Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
Sutanto, Dr,Eng., M.Eng
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat membuat program PLC
2. Mahasiswa dapat menghubungkan PLC dengan instrument masukan tombol push
button dan keluaran silinder pneumatik
PLC (Logika
Terprogram) Outputs
Inputs ON/OFF
Aktuators/plant
(sensor/manual)
(a)
(b)
Gambar 1. Diagram PLC
Sinyal dari device masukan (on/off) akan mengaktifkan program PLC dan
mengaktivasi keluaran sesuai dengan sequensial dari kiri ke kanan dan dari atas ke
bawah. Sinyal output yang dihasilkan akan mengaktifkan device keluaran sesuai
dengan alamat jalur keluaran. Contoh program sederhana PLC ditunjukkan pada
Gambar 2.
Pada diagram ladder program PLC, sebelah kiri menunjukkan masukan yang
ditunjukkan dengan label I:0xx, dengan 0xx menunjukkan nomor atau alamat
masukan. Contoh I:0.00 berarti masukan tersebut terhubung dengan pin/terminal
masukan dengan nomor atau alamat 01. Instrumen masukan yang terhubung dengan
pin tersebut dapat mengaktivasi masukan dengan label tersebut. Sementara sebelah
kanan menunjukkan keluaran yang ditunjukkan dengan label Q:100.xx, dengan 0xx
menunjukkan nomor atau alamat keluaran. Contoh label Q:100.00 berarti keluaran
tersebut terhubung dengan pin/terminal keluaran dengan no/alamat 00. Instrumen
keluaran yang terhubung dengan pin tersebut akan diaktivasi oleh keluaran tersebut.
Level sinyal aktivasi masukan dan keluaran tergantung pada jenis rangkaian masukan
dan keluaran. Gambar 3.a menunjukkan jenis rangkaian masukan/keluaran common
positif dan Gambar 3.b menunjukkan jenis rangkaian masukan/keluaran common
negatif.
a. b.
Gambar 3. Rangkaian masukan dan keluaran PLC: a. Common positif, b. common negative
Pada rangkaian common positif, masukan akan aktif saat ada sinyal level LOW
(ground) dan keluaran yang aktif akan memberikan sinyal high (Vcc). Sebaliknya pada
rangkaian common negatif, masukan akan aktif saat diberi sinyal level HIGH dan
keluaran aktif akan memberikan sinyal LOW.
2.2.Field Instrument
1. Photo Sensor
Photo sensor ditunjukkan pada Gambar 4. Prinsip kerja photo sensor yaitu
pemancaran (transmiting) dan penerimaan (receiving) cahaya (photo). Emiter
secara kontinyu memancarkan cahaya. Jika terdapat benda di depan sensor, maka
cahaya tersebut akan dipantulkan dan ditangkap oleh receiver dan didefinisikan
sebagai ada benda di depan sensor.
a b
Gambar 4. Photo sensor: a. Komponen photo sensor; b. prinsip kerja photo sensor
2. Motor DC
Gambar 5 menunjukkan motor DC. Prinsip kerja motor DC yaitu adanya arus
yang mengalir melalui lilitan yang berada di dalam medan magnet menyebabkan
gaya lorent yang memutar bagian rotor. Adanya sikat yang secara kontinyu
mengubah arah gaya menyebabkan rotor berputar secara kontinyu.
3. Relay
Gambar 6 menunjukkan prinsip kerja relay. Ada 2 bagian relay (lihat Gambar 6.a),
yaitu bagian rangkaian elektromagnetik dan bagian saklar. Jika bagian
elektromagnetik dialiri arus (diberi tegangan) maka posisi saklar akan berubah.
Gambar 6.b menunjukkan kondisi awal saklar, bisa normally open (NO) atau
normally closed (NC).
a b
Gambar 6. Prinsip kerja relay
4. Pneumatik
Gambar 7 menunjukkan komponen pneumatik. Pneumatik berfungsi sebagai
aktuator mekanik yang digerakkan oleh tekanan udara. Kontrol komponen
pneumatik menggunakan selenoida yang ditunjukkan pada Gambar 8. Selenoida
merupakan saklar penghubung dan pemutus tekanan yang digerakkan oleh sinyal
listrik.
a b
Gambar 7. Pneumatik
Gambar 8. Selenoida
III. LANGKAH KERJA PRAKTIKUM
Gambar 9 menunjukkan skema sistem pneumatic berbasis PLC. Gerak mekanik
silinder pneumatic ditentukan kondisi ON/OFF katup solenoid. Tegangan katup solenoid
yaitu 220 V dan koneksinya dikontrol dengan menggunakan relay yang dikendalikan oleh
PLC. Push Button digunakan sebagai masukan PLC.
