Anda di halaman 1dari 19

PENDAHULUAN

Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) adalah suatu hal yang berada di wilayah bebas nilai, sehingga sama sekali tidak tersentuh oleh standar nilai agama. Agama Islam, sebagaimana agama dalam pengertian Barat, hanya ditempatkan dalam urusan individu dengan tuhannya saja. Sementara dalam urusan sosial kemasyarakatan, agama (Islam) ditinggalkan. Oleh karena itu, di tengah-tengah sistem sekuleristik tadi, lahirlah berbagai bentuk tatanan yang jauh dari nilai-nilai agama, salah satunya adalah paradigma pendidikan yang materialistik. Pendidikan materialistic/sekuler memberikan suatu basis pemikiran yang serba terukur secara material serta memungkiri hal-hal yang bersifat non-materi kepada siswa. Bahwa hasil pendidikan haruslah dapat mengembalikan investasi yang telah ditanam oleh orang tua siswa. Pengembalian itu dapat berupa gelar kesarjanaan, jabatan, kekayaan atau apapun yang setara dengan nilai materi. Dalam konteks individu, pendidikan termasuk salah satu kebutuhan asasi manusia. Sebab ia menjadi jalan yang lazim untuk memperoleh pengetahuan atau ilmu. Sedangkan ilmu akan menjadi unsur utama penopang kehidupannya. Oleh karena itu, Islam tidak saja mewajibkan manusia untuk menuntut ilmu, bahkan memberi dorongan serta arahan agar dengan ilmu itu manusia dapat menemukan kebenaran hakiki dan mendayagunakan ilmunya di atas jalan kebenaran itu. Untuk itu umat Islam haruslah memperhatikan pendidikan anakanaknya dan pembinaan individu untuk mencapai umat terbaik fiddunya wal akhirah melalui sistem pendidikan islam.

BAB II PEMBAHASAN SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

1. Pengertian Pendidikan Islam a. Definisi Pendidikan Menurut para Ahli diantaranya adalah : Menurut Juhn Dewex, pendidikan adalah suatu proses

pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk menghasilkan kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dia hidup (A. Yunus, 1999 : 7) Menurut Frederick J. MC. Donald, Pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behaviour). Manusia yang dimaksud dalam behaviour adalah setiap tanggapan atau perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh seseorang (A. Yunus, 1999 : 7 8) b. Definisi Pendidikan menurut Islam Pendidikan Islam itu sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Suatu usaha mengubah tingakah laku idividu dalam kehidupannya, masyarakat dan alam melalui proses yang dilandasi nila-nilai Islami. Isi ilmu adalah teori-teori tentang pendidikan. Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi suatu ilmu bukanlah hanya teori (Nur Uhbiyati, 1998). Dalam al-Quran tidak ditemukan kata al-tarbiyah, namun terdapat istilah lain seakar dengannya, yaitu al-rabb, rabbayani, murobbu, yarabby dan rabbaniy. Sedangkan dalam hadis hanya ditemukan kata rabbany. Menurut Abdul Mujib masing-masing tersebut sebenarnya

memiliki kesamaan makna, walaupun dalam konteks tertentu memiliki perbedaan. Istilah lain dari pendidikan adalah talim merupakan masdar dari kata ailama yang berarti pengajaran yang bersifat pemberian penyampaian pengertian, pengetahuan dan ketrampilan. Sebagaimana firman Allah SWT : Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (bendabenda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al Baqarah ayat 31) Endang Saefuddin Anshari memberi pengertian secara lebih teknis, pendidikan Islam sebagai proses bimbingan (pimpinan, tuntunan dan usulan) oleh subyek didik terhadap perkembangan jiwa (pikiran, perasaan, kemauan, intuisi), dan raga obyek didik dengan bahan-bahan materi tertentu, pada jangka waktu tertentu, dengan metode tertentu dan dengan alat perlengkapan yang ada ke arah terciptanya pribadi tertentu disertai evaluasi sesuai ajaran Islam. Pendidikan Islam adalah suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran-ajaran Islam yang diwahyukan Allah SWT kepada Muhammad Saw.Sedangkan Sistem Pendidikan Islam adalah sistem pendidkan illahi untuk memebimbing dan mengarahkan hidup manusia agar menemukan jalan yang tepat untuk hidupnya. 2. Asas Pendidikan Islam Asas pendidikan adalah aqidah Islam. Aqidah menjadi dasar kurikulum (mata ajaran dan metode pengajaran) yang diberlakukan oleh negara. Aqidah Islam berkonsekuensi ketaatan pada syari’at Islam. Ini berarti tujuan, pelaksanaan, dan evaluasi pelaksanaan kurikulum harus terkait dengan ketaatan pada syari’at Islam. Pendidikan dianggap tidak berhasil apabila tidak atau

menghasilkan keterikatan pada syari’at Islam pada peserta didik, walaupun mungkin membuat peserta didik menguasai ilmu pengetahuan. Aqidah Islam menjadi asas dari ilmu pengetahuan. Ini bukan berarti semua ilmu pengetahuan yang dikembangkan harus bersumber pada akidah Islam, karena memang tidak semua ilmu pengetahuan lahir dari akidah Islam. Yang dimaksud adalah, aqidah Islam harus dijadikan standar penilaian. Ilmu pengetahuan yang bertentangan dengan aqidah Islam tidak boleh dikembangkan dan diajarkan, kecuali untuk dijelaskan kesalahannya

3. Konsep Pendidkan Islam Konsep berasal dari bahasa Inggris concept yang berarti ide yang mendasari sekelas sesuatu objek,dan gagasan atau ide umum. Kata tersebut juga berarti gambaran yang bersifat umum atau abstrak dari sesuatu Pentingnya pendidikan telah dicontohkan oleh Allah pada wahyu pertama, yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5 yang banyak mengandung isyarat-isyarat pendidikan dan pengajaran dengan makna luas dan mendalam. Surat tersebut menerangkan bahwa setiap manusia wajib mencari ilmu dan dan pengetahuan yang belum mereka ketahui. QS Al-'Alaq ayat 1-5: )1( )2( )3( )4( "Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan. Yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan tuhanmu muliakanlah. Dialah yang menajarkan manusia qolam. Dialah yang mengajari manusia apaapa yang tidak diketahui". Karena Tuhan telah memberikan apa yang belum kita ketahui dan mengajarkannya melalui kalam yaitu proses baca tulis segala sesuatu yang ada dimuka bumi baik berupa teori maupun membaca dan menulis setiap gejala yang ada dihadapan. Bil Qolam yanag berarti melalui proses standart

pendidikan yang selayaknya. Maalam Yalam yang berarti pendidikan atau pengetahuan yang ada secara tiba-tiba. Bagi manusia pendidikan penting sebagai upaya menanamkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Islam pada kehidupan nyata melalui pribadipribadi muslim yang beriman dan bertakwa, sesuai dengan harkat dan derajat kemanusiaan sebagai khalifah di atas bumi.Penghargaan Allah terhadap orangorang yang berilmu dan berpendidikan dilukiskan pada ayat berikut. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi pengetahuan derajat (yang banyak) (QS. Al Mujadalah 11). Untuk mendapatkan gambaran tentang konsep pendidikan, para pedagog muslim setidaknya menawarkan tiga istilah sebagai referensi dalam mengkaji problematika sistem pendidikan Islam. Di antara mereka adalah Abdurrahman an-Nahlawy, menurutnya lafal-lafal itu adalah: tarbiyah, talim, dan tadib. Setiap term tersebut mempunyai makna berbeda, karena perbedaan teks dan konteks kalimatnya, walaupun dalam hal tertentu, term-term tersebut mempunyai kesamaan makna.erikut penjelasannya: At-Tarbiyah, Kata dasar ar-rabb , rabban dan rabba dengan memberi makan, memelihara dan mengasuh yang mempunyai arti yang luas antara lain; memilki, menguasai, At-talim mengatur, memelihara, memberi makan, menumbuhkan, mengembangkan dan berarti pula mendidik. Proses pemberian pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman amanah, sehingga penyucian atau pembersihan manusia dari segala kotoran dan menjadikan diri manusia berada dalam kondisi yang memungkinkan untuk menerima al-hikmah serta mempelajari apa yang bermanfaat baginya dan yang tidak diketahuinya. At-talim menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam hidup serta pedoman prilaku yang baik. At-talim merupakan proses yang terus menerus diusahakan semenjak dilahirkan, sebab menusia dilahirkan tidak mengetahui apa-apa, tetapi dia dibekali dengan berbagai potensi yang

