Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

KEKERASAN BERNUANSA KEAGAMAAN DILIHAT DARI


PERSPEKTIF MODERASI BERAGAMA
(Analisis Teori Gunung ES (Iceberg Analysis))

Disusun Guna Memenuhi Tugas Individu

Disusun Oleh:
Muhamad Taqwa (2203016103)

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2022
Kejadian :
penolakan pembangunan gereja gki di surabaya
kejadian natal di tulang bawang
gereja disegel saat ibadah natal di jambi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia dihuni berbagai macam agama, salah satunya adalah islam
yang merupakan agama paling banyak dianut. Indonesia juga negara yang
memiliki banyak budaya sehingga tradisi lokal tidak bisa ditinggalkan
begitu saja. Dengan keragaman tersebut sering terjadi konflik antar agama
maupun antar ras. Kekerasan bernuansa keagamaan tidak dapat dipungkiri
sering terjadi setiap tahunnya, hal tersebut terjadi karena kesalahpahaman
antar umat beragama. Menurut Menteri Agama, keragaman masyarakat
dalam agama merupakan fakta yang harus dijaga dan dilindungi. Seluruh
komponen masyarakat berkewajiban mewujudkan kerukunan dan toleransi
antarumat beragama di masyarakat. Namun disisi lain terdapat faktor-faktor
lain yang memicu kejadian tersebut. Sebagian oknum juga sering
memanfaatkan kejadian tersebut sebagai daya tarik atau perangkat dalam
berpolitik. Dari suatu kejadian akan memiliki sisi terang dan sisi gelap,
masyarakat hanya melihat sisi terangnya saja dan mengabaikan sisi gelap.
Padahal dari sisi gelap tersebut masih banyak kejadian yang belum
terungkap dibalik kejadian utama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Teori Gunung ES (Iceberg Analysis)?
2. Mengapa ada kejadian yang nampak dan tidak nampak?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kasus Kekerasan Bernuansa Keagamaan
1. Penolakan pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Surabaya
Penolakan pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di kota
Surabaya terjadi pada tanggal 29 Desember 2021. Kejadian tersebut
terjadi karena sekelompok warga kelurahan Lakarsantri dan beberapa
ormas telah menyerahkan surat penolakan terhadap rencana
pembangunan gereja GKI kepada Pemkot Surabaya. Penolakan tersebut
dikarenakan gereja yang akan dibangun terlalu dekat dengan pemukiman
warga. Pengajuan pendirian gereja GKI di wilayah tersebut sebenarnya
sudah dilakukan sejak beberapa tahun lalu. Namun memang ada syarat
yang belum terpenuhi, yakni dukungan masyarakat setempat paling
sedikit 60 orang yang disahkan oleh lurah. Hal ini sesuai pasal 3 ayat 2
Perwali Kota Surabaya Nomor 58 tahun 2007. (Dikutip dari suarajatim.id
tanggal 1 Oktober 2022, diunggah penulis Rabu, 29 Desember 2021 |
08:24 WIB).

2. Gereja disegel saat ibadah Natal di Jambi


Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah video beredar viral di media sosial
merekam jemaat sedang ibadah Natal di teras gereja di Jambi. Gereja
tersebut adalah Gereja Sidang Jemaat Allah (GSJA).
Kapolsek Kota Baru AKP Dhadhag Anindito menyebut ibadah Natal di
teras gereja dilakukan jemaat karena gereja itu telah disegel sejak 2018
oleh pemerintah kota.
Dalam rekaman video para jemaat menjalankan ibadah natal di luar
gereja, tepatnya di bagian teras. Narasi dalam video itu berisi permintaan
doa dan dukungan atas kondisi para jemaat dan gereja yang disegel.
"Memang disegel tapi itu tahun 2018 lalu oleh Pemkot Jambi, termasuk
Gereja HKI di Alam Barajo dan Methodis Kanaan disegel," kata
Kapolsek Kota Baru, AKP Dhadhag Anindito saat dikonfirmasi, Selasa
(28/12).

Dia menuturkan sejumlah gereja itu disegel karena masalah Izin


Mendirikan Bangunan (IMB). Hanya Gereja Methodis Kanaan yang telah
dibuka segelnya sejak September 2021.
Dalam video viral di media sosial, terekam jemaat yang beribadah Natal
di teras gereja tersebut saat hujan. Video tersebut menarasikan bahwa
kegiatan peribadahan dilakukan di luar ruangan karena gereja disegel.

"Gereja kami disegel guys," ucap seorang pria dalam video tersebut.

"Lokasinya kecil, terpaksa sebagian di luar. Tapi hujan deras,"


tambahnya.

Kemudian, dalam latar video tersebut bertuliskan 'semoga Tuhan


mengampuni mereka'.
Dhadhag meminta masyarakat tak terprovokasi merespons video ataupun
informasi yang tersebar di media sosial.

"Dimohon para pihak jangan terprovokasi dan diharapkan bijak dalam


menanggapi isu dan informasi di medsos," tandasnya.

3. Analisis dari Perspektif Teori Iceberg

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai