Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM GEODESI DAN KARTOGRAFI

Acara 2 : Pengukuran dalam Pembuatan Denah Rumah dan Lingkungan Sekitar

Disusun Oleh :
Tirmidzita Dyah Sukmawati
1903016078

JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2021
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peta adalah suatu gambaran unsur-unsur atau kenampakan abstrak
dari permukaan bumi, dan pada umumnya digambarkan pada suatu bidang
datar yang diperkecil/ diskalakan. Dengan demikian skala peta adalah
perbandingan antar jarak di peta, globe, model relative atau penampang
melintang dengan jarak sesungguhnya di permukaan bumi.
Dalam menggambar peta, diperlukan data yang diperoleh dari
survei langsung di lapangan maupun tidak langsung. Data tersebut
dikumpulkan, dikelompokkan, diproses dan ditampilkan dalam bentuk
simbol-simbol. Supaya peta informatif dan mudah dibaca oleh orang lain,
elemen-elemen yang membentuk peta harus disusun sedemikian rupa
menurut aturan kartografi.
Peta berasal dari daftar angka dan atau daftar nama. Karena daftar
itu tidak dapat atau kurang bisa memberikan gambaran yang baik, maka
disajikan daftar itu kemudian ke dalam bentuk sebuah peta. Ilmu yang
mempelajari peta disebut kartografi. Untuk mempelajari kartografi
diperlukan bantuan ilmu-ilmu lain. Seperti geografi, matematika, seni,
geodesi, fotogrametri, hidrologi dan ilmu lain yang relevan.

B. Tujuan
Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk dapat memahami
perbedaan antara denah dan peta, mampu membuat denah sesuai kaidah
kartografis, serta mampu membaca peta dan menggambarkannya dengan
tingkat kedetailan rendah maupun dengan kaidah kadastral.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kartografi
ICA menetapkan bahwa kartografi mempunyai lingkup operasional
dimulai dari pengumpulan data, klasifikasi, analisa data, sampai kepada
reproduksi peta, evaluasi dan penafsiran daripada peta (Sudihardjo, 1977).
Dengan demikian tujuan kartografi adalah membuat peta dengan
mengumpulkan data, memproses data dan kemudian menggambarkan data
tersebut kedalam bentuk peta.
Mengacu dari definisi kartografi sebelumnya, kartografi sekarang
didefinisikan sebagai ”penyampaian informasi geospasial dalam bentuk
peta”. Hal ini menghasilkan pandangan, tidak hanya sebagai pembuatan
peta semata, tetapi penggunaan peta juga termasuk pada bidang kartografi.
Benar bahwa hanya dengan menelaah penggunaan peta, pengolahan peta,
dan pengolahan informasi yang dipetakan oleh pengguna, memungkinkan
untuk mengecek apakah informasi di dalam peta dipresentasikan dengan
cara yang terbaik (Ormerling, 2007).
B. Pengertian Peta
Peta adalah gambaran kovensional permukaan bumi yang dilihat
dari atas, diperkecil dengan skala serta dilengkapi dengan simbol dan
warna. Konvensional disini diartikan sebagai kesepakatan bersama
(Murtianto, 2008). Peta digunakan untuk visualisasi data keruangan
(geospatial), yaitu data yang berkenaan dengan lokasi atau atribut dari
suatu objek atau fenomena di permukaan bumi (Menno-Jan Kraak, 2006).
1. Menurut Badan Informasi Geospasial (BIG)
Peta adalah wahana bagi penyimpanan dan penyajian data kondisi
lingkungan, serta sumber informasi bagi para perencana dan pengambil
keputusan pada tahapan dan tingkatan pembangunan.
2. Menurut International Cartographic Association (ICA)
Peta adalah gambaran konvesional dan selektif yang diskalakan
(diperkecil), biasanya dibuat pada bidang datar meliputi kenampakan
dipermukaan bumi atau benda-benda angkasa. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa peta merupakan salah satu sumber
informasi keruangan yang menampilkan kenampakan alam dan
kenampakan buatan dalam bentuk simbol-simbol dan disajikan dalam
bidang datar.Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut Kartografi,
sedangkan orang yang ahli membuat peta disebut Kartograf.
Selanjutnya, berdasarkan skala lazim yang dipahami, terdapat 5
macam peta, yaitu:
1. Peta skala besar
Skala 1:5.000-1:250.000 biasa untuk menggambar wilayah yang
relatif sempit seperti kelurahan, kecamatan, dll.
2. Peta skala sedang
Skala 1:250.000-1:500.000 biasa untuk menggambar wilayah yang
cakupan wilayah provinsi.
3. Peta skala kecil
Skala 1:500.000-1:1.000.000 biasa untuk menggambar wilayah
yang cukup luas seperti wilayah Negara.
4. Peta skala lebih kecil
Skala lebih kecil dari 1:1.000.000 biasa untuk menggambar
kelompok negara atau benua dan dunia.
C. Pengertian Denah
Denah adalah tampak atas bangunan yang terpotong secara
horizontal setinggi 1m dari ketinggian 0.00 sebuah bangunan dengan
bagian atas bangunan dibuang/dihilangkan. Denah merupakan teknik
penggambaran sederhana dari suatu objek/lokasi dengan imajinasi ataupun
survey langsung ke lapangan. Suatu objek dimaksud merupakan
penggambaran denah dalam pembangunan sebuah gedung misalnya. Suatu
denah membutuhkan sebuah objek misalnya denah gedung/rumah sebelum
membangun bangunan tersebut. Fungsi denah antara lain untuk
menunjukkan fungsi ruang, susunan ruang, sirkulasi ruang, dimensi ruang,
letak pintu dan bukaan, isi ruang, fungsi utilitas ruang (air, listrik, AC, dll.)
pada denah-denah tertentu
Pada gambar denah presentasi, biasanya bagian dinding yang
terpotong hanya diblok dengan warna hitam, sementara kolom diberi
warna putih untuk pembedaan. Sedangkan, pada gambar teknik untuk
pekerjaan lapangan, bagian yang terpotong tersebut perlu dilengkapi
dengan notasi material sebagai pedoman pengerjaan. Untuk ketebalan,
bagian yang terpotong digambar dengan garis yang lebih tebal. Furnitur
dalam ruangan, kecuali tingginya melebihi 1m dari level 0.00 yang
ditentukan, digambar dengan garis yang lebih tipis.
1. Layout
Semua informasi yang diletakkan pada peta harus diatur secara
tepat di atas lembar peta sehingga mempermudah untuk dibaca dan
kelihatan ekonomis. Denah yang dilengkapi dengan lingkungan, jalan,
dan bangunan di sekitarnya.
2. Kawasan
Layout yang luasnya melebihi kota/desa/wilayah.
3. Site Plan
Tampak atas bangunan yang dilegkapi dengan lingkungan
sekitarnya.
4. Tampak
Wujud bangunan secara dua dimensi yang terlihat dari luar
bangunan. Fungsi gambar tampak antara lain untuk menunjukkan
dimensi bangunan, proporsi, gaya arsitektur, warna & material, dan
estetika
Karena digambar secara dua dimensi, pada gambar tampak
kemungkinan akan ada beberapa bagian bangunan yang ukurannya
menjadi tidak sesuai dengan ukuran yang sebenarnya (sesuai skala),
yakni garis atau bidang yang tidak sejajar dengan bidang gambar.
Untuk arah pandang sendiri tidak tergantung pada suatu patokan yang
pasti. Bisa jadi gambar tampak dinamai sesuai dengan arah mata angin
(tampak utara, tampak timur, dll.) atau dinamai sesuai view tertentu
seperti tampak dari danau, tampak dari jalan raya, dsb. Selain itu bisa
juga diberi nama tampak A, tampak B, dst. Sesuai keinginan dari sang
arsitek yang ditentukan pada denah.
5. Potongan
Gambar dari suatu bangunan yang dipotong vertikal pada sisi yang
ditentukan (tertera pada denah) dan memperlihatkan isi atau bagian
dalam bangunan tersebut. Fungsi potongan untuk menunjukkan
struktur bangunan, dan dimensi tinggi ruang
Untuk kriteria penggambaran, potongan kurang lebih sama dengan
denah. Bagian yang terpotong digaris tebal dengan notasi material bila
merupakan gambar kerja. Ada juga yang disebut potongan ortogonal,
yaitu gambar potongan yang berkesan tiga dimensi karena digambar
dengan teknik gambar perspektif satu titik lenyap. Letak titiknya
sendiri berada di tengah bangunan. Dalam pembuatan denah, seperti
pembuatan denah gedung’rumah, seringkali denah tersebut dilengkapi
dengan skala. Namun, tidak sedikit pula denah tanpa menggunakan
skala.
III. METODOLOGI KEGIATAN

A. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum pengukuran dan pembuatan denah rumah ini dilakukan
pada tanggal 19 Desember 2021 pukul 13.00 WITA – selesai bertempat di
rumah pribadi mahasiswa.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum antara lain,
perangkat smartphone/komputer, aplikasi google maps, buku tulis, kertas
atau buku millimeter block, meteran, dan ATK.

C. Prosedur Kerja
1. Menentukan lokasi yang akan dijadikan sebagai objek pengukuran
dalam pembuatan denah.
2. Menentukan skala yang akan digunakan dengan bantuan google maps,
serta titik koordinat pada setiap sudut rumah, jalan maupun objek
tertentu yang terdapat di lingkungan sekitar rumah. Semakin banyak
titik koordinat akan semakin baik.
3. Setelah memperoleh data diatas, selanjutnya mengukur luas rumah,
dan jalanan yang terdapat di sekitar rumah menggunakan meteran
dengan mengukur panjang dan lebarnya, serta termasuk sisa tanah
yang dibanguni.
4. Mencatat semua informasi/data yang diperlukan dalam pembuatan
denah pada praktikum ini.
5. Mempersipkan media gambar yang dibutuhkan, lalu menggambar
denah tersebut dengan semua informasi yang telah diperoleh.
6. Perlu diperhatikan bahwa dalam pembuatan denah pada kertas
millimeter block, dalam menentukan skala pada denah harus terdapat
informasi yang jelas seperti legenda, tanggal pembuatan dsb sesuai
dengan kaidah kadastral.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil pengamatan/kegiatan