mempersiapkannya untuk meraih dan memahami ilmu pengetahuan serta memanfaatkanya dalam kehidupan. At-tadib, Menurut Naquib al-Attas lebih cocok untuk digunakan dalam pendidikan Islam, konsep inilah yang diajarkan oleh Rasul. At-tadib berarti pengenalan, pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan kepada manusia tentang tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu dalam tatanan penciptaan sedimikian rupa, sehingga membimbing kearah pengenalan dan pengakuan kekuasaan dan keagungan Tuhan dalam tatanan wujud dan keberadaanya. Kata addaba yang juga berarti mendidik dan kata tadib yang berarti pendidikan adalah diambil dari hadits Nabi: Tuhanku telah mendidikku dan dengan demikian menjadikan pendidikanku yang terbaik. Ada hal yang membedakan antara at-tarbiyah dengan at-talim, yaitu raung lingkup at-talim lebih umum daripada at-tarbiyah, karena at-tarbiyah tidak mencakup segi pengetahuan dan hanya mengacu pada kondisi eksistensial dan juga at-tarbiyah merupakan terjemahan dari bahasa latin education, yang keduanya mengacu kepada segala sesuatu yang bersifat fisik-mental, tetapi sumbernya bukan dari wahyu. 4. Tujuan Pendidikan Islam Menurut Abdul Fatah Jalal, tujuan umum pendidikan Islam ialah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah. Jadi menurut Islam, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia yang menghambakan kepada Allah, yang dimaksudkan menghambakan diri ialah beribadah kepada Allah. Islam menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia itu menurut Allah ialah beribadah kepadfa Allah. Seperti dalam surat Ad Dzariyat ayat 56 : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Menurut

al-Attas

(1979:

1)

menghendaki

tujuan

pendidikan Islam adalah manusia yang baik. Ini terlalu umum, Marimba (1964 : 39) berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam ialah berbentuk orang yang berkepribadian muslim. Ini pun terlalu umum Al Abrasyi (1974 : 15) menghendaki tujuan akhir pendidikan islam ialah manusia yang berakhlak mulia. Ini juga amat umum, menurut Mursy (1977 : 18) menyatakan bahwa tujuan akhir pendidikan menurut Islam ialah manusia sempurna ini pun terlalu umum, sulit dioperasikan, maksudnya. Sulit dioperasikan dalam tindakan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan]secara nyata. Dari beberapa perbedaan di atas bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Tujuan umum pendidikan Islam ialah muslim yang sempurna, atau manusia yang takwa, atau manusia beriman, atau manusia yang beribadah kepada Allah 2. Pendidkan Islam merupakan upaya sadar, terstruktur, terprogram, dan sistematis yang bertujuan membentuk manusia yang berkaraker, yaitu: 1) Berekpribadian Islam 2) Menguasai tsaqafah Islam 3) Menguasai IPTEK 4) Memilki keterampilan yang memadai 3. Muslim yang sempurna itu manusia yang memiliki 9 ciri sebagai berikutjasmani yang sehat serta kuat cirinya adalah : 1) sehat 2) kuat 3) berketrampilan

Kecerdasan dan kepandaian cirinya ialah : 1) Mampu menyelesaikan masalah secara cepat tepat; 2) Mampu menyelesaikan masalah secara ilmiah dan filosofis 3) Memiliki dan mengembangkan sains 4) Memiliki dan mengembangkan filsafat Hati yang bertaqwa kepada Allah berciri : 1) Dengan sukarela melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya 2) Hati yang berkemampuan berhubungan dengan alam ghaib. Tujuan pendidikan Islam memiliki karakteristik yang ada kaitannya dengan sudut pandang tertentu. Secara garis besar tujuan pendidikan Islam dapat dillihat dari tujuh dimensi utama. a) Dimensi hakikat penciptaan manusia: membimbing manusia agar tetap mengabdi kepada Allah Swt b) Dimensi tauhid: membentuk sikap takwa c) Dimensi moral: membentuk manusia yang bermoral d) Dimensi perbedaan individu: membimbing manusia agar dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan individu lainnya. e) Dimensi sosial: membentuk manusia sosial f) Dimensi profesional: mengembangkan potensi manusia agar dapat memiliki ketreampilan sesuai bakat yang dimiliki g) Dimensi ruang lingkup: memebing mausia agar selamat dan sejahtera hidup di dunia dan akhirat

5. Konsep Kurikulum Pendidikan Islam Kurikulum adalah seperangkat perencanaan dan media untuk menghantar lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan atau kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci

berup bentuk bahan pendidikan,strategi belajar mengajar, peraturan program, dan hal-hal yang mencakup kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat menentukan dalam suatu sistem pendidikan. Karena itu kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan Islam dan sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pengajaran pada semua jenis dan tingkat pendidikan. Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman romawi kuni di Yunani. Yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Sedangkan dalam bahasa arab biasa diungkapkan dengan manhaj yang berarti jalan yang terang yang dilalui manusia pada berbagai bidang kehidupan. Dalam pengertian selanjutnya kurikulum tidak hanya terbatas pada program pendidikan namun juga dapat diartikan menurut fungsinya : 1) Kurikulum sebagai program studi 2) Kurikulum sebagai konten 3) Kurikuluem sebagai kegiatan berencana 4) Kurikulum sebagai hasil belajar 5) Kurikulum sebagai reproduksi kultural 6) Kurikulum sebagai pengalaman belajar 7) Kurikulum sebagai peoduksi Mengingat bahwa fungsi kurikulum dalam proses pendidikan adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka hal ini berarti bahwa sebagai alat pendidikan, kurikulum memiliki bagian-bagian penting dan penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan baik. Bagian-bagian ini disebut komponen yang saling berkaitan berinteraksi dalam upaya mencapai tujuan. Menurut Hasan langgulung ada4 komponen utama kurikulum yaitu :

1) Tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh pendidikan itu 2) Pengetahuan (knowledge) informasi-informasi, data-data, aktifitasaktifitas dan pengalaman-pengalaman dari mana terbentuk kurikulum 3) Metode dan cara-cara mengajar yang dipakai oleh guru-guru untuk mengajar dan memotivasi murid untuk membawa mereka ke arah yang dikehendaki oleh kurikulum. 4) Metode dan cara penilaian yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai kurikulum dan hasil proses pendidikan yang direncanakan kurikulum tersebut. Kurikulum yang baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan islam adalah yang bersifat integrated dan komprehensif serta menjadikan al Quran dan hadits sebagai sumber utama dalam penyusunannya. Al Quran dan hadits merupakan sumber utama pendidikan islam berisi kerangka dasar yang dapat dijadikan sebagai acuan operasional penyusunan dan pengembangan kurikulum pendidikan Islam. 6. Dasar Kurikulum Pendidikan Islam 1) Psikologis Dasar psikologis sangat berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kematangan bakat-bakat, intelek tual, emosi, kebutuhan-kebutuhan, keinginan dan minat, kecakapan yang bermacam-macam, dan pemikiran merekan yaitu dasar psikologis. Semua itu tidak diabaikan oleh kurikulum pendidikan Islam dan metode-metode pengajaran. Bukan hanya itu, para pendidik selalu mengajak dan menghargai hal itu dalam menentukan kurikulum pendidikan Islam yang sesuai dengan peserta didik.Sedangkan dalam kurikulum pedidikan Islam sendiri, juga mengajak dan menggalakkan dalam membantu perkembangan peserta didik yang sesuai dengan kematangan dan bakatnya masing-masing. Dalam pemikirn Islam tidak melarang mendalami dan mengkaji psikologi ini pada peserta didik dinegeri Islam mapun, selagi sesui dengan