1. Buat program sederhana dengan 1 input menggunakan push button untuk meng-ON
kan silinder pneumatik
2. Buat rangkaian sistem penggerak pneumatic berbasis PLC, dengan 1 input push
button. Tegangan kerja PLC 220 V, tegangan kerja relay dan tegangan common
masukan-keluaran PLC adalah 24 V, tegangan kerja solenoid valve adalah 220 V
3. Download program tersebut ke dalam PLC dan uji sistem tersebut.
1. Buat program penggerak pneumatic dengan 2 input: 1 input untuk ON, dan 1 input
untuk OFF
2. Download program ke PLC dan uji unjuk kerja sistem
3. Siapkan kabel konektor yang terhubung dengan ground (GND) sebagai sinyal input
Tugas Laporan:
PC
Solenoid
AC 220 Power Supply PLC Relay
Volt DC 24 Volt Valve
Push
Button
Input Output
Input
PLC
Berfungsi sebagai pengendali dari sitem pnuematik. Port yang digunakan untuk
mengaktifkan sistem ini tergantung dari program yang telah dibuat pada software
CX-Programmer.
b. Power Supply
Power supply yang digunakan adalah input nya berasal dari 220VAC dari PLN
kemudian dihubungkan ke modul power supply unit yang akan menghasilkan
output 24VDC dan 220VAC. Output dari power supply unit 24VDC akan
digunakan sebagai pencatu daya untuk modul PLC, Relay dan 220VAC sebagai
pencatu daya untuk solenoid valve.
c. Relay
Pada praktikum kali ini menggunakan relay dikarenakan pencatu daya dari PLC
tidak serta merta dapat langsung terhubung ke solenoid valve yang pencatu daya
nya 220 VAC, sehingga dihubungkan dari PLC ke relay yang sama sama tegangan
kerja nya 24 VDC.
Gerakan silinder ini tergantung dari selenoid. Bila selenoid valve menyalurkan
udara bertekanan menuju ke inlet dari silinder maka piston akan bergerak maju
sedangkan bila selenoid valve menyalurkan udara bertekanan menuju ke outlet
dari silinder maka piston akan bergerak mundur.
e. Push Button
Push button berfungsi menghubungkan dua titik atau lebih pada saat tombolnya
ditekan dan pada saat tombolnya tidak ditekan maka akan memutus dua titik atau
lebih dalam rangkaian tersebut.
f. Solenoid Valve
Solenoid valve pada pneumatic adalah katup yang digerakkan oleh energy listrik
melalui solenoid, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi
untuk menggerakkan piston yang dapat digerakkan oleh arus masukan.
g. Air Filter Regulator
Air filter regulator berfungsi untuk mengatur tekanan sebelum masuk ke mesin
pneumatic sekaligus menyaring kotoran-kotoran debu yang terbawa dalam aliran
Compressed Air System, agar tidak mencemari komponen-komponen yang lain.
4.3.Skema Rangkaian
a. Program yang digunakan : Terlampir pada lampiran
b. Dokumentasi dari rangkaian yang digunakan saat praktikum
V. PEMBAHASAN
Praktikum Teknik Instrumentasi kendali yang berjudul “Aplikasi PLC Pada Sistem
Pneumatik” memiliki tujuan agar dapat membuat program PLC serta menghubungkan PLC
dengan instrument masukan tombol push button dan keluaran silinder pneumatic.
Praktikum ini dilakukan dengan menyusun komponen PLC Compact. PLC Compact yaitu
komponen PLC yang terpisah-pisah.
Sebelum praktikan merangkai seperti pada skema yang disertakan terlebih dahulu
harus membuat program menggunakan CX-Programmer. Setelah program jadi maka
praktikan dapat merangkai rangkaian dengan cara menghubung-hubungkan perangkat
piranti yang digunakan dengan kabel penghubung. Apabila rangkaian sudah jadi maka
praktikan harus menginputkan hasil program yang telah dibuat ke modul PLC (Rangkaian
PLC).
Praktikum kali ini dengan cara mengamati sistem kerja dari pneumatik itu sendiri.
Dengan prinsip kerja rangkaiannya sendiri adalah pada saat tombol tombol push button
ditekan, maka akan menghasilkan keluaran berupa sinyal yang selanjutnya masuk ke input
PLC. Kemudian output PLC akan memberikan sinyal pada relay untuk mengontrol switch
relay tersebut. Artinya apabila tombol push button ditekan maka relay akan menyala atau
dalam keadaan normally close (NC). Sedangkan jika tombol push button beum ditekan
maka posisi relay masih dalam keadaan normally open (NO). Pada saat kondisi normally
close (NC), sinyal atau tegangan akan diteruskan untuk menggerakkan selenoid valve yang
kemudian akan membuka katup untuk mengalirkan udara dari kompressor untuk
menggerakkan pneumatik.
Dalam merangkai rangkaian pneumatic sendiri, semua komponen atau piranti
memiliki fungsinya sendiri-sendiri. Dapat dikatakan juga bahwa fungsi yang ada pada
piranti-piranti tersebut memiliki fungsi yang sangat penting dalam menggerakan sistem
pnuematik ini. Apabila ada kesalahan dalam merangkai atau kesalahan pada setiap
pirantinya akan menyebabkan rangkaian pneumatic tidak bergerak. Perlu diketahui bahwa
praktikan menggunakan pemograman untuk sistem pnuematik yang dibuat berdasarkan
petunjuk praktikum/materi yang dipelajari.
VI. KESIMPULAN
1. PLC merupakan perangkat masukan dan keluaran yang digunakan untuk berhubungan
dengan perangkat luar seperti sensor, relay, magnetic contactor dan lainnya. Bahasa
pemrograman yang digunakan untuk mengoperasikan PLC adalah ladder, yang hanya
berisi input-proses-output. Penentuan alamat input dan ouput pada modul PLC sendiri
tergantung ladder diagram yang di buat.
2. Prinsip kerja pada rangkaian pada praktikum ini adalah apabila push button ditekan
maka rangkaian pneumatik akan menyala. Push utton bersifat Normally open dan akan
mengunci.