80 289 2 PB
80 289 2 PB
XI/Sept /
PENINGKATAN PROFESIONALISME
KARYA CIPTA TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN HKI
Muhamad Danuri
Manajemen Informatika, AMIK Jakarta Teknologi Cipta Semarang
E-mail : mdanuri@gmail.com
Abstrak
Perkembangan pengakuan sebuah karya oleh pemerintah sudah mulai mendapat banyak
apresiasi dari masyarakat, pemahaman tentang pentingnya penghargaan hasil karya orang
lain juga semakin meningkat. Pemerintah dengan program Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
telah memberikan perlindungan kepada para inventor untuk lebih berkarya dan berinovasi
dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan hak eksklusif tersebut individu
sebagai pencipta, inventor maupun kelompok dan industri yang menemukan sebuah karya
dapat memanfaatkan hasil karya tersebut, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial yang
dilindungi oleh pemerintah dengan peraturan perundang-undangan. Ruang lingkup HKI
terbagi menjadi dua yaitu hak cipta dan hak kekayaan industri. Hasil karya yang termasuk
Hak Cipta antara lain hasil karya dibidang seni, Sastra, Ilmu Pengetahuan, Buku, Software
dan masih banyak lagi yang berupa karya asli dari pencipta. Teknologi informasi membawa
peran penting dalam menghasilkan karya cipta yang perlu mendapatkan apresiasi dalam
hak cipta.
Munculnya beberapa persoalan tentang HKI diantaranya kuranngnya kesadaran dari
masyarakat terhadap penghargaan hasil karya orang lain, sehingga terjadi pelanggaran
hak cipta. Di satu sisi kebutuhan akan produk ilmu pengetahuan terus bermunculan, di sisi
lain daya beli terhadap produk baru semakin menurun. Kondisi demikian memancing
masyarakat berusaha mendapatkan produk teknologi informasi tersebut dengan melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan etika dan norma hukum . Disini dibutuhkan informasi
tentang pentingnya kesadaran akan HKI bagi masyarakat dengan informasi tentang HKI
yang lebih baik. Proses peningkatan professional sebuah karya dapat dilakukan dengan
cara melakukan proses untuk mendapatkan pengakuan dari pemerintah melalui
pendaftaran hak cipta. Karya yang telah terdaftar dalam HKI mendapatkan perlindungan
secara hukum dan perlindungan pemanfaatannya. Di harapkan dengan mengetahui
beberapa pelanggaran yang ada dalam HKI maka masyarakat dapat menghindari
pelanggaran tersebut dan berinovasi menciptakan karya baru yang lebih profesional dan
bebas dari plagiasi atau pelanggaran. Pada penelitian ini memaparkan tentang HKI dan
manfaatnya, produk teknologi informasi yang mudah sekali diakui oleh pihak lain melalui
cara-cara yang tidak sah, serta mengulas mengenai pasal-pasal yang berkaitan dengan
hak cipta dalam bidang teknologi informasi dan proses pendaftarannya. Pengguna
teknologi informasi diharapkan dapat bersikap profesional dengan menghargai hasil karya
orang lain melalui cara dan aturan yang sesuai.
1. PENDAHULUAN
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights (IPR) telah berperan
penting dalam menciptakan suasana perkembangan ekonomi dalam lingkup nasional maupun
internasional. Berbagai elemen pendukung tentang kebijakan HKI telah menjadi materi yang
INFOKAM Nomor II / Th. XI/Sept / 15 2
sangat diperlukan oleh berbagai kalangan masyarakat, akademisi, profesional, industri maupun
pemerintah.
Sebagai konsekuensi dari keikutsertaan Indonesia dalam WTO ( World Trade Organization)
mengikuti peraturan perundangan yang telah ditetapkan di bidang Hak Kekayaan Intelektual
dengan standar TRIP's (Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) yang dimulai
sejak tahun 1997 dan diperbaharui kemudian pada tahun 2000 dan tahun 2001.
Menurut World Intellectual Property Organization (WIPO), HKI terdiri dari hak milik
individu dan hak milik industri. Secara administratif, perlindungan HKI internasional dikaitkan
dengan kategorisasi HKI menurut WIPO:
1.1. Hak Cipta dan hak-hak terkait (Copyright and related right). Hak cipta melindungi karya-
karya cipta dalam bidang ilmu pengetahuan, sastra, dan seni seperti novel, puisi, sandiwara,
film, ciptaan musik, lukisan, gambar, karya fotografi, ukuran, dan karya-karya arsitektur.
