Makalah Sumber Pendapatan Nasional
Makalah Sumber Pendapatan Nasional
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
1 Untuk mengetahui apa saja sumber-sumber pendapatan pemerintah pusat
dan daerah.
2 Untuk mengetahui prinsip-prinsip dari pendapatan pemerintah.
3 Untuk mengetahui macam-macam dari pendapatan pemerintah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2
Pendapatan pemerintah pusat atau nasional merupakan seluruh
pendapatan yang diterima oleh seluruh anggota masyarakat atau seluruh seluruh
rumah tangga keluarga (RKT) dalam suatu negara dalam kurun waktu tertentu,
biasanya dalam waktu satu tahun. Pendapatan nasional dapat juga diartikan
sebagai produksi nasional, yang berarti nilai hasil produksi yang dihasilkan oleh
seluruh anggota masyarakat suatu negara dalam waktu tertentu, biasanya satu
tahun.
3
1. UUD 1945 Pasal 23 (sesudah diamandemen) yang pada intinya berisi:
1. Fungsi Alokasi
2. Fungsi Distribusi
3. Fungsi Stabilisasi
4
Dengan adanya APBN, pemerintah dapat menstabilkan keadaan perekonomian
untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, dalam keadaan inflasi
(harga barang dan jasa naik), pemerintah dapat menstabilkan perekonomian
dengan cara menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, jumlah uang yang
beredar dapat dikurangi sehingga harga-harga dapat kembali turun.
5
1. Fungsi Otorisasi
Fungsi otorisasi berarti APBD menjadi dasar bagi Pemerintah Daerah untuk
melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.
2. Fungsi Perencanaan
3. Fungsi Pengawasan
4. Fungsi Alokasi
Fungsi alokasi berarti APBD dalam pembagiannya harus diarahkan dengan tujuan
untuk mengurangi pengangguran, pemborosan sumber daya, serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi Distribusi
BAB III
PEMBAHASAN
6
Setiap negara menginginkan untuk meningkatkan penerimaan atau
pendapatan nasional, karena dengan peningkatan pendapatan kemakmuran
suatu negara akan meningkat. Sejalan dengan itu, dalam kebijakan fiskal
pemerintah terus meningkatkan penerimaan negara baik penerimaan Negara
berupa pajak dan bukan pajak atau penerimaan migas dan nonmigas. Sementara
itu, pemerintah daerah juga berkeinginan untuk meningkatkan penerimaan atau
pendapatan derahnya guna menunjang pembangunan daerah.
7
Dari skema penerimaan pemerintah pusat kita dapat melihat
sumbersumber penerimaan pemerintah pusat cukup banyak dan beragam.
Sumber-sumber penerimaan pemerintah pusat dikategorikan menjadi dua, yaitu
penerimaan dalam negeri dan hibah.
8
Hubungan pendapatan nasional, jumlah penduduk dan pendapatan perkapita:
• Jika pendapatan nasional sebuah negara rendah, tetapi jumlah
penduduknya juga tinggi, maka pendapatan perkapitanya akan rendah.
• Jika pendapatan nasional sebuah negara tinggi, tetapi jumlah penduduknya
sedikit, maka pendapatan perkapitannya akan tinggi.
• Jika pendapatan nasional sebuah negara tinggi tetapi jumlah penduduknya
juga tinggi, maka pendapatan nasionalnya mungkin rendah
• Jika pendpatan nasional sebuah negara rendah, tetapi jumlah penduduk
juga rendah, maka pendapatan perkapitanya mungkin tinggi.
9
g) dapat memberikan data-data mengenai kependudukan, seperti jumlah
penduduk, pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun, dan penyebaran
penduduk dari tiap daerah.
10
Akan tetapi, perbedaan tersebut bukanlah masalah karena pada akhirnya
total pendapatan nasional tetap sama.
Keterangan:
Y = Pendapatan Nasional
W = Wage (upah atau gaji) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor
produksi tenaga kerja
r = Rent (sewa) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor produksi
tanah, gedung, dan harta tetap lainnya
i = Interest (bunga) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor
produksi modal
P = Profit (keuntungan) adalah pendapatan yang diterima pemilik faktor
produksi kewirausahaan
a) Pajak dalam negeri adalah semua penerimaan negara yang berasal dari:
• Pajak penghasilan migas dan nonmigas;
• Pajak pertambahan nilai (PPN) barang dan jasa dan pajak penjualan atas
barang mewah (PPnBM);
• Pajak bumi dan bangunan (PBB);
• Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB).
• Cukai;
• Pajak lainnya.
11
b) Pajak perdagangan internasional adalah semua penerimaan negara yang
berasal dari:
• Bea masuk;
• Pajak/pungutan ekspor.
• Penerimaan negara bukan pajak adalah semua penerimaan yang diterima
negara dalam bentuk:
c) Penerimaan dari sumber daya alam: migas (minyak bumi dan gas alam) dan
nonmigas (pertambangan, perkebunan, pertanian, kehutanan, perikanan,
dan sebagainya);
d) Bagian pemerintah atas laba badan usaha milik negara (BUMN);
e) Penerimaan negara bukan pajak lainnya.
12
Anggaran Belanja Negara pada APBN tahun 2015 berjumlah Rp2.039,5 triliun
yang dialokasikan untuk:
Pendapatan daerah adalah hak daerah yang diakui sebagai penambah nilai
kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan dan tidak perlu dibayar
kembali oleh daerah. Pendapatan daerah meliputi semua penerimaan uang
melalui Rekening Kas Umum Daerah yang menambah ekuitas dana. Sedangkan
belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang
dialokasikan secara adil dan merata agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok
masyarakat tanpa diskriminatif, khususnya pelayanan umum. Anggaran daerah
merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan
publik. Di Indonesia, dokumen anggaran daerah disebut Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD), baik untuk provinsi maupun kabupaten dan kota.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada hakekatnya merupakan
salah satu instrumen kebijakan yang dipakai sebagai alat untuk meningkatkan
pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Di dalam APBD
tercermin kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi dan sumber-
sumber kekayaan daerah (UU Keuangan Negara, 2002).
13
A. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2009 yaitu sumber keuangan
daerah yang digali dari wilayah daerah yang bersangkutan yang terdiri dari hasil
pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Pendapatan asli daerah adalah semua penerimaan keuangan suatu daerah,
dimana penerimaan keuangan itu bersumber dari potensi-potensi yang ada di
daerah tersebut misalnya pajak daerah, retribusi daerah dan lain-lain, serta
penerimaan keuangan tersebut diatur oleh peraturan daerah.
a) Pajak Daerah
Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut oleh daerah-daerah
swatantra, seperti Provinsi, Kotapraja, Kabupaten, dan sebagainya.
Ciri-ciri yang menyertai pajak daerah dapat diikhtisarkan seperti berikut:
➢ Pajak daerah berasal dan pajak negara yang diserahkan kepada daerah
sebagai pajak daerah.
➢ Penyerahan dilakukan berdasarkan undang-undang.
➢ Pajak daerah dipungut oleh daerah berdasarkan kekuatan undang-undang
dan/atau peraturan hukum lainnya.
➢ Hasil pungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai
penyelenggaraan urusan-urusan rumah tangga daerah atau untuk
membiayai perigeluaran daerah sebagai badan hukum publik.
b) Retribusi Daerah
14
yakni:
➢ Retribusi dipungut oleh daerah.
➢ Dalam pungutan retribusi terdapat prestasi yang diberikan daerah yang
Iangsung dapat ditunjuk.
➢ Retribusi dikenakan kepada siapa saja yang memanfaatkan, atau
mengenyam jasa yang disediakan daerah.
c) Bagian Laba BUMD
Bagian laba Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) adalah penerimaan yang
berupa bagian laba bersih dari BUMD, yang terdiri dari laba bank pembangunan
daerah dan bagian laba BUMD lainnya.BUMD secara ideal merupakan salah satu
sumber penerimaan dari sebuah pemerintahandaerah. BUMD adalah sebuah
perwujudan dari peran pemerintah daerah dalam pembangunanekonomi
daerah.
d) PAD lainnya yang sah yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan
dana darurat, dan lain-lain pendapatan.Pendapatan Asli Daerah lainnya
yang sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, meliputi:
➢ Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan.
