Anda di halaman 1dari 5

RESUME BAB 1 : Pengertian Auditing

PENGERTIAN AUDITING

Auditing adalah aktivitas pengumpulan dan pemeriksaan bukti terkait suatu informasi untuk
menentukan dan membuat laporan tentang tingkat kesesuaian antara informasi dengan
kriteria yang ditetapkan.
Umumnya pemeriksaan atau auditing dilakukan terhadap laporan keuangan, berbagai catatan
pembukuan, serta bukti pendukung yang dibuat oleh manajemen suatu perusahaan.
Proses auditing dilakukan oleh auditor, yaitu seseorang yang memiliki komptensi untuk
mengaudit dan sifatnya independen.

Menurut Para Ahli


1. Arens and Loebbecke
Menurut Arens and Loebbecke, pengertian audit adalah kegiatan mengumpulkan dan
mengevaluasi dari bukti-bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat
kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan dimana proses audit
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
2. William F. Meisser, Jr
Menurut William F. Meisser, Jr, pengertian audit adalah proses yang sistematik dengan
tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk memastikan
tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah ditetapkan, hasil dari penugasan
tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna yang berkepentingan.
3. Pernyataan Standar Audit Keuangan (PSAK)
Menurut PSAK, pengertian audit adalah suatu proses sistematik yang bertujuan untuk
mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas pernyataan atau asersi mengenai berbagai aksi
ekonomi, kejadian-kejadian dan melihat tingkat hubungan antara pernyataan atau asersi
dengan kenyataan, serta mengomunikasikan hasilnya kepada yang berkepentingan.

PERBEDAAN AKUNTANSI DAN AUDITING


Output dari Akuntansi dan Auditing.
Akuntansi menghasilkan output berupa Laporan Keuangan.
Laporan Keuangan (Financial Statement) meliputi: (PSAK no. 01).
 Laporan Posisi Keuangan/Statement of Financial Position atau Neraca.
 Laporan Laba Rugi Komprehensif/Statement of Comprehensive Income atau Laporan
Laba Rugi.
 Laporan Perubahan Ekuitas/Statement of Changes In Equity.
 Laporan Arus Kas/Statement of Cash Flow, dan
 Catatan atas Laporan Keuangan/Notes to Financial Statement).
Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing  yang diterima
umum (Generally Accepted Auditing Standard/GAAS) dalam mengumpulkan dan menilai
bukti, serta dalam menerbitkan laporan uang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan
dalam bentuk pendapat (opini) atas laporan keuangan.
Auditing menghasilkan output berupa Pendapat/Opini (Opinion)
 Unqualified Opinion, opini yang wajar tanpa pengecualian. Opini auditor ini bisa
dimaksudkan merupakan sebuah pendapat dari auditor tanpa menyertakan opsi
keberatan tentang berbagai poin penting keuangan bisnis atau perusahaan yang
disampaikan oleh pihak dari manajemen. Laporan audit ini merupakan bentuk laporan
yang sering dilakukan oleh auditor ketika menemukan beberapa keadaan tertentu.
keadaan yang sering dihadapi auditor untuk unqualified opiniom adalah:
- bukti dari audit telah lengkap dan cukup sesuai keperluan
- laporan keuangan telah ditentukan secara konsisten dan telah menggunakan
prinsip dalam akuntansi umum yang berlaku di Indonesia
- tidak adanya informasi yang memiliki sifat tidak pasti mengenai perkembangan
bisnis atau perusahaan untuk beberapa waktu mendatang sehingga bisa digunakan
untuk melakukan perkiraan dan bisa dipecahkan dengan tepat dan baik.

 Qualified Opinion, bisa dikatakan sebagai opini yang wajar, tetapi dengan sebuah
pengecualian. Opini jenis ini maksudnya yaitu pihak dari auditor yang sedang
melakukan pemeriksaan laporan keuangan mengungkapkan pendapat tentang masalah
tertentu. Walaupun begitu, masalah yang diungkapkan oleh auditor terhadap laporan
keuangan tidak memberikan dampak secara material.
Hal yang membuat auditor mengungkapkan qualified opinion biasanya adalah
- kurangnya bukti kompetensi atau pembatasan pada laporan keuangan dalam
lingkup audit secara material. Namun, tidak adanya bukti pada laporan keuangan
tidak cukup memberikan dampak secara menyeluruh.
- ketika meyakini adanya penyimpangan dari prinsip akuntansi pada laporan
keuangan. Laporan keuangan yang terindikasi adanya penyimpangan tersebut juga
dapat memberikan dampak secara material, hanya saja tidak terlalu berdampak
secara menyeluruh terhadap laporan keuangan. Hal itu berarti, laporan keuangan
yang disampaikan kurang cukup bukti kompetensi sehingga tidak sesuai dengan
prinsip akuntansi.
 Adverse Opinion, dapat dipahami sebagai pendapat yang diberikan oleh auditor
terkait ketidaksetujuan pada laporan keuangan yang dilakukan pemeriksaan. Adverse
opinion ini bisa jadi muncul dikarenakan pihak auditor meyakini data yang termuat
dalam laporan keuangan yang diperiksa tidak memenuhi uji kelayakan.
 Disclaimer Opinion, merupakan opini auditor yang memiliki jenis sebagai opini
yang diungkapkan untuk melakukan penolakan. Penolakan yang dimaksudkan sama
halnya dengan auditor yang menolak untuk memberikan pendapat tentang laporan
keuangan dari pihak manajemen. Hal tersebut biasanya terjadi dikarenakan
munculnya pembatasan pada luasnya pemeriksaan. Tidak hanya itu, penolakan juga
bisa saja dipengaruhi oleh jumlah perkiraan yang tidak pasti pada laporan keuangan
yang diberikan.

PERSAMAAN AKUNTANSI DAN AUDITING


Persamaan akuntansi dan auditing adalah sama-sama pekerjaan yang harus ada dan harus
dilakukan dalam sebuah perusahaan terutama perusahaan terbuka (PT). ruang lingkup audit
lebih luas dari pada akuntansi karena membutuhkan pemahaman menyeluruh dari berbagai
tindakan, peraturan pajak, pengetahuan tentang standar akuntansi dan standar audit serta
memerlukan keterampilan komunikasi.
TAHAPAN AUDIT

1. Penerimaan Perikatan Audit (Penerimaan Klien)


Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan keuangan yaitu dengan mengambil keputusan
antara ditolak atau diterima. Pada tahap ini Kantor Akuntan Publik (KAP) akan menerima
(calon) klien baru atau melanjutkan audit untuk klien yang diaudit tahun lalu. Dalam hal ini
auditor tidak langsung memutuskan apakah ditolak atau diterima karena sangat banyak
pertimbangan yang harus dipikirkan terlebih dahulu agar tidak salah dalam mengambil
keputusan tersebut.
2. Perencanaan Proses Audit
Dalam tahapan ini auditor harus memahami terlebih dahulu bisnis dan industri yang dimiliki
oleh para klien ,melakukan prosedur analitik, menentukan materialitas, menetapkan resiko
audit dan resiko bawaan, memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan
resiko pengendalian ,mengembangkan rencana audit dan program audit. Hal ini dilakukan
agar pelaksanaan perencanaan audit untuk laporan keuangan dapat dibuat dengan benar dan
tepat dan agar auditor dapat memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan tidak
mengandung salah saji material.
3. Pelaksanaan Pengujian Audit
Pada tahap ini auditor akan melakuakan pengujian analitik ,pengujian pengendalian dan
pengujian substantive. Pengujian ini dilakukan untuk mempelajari data – data klien yang
akan dibandingkan dengan data dan informasi lain. Pengujian – pengujian ini sangat penting
karena dalam pengujian ini menentukan apakah audit laporan keuangan ini layak atau tidak.
4. Pelaporan Audit
Tahap terakhir yaitu hasil akhir dari pekerjaan audit yang telah dikerjakan. Bentuk laporan ini
merupakan bentuk komunikasi dari auditor dengan pihak lainnya. Laporan audit tidak boleh
dibuat secara sembarangan karna ini menyangkut tentang keuangan yang ada dalam suatu
bisnis atau perusahaan yang sedang Anda kembangkan. Di dalam laporan audit berisikan
tentang jenis atau jasa yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup audit, tujuan audit, hasil
audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan informasi lainnya. Laporan
audit merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga untuk memutuskan dan membuat
laporan ini harus hati-hati. Jika tidak maka nama kantor akuntan publik biasanya akan
tercemar dan akan ada hukuman dari pihak berwajib.

