|Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan wilayah yang rawan terhadap bencana baik alam maupun
ulah manusia. Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya bencana ini adalah
kondisi geografis, iklim, geologis dan faktor – faktor lain seperti keragaman sosial
budaya dan politik. Wilayah Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Secara geografis merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan
empat lempeng tektonik lapis bumi.
2. Terdapat 130 gunung api aktif
3. Terdapat lebih dari 5.000 sungai besar dan kecil
Sesuai dengan fungsinya, rumah sakit dapat menjadi tempat rujukan bagi korban
bencana masal yang terjadi dimana saja diseluruh tanah air. Rumah sakit
bertugas sebagai pusat penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi
penetapan kebijakan serta kegiatan pencegahan bencana, tanggap darurat, dan
rehabilitasi.
Manajemen penanganan bencana di Rumah Sakit Medika Stannia Sungailiat
dituangkan dalam buku pedoman yang menjelaskan tentang Struktur Organisasi
untuk penanganan bencana baik internal maupun eksternal, alur respon bencana
internal dan eksternal, uraian tugas masing–masing unit dan personal petugas,
serta prosedur standar, data pendukung dan formulir yang digunakan untuk
kelengkapan data dan dokumentasi.
Pedoman ini menyediakan framework penanganan bencana internal maupun
eksternal yang kemungkinan bisa terjadi baik di internal Rumah Sakit maupun
eksternal Rumah Sakit. Penanganannya tergantung dari situasi yang ada.
B. Tujuan
1. Sebagai pedoman dalam menanggulangi bencana yang terjadi, baik dari
dalam maupun dari luar rumah sakit yang mengenai pegawai rumah sakit,
pasien, pengunjung dan masyarakat sekitar
2. Menentukan tanggung jawab dari masing – masing personel dan unit kerja
pada saat terjadinya bencana
3. Sebagai acuan dalam penyusunan standar operasional prosedur dalam
penanggulangan kegawatdaruratan
4. Memberikan pertolongan medis yang optimal dengan waktu yang sesingkat
mungkin di rumah sakit
5. Menyelamatkan jiwa dan mencegah cacat
6. Menurunkan jumlah kesakitan dan kematian korban akibat bencana
7. Mencegah penyakit yang mungkin timbul serta mencegah penyebabnya pasca
bencana
8. Menciptakan dan meningkatkan mekanisme kerja sektoral dan lintas program
dengan mengikutsertakan peran masyarakat dalam penanggulangan bencana
/ musibah masal kegawat daruratan sehari – hari
9. Menyiapkan Rumah Sakit dalam penanggulangan bencana
10. Pembentukan sistem komunikasi, kontrol dan komando dalam waktu cepat
(rapid system establishment)
11. Mengintegrasikan sistem pengelolaan petugas (psikologis, social), pasien dan
pengunjung/ tamu.
12. Menyusun prosedur pelaksanaan respon bencana dan pemulihan, serta tahap
kembali ke fungsi normal
13. Mengintegrasikan semua aktivitas penanganan bencana dengan standar
kualitas pelayanan tertentu
E. Kebijakan Khusus
1. Penanganan evakuasi korban bencana dilakukan oleh team disaster rumah sakit
2. Pelaksanaan pelatihan disaster bertujuan untuk melatih kesia-siagaan team
bencana untuk memberikan pertolongan pada korban serta menyelamatkan
asset rumah sakit.
3. Menetapkan kode panggilan darurat di rumah sakit, yaitu :
a. Code Red, untuk team penanggulangan kebakaran
b. Code Blue, untuk team penanganan korban henti jantung dilingkungan
rumah sakit
c. Code Black, untuk team penanganan kerusuhan, penculikan dan
perkelahian atau ancaman bom.
Dalam penanganan bencana yang terjadi, Rumah Sakit Medika Stannia siap melakukan
penanganan pasien termasuk kesiapan sistem untuk mendukung proses penanganan
tersebut. Sistem ini disusun berupa diberlakukannya Struktur Organisasi saat aktivasi
sistem penanganan bencana oleh Rumah Sakit.
