui kualitas air limbah yang dihasilkan oleh IPAL PT. SIER-PIER Pasuruan. 3. Mengetahui efisiensi removal di IPAL PT. SIER-PIER Pasuruan. 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari pelaksanaan analisis di PT. SIER-PIER Pasuruan adalah = 1. Pengenalan secara umum mengenai sistem produksi perusahaan dan unit pengolahan PT. SIER-PIER Pasuruan 2. Melakukan monitoring air limbah di PT SIER-PIER Pasuruan 3. Melakukan analisa air imbah di laboratorlum 4, Pembahasan mengenai effluent pengolahan limbah cair yang dihasilkan, mengacu pada standar baku mutu limbah c 5, Mengihitung efisiensi removal pada tiap unit pengolahan IPAL PT. SIER-PIER Pasuruan. industri yang berlaku. BABII KONDISI OBYEKTIF LOKASI PT.SIER-PIER, 2.1 Deskripsi Instansi Bidang usaha PT, SIER dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bidang usaha utama dan bidang usaha penunjang. Bidang usaha meliputi usahs-usaha sebagai beikut : @ Merencanakan, membangun, serta mengembangkan kawasan industri guna menyiapkan tanh, sarana dan prasarana, serta fasilitas-fasilitas industri lainnya yang dibutuhkan bagi penananm modal; b. Melakukan kegiatan pengusahaan dan perawatan alas seluruh areal kawasan industri, c. Menyediakan dan menjual kaviing tansh industri, bangunan pabrik siap pakai (BPSP), sarana ussha industri kecil (SUIK), bangunan pergudangan, bangunan perkantoran, dan sarana-sarana penunjang kawasan industri; d. Menyediakan kawasan berikat ekspor (Export Processing Zone/EPZ) untuk perusahaan -perusahaan industri berorientasi ekspor; e. Memberikan pelayanan kepada penanaman modal dalam rangka pendirian dan pengelolaa pabrik/usaha industrinya Ketiga kawasan yang dikelola PT, SIER yaitu PIER adalah kawasan yang terluas. Lahan yang digunakan untuk keperiuan industri di PIER dapat diperolch dengan pembelian secara tunai maupun angsuran menggunakan Sertifikat Hak guna Bangunen (HGB) selama 20 tahun yang bisa diperpanjang. Dalam pengelolaan |ahan seluas 500 Ha, berdsarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri No.2/HPL/DA/1976 tanggal 2 Januari 1976, PIER berhak mengelola 60% dari luas lahan untuk bangunan pabrik. Sedangkan 40% untuk sarana penunjang. Hak tersebut telah didaftarkan di Kantor Agraria Kabupaten Pasuruan tanggal 10 September 1986. Adapun tujuan berdirinya kawasan industri di Rembang ini untuk mengurangi polusi di pusat kota, menampung tenaga kerja, menambah Pendapatan Asti Daerah (PAD), mengurangi angka pengangguran dan mengurangi kemiskinan. Waste Water Treatment Plant (WWTP) PIER mengolah air imbah dari industri yang berada di kawasan industri PIER. Debit limbah cair yang diolah di WWTP PIER berkisar antara 3004-4978 m*/hari pada periode Triwulan | tahun 2022. Pengolahan air limbah yang dipergunakan di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PIER adalah menggunakan pengolahan secara fisika ~ biologi, tanpa menggunakan bahan kimia. Pengolahan air limbah di WWTP PIER berlangsung secara kontinyu. Dari hasil pengolahan limbeh cair yang diakuken di WWTP PIER dihasikan limbah B3 padat berupa sludge kering yang pengolahannya diserahkan kepada pihak ketiga yakni PT. Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI). Dalam melaksanakan sistem manajemen lingkungan PT. SIER-PIER Pasuruan mevujudkan kepeduliannya dengan menyediakan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Hal tersebut merupakan kewajiban setiap kawasan industri. Dibangunnya IPAL kerena adanya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan masyarakat terhadap lingkungan yang semakin tinggi, peraturan mengenai lingkungan yang wajib untuk diwujudkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Metode Penelitian Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan analisis ini adalah orientas! dan pengumpulan data primer yang dilakukan di kawasan PT. SIER-PIER Pasuruan, Pengumpulan data primer meliputi : Pengumpulan data sumber-sumber limbah cair dari hasil produksi Pengumpulan data jumiah limbah cait dari hasil produksi. Pengumpuian data mengenai karakteristik limbah cair dari hasil praduksi pena Pengumpulan data kapasitas pengolahan limbah cair dari hasil produksi. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses IPAL PIER. 4.1.1 Sumber Air Limbah PIER Air limbah yang diolah di IPAL PIER berasal dari beberapa perusahaan, pabrik, dan perkantoran yang ada di kawasan industri PIER. Jenis-jenis industri yang limbahnya masuk ke IPAL PIER yaitu industri penyamaken kulit, industri agar-agar, industri lem, industri tekstil industri karet, industri elektronik, industri logam, industri ‘makanan dan minuman, industri kayu dan rotan, industri plastik, dan lain sebagainya. ‘Sebagian besar industri di kawasan PIER mengalirkan limbah cairnya untuk diproses di IPAL PIER sebagai instalasi pengolahan air limbah terpusat. Limbab cair dialirkan ke IPAL PIER untuk diproses lebih lanjut, harus memenuhi persyaratan yang telah diteteapkan oleh pihak IPAL PIER. Persyaratan ini ditujukan agar tidak merusak saluran, mesin ataupun peralatar-peralatan yang digunakan IPAL PIER, Selain ity untuk menjaga supaya kualitas air yang dihasilkan setelah proses pengolahan sesuai dengan peraturan pemerintah, yaitu Peraturan Gubemnur Jawa Timur No.72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Kawasan Industri Persyaratan buangan air limbah yang masuk kedalam IPAL PIER yang harus dipatuhi seluruh perusahaan yang ada di kawasan industri PIER antara lain tidak boleh: 1, Mengandung air hujan, air tanah, 2. Air yang mengandung calcium carbida. 3. Air yang mengandung bahan mudah terbakar. 4. dari talang dan air dari pekarangan. Gairan, zat padat atau gas yang Karena jumlahnya sudah cukup untuk dapat menimbulkan kebakaran atau ledskan, atu menyebabkan kerusekan sistem saluran air limbah, 5. Bahan atau hal ain yang karena kandisinya sendiri ata penggabungan atau reaksi dengan limba lain dapat menimbulkan gas, uap, bau, atu bahan semacamnya yang dapat membahayakan kehidupan manusia, 6 Air yang mengandung ragi, ter, aspal minyak mentah, minyak pelumas/oli, solar, karbon sulfide, hydrosulfide dan polysulfide. 7. Air yang mengandung bahan radioaktif. &. Setiap limbah yang dapat menyebabkan pelapisan keras atau endapan di dalam sistem saluran air limbah. 9. Limbah yang megandung bahan pewarna yang tidak dapat diolah secara biologis. 10. Bahan yang dapat merusak atau mengganggu mesin maupun peralatan- peralatan yang terpasang dalam sistem saluran air limbah. 11. Air yang mengandung pestisida, fungisida, herbisida, insektisida, radentisida, dan atau fumigants. Selain \arangan-larangan di atas, [PAL PIER memiiki standar buangan yang harus diperhatikan semua perusahaan yang membuang limbanya ke IPAL PIER dan tidak boleh melebihi ambang batasnya. Buangan air limbah yang masuk ke influent IPAL PIER tidak boleh melebihi standartnya yang dapat dilihat di Tabel 4.1 Tabel 4. 1 Standar Buangan PIER PT.SIER-PIER No ‘Parameter: ‘Simbol ——Nilai_| Satuan A | Fisika 1_| Suhu 40 °C 2 | Jumlah Padatan Terlarut 2000 | ppm x Pe <0 | om 4 =| Warna 300 Pt.co B | Kimia 7_| Derajat Keasaman pH 63 2 | Besi Fe 30 3] Mangan Ma 10 4 | Barium Ba 5 5 | Tembaga Cu 5 6 | Seng Zn 5 7_| Krom Hexavalen Orét 2 a _| Krom Total 2 9 | Kadmium 1 10 _| Timbal 3 11_| Merkuri/raksa 0,005 72_| Timbal putih 2 13 (| Arsen 1 74. | Selenium ‘Se qT 15 | Nikel Ni 2 16 | Kobalt Co 1 77 | Sianida CN 1 18 | Sulfida s 1 79 _| Fluorida E 30 20_| Klorin Bebas ca 1 21 | Ammoniak Bebas NH3 20 22 | Nitrat NO3 50, 23 ‘| Nitrit NOZ 5 24. | Phopat PO4 20 25 | Sulfat 504 500 26 | COD a2 3000 27 | BOD 02 1500 28 | Detergen MBAS: 5 29 _| Phenol C6HSCH 2 30 | Minyak lemak : 30 31_| Ammonium NHA 15 32_| Chiorlda Ck 300 Sumber ; Dokumen IPAL PIER PT SIER-PIER 2022 4.1.2 Sistem Penyaluran Air Limbah (SPAL) Sistem penyaluran air limbah di PT. SIER-PIER Pasuruan menggunakan sistem terpisah (separated system). Air hujan dan air |imbah disalurkan melalui dua saluran yang berbeda. Air hujan disalurkan melalui saluran drainase (saluran terbuka) menuju Ke badan air (Sungai Rac!). Sedangkan air limbah disalurkan melalui pipa (saluran tertutup) menuju ke IPAL PT. SIER-PIER Pasuruan. Saluran air limbah ini dibuat dengan sistem tertutup dengan tujuan: a. Mencegah penyebaran bau yang tidak enak yang dapat mengganggu kesehatan b, Mencegah bercampurnya air imbah dan air hujan ¢. Memelihara estetika dan kenyamanan lingkungan 4.1.3 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL} merupakan kewajiban dari setiap kawasan industri sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1989 dan UU PLH No 4 tahun 1982. Terdapat dua tahap proses pengolahan limbah eair yang ada di IPAL PIER, yaity primary treatmentdan secondary treatment. Pada pengolshan primary treatment menggunakan pengolahan secara fisika sedangkan pada pengolahan secondary treatment menggunakan pengolshan secara biologis. Instalasi Pengolahan Air Limbah PT. SIER-PIER Pasuruan terdiri dari beberapa pengolahan diantaranya: 1, Sumur Pengumpul / Bak Pengumpul (Collection Tank}dan Rumah Pompa ‘Sumur pengumpul merupakan tempat penampungan sementara air limbah dari buangan industri dan perkantoran di kawasan PIER. Air limbah / air buangan dari ‘setiap industri harus memenuhi standart yang telah ditentukan oleh PT. SIER-PIER Pasuruan. Sumur ini berdiameter 5 meter dengan kedalaman 8 meter dan terbagi menjadi due bagian yang dibatasi oleh beton sefebal 30 cm. Kedua bagian sumur tersebut adalah a. Sumur basah (wet well) Fungsi sumur basah adalah untuk menampung semua air buangan dari semua perkantoran di kawasan PIER, Bagian dari sumur basah antara lain 1. 2 buah pipa masing-masing berdiameter 400 nm dan 600 nm yang berfungsi sebagai saluran buangan industri dan perkantoran Saringan kasar yang terdapat dalam induk yang berfungsi untuk menahan benda- benda kasar yang masuk ke dalam sumur basah 2. 