pertimbangan-pertimbangan dan tujuan-tujuan kurikulum, kandungannya, serta susunan dan pelaksanaannya. 2) Sosial Social juga menjadi dasar utama dalam kurikulum pendidikan Islam yang mengandung cirri-ciri masyarakat Islam dalam pendidikan dan dan kebudayaannya yang bersifat umu atau khusus. Dari penjelasan tersebutu diatas maka jelaslah bahawa kurikulum pendidikan islam itu diterapkan dalam kerangka masyarakat yang memiliki identitas khas dan kepribadian budayanya. Oleh karena itu kurikulum pendidikan Islam berkewajiban untuk menguatkan hubungannya dengan masyarakat dan kebudayaannya dalam menentukan tujuan-tujuannya, penyusunan kurikulumnya, dan metodemetode pengajarannya. Sedangkan tugas dari kurikulum pendidikan Islam yang berkaitan dengan social, yaitu turut serta dalam proses pemasyarakatan bagi peserta didik, penyesuaian mereka dengan masyarakat Islam dimana mereka hidup, memperoleh kebiasaan dan sikap yang baik pada masyarakatnya, serta cara berfikir dan tingkah laku yang diinginkan, cara bergaul yang sehat, sikap kerjasama dan menghargai tanggungjawab. Inilah yang menjadi dasar utama kurikulum pendidikan islam. Dari penjelasan tersebut maka jelaslah bahwa kurikulum pendidikan islam telah mempertimbangan dalam segala aspek baik itu dalam tujuan-tujuan dan metode-metodenya. 3) Dasar Filosofis, Digunakan untuk mengetahui keadaan alam semesta tempat kita hidup Dengan demikian maka, landasan filosofis merupakan landasan yang fondamental dalam pelaksanaan dan pengembangan kurikulum. Tentu saja setiap negara mempunyai dasar filsafat yang berbeda satu dengan yang lain. Untuk mempertahankan dan melestarikan nilai-nilai, cita-cita, atau ide-ide yang merupakan ajaran filsafat tersebut, ia harus diwariskan kepada generasi berikutnya, yaitu anak didik , khusunya melalui lembaga pendidikan. 7. Desain Kurikulum

a. Subject Center Design Mata pelajaran yang diprogramkan meliputi aspek spiritual (keagamaan), kemasyarakatan, budaya, seni dan teknologi. mengajarkan ilmu-ilmu Agama. Secara umum lembaga pendidikan Islam mempunyai karakteristik sebagai berikut : Menonjolnya tujuan agama dan akhlak Maksudnya : baik tujuan, materi, metode, alat dan tekhnik bercorak agama dan segala yang diajarkan dan diamalkan dalam lingkungan agama dan akhlak didasarkan pada al-Quran dan as-Sunnah serta peninggalan orang-orang terdahulu yang saleh. Bersipat konprehensip Kurikulum yang betul-betul mencerminkan, semangat pemikiran yang menyeluruh. Hal ini terlihat dalam perhatiannya pada pengembangan dan bimbingan peserta didik dilihat dari segi intelektual, psikologis, sosial dan spiritual. Adanya keseimbangan Apa yang dipelajari, dipahami dan dikembangkan oleh peserta didik di lembaga madrasah tidak terlepas dari tuntutan dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna dari lulusan. Oleh karena itu kurikulum madarasah tidak hanya muatan yang terkait dengan persoalan akhirat saja, akan tetapi termasuk persoalan dunia. Sehingga out put yang dihasilkan nanti tidak saja segi agama yang menonjol akan tetapi ilmu keduniawianpun dikuasai. Kecenderungan pada seni halus, terkait dengan aktivitas pendidikan jasmani, latihan militer, pengetahuan tekhnik, latihan kejuruan, bahasa asing dan sebagainya. Sehingga dari segi bakat, perasaan keindahan peserta didik dikembangkan. Materi pelajaran berorentasi pada subject-centered sekaligus studentcentered. Subject-centered mempertimbangkan materi (tema dan topik) yang sesuai dengan pendidikan Islam. Sedangkan student-centered mengacu pada pertimbangan kondisi peserta didik, termasuk bagaimana agar mereka memiliki minat dan daya tarik untuk mempelajari materi pendidikan Islam yang