Persiapan untuk dibangunnya posko baik berupa tenda maupun pengalihan fungsi
beberapa ruangan sebagai posko penanganan bencana, diaktifkannya Posko Komando
sebagai sentral aktifitas selama proses penanganan bencana, dan proses komunikasi
dengan instansi jejaring untuk proses penanganan korban di Rumah Sakit Medika
Stannia.
Struktur Organisasi
Penanganan Bencana Rumah Sakit Medika Stannia Sungailiat
DIREKTUR
HUMAS
PUSAT
SDM KEUANGAN SEKRETARIAT PENUNJANG
INFO
A. URAIAN TUGAS
Uraian tugas yang dimaksud disini adalah tugas dan tanggung jawab yang dimiliki
oleh setiap personal dalam sistem penanganan bencana di Rumah Sakit sesuai
dengan struktur yang telah disusun. Struktur ini diaktifkan saat terjadinya situasi
bencana baik di dalam Rumah Sakit maupun penanganan korban bencana dari
luar Rumah Sakit.
Bertanggung Jawab kepada: PT. Rumah Sakit Bakti Timah Pangkal Pinang
Bertanggung Jawab untuk : Mengatur pengelolaan penanganan bencana dan korban
bencana di Rumah Sakit
TUGAS :
1. Memberi arahan kepada Komandan Bencana untuk pengelolaan penanganan korban
2. Melaporkan proses penanganan bencana kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
3. Memberikan briefing kepada Tim Bencana, dan ketua managemen
4. Memberikan informasi terkait proses penanganan bencana kepada pihak lain di luar
Rumah Sakit
5. Mendampingi kunjungan tamu pemerintahan
6. Mengkoordinasikan permintaan bantuan
7. Melakukan evaluasi pelaksanaan pelayanan bencana Rumah Sakit
|Halaman
TUGAS :
1. Mengkoordinir penyediaan logistik, SDM, keuangan dan penunjang medis
2. Menindaklanjuti koordinasi kerja ke instansi luar yang dilakukan oleh Ketua Tim
Bencana
3. Bencana sehubungan dengan penyediaan sumber pendukung penanganan medis
4. Melaporkan pelaksanaan proses penyiapan, kesiapan sumber pendukung dan
sumber bantuan yang diterima kepada Ketua Tim Bencana
TIM BENCANA
KETUA SEKRETARIAT
(KEPALA BAGIAN RUMAH TANGGA)
Tugas :
1. Melaporkan jurnal korban bencara
2. Mengeloa data dan informasi
3. Melaksanakan pertemuan konferensi pers
4. Meneruskan informasi terkini kepada masyarakat
POS LOKASI
POS KOMANDO Lobby RSMS
POS HUMAS &INFORMASI Kantor humas
POS LOGISTIK DAN
Sekretariat
DONASI
POS PENANGANAN
Ruang Jenazah
JENAZAH
POS RELAWAN Satpam / Parkir RSMS
1. Pos Komando
Tempat: Lobby
RSBT
Fungsi:
a. Pusat koordinasi dan komunikasi baik dengan internal maupun eksternal
unit yang dipimpin oleh Ketua Tim Bencana. Area ini merupakan area
khusus, dimana hanya petugas tertentu yang boleh masuk.
b. Wadah yang melibatkan semua unsur pimpinan pengambil keputusan dan
mengendalikan bencana.
c. Tempat penyimpanan disaster kit, radio komunikasi dan peta – peta yang
diperlukan untuk koordinasi maupun pengambilan keputusan.
Lingkup Kerja:
a. Pada bencana yang bersifat eksternal tetapi mengakibatkan gangguan
infrastruktur (gangguan ekonomi) maka lingkup kerjanya adalah
menyelesaikan masalah pelayanan medis dan upaya untuk dapat
mengatasi masalah ