Disusun Oleh:
Kelompok 7
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada progam studi Penjaskesrek pada mata kuliah Gizi olahraga. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kebutuhan energi
pada atlet
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu selaku dosen yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
A. Kesimpulan .............................................................................. 13
B. Saran .......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
2
Makanan bagi seorang atlet harus mengandung zat gizi yang sesuai dan
pro- porsional dengan kebutuhan untuk aktifitas sehari-hari maupun dalam
berolahraga. Ma- kanan harus mengandung zat gizi penghasil energi yang
jumlahnya seimbang dan sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Selain itu
makanan juga harus mampu mengganti zat- zat gizi dalam tubuh yang
berkurang akibat digunakan untuk aktifitas olahraga. Pengaturan makanan
terhadap seorang atlet harus secara individual. Pem- berian makanan harus
memperhatikan jenis kelamin atlet, umur, berat badan, serta jenis olahraga.
Selain itu, pemberian makanan juga harus memperhatikan periodisasi la-
tihan, masa kompetisi, dan masa transisi atau pemulihan. Gerak yang terjadi
pada olahraga karena adanya kontraksi otot. Otot dapat berkontraksi karena
adanya pembebasan energi berupa ATP yang tersedia di dalam sel otot. ATP
dalam sel otot jumlahnya ter- batas dan dapat dipakai sebagai sumber energi
hanya dalam waktu 1 – 2 detik. Kontraksi otot akan tetap berlangsung apa-
bila ATP yang telah berkurang dapat segera dibentuk kembali. Pembentukan
kembali ATP dapat berasal dari creatin fosfat, glu-kosa, glikogen maupun
asam lemak. Olahraga aerobik dan anaerobik, keduanya memerlukan asupan
energi. Namun, penetapan kebutuhan energi secara tepat tidaklah sederhana
dan sangat sulit. Besarnya kebutuhan energi seseorang ter- gantung dari
besarnya energi yang diguna- kan setiap hari. Oleh karena kebutuhan energi
dapat dihitung dengan memper- hatikan beberapa komponen penggunaan
energi. Komponen-komponen tersebut yaitu basal metabolic rate (BMR),
specific dynamic action (SDA), aktifitas fisik dan faktor pertumbuhan
B. Rumusan masalah
1. Apa itu kebutuhan energi ?
2. Apa saja komponenen perhitugan energi ?
3. Bagaimana tahapan perhitungan kebutuhan energi pada atlet ?
3
C. Tujuan penulisan
1. Memberikan pemahaman tentang kebutuhan energi
2. Memberikan pemahaman tentang apa saja komponen perhitugan energi
3. Memberikan pemahaman tentang tahapan perhitugan kebutuhan energi
pada atlet
D. Manfaat
1. Atlet dapat memaksimalkan performanya melalui konsumsi makanan
yang sesuai dengan kebutuhan gizinya sehingga prestasi atlet dapat
ditingkatkan
2. Atlet dapat mengetahui perhitungan kebutuhan gizi dan komposisi
tubuhnya, sehingga dapat dilakukan pengaturan konsumsi makanan
yang sesuai dengan kebutuhannya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kebutuhan energi
Basal metabolic rate adalah kalori yang tubuh Anda perlukan untuk
melakukan aktivitas dasar tubuh. Aktivitas tersebut mencakup
memompa jantung, mencerna makanan, bernapas, memperbaiki sel
tubuh, hingga membuang racun dalam tubuh. Ketika Anda tidur dan
tidak melakukan
4
apa pun, tubuh tetap melakukan semua fungsi ini. Tujuannya yaitu untuk
menjaga kestabilan fungsi biologis tubuh (homeostasis) sehingga tubuh
bisa terus bertahan hidup.nSekitar 50 – 80% energi harian Anda
digunakan untuk menjalankan fungsi dasar tubuh. Komponen tubuh
yang paling banyak menggunakan BMR yaitu otot. Ini disebabkan
karena tubuh Anda membutuhkan banyak energi untuk menjaga massa
otot.
3. Aktivitas fisik
Menurut WHO aktifitas fisik (physical activity) merupakan Gerakan
tubuh yang dihasilkan otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi.