Gambar 1. Denah rumah dengan tingkat kedetailan rendah

Gambar 2. Detail rumah dengan kaidah kadastral


B. Pembahasan
Peta adalah suatu media komunikasi grafis yang memberikan
informasi berupa suatu gambar atau simbol (Wibowo et al, 2017). Hal
tersebut berarti informasi yang disampaikan pembuat peta harus mudah
dipahami oleh pembaca peta. Dalam membaca peta langkah yang paling
penting adalah mengetahui judul peta. Kemudian diikuti dengan
pemahaman terhadap komponen-komponen peta seperti skala peta. Perlu
juga memahami orientasi peta yaitu petunjuk arah mata angin serta
memahami legenda peta, yaitu simbol-simbol pada peta yang mewakili
objek-objek tertentu di dunia nyata.
Praktikum pembuatan denah lokasi rumah dilakukan secara manual
dengan menggambarkannya pada kertas dengan bantuan google maps.
Peta yang digunakan dalam praktikum ini adalah denah lokasi rumah
praktikan yang diperoleh dari google maps. Pembuatan denah
menggunakan skala 1:15000. Google maps merupakan salah satu contoh
dari peta digital. Cara membaca peta digital memiliki perbedaan dengan
peta cetak. Perbedaan yang paling mendasar adalah pada medianya yaitu
cetak dan virtual. Peta Google Map menampilkan beberapa jalan dan
objek/tempat yang populer di sekitar tempat yang dipilih karena Google
Map lebih menekankan pada perencanaan rute untuk bepergian.
Penggambaran peta dapat dilakukan dengan cara digital maupun manual.
Penggambaran secara manual dapat dilakukan dengan menyalin sebuah
peta dengan menggunakan kertas kalkir sebagai media.
Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan titik lokasi
yang akan dijadikan objek pengukuran. Selanjutnya menentukan skala
yang digunakan beserta titik koordinat pada setiap sudut rumah, jalan
maupun objek tertentu yang terdapat di lingkungan sekitar rumah.
Koordinat merupakan salah satu unsur peta yang sangat penting, yang
berfungsi sebagai penunjuk lokasi. Koordinat adalah dua bilangan yang
menjelaskan posisi di peta, grafik dan bagan koordinat mendatar (x) selalu
ditulis pertama dan koordinat cacak (y) ditulis kedua. Koordinat dapat juga
didefinisikan sebagai perpotongan antara garis bujur dan garis lintang. Ada
dua jenis koordinat, yaitu koordinat geografis dan koordinat UTM
(Universal Transfers Mercator).
Setelah memperoleh semua informasi yang dibutuhkan, dapat
disiapkan media gambar untuk menggambarkan denah lokasi yang
ditugaskan dengan semua informasi yang ada, seperti skala, titik
koordinat, simbol-simbol, dan arah mata angin. Simbol pada peta ada
berbagai macam atau berbagai jenis. Simbol pada peta dapat
diklasifikasikan menurut beberapa kategori, yaitu bentuk, kenampakan
lingkungan, wujud dan juga sifatnya. Menurut bentuknya, simbol
dibedakan atas simbol titik, simbol garis, dan simbol luasan atau area.
Sementara menurut sifatnya, simbol peta dibedakan atas simbol kualitatif
dan simbol kuantitatif. Untuk penggunaan situasi yang tepat kapan
menggunakan simbol bentuk atau simbol sifat, hal itu tergantung pada
jenis data yang akan digambarkan pada peta.
Menurut fungsi peta, peta dibagi menjadi empat yaitu peta
topografi, peta tematik, peta navigasi, dan peta persuasif. Peta topografi
adalah peta yang menyajikan informasi dasar pada suatu daerah, dimana
dalam penyajiannya tidak menitikberatkan fitur tertentu, contohnya Peta
Administrasi Kabupaten Sidoarjo. Peta tematik adalah peta yang fokus
menyajikan informasi tertentu yang diinginkan oleh pembuat peta,
contohnya Peta Kepadatan Penduduk Indonesia tahun 2013. Peta Navigasi
adalah peta yang khusus dibuat untuk keperluan navigasi, baik di darat,
perairan, maupun udara, contohnya Peta Jaringan Transjakarta. Peta
persuasif adalah peta yang digunakan untuk tujuan persuasi, sehingga
maksud dari pembuat peta dapat tersampaikan kepada pembaca peta.
V. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa denah dan
peta memiliki perbedaan dimana denah tidak menggunakan skala dan tidak
menggambarkan keseluruhan atau lebih bersifat khusus, sedangkan peta
menggunakan skala karena peta adalah suatu gambaran unsur-unsur atau
kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang
diperkecil/diskalakan. Hasil praktikum berupa denah rumah yang digambarkan
pada kertas dengan menggunakan google maps untuk membantu menentukan titik
koordinat setiap objek. Penggambaran peta secara digital lebih mudah dan cepat
dibandingkan secara konvensional/cetak. Namun biaya yang diperlukan juga lebih
tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Kraak M.J, Ferjan Ormeling. 2007. Kartografi : Visualisasi Data Geospasial


(Edisi. 2). Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.
Khakim, Nurul, Wibowo, Wahyu, Sari, Chandra. 2017. Petunjuk Praktikum
Kartografi. Yoyakarta : UGM Press.
Menno-Jan Kraak. 2006. Cartography: Visualization Of Geospatial. CRC Press.
Murtianto, Hendro. 2008. Modul Belajar Geografi. Jurusan Pendidikan Geografi.
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sudiharjo, Basuki. 1977. Prinsip Dasar Pembuatan Peta Tematik. Fakultas
Geografi. Yogyakarta : UGM.
http://mahasiswaarsitektur.wordpress.com/2011/12/15/pengertian-denah-tampak
dan-potongan-dalam-arsitektur/

Anda mungkin juga menyukai