dituangkan dalam kurikulum. Student-centered juga menempatkan peserta didik sebagai subjek yang berpotensi dan mampu berfikir dan bersikap melalui proses pembelajaran yang interaktif dan demokratis. b. Learner Center Design Peserta didik dalam kedudukannya sebagai siswa, terdapat beberapa aspek yang dapat dinilai yakni: (1) Aspek kecerdasan (kognitif), yaitu berkaitan dengan kemampuan berfikir, mengingat sampai mampu memecahkan masalah. Kemampuan kognitif termasuk ( pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. (2) Aspek perasaan (afektif) yaitu kemampuan yang berhubungan dengan perasaan,emosi, system nilai dan sikap hati yang menunjukan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu. Adapun ruang lingkup aspek ini meliputi, ( pengenalan/penerimaan, pemberian respon, penghargaan terhadap nilai, pengorganisasian dan pengamalan). (3) Aspek ketrampilan (psikomotor), yaitu berkaitan dengan ketrampilan motorik berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otak. Kemampuan ini termasuk ( meniru, memanipulasi, akurasi gerak, artikulasi dan naturalisasi atau otonomisasi), c. Problem Centered Design Mempersiapkan peserta didik untuk berakidah yang kokoh kuat terhadap Allah dan syariat-Nya, menyatu di dalam tauhid, berakhlakul karimah, berilmu pengetahuan luas, berketerampilan tinggi yang tersimpul dalam bashthotan fil ilmi wal jismi sehingga sanggup siap dan mampu untuk hidup secara dinamis dilingkungan negara bangsanya dan masyarakat antar bangsa dengan penuh kesejahteraan dan kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi. Dalam mencapai arah dan tujuan itu, bentuk kurikulum yang diberikan adalah kurikulum pendidikan Islam secara komprehensif dan modern yang selalu sensitif dan tanggap terhadap perkembangan zaman.

Spesifikasi dan ciri khasnya adalah penguasaan Al-quran secara mendalam, terampil berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa antar bangsa yang dominan, berpendekatan ilmu pengetahuan, berketerampilan teknologi dan fisik, berjiwa mandiri, penuh perhatian terhadap aspek dinamika kelompok dan bangsa, berdisiplin tinggi serta berkesenian yang memadai.

BAB III PENUTUP Sebagai penutup dalam penulisan makalah ini, penulis menyimpulkan segala apa yang penulis bahas di atas agar dapat dengan mudah memberikan gambaran tentang isi makalah ini secara keseluruhan. 1. a. Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut : Pengertian sistem pendidikan Islam adalah sistem pendidikan illahi untuk membimbing dan mengarahkan hidup manusia agar menemukan jalan yang tepat untuk hidupnya. b. c. tadib. d. Tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut : Berekpribadian Islam Menguasai tsaqafah Islam Menguasai IPTEK Memilki keterampilan yang memadai Dimensi tujuan pendidikan islam: tauhid, moral, sosial, profesional, ruang dan waktu, dan perbedaan individu. e. Kurikulum pendidikan Islam memeliki 4 komponen utama yaitu: 1. Tujuan 2. Pengetahuan 3. Metode dan Cara menagajar 4. Metode dan Cara penilaian f. Dasar kurikulum adalah psikologis, sosiologis, dan filosofis. g. Desain kurukulum adalah subject centerd design, learner centerd design, dan problem centerd design, 2. Saran-saran Asas pendidikan Islam adalah aqidah Islam Konsep pendidikan islam terbagi menjadi: tarbiyah, talim, dan

Saran yang ingin penulis sampaikan melalui penulisan makalah ini tidak lain agar bermanfaat bagi kaum msulimin pada umumnya dan bagi penulis pribadi khususnya. Amin.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosda Karya : Bandung, 2001 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, CV. Pustaka Setia, Bandung, 1998 Muhammad Fadhil al-Samati, Tarbiyah al-Insan al-Jadid, Al Tunisiyah: Al Syarikah, tt Undnag-Undang Sisdiknas 2003, UU RI No. 20 tahun 2003, Jakarta : Sinar Grafika 2003 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989 http://hidayatulhaq.wordpress.com http://stalawaji.wordpres.com Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2008

MAKALAH AGAMA ISLAM

SISTEM PENDIDIKAN ISLAM

Oleh Kelompok I :

Ammar AL Asyari Ahmad khoironi Eka Hastari Satriana Fahmil Aulia Fika Rahmanella Firna Utami Dewi Ulfa

S1 AKUNTANSI REGULER 2008

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat hidayah dan rahmat-Nya, penulis dapat menyusun makalah yang berjudul : SISTEM PENDIDIKAN ISLAM. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan kerabatnya hingga akhir zaman dengan diiringi upaya meneladani akhlak yang mulia dan ilmu yang bermanfaat Penulis mengharapkan semoga makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa khususnya dan para pembaca umumnya dan juga penulis. Kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan makalah kami dna juga karya-karyanya kami selanjutnya.

Jakarta, November 2010 Penyusun

Anda mungkin juga menyukai