Sedangkan hak-hak terkait terdiri dari hak para artis pertunjukan terhadap karya
pertunjukannya, produser rekaman suara terhadap hasil kerjanya, dan para lembaga
penyiaran terhadap program radio dan televisi mereka.
1.2. Hak Milik Perindustrian (Industrial property). Terdiri dari trademarks (hak atas merek,
termasuk merek jasa), geographical indicators (indikasi-indikasi geografis), industrial designs
(hak desain industri), patens (hak paten), layout-designs (topographies) of integrated
circuits (hak desain tata letak sirkuit terpadu), undisclosed informations, including trade
secrets (rahasia dagang).
Beberapa tujuan utama dari perindungan kekayaan intelektual melalui HKI antara lain:
a. Adanya perlindungan dan kejelasan hukum hasil ciptaan dengan pelaku HKI baik sebagai
inventor, pencipta, desainer, pemilik, pemakai, perantara. Sehingga dapat mengatur
penggunaya, area pemanfaatannya dan yang menerima akibat pemanfaatan HKI untuk
jangka waktu tertentu;
b. Apresiasi dan penghargaan atas penciptaan suatu karya intelektual;
c. Sarana promosi hasil karya kekayaan intelektual dalam bentuk dokumen HKI;
d. merangsang terciptanya upaya alih informasi melalui kekayaan intelektual serta alih
teknologi melalui paten;
e. Perlindungan terhadap pelanggaran yang berkaitan dengan HKI.
Sebuah karya intelektual tanpa pengakuan secara hukum dapat mengakibatkan beberapa
persoalan seperti perebutan hak kepemilikian, perebutan area pemanfaataan karya dan privasi
penggunaanya. Hal ini mengakibatkan banyak persoalan bagi para pemilik karya dan menjadikan
mereka tidak termotivasi untuk terus berkarya. Dengan adanya pengakuan sebuah karya
Intelektual melali HKI menjadikan pencipta dan karyanya mendapat pengakuan secara
professional dari masyarakat, pemerintah vaik nasioanl maupun internesional dan pada akhirnya
mendapatkan manfaat ekonomi dari karya-karya terasebut.
2. PEMBAHASAN
Semakin meningkatnya jumlah karya intelektual dimasyarakat perlu adanya kesadaran para
penciptanya melakukan proses profesional karya tersebut melalui pengakuan dari badan terakit.
Di Indonesia badan pengelola hasil karya intelektualdi kelola oleh DJPHKI dengan melakukan
administrasi karya dan pengakuan secara hukum sebuah karya, sehingga karya tersebut
terlindungi secara hukum. Dengan pengakuan secara hukum dan profesional ini maka para
pencipta memiliki hak untuk memanfaatkan hasil karyanya dengan berbagai kesepakatan dengan
pihak-pihak yang mengunakannya, sehingga hasil karya dapat dihargai secara profesional.
b. Maraknya Plagiasi
Perkembangan sarana teknologi yang semakin canggih membuat setiap individu
mendapat kemudahan untuk menghasilkan suatu karya dengan mudah dan cepat.
Proses salin menyalin sebuah karya dapat berlangsung dengan hitungan menit
bahkan detik. Sebagai contoh seseorang dengan keahliannya dapat menggandakan
sebuah karya tulis dalam bentuk skripsi hanya dengan beberapa menit saja kemudian
dimodifikasi dan diedit sesuai kebutuhannya, dimana sang penciptanya membuat
karya tersebut membutuhkan waktu berhari-hari bahkan berminggu-minggu untuk
menyelesaikannya. Hari demi hari kesadaran akan penghargaan kepada hasil karya
orang lain semakin meningkat namun secara profersional sangat perlu melindungi
sebuah karya dengan hak Cipta. Secara teknologi kegiatan plagiasi ini dapat denga
mudah dicek dan ditemukan, karena setiap karya yang diunggah ke media internet
terdokumentasi dengan baik.