TUJUAN AUDITING

1. Memastikan Kelengkapan (Completeness)
Audit dilakukan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terjadi telah dicatat atau
dimasukkan ke dalam jurnal dengan segala kelengkapannya.
2. Memastikan Ketepatan (Accuracy)
Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan semua transaksi dan saldo perkiraan telah
didokumentasikan dengan baik sesuai tanggal yang benar, perhitungannya benar, jumlahnya
tepat, rincian dalam saldo akun sesuai dengan angka-angka buku besar, dan diklasifikasikan
berdasarkan jenis transaksi.
3. Memastikan Eksistensi (Existence)
Dengan adanya audit maka pencatatan semua harta dan kewajiban memiliki eksistensi sesuai
dengan tanggal tertentu. Dengan kata lain, semua transaksi yang dicatat sesuai dengan
kejadian yang sebenarnya.
4 Membuat Penilaian (Valuation)
Kegiatan audit juga bertujuan untuk memastikan bahwa semua prinsip akuntansi yang
berlaku umum telah diaplikasikan dengan benar.
5. Membuat Klasifikasi (Classification)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat dalam jurnal
diklasifikasikan sesuai jenis transaksinya.
6. Membuat Pisah Batas (Cut-Off)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dekat tanggal neraca dicatat
dalam periode yang sesuai. Pencatatan transaksi di akhir periode akuntansi sangat mungkin
terjadi salah saji.
7. Membuat Pengungkapan (Disclosure)
Audit juga bertujuan untuk memasikan saldo akun dan persyaratan pengungkapan yang
berkaitan sudah disajikan dengan baik pada laporan keuangan serta terdapat penjelasan yang
wajar pada isi dan catatan kaki laporan yang dibuat.
JENIS – JENIS AUDITING
1. Jenis Audit Menurut Pemeriksaan
 Audit Laporan Keuangan, yaitu pemeriksaan yang mencakup proses pengumpulan
dan evaluasi bukti laporan, dimana proses audit keuangan dilakukan oleh pihak
eksternal.
 Audit Operasional, yaitu pemeriksaan terhadap semua bagian dalam operasional,
mulai dari prosedur hingga metode kerja suatu organisasi. Tujuannya adalah untuk
meninjua sejauh mana efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi tersebut.
 Audit Ketaatan, yaitu pemeriksaan terhadap ketaatan klien, apakah melakukan
pekerjaan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak yang punya otoritas lebih
tinggi.
 Audit Kinerja, yaitu pemeriksaan terhadap instansi pemerintah dalam menentukan
sisi Ekonomis, Efektivitas, dan Efisiensi (3E). Audit ini juga memperhatikan manfaat
kegiatan suatu instansi bagi masyarakat dan biayanya.
2. Jenis Audit Berdasarkan Luas Pemeriksaan
 Audit Umum, yaitu pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan standar profesional
akuntan publik dengan memperhatikan standar kode etik akuntan publik.
 Audit Khusus, yaitu pemeriksaan yang diminta oleh suatu perusahaan untuk ruang
lingkup tertentu saja. Misalnya, perusahaan ingin mengaudit divisi keuangan saja
untuk memeriksa laporan pengeluaran kas perusahaan.

STANDAR AUDITING
1. Standar Umum
 Pemeriksaan harus dilakukan pihak yang punya keahlian yang memadai sebagai
seorang auditor, bukan sekedar akuntan.
 Profesionalisme seorang auditor dituntut dalam pelaksanaan pekerjaannya tanpa
memihak pada piihak manapun.
 Seorang auditor harus memakai keahliannya secara cerma dan seksama dalam
melaksanakan audit dan penyusunan laporan.

2. Standar Lapangan
 Pelaksanaan auditing harus dilakukan sebaik-baiknya. Bila ada asisten pelaksana,
maka harus ada supervisi sesuai keperluannya.
 Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan haruslah dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
 Di dalam laporan auditor harus terdapat pernyataan atau pendapat mengenai suatu
laporan keuangan yang diperiksa.
 Bila dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan tidak konsisten, maka di dalam
laporan auditor harus menjelaskannya dan memberikan rekomendasi untuk diperbaiki.

Anda mungkin juga menyukai