Anda di halaman 1dari 2

Pengantar Farmakologi

Thursday, March 17, 2022 2:14 AM

Tujuan : Memberi bekal kemampuan kepada mahasiswa tentang ilmu


mengenai obat (Farmakologi)

Manfaat : Menjadi dasar penaata laksanaan terapi menggunakan obat


(farmakoterapi), pengembangan obat baru,, dan pelayanan kefarmasian
pada umumnya.

Pola pikir pelayanan kefarmasian merupakan


salah salah satu bagian dari pelayana
kesehatan

Good Pharmasyst Practice :

1. Per oral
Pengantar Farmakologi Page 1
1. Per oral

Klasifikasi
• Per oral (po)
• Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan paling sering digunakan. Obat
yang digunakan biasanya memiliki onset yang lama dan efek yang lama
• Keuntungan: mudah, aman dan murah.

• Secara suntikan (parenteral) • Kerugian :


• Melalui paru-paru (inhalasi) • bioavaibilitasnya banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor
• Topikal • iritasi pada saluran cerna
• perlu kerjasama dengan penderita (tidak bisa diberikan pada penderita koma).

2. Parenteral
• Pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika pemberian obat dari mulut merupakan kontra indikasi
• Keuntungan :
• efek timbul lebih cepat dan teratur
• dapat diberikan pada penderita yang tidak kooperatif, tidak sadar, atau muntah-muntah
• sangat berguna dalam keadaan darurat.
• Kerugian : dibutuhkan kondisi asepsis, menimbulkan rasa nyeri, tidak ekonomis, membutuhkan tenaga medis.
• Meliputi: intravena (iv), intramuscular (im), subcutan (sc) dan intrathecal.
iv
• Tidak mengalami tahap absorpsi.
• Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga kadar obat di dalam darah
diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons
penderita.
• Kerugiannya :obat yang sudah diberikan tidak dapat ditarik kembali, sehingga efek
toksik lebih mudah terjadi. Jika penderitanya alergi terhadap obat, reaksi alergi
akan lebih terjadi. Pemberian iv harus dilakukan perlahan-lahan sambil mengawasi
respons penderita.

Im
• Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi.
• Obat yang sukar larut seperti dizepam dan penitoin akan mengendap di tempat
suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tidak lengkap dan tidak teratur.
• Obat yang larut dalam air lebih cepat diabsorpsi
• Tempat suntikan yang sering dipilih adalah gluteus maksimus dan deltoid.

Sc
• Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan.
• Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih
lama.
• Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan
dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi.
• Pemberian obat bersama dengan vasokonstriktor juga dapat memperlambat
absorpsinya.

Intrathecal
• obat langsung dimasukkan ke dalam ruang subaraknoid spinal, dilakukan bila
diinginkan efek obat yang cepat dan setempat pada selaput otak atau sumbu
cerebrospinal seperti pada anestesia spinal atau pengobatan infeksi SSP yang akut.

3. Melalui paru-paru (inhalasi)


• Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk absorrsi obat, obat diinhalasi melalui mulut atau
pun hidung.
• hanya dapat dilakukan untuk obat yang berbentuk gas atau cairan yang mudah menguap
• misalnya anestesi umum dan obat lain yang dapat diberikan dalam bentuk aerosol.
• Absorpsi terjadi melalui epitel paru dan mukosa saluran nafas.
• Absorpsi terjadi secar cepat karena permukaan absorpsinya luas, tidak mengalami metabolisme
lintas pertama di hati.
• Metode ini lebih sulit dilakukan, memerlukan alat dan metode khusus, sukar mengatur dosis dan
sering mengiritasi paru.

4. Topikal
• Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obat yang diberikan biasanya memiliki efek lokal,
obat dapat di oleskan pada area yang diobati atau medicated baths.
• Efek sistematik dapat timbul jika kulit klien tipis.
• Terutama pada kulit dan mata.
• Pemberian topikal pada kulit terbatas pada obat-obat tertentu karena tidak banyak obat yang
dapat menembus kulit yang utuh.
• Jumlah obat yang diserap tergantung pada luas permukaan kulit yang kontak dengan obat serta
kalarutan obat dalam lemak.
• Pemberian topikal pada mata dimaksudkan untuk mendapatkan efek lokal pada mata, yang
biasanya memerlukan absorpsi obat melalui kornea.

Pengantar Farmakologi Page 2

Anda mungkin juga menyukai