➢ Jasa giro.
➢ Pendapatan bunga.
➢ Keuntungan seIisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan
komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dan penjualan
dan/ataupengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.
B. Dana Perimbangan
Pada pasal 11 ayat 2 Undang-Undang No. 33 Tahun 2004, Dana Bagi Hasil
yang berasal dari sumber daya alam terdiri dari:
15
1) Kehutanan
2) Pertambangan Umum
3) Perikanan
4) Pertambangan Minyak Bumi
5) Pertambangan Gas Bumi
6) Pertambangan Panas Bumi
d) Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum
Dana alokasi umum menekankan aspek pemerataan dan keadilan dimana
formula dan perhitungannya ditentukan oleh undang-undang. Penggunaan Dana
Alokasi Umum ditetapkan oleh daerah. Penggunaan Dana Alokasi Umum dan
penerimaan umum lainnya dalam APBD harus tetap pada kerangka pencapaian
tujuan pemberian otonomi kepada daerah yaitu peningkatan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, seperti pelayanan di bidang
kesehatan dan pendidikan.
e) Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus
Menurut Pipin Syarifin dan Dedah Jubaedah (2005:107) “Dana Alokasi
Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan membantu mendanai
kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas
nasional”. Sesuai dengan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang
perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,
kegiatan khusus yang dimaksud adalah:
• Kegiatan dengan kebutuhan yang tidak dapat diperkirakan dengan rumus
alokasi umum, dalam pengertian kebutuhan suatu daerah tidak sama
dengan kebutuhan daerah lain, misalnya kebutuhan di kawasan
transmigrasi, kebutuhan beberapa jenis investasi / prasarana baru,
pembangunan jalan di kawasan terpencil, serta saluran irigasi primer.
• Kebutuhan yang merupakan komitmen atau prioritas nasional.
3.3.3 Contoh APBD Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2015
16
Dipisahkan
4.1.4 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah 3.076.751.087.978
DANA PERIMBANGAN 12.760.465.925.000
4.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 12.760.465.925.000
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 7.326.419.771.000
4.3.1 Pendapatan Hibah 4.566.906.100.000
4.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 2.759.513.671.000
Jumlah Pendapatan 60.442.738.783.978
BELANJA DAERAH
BELANJA TIDAK LANGSUNG 24.760.911.186.368
5.1.1 BELANJA PEGAWAI 19.311.408.500.000
5.1.2 BELANJA BUNGA 46.070.052.873
5.1.4 BELANJA SUBSIDI 940.000.000.000
5.1.4 BELANJA HIBAH 1.681.897.939.896
5.1.5 BELANJA BANTUAN SOSIAL 2.312.852.969.000
5.1.7 BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA 401.179.003.960
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DAN
PEMERINTAHAN DESA
5.1.8 BELANJA TIDAK TERDUGA 67.502.720.639
BELANJA LANGSUNG 38.889.193.813.632
5.2.1 BELANJA PEGAWAI 1.786.029.166.755
5.2.2 BELANJA BARANG DAN JASA 16.659.139.837.041
5.2.3 BELANJA MODAL 20.444.024.809.836
JUMLAH BELANJA 63.650.105.000.000
SURPLUS/(DEFISIT) (3.207.366.216.022)
PEMBIAYAAN DAERAH
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
6.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran 8.545.113.216.022
Sebelumnya
6.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah 298.570.000.000
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 8.843.683.216.022
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
6.2.2 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 5.627.317.000.000
6.2.3 Pembayaran Pokok Utang 9.000.000.000
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 5.636.317.000.000
PEMBIAYAAN NETTO 3.207.366.216.022
17
Pertama, melakukan efisiensi dan pemotongan mata anggaran yang dinilai
tidak begitu penting pada semua pos belanja daerah termasuk dalam pemberian
alokasi belanja hibah dan belanja bantuan sosial.
Kedua, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), termasuk kegiatan
ekonomi yang selama ini berlangsung tetapi tidak secara signifikan mengisi
pundi-pundi PAD
Ketiga, memperketat pengawasan atas pengelolaan keuangan daerah
dengan melibatkan masyarakat. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah : ”Sistem Informasi
Keuangan Daerah adalah suatu sistem yang mendokumentasikan,
mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan
data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan
sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah” (Pasal 1
ayat 15). Informasi Keuangan Daerah mencakup : APBD dan realisasi APBD;
neraca daerah; laporan arus kas; catatan atas laporan keuangan daerah; Dana
Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan; laporan Keuangan Perusahaan
Daerah; dan data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal
daerah (Pasal 4 ayat 1).
Keempat, tidak melakukan pinjaman kepada bank untuk menutupi defisit
anggaran.
Kelima, melakukan pembatasan jumlah defisit anggaran APBD.
18
Konsep pertumbuhan ekonomi pada dasar-nya mengacu pada konsep
pertumbuhan ekonomi yang diterapkan formulasinya oleh Max Weber. Formula
yang dikembangkan oleh Max Weber membutuhkan hukum sebagai salah satu
landasan pembangunan industrialisasi di Eropa. Menurutnya peranan hukum
dalam pembangunan setidaknya harus mampu menciptakan lima kondisi yaitu
Stability, Predictibality, Fairness, Education, dan The special development
abilities of the lawyers.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penerimaan pemerintah dapat diartikan sebagai penerimaan pemerintah
dalam arti yang seluas-luasnya yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan
yang diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan
pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang, dan sebagainya. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
Belanja negara terbagi menjadi dua bagian yaitu pusat dan daerah Belanja
Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan
pembangunan Pemerintah, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah
(dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Daerah, adalah belanja yang
dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan
APBD daerah yang bersangkutan. Sumber-sumber Penerimaan Negara
Penerimaan Dalam Negeri meliputi pajak, terbagi menjadi pajak pusat dan
daerah, retribusi, Keuntungan BUMN/BUMD, Denda dan Sita, Pencetakan Uang,
Pinjaman, Sumbangan, Hadiah, Dan Hibah, serta Penyelenggaraan Undian
Berhadiah . sedangkan penerimaan dari luar negeri berupa pinjaman proyek dan
pinjaman progam. Jenis penerimaan negara terbagi menjadi tiga berdasarkan
institusi yang menanganinya yaitu penerimaan pemerintah pusat, penerimaan
pemerintah daerah propinsi, penerimaan pemerintah daerah kabupaten/kota.
19
Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 ada enam fungsi
APBD yang wajib diterapkan dalam setiap penyusunan APBD yaitu Fungsi
Otorisasi, Fungsi Perencanaan, Fungsi Pengawasan, Fungsi Alokasi dan Fungsi
Distribusi
Terdapat 4 tahapan dalam proses pengelolaan keuangan yaitu :
• Tahap Penyusunan
• Tahap Pelaksanaan
• Tahap Pengawasan
• Tahap Pertanggungjawaban
DAFTAR PUSTAKA
A.R, R. Firman Agung, dkk. 2015. Evaluasi Peranan Kantor Pelayanan Pajak (Kpp)
Pratama Batu Berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak. Dalam
Jurnal Perpajakan Vol. 1 No. 1 2015, perpajakan.studentjournal.ub.ac.id.
Program Studi Perpajakan, Jurusan Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya.
Bagijo, Himawan Estu. 2011. Pajak Dan Retribusi Daerah Sebagai Sumber
Pendapatan Daerah (Studi Kasus Di Kabupaten/Kota Dan Pemerintah
Propinsi Di Jawa Timur). Dalam Jurnal Perspektif Volume XVI No. 1 Tahun
2011 Edisi Januari.
20
Ismawanto. 2012. Sumber Pendapatan Pemerintah Pusat Dan Daerah. Melalui
http://www.ssbelajar.net/2012/03/sumber-penerimaan-dan-
pengeluaran.html. Diakses pada tanggal 10 April 2016
21