Langkah peningkatan profesional hasil karya bidang teknologi informasi dengan cara
mendaftarkan sebuah hasil karya tersebut ke pemerintah melalui Direktorat
Jenderal Hak kekayaan Intelektual (Ditjen Hak Kekayaan Intelektual yang berada di
bawah naungan Menteri Hukum dan HAM. Adapun tata cara pendaftarannya adalah
pencipta atau oleh pemegang hak cipta atau oleh kuasa dari pemegang hak cipta
mengajukan pendaftaran secara langsung dengan memenuhi persyaratan
administrasi maupun biaya yang dibutuhkan terkait karya yang akan didaftarkan
melelui kantor Ditjen Hak Kekayaan Intelektual atau melalui Kanwil Departemen
Hukum dan HAM di masing-masing ibu kota provinsi. Selanjutnya Ditjen HKI akan
mengevaluasi dan memberikan keputusan paling lama 9 bulan terhitung sejak
tanggal diterimanya permohonan pendaftaran hak cipta, jika hasil karya disetujui
maka akan disakan sebagai hasil ciptaan yang dilindungi undang-undang yang
berlaku dengan diterbitkannya Sertifikat Hak cipta. Bisa juga melakukan pendaftaran
Hak cipta melalui konsultan-konsultan di wilayah propinsi masing-masing untuk
memudhakan dalam kepengurusannya. Kepelngkapan berkas-berkas yang
dibutuhkan sebagai persyaratan pendaftaran hak cipta antara lain foto kopi identitas
diri, mengisi formulir pemohon Hak Cipta, membuat surat Pengalihan Hak Cipta jika
hak cipta dialihkan, membuat surat pernyataan kepemilikan Hak Cipta dan membuat
surat kuasa.Berikut adalah proses pendataran Hak Cipta seperti pada gambar 2.0,
dibawah ini:
7 INFOKAM Nomor II / Th. XI/Sept /
Gambar 2.0 proses pendaftaran HKI ke dijten
HKI Sumber : Khanieiera, 2015
Setelah melakukan proses pendaftaran seperti procedur pada gambar 2.0 maka
selanjutnya adalah melengkapi administrasi biaya pendaftaran hak cipta. Prosesnya setiap
jensi hak cipta memiliki biaya yang berbeda-beda dan dibayarkan melalui Bank setelah
pendaftaran diverifikasi dan mendapatkan kririman pelunasan biaya administrasi. Adapun
besaran Tarif yang harus ditanggung pada proses permohonan pendaftaran ciptaan adalah sesuai tarif
dasar berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2014 seperti terlihat pada Tabel 1.0 berikut ;
Tabel 1.0. Tarif Dasar Pendaftaran Ciptaan menurut PP No. 45 Tahun 2014
e. Konsultan HKI
Bagi pencipta yang menginginkan bantuan informasi secara lebih khsus tentang
pengajuan dan permohonan Hak Cipta dapat melalui konsultan HKI. Terkait
konsultan ini telah diatur dalam PP 2/2005 Tentang Konsultasi Hak Kekayaan
Intelektual serta diatur dalam keputusan Dirjen Hak Kekayaan Intelektual Nomor H-
17.PR.06.10. Tahun 2005 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pendaftaran di bidang Hak
Kekayaan Intelektual.
Dimana Konsultan ini adalah mereka yang memiliki keahlian di bidang HKI dan
bersedia memberikan pelayanan jasa di bidang pengajuan dan pengurusan
INFOKAM Nomor II / Th. XI/Sept / 15 8
permohonan pendaftaran Hak Cipta maupun Hak Industri yang dikelola oleh Ditjen
HKI dan terdaftar sebagai konsultan HKI di Ditjen Hak Kekayaan Intelektual.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, 2004, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual ,
Tangerang, 2004, Hal 4
Khannatiara, 2015, Prosedur Pengajuan Permohonan Hak Cipta, HKI.ilearning.me, Perguruan
Tinggi Raharja.
Muhammad Djumhana, Hak Milik Intelektual Sejarah, Teori & Prakteknya di Indonesia , Citra Aditya
Bakthi, Bandung, 2006
Saidin, 1995, Aspek Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right). PT. RajaGrafindo,
Jakarta.
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah Departemen Perindustrian , 2007 Kebijakan
Pemerintah Dalam Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual Dan Liberalisasi Perdagangan
Jasa Profesi Di Bidang Hukum, Jakarta - 2007