Anda di halaman 1dari 8

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan : Pembangunan Pagar SDN 2 Pulo Tengoh Kec. Darul Makmur


Kab. Nagan Raya
Penawar : CV. AZLA ENTERPRISE

A. Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Lokasi
 Metode Pelaksanaan :
Pembersihan lapangan serta perataan area dilakukan oleh pekerja dan Tukang dengan
membersihkan seluruh area pekerjaan, membersihkan sampah dan akar pohon apabila ada
pada area pekerjaan agar tahapan pekerjaan selanjutnya dapat dilaksanakan. Apabila pada
area pekerjaan terdapat pipa-pipa air atau listrik maka akan dikoordinasikan dengan
konsultan pengawas dan owner terhadap pemindahan atau intruksi lain untuk kelancaran
pelaksanaan pekerjaan.

 Bahan dan Alat yang digunakan :


- Alat Perkakas Tukang (parang, cangkul, dan lainnya)
- Pacul, dan pembuang sampah

 Tenaga Kerja :
- Pekerja / Tukang

2. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Pada tahapan pekerjaan ini termasuk untuk Pengukuran akan dilakukan kembali
pengukuran awal (MC-0) apabila dibutuhkan terhadap pekerjaan. Pengukuran diukur
berdasarkan titik penentuan sesuai dengan gambar rencana dan intruksi pengawas dan
Owner. Untuk pemasangan Bowplank dipasang dengan jarak dan ukuran tertentu dengan
menggunakan kayu sembarang serta paku kayu. Pengukuran dan pemasangan bouwplank
titik duga (peil + 00) ditentukan berbersama - sama Kontraktor dan Konsultan Pengawas dan
Owner. Patok - patok berukuran minimal 5/7 cm dan papan bouwplank 3/20 cm dengan
panjang ukuran lebih dari 4 m dan diambil dari kayu kualitas baik. Papan patok dipasang
kayu keras dan tidak berubah posisinya, tanda – tanda dan sumbu akan di pasang secara
teliti dan jelas, dicat dengan cat menie (Apabila dianjurkan).

3. Administrasi dan Dokumentasi


Pada tahapan ini dilakukan proses administrasi meliputi surat menyurat, arsip file,
pelaporan dan lain lain serta untuk dokumentasi ialah dilakukan pengambilan foto tahapan
setiap pekerjaan dilapangan pada masa pelakasanaan pekerjaan.

4. P3K dan Keselamatan Kerja


Pada tahapan pekerjaan ini maka akan dipersiapkan bahan-bahan dan tindakan pertama
untuk pertolongan pertama pada kecelakaaan kerja yaitu P3K. Kepada seluruh komponen
pekerja akan diberikan intstruksi dan pembinaan dini terhadap resiko dan keselamatan kerja
agar lebih berhati hati dalam bekerja dan utamakan keselamatan kerja.

PAGAR PANEL HOLLOW, P = M


B. PEKERJAAN TANAH
- Galian Tanah Pondasi
Pekejaan galian dilaksanakan secara open cut, dengan kemiringan 1 : 0,5 (Sesuai
dengan gambar kerja). Juru ukur akan memberikan patok-patok panduan serta berapa
kedalaman galian yang harus dicapai. Material hasil galian sebagian ditempatkan/distok
disamping galian untuk timbunan kembali, jarak penempatan hasil galian untuk timbunan
harus aman, tidak akan terjadi longsor dan masuk kedalam lubang galian. Hasil galian yang
berlebih, atau yang tidak dapat dipakai untuk timbunan kembali dimuat langsung ke
Dumptruk untuk dibuang ke Disposal area. Bak dumptruck harus ditutupi dengan
terpal/plastik agar tanah yang dibawa tidak berceceran. Kesemuanya ini dimaksudkan untuk
mencegah terjadinya dampak lingkungan yang dapat ditimbulkan akibat aktifitas pekerjaan
Galian.

- Urugan Kembali Tanah Galian


Urugan tanah kembali dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan.
Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau material lain yang
disetujui oleh Konsultan supervisi dan Owner. Tanah Humus atau tanah hasil pembersihan
lapangan tidak boleh digunaka sebagai urugan pondasi. Tanah urugan pondasi harus
dipadatkan dengan alat pemadat Stemper atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan
supervisi. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal setiap lapisannya
adalah 30 cm (Sesuai Spek).

- Urugan Pasir Bawah Pondasi


untuk urugan pasir akan dilakukan setelah galian tanah untuk pondasi dilakukan,
pada lantai galian akan dihampar pasir urug dengan ketebalan sesuai dengan bestek dan
gambar rencana, pekerja akan memastikan pasir dalam keadaan tidak tercampur dengan
batu atau tanah, setelah pasir dihampar akan akan dilakukan pengukuran ketebalan agar
sesuai dengan ukuran dan dimensi yang dipersyaratkan.

C. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


1. Pas. Batu Kali 1 : 3
Sebelum pondasi dilaksanakan, tanah dasar galian harus diberi lapisan pasir urug
dengan tebal sesuai gambar, dibuat secara rata (tidak turun naik) dan selebar galian pondasi
yang akan dipasang. Batu yang sudah dibelah adalah sejenis batu yang kasar, berat dan
berwarna kehitam hitaman. Tidak ringan dan porous. Bahan asal adalah batu gunung/kali
yang besar kemudian dibelah atau dipecah-pecah menjadi ukuran normal menurut tata cara
pekerjaan yang bersangkutan. Memenuhi Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI- 1982). Adukan Pondasi batu kali 1pc : 4 ps, lapisan paling bawah digelar diatas pasir
urug. Pemasangan sesuai dengan ukuran-ukuran didalam gambar atau atas petunjuk-
petunjuk dari Direksi Lapangan. Batu harus dipasang saling mengisi masing-masing dengan
adukan lapis demi lapis, sehingga tidak ada rongga diantara batu-batu tersebut dan
mencapai masa yang kuat dan integral. Hasil pekerjaan pondasi tapak harus benar-benar
tegak lurus dalam arah horizontal dan tegak lurus arah vertical.

2. Pas. Batu Kosong (Aanstamping)


Pada pekerjaan ini batu aanstamping yang digunakan bisa Batu Gunung / Kali atau
batu yang di sarankan sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipergunakan harus berkualitas
baik dari jenis yang keras, tidak berlubang dan forius, dengn ukuran maksimal 25 cm. Batu
Gunung /Kali harus bersih dan tidak boleh mengadung atau menempel tanah dan lumut
pada permukaannya. Untuk keperluan pasangan Aanstamping/batu kali ukuran maksimal
batu kali adalah 10 cm. Batu diletakkan dibawah pondasi dilakukan oleh pekerja. Setelah
batu ditempatkan maka diukur ketebalan batu tersebut.

3. Pas. Bata 1/2 Batu, 1 Pc : 4 Ps


Berikut metode pelaksanaannya :
a. Sediakan bak yang diisi air untuk merendam batu bata yang akan dipasang (± 10 menit )
b. Buat tarikan benang tiap ± 7 lapis bata.
c. Pemasangan kaso 5/7 di dua ujung lokasi secara tegak lurus
d. Tinggi pasangan bata maximum yang diperbolehkan terhadap sesuai dengan gambar dan
rencana dan syarat-syarat pekerjaan
e. sebelum pelaksanaan plesteran dimulai, pasangan batu bata sebaiknya disiram.
f. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat sedemikian rupa
sehingga membentuk sambungan yang lurus.

4. Plasteran Bata 1 Pc : 4 Ps, T = 15 mm


Berikut metode pelaksanaan Plesteran :
a. Basahi permukaan pasangan bata sampai basah dan merata
b. Pasang tarikan benang vertikal dan horisontal untuk caplakan kepalaan.
- Cek tarikan benang
c. Buat kepalaan vertikal jarak 1 m’, biarkan sampai kepalaan mengeras min ± 1 hari.
- Cek kepalaan dan sparing ME
d. Plester di antara kepalaan, lalu ratakan dan padatkan dengan jidar alumunium mak. 3
m’.
- Cek plesteran
e. Perawatan Plester kasar dengan penyiraman selama min. 3 hari, sebelum diaci.
f. Acian dinding plaster satu bidang sekaligus pada satu kali pengacian.
g. Ratakan dan padatkan acian menggunakan roskam baja sampai benar-benar rata dan
halus.

5. Dinding Granit (40x40) Cm


Berikut metode pelaksanaannya :
a. Pemasangan keramik untuk pola, tipe dan ukurannya harus sesuai dengan gambar kerja dan
petunjuk Pengawas Lapangan.
b. Setelah dasar lantai siap, maka keramik yang akan dipasang diseleksi sesuai dengan warna-
warna yang sama. Apabila diperlukan pemotongan dilaksanakan dengan rapi dengan memakai
mesin pemotong dan pinggirannya diasah dengan batu pengasah.
c. Sebelum pemasangan, keramik harus direndam air hingga tercapai kondisi jenuh air untuk
menghindari pengeringan adukan mortar/spesi yang terlalu cepat.
d. Keramik dipasang dengan menggunakan adukan mortar 1 PC : 4 Pasir dalam perbandingan
volume. Pemasangan dengan jalur-jalur (joints) yang lurus dan apabila terjadi ketidakteraturan
jalur diisi dengan pasta semen. Sesudah cukup kering keramik dicuci dengan lap basah sampai
bersih, dan apabila ada bagian-bagian yang lepas harus cepat diperbaiki.
e. Selama pemasangan dan sebelum kering yang cukup, lantai harus dihindari dari injakan dan
gangguan lain. Kotoran-kotoran dan lainnya yang menempel pada permukaan lantai harus
segera dibersihkan sebelum menjadi kering.
f. Pemasangan keramik lantai yang tidak lurus atau tidak rata atau cacat atau tidak sesuai gambar
kerja dapat dilakukan perintah pembongkaran oleh Pengawas Lapangan, dan biaya yang
timbul akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung Kontraktor.

D. PEKERJAAN BETON BERTULANG


Untuk pekerjaan ini meliputi :

1 Pondasi Tapak Uk. (70 x 70) Cm


2 Sloof Uk. 20/25 Cm
3 Kolom Uk. 25/25 Cm
4 Balok Latei Uk. 13/13 Cm

Berikut metode pelaksanaan pekerjaan :


1. Pekerjaan Bekisting
a. Bahan :
- Multipleks 6, 9 dan 12 mm
- Kayu balok sembarang keras
- Paku
b. Peralatan :
- Alat potong
- Scaffolding
- Pipe Support
- Peralatan Tukang

c. Metode
- Fabrikasi :
Bekisting untuk kolom, dinding sebelum diaplikasikan sebagai acuan, difabrikasi
terlebih dahulu di workshop kayu, dibuat panel-panel sesuai dengan shop
drawing. Sedangkan untuk plat lantai tidak perlu difabrikasi di work shop.
Ukuran dan bentuk akan dikerjakan dengan teliti dengan mengacu pada shop
drawing yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas.
- Pemasangan :
Bekisting yang telah difabrikasi diangkut ke lokasi pemasangan, dan segera
dipasang sesuai dengan posisinya yang tertera di shop drawing.
Bekisting harus kokoh, kuat, tidak bocor, tidak ngeplin, bersih dari kotoran kayu-
kayu lepas, sampah-sampah dll.

2. Pekerjaan Pembesian
a. Bahan :
- Besi beton
- Kawat beton
b. Peralatan :
- Bar Cutter
- Bar Bender
- Alat Angkat/Transport
- Peralatan Tukang

c. Metode
- Fabrikasi :
Fabrikasi besi beton dilakukan di Work shop Besi, setelah Shop drawing
Pembesian & Bending schedule disetujui. Pemotongan dilakukan dengan Bar
cutter, kemudian pembengkokan sesuai Shop drawing dilakukan dengan
menggunakan Bar bender. Pekerjaan fabrikasi harus dilaksanakan oleh tenaga
kerja yang ahli. Pengawasan pekerjaan ini perlu dilakukan dengan ketat agar
tidak terjadi kesalahan yang tidak perlu. Besi-besi yang telah difabrikasi
ditempatkan pada lokasi stock yard besi yang telah disediakan terlebih dahulu,
diberi label pada setiap jenisnya.

- Pemasangan :
Setelah fabrikasi selesai, besi beton yang akan dipasang diangkut ke lokasi
pekerjaan. Pemasangan dilakukan sesuai dengan Shop drawing. Diameter besi
dan jarak antar besi harus dicheck dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan
yang mengakibatkan pembongkaran pasangan besi. Tukang yang ahli dan
berpengalaman diperlukan untuk menjamin kualitas pemasangan.

3. Pekerjaan Pengecoran
a. Bahan :
- Semen Portland
- Kerikil
- Pasir
- Air
- Additive ( jika diperlukan )
- Bonding Agent
- Goni basah.

b. Peralatan :
- Alat Pencampur beton ( Concrete mixer )
- Alat angkat/Lift barang
- Compressor
- Concrete vibrator
- Gerobak sorong
- Peralatan Tukang
c. Metode
1) Pencampuran beton.
Sebelum melakukan pencampuran beton, harus dibuat mix design beton
yang akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan Laboratorium terhadap
bahan-bahan sesuai standar yang diminta spesifikasi, antara lain PBI,
ASTM, AASTHO, BS.
Setelah persiapan mix design disetujui, dan diadakan uji campuran ( trial
mix ) sudah berhasil, maka material dapat diorder sesuai dengan yang
telah disetujui oleh Pengawas/Pemilik Proyek.
2) Pelaksanaan pengecoran beton.
Setelah besi dan bekisting terpasang dengan sempurna, dilakukan
pembersihan pada lokasi pengecoran dengan compressor untuk
menghilangkan kotoran-kotoran penyebab ketidak-sempurnaan hasil
pengecoran. Dengan menggunakan check list pengecoran, surat ijin
pengecoran diajukan kepada Pengawas. Setelah diadakan pengecekan
oleh tim Pemberi tugas, dan ijin pengecoran telah ditanda tangani, maka
pengecoran dapat segera dilaksanakan.
Beton segar yang dicampur di lapangan ( site mix ) sesuai dengan
prosedur pencampuran, diangkut dengan memakai alat angkut untuk
dicorkan ke media cor.

Secara umum cara-cara pengecoran dibagi 4 :


1) Dengan talang langsung ( seperti : Pondasi, Pile cap, Tie beam, dll. )
2) Dengan Concrete pump ( seperti : Plat lantai & Balok, Dinding dll )
3) Dengan Tower crane ( seperti : Kolom, dinding yg tipis dll )
4) Dengan manual ( seperti : kolom praktis, balok praktis dll dengan vol. kecil )

Pada proyek ini, cara-cara pengecoran beton akan diseuaikan dengan kondisi, lokasi dan
volume beton yang akan dicor. Dari ke empat cara tersebut akan dicari yang paling efisien
dan ekonomis. Mengingat volume pengecoran yang tidak terlalu besar, maka pilihan yang
paling tepat adalah cara 1) dan 4). Selama pengecoran perlu diperiksa secara kontinu
bekisting yang menjadi acuan maupun perancah untuk memastikan tidak ada kebocoran,
bekisting pecah atau bekisting roboh akibat tidak kokohnya bekisting dimaksud. Petugas
vibrator melaksanakan tugasnya secara kontinu pada beton yang dicorkan sesuai prosedur
pemadatan beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat, dan tidak terjadi keropos.
Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan air sebagai pelembabnya,
baik disiramkan maupun diberi goni basah. Bekisting dapat dibongkar setelah umur beton
memenuhi spesifikasi teknik.

E. PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING


1. Panel Besi Hollow, Uk. (60 x 375) Cm
Pada pekerjaan ini panel besi akan dibentuk pada workshop atau bengkel, kemudian panel
besi yang telah dirakit dan siap dipasang akan dipasang pada bidang pasang dan diikat
dengan kuat dan kokoh oleh Pekerja.
2. Relief Tiang
Untuk tahapan pekerjaan ini akan dibentuk pola dan desain relief sesuai dengan arahan dan
intruksi owner pekerjaan dan juga sesuai dengan gambar kerja. Pekerja Dan Tukang akan
membentuk pola relief dengan ukiran dan bentuk yang rapi.

3. Relief Dinding
Untuk tahapan pekerjaan ini akan dibentuk pola dan desain relief sesuai dengan arahan dan
intruksi owner pekerjaan dan juga sesuai dengan gambar kerja. Pekerja Dan Tukang akan
membentuk pola relief dengan ukiran dan bentuk yang rapi.

4. Pasang Huruf Plank Nama (Stainless Steel)


Untuk pekerjaan ini huruf akan dipesan dan dibuat pada workshop kemudian dibawa ke
lokasi pekerjaan dan dipasang serta dibentuk sesuai dengan gambar kerja.

5. Cat Dinding
Berikut metode pengecatan :
a. Cek , apakah permukaan lantai sudah rata ?
b. Jika permukaan sudah rata, laksanakan pengecatan dasar dengan alat bantu
pada bidang yang luas & kwas untuk bidang yang sempit ( sulit ).
c. Jika cat dasar tersebut sudah kering, laksanakan pengecatan finish ( Jumlah pelapisan
cat sesuai dengan Spesifikasi ).
d. C e k , apakah pengecatan finish tersebut sudah rata ?
e. Apabila sudah rata, bersihkan cat- cat yang mengotori bahan-bahan / pekerjaan
lain yang seharusnya tidak terkena cat.

6. Pengecatan Panel Besi Hollow


Untuk metode ini sama seperti metode cat dinding diatas

F. PEKERJAAN TANAH
G. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
H. PEKERJAAN BETON BERTULANG
Untuk metode pekerjaan F, G, H diatas telah diuraikan pada pekerjaan diatas.

I. PEKERJAAN PINTU DAN PENGECATAN


1. Beton Cor 1 : 3 : 5 (Lantai Rel Pintu)
Untuk pekerjaan ini akan dibuat adukan beton cor oleh Tukang dan pekerja kemudian akan
dihampar pada area penghamparan beton cord an diratakan.

2. Rel Pintu Besi


Untuk pekerjaan ini akan dipasang rel pintu dari besi yang telah dirakit dan dibentuk pada
bengkel dan dipasangkan pada area bidang pasang rel sebagai rel pintu.

3. Pintu Sorong Uk. (350 x 180) Cm (Terpasang)


Untuk pekerjaan ini pintu akan dibuat dan dirakit pada bengkel dan kemudian akan
dipasangkan pada bidang pasang pintu di lokasi pekerjaan.

4. Besi Penyangga Pintu


Untuk pekerjaan ini akan dipasang besi sebagai penyangga oleh pekerja dan tukang pada
bidang pasang pada pintu

5. Cat Dinding
Berikut metode pengecatan :
a. Cek , apakah permukaan lantai sudah rata ?
b. Jika permukaan sudah rata, laksanakan pengecatan dasar dengan alat bantu
pada bidang yang luas & kwas untuk bidang yang sempit ( sulit ).
c. Jika cat dasar tersebut sudah kering, laksanakan pengecatan finish ( Jumlah pelapisan
cat sesuai dengan Spesifikasi ).
d. C e k , apakah pengecatan finish tersebut sudah rata ?
e. Apabila sudah rata, bersihkan cat- cat yang mengotori bahan-bahan / pekerjaan
lain yang seharusnya tidak terkena cat.

6. Pengecatan Panel Besi Hollow


Berikut metode pengecatan :
a. Cek , apakah permukaan lantai sudah rata ?
b. Jika permukaan sudah rata, laksanakan pengecatan dasar dengan alat bantu
pada bidang yang luas & kwas untuk bidang yang sempit ( sulit ).
c. Jika cat dasar tersebut sudah kering, laksanakan pengecatan finish ( Jumlah pelapisan
cat sesuai dengan Spesifikasi ).
d. C e k , apakah pengecatan finish tersebut sudah rata ?
e. Apabila sudah rata, bersihkan cat- cat yang mengotori bahan-bahan / pekerjaan
lain yang seharusnya tidak terkena cat.

Anda mungkin juga menyukai