2 buah rel (swelling job/erane) yang terpasang di dinding sumur dan pspan yang terbentang + 4 meter yang digunakan sebagai penahan petugas yang hendak membersihkan isi sumur tersebut. b. Sumur Kering Pada sumur ini dilengkapi dengan pompa sehingga dikenal dengan rumah pompa. Terdapat 4 pompa di setiap rumah pompa yang bekerja secara otomatis untuk remompa air limbah ke bak pengendap pertama (Primary Settling Tank). Kapasitas debit buangan industri dan perkantoran yang dapat ditampung rumah pompa sebesar 10.000 m‘/hari, namun untuk saat ini debit yang masuk hanya 8,000 m/hari sehingga pompa yang digunakan hanya 2. Masing-masing pompa mempunyai debit aliran 60 Ls. 2. Pengolahan Primary Treatment . Bak Kontrol Bak kontrol merupakan bak yang berbentuk kotak dengan panjang 1 meter, lebar 1 meter dan kedalaman 3 meter sebagai tempat penampungan limbah dari setlap perusahaan di kawasan industri sebelum masuk ke IPAL PIER yang selanjutnya ciuji di laboraterium IPAL guna mengetahui kandungan bahan berbahaya yang dikeluarkan oleh 118 perusahaan yang bersangkutan serta agar beban air limbah tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan PIER. Frekuensi sampel yang dilakukan monitor terhadap perusahaan-perusahaan i kawasan PIER sebanyak 3 kali dan 24 jam. Limbah yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan antara lain TSS, BOD, COD, amoniak, Cr, Zn, Fe.Cu, Pb, Ag dan logam berat lainnya, air sisa detergen, air sabun serta air tinja, Umumnya, bak kontrol ini diletakkan di halaman depan setiap perusahaan. Semua bak kontrol dilengkapi dengan pipa seluran air limbah dengan diameter 15 em. Pipa induk yang berada di kanan jalan Jalan (barat) diameternya sebesar 40 om. Saluran air limbah dengan pipa jenis asbescement JHItersebut ditanam dalam tanah tepatnya dibawah trotoar dengan kedalaman 1 hingga 3 meter dengan kemiringan 3* sehingga air limbah mengalir ur) diameternya sebesar 60 cm dan di sebelah kiti ‘secara gravitasi menuju IPAL PIER. 4. Manhole Manhole adalah sumur sebagai tempat bertemunya saluran air limbah dari bak kontrol tiap-tiap industri dalam Kawasan. Pada manhole terdapat layer yaitu alat yang berfungsi untuk membersihkan saluran air limbah. Mahole ini memiliki diameter £1 meter dan kedalaman 2-6 meter. Jumlah manhole di kawasan PIER ‘sebanyak 191 buah dan jarak antara masing-masing manhole sejauh 60 km . Bak Ekualisasi (Bak Pengendap Pertama) Air limbah masuk ke dalam bak ekualisasi melalui rumah pompa yang berada pada zona EPZ (Export Processing Zone). Bak Pengendap pertama berfungsi sebagai bak ekualisasi yang mengendapkan zat padat yang cenderung besar dan banyak secara gravitasi sehingga akan mengendap tanpa penambahan bahan kimia (seaffleable solid) dan sebagai bak influent. Bentuknya dapat dilihat pada Gambar 4.1. Kadar zat padat (total suspended solid) pada bak ini dapat diturunkan sebanyak 59-70%, dapat menurunkn kadar BOD antara 25-49% dan dapat menurunkan floating materia! sampai 100%. Selain itu, bak ekualisasi juga digunakan sebagai tempat homogenisasi air limbah sebelum masuk ke pengolahan berikutnya, pemisahan minyak dan lemak, sebagai penahan kotoran yang terapung yang selanjutnya akan dialirkan secara manual ke bak floating dan pemerataan beban hidrolis serta organis sehingga tidak akan terjadi schock Joading pada proses selanjutnya akibat adanya fluktuasi beban. Bak ekualisasi ini dilengkapi dengan control elektronik dan tiga buah pompa, jenis vertical centrifugal RITZ type 96-97 5 97/2 untuk mengambil lumpur yang mengendap di bawah apabila bak ini dikuras dari bak pengendap pertama. ‘Spesifikasi bak ekuslisasi pada IPAL PIER adalah sebagai berikut, a. panjang 10 meter; b. lebar = 10 meter; et = 25 meter, dit meter, e. volume = 500 m* f. design flow = 8000 m"/hari Gambar 4, 1 (a) & (b) Bak Ekualisasi Dasamya membentuk segitiga ke bawah dengan ada satu sisi tengah yang terdalam. t; merupakan dua si yang memiliki Kedalaman lebih dalam. t; dan t. menunjukkan tinggi air hingga dasar. Untuk tinggi dari permukaan air hingga permukaan bangunan adalah 30 om, Waktu tinggal air limbah dalam bak ekualisasi ini adalah 2 sampai 3 jangkal sedangkan t) merupakan bagian tengah jam. Maksudnya adalah untuk bak ekualisasi memberi kesempatan zat-zat yang mudah mengendap akan mengendap dalam waktu 2:sampai 3 jam. d. Grit Chamber Grit chamber berfungsi sebagai pemisah antara pasir yang memiliki ukuran artikel kecil dan air limbah dengan cara diendapkan dengan sistem gravitasi. Kandungan pasir dan partikel Kecil dapat diturunkan sampai 85%. IPAL PIER ‘memiliki dua saluran grit chamber, keduanya rmemiliki dimensi dan kedalaman yang sama dengan jumiah pintu air yang sama pula. Bangunan dari grit chamber dapat dilihat pada gambar 4.2. Hal ini diperlukan apabila terjadi pengurasan pada salah satu grit chamber sehingga sisi lainnya masih bisa dioperasikan dan ‘membuat jalannya air imbah tidak berhenti mengingat proses pengolahan limbah pada IPAL PIER berjalan terus menerus sepanjang tahun tanpa henti. Waktu tinggal air limbah pada grit chamber adalah 15 menit. Adapun spesifikasi grit ‘chamber memiliki dimensi sebagai berikut a) Panjang = 13,65 meter; b) Lebar = 1 meter, ot = 0,62 meter, dt 095meter. Gambar 4, 2 Grit Chamber Pada ujung grit chamber terdapat alat penyaring sampah yang disebut dengan. barscreen yang merupakan saringan kasar atau besar sehingga tidak mengganggu proses pengolahan air imbah. Bentuknya dapat dilihat pada gambar 4.3, Partikel ‘sampeh yang terlangkap oleh barscreen yaitu dedaunan yang berasal dari sekitar ‘grit chamber dan barscreen, Prinsip kerjanya adalah mengangkut sampah yang terjaring dikisi yang dilakukan secara manual. Adapun spesifikasi barscreen spesifikasi sebagai a) Lebar = 1 meter, b) Tebal kis ¢) Panjan 4) Jumiah Gambar 4, 3 Barsreen ‘8. Primary Settling Tank Primary Setting Tank yang berfungsi untuk membantu pengendapan zat yang bercampur. Primary Setting Tank berbentuk silinder yang cilengkapi dengan sorapper bridge (pengumpul lumpur). Primary Seétling Tank memiliki diameter 21 ‘m dan kedalaman 1,9 m dengan volume total 657,7515 m3. Ketika proses dalam Primary Setting Tank betjalan dengan baik maka dapat memisahkan 100% flouting material, 70-100% suspended solid 100% settleable atau penurunan Joading sebesar 30%. Gambar Primary Settling Tank dapat dilihat pads gamber 4.4. Gambar 4, 4 Primary Settling Tank d. Bak Pendistribusi (Distribution Box |) Distribution Box | merupakan unit untuk menampung air limbah dari primary. settling tank sehingga disebut juga Overflow Primary Settling (OPS) dan membagi dua debit limbah dari proses sebelumnya untuk diolah di pengalahan selanjutnya yaitu oxidation ditch agar debit air limbah yang masuk ke oxidation ditch | dan ll sama rata. Metode untuk pembagian debit ini hanya menggunakan 2 pintu air yang dibuka dengan ketinggian yang sama agar air yang didistribusikan mempunyai debit yang sama, Selain itu, juga berfungsi sebagai penampungan air hasilfiltrasi drying beds. Gambar Distribution Box | dapat dilhat pada gambar 4.5 Gambar 4. 5 Overflow Primary Setlling (OPS) ‘Adapun spesifikasi distribution box’ adalah sebagai berikut: a) Panjang =5,8m b) Lebar = 58m 6) Volume = 22,33 m? 3. Pengolahan Secondary Treatment Pada pengolahan secondary treatment menggunakan pengolahan secara biologi, Adapun unitunit pengolahan yang dipakai dalam pengolahan ini antara lain: 8. Oxidation Ditch Seteleh melalui proses pengendapan di primary settling tankait limbah dialirkan menuju oxidation ditch melalui saluran pipa tertutup. Air limbah tersebut ‘akan diolah secara biologis. Pada oxidation afteh ini menerapkan konsep aerasi menggunakan aerator yang berguna untuk memberikan oksigen pada mikroorganisme yang berada di dalam lumpur aktif yang telah bercampur dengan air limbah di oxidation ditch. Pembentukan arus aimya dihasilkan dari putaran mammouth rotor yang terdapat pada masing-masing oxidation ditch. Dengan sistem aerasi yang diterapakan diharapkan dapat meningkatkan supplay oksigen yang masuk ke dalam proses pengolahan. Tiap oxidation ditch terdapat 4 mammouth rotor yang dapat dilihat pada gambar 4.6. Fungsi rotor untuk mengaduk air limbah sehingga sehingga terjadi kontak dengan udara bebas. Kecepatannya sebesar 1500 rpm yang memerlukan daya sebesar 12.6 kW tiap rotor sehingga mampu mensupplay oksigen sebesar 45 kg O7/jam/m panjang Gambar 4. 6 Oxidation Ditch Adapun spesifikasi dimensi oxidation aiteh | dan Il adalah sebagai berikut: Diameter = 22,5 meter Panjang =100 meter Kedalaman =3 meter Lebar permukaan =8,8 meter Lebar dasar =3 meter Kedalaman maksimal = 1,75 meter Kedalaman minimal = 1,45 meter Volume air limbah =3500m? Kecepatan aliran =03m/s Debit air limbah =3800m*/hari Di dalam oxidation ditch terdapat lumpur aktif (activated sludge) yaitu lumpur yang mengandung mikroorganisme tidak diketahul untuk membantu proses pengolahan biologis. Lumpur aktif ini diperaleh dari bak penampung lumpur (return sludge) yang dialirkan menuju oxidation ditch secara berkala Mmenggunakan pompa. Jika terdapat Kelebihan |umpur maka harus dilakukan pembuangan lumpur, Proses pengolahan limbah di oxidation ditch yang berperan dalam penurunan BOD pada limbah dapat diturunkan sebesar 45%. Air limbah limbah yang telah melalui proses pengolshan biologis tersebut selanjutnya dialirkan menuju distribution bax il yang selanjutnya menuju final settling tank. Mikroorganisme yang terkandung di dalam lumpur aktf ini terdiri atas bakteri rotifer, ganggang, dan sillata. Mikroorganisme yang digunakan beragam karena setiap mikroarganisme memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mendegradasi zat organik yang terkandung dalam air limbah sehingga kombinasi mikroorganisme yang digunakan dinarapkan mampu mendegaradasi semua zat organik yang terdapat dalam air limbah yang masuk ke dalam IPAL PIER. Kondisi mikroorganisme ini harus dijaga agar pertumbuhannya optimal 1b. Distribution Bax it Lumpur aktif yang masih tercampur dengan air limbah dari oxidation ditch akan dibagi menjadi dua bagian di dalam bak penampung lumpur. Satu bagian akan dialirkan ke bak pengendap akhir dan bagian kedua akan dikembalikan ke oxidation ofteh. Jumiah lumpur aktif yang dikembalikan ke oxidation ditch + 30% dari total lumpur yang masuk ke bak pembagi. Gambar distribution box It dapat dilihat pada gambar 4.7. ‘Adapun distribution box |i memiliki dimensi sebagai berikut a) Panjang b) Lebarkeseluruhan = 4m c) Kedalaman =23m Fungsi dari distribution box antara lain = 1) Sebagai penampung semientara limbah cair Oxidation Ditch sebelum dialirkan ke clarifier 2) Sebagai penampung limpahan lumpur dari bak pengendap akhir (clarifier) recycle kembali ke oxidation atch,

Anda mungkin juga menyukai