Aktifitas fisik melibatkan proses biokimia dan biomekanik.
Setiap aktifitas fisik memerlukan energi untuk bergerak. Aktifitas fisik
berupa aktifitas rutin seharihari, misalnya membaca, pergi ke sekolah,
bekerja sebagai karyawati kantor. Besarnya energi yang digunakan
tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya aktifitas fisik. Setiap
aktifitas olahraga memerlukan energi untuk kontraksi otot. Olahraga
dapat berupa olahraga aerobik maupun olahraga anaerobik. Besarnya
energi yang digunakan tergantung dari jenis, intensitas dan lamanya
aktifitas olahraga.
- bertanding 8 10 12 13 15
Bulutangkis 5 6 7 7 9
Bola basket 7 8 10 11 12
Bola voli 2 3 4 4 5
Dayung 5 6 7 8 9
Golf 4 5 6 7 8
Hockey 4 5 6 7 8
- 8 menit/km 6 7 8 11
- 5 menit/km 10 12 15 17 19
Lari : - 5,5 menit/km 10 12 14 15 17
- 5 menit/km 10 12 15 17 19
- 4,5 menit/km 11 13 15 18 20
- 4 menit/km 13 15 18 21 23
Tenis meja 3 4 5 5 6
Tinju : - latihan 11 13 15 18 20
- bertanding 7 8 10 11 12
Yudo 10 12 14 15 17
4. Pertumbuhan
Kebutuhan Nutrisi bagi atlet penting sebagai suplemen untuk
menghasilkan energi, pertumbuhan, performa maupun proses dalam
pemulihan (recovery). Pemberian Nutrisi yang tepat untuk atlet berusia
remaja tidak hanya penting untuk menjaga kesehatan dan
mengoptimalkan kinerja selama latihan, tetapi juga sangat penting untuk
memenuhi persyaratan pertumbuhan dan pembangunan (Sacheck, Ph, &
Schultz, 2016). Atlet dengan kategori usia remaja, merupakan masa usia
yang efektif dan penting dalam jenjang pembinaan olahraga. Sehingga
penting untuk dapat memperhatikan setiap kebutuhan guna menunjang
performa dan kinerja mereka selama latihan. Apabila atlet tersebut
masih dalam usia pertumbuhan, maka tambahkan kebutuhan energi
sesuai dengan tabel berikut.
1. Tahap 1
Tentukan Indeks massa tubuh (IMT)
Tentukan status gizi atlet dengan menggunakan indeks massa tubuh
(IMT)
dan presentase lemak tubuh.
Indeks massa tubuh merupakan pembagian berat badan dalam kg
oleh tinggi badan dalam satuan meter dikwadratkan.
Presentase lemak tubuh yaitu perbandingan antara lemak tubuh
dengan masa tubuh tanpa lemak. Pengukuran lemak tubuh dilakukan
engan menggunakan alat skinfold caliper pada daerah trisep dan
scapula
4. Langkah 5
o Latihan lari setiap minggu yaitu = 3 x 60 menit x 10 kalori/menit =
1800 kalori/minggu
o Latihan bolabasket setiap minggu yaitu = 2 x 30 menit x 7
kalori/menit = 420 kalori/minggu
o Gunakan tabel 4 pada perhitungan aktifitas olahraga.
o Kebutuhan energi untuk aktifitas olahraga (lari dan Latihan
bolabasket) adalah 1800 + 420 = 2220 kalori/minggu.
o Kebutuhan energi untuk aktifitas olahraga per hari adalah = 2220
kalori/minggu : 7 hari = 317 kalori (per hari)
Jadi total kebutuhan energi per hari adalah total kalori harian = 2624 +
317 = 2941 kalori Mary membutuhkan energi setiap hari yang berasal
dari makanan yang dia konsumsi adalah 2941 kalori.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimupulan
B. Saran
Zahra, S., & Muhlisin, M. Nutrisi Bagi Atlet Remaja. JTIKOR (Jurnal Terapan Ilmu
Keolahragaan), 5(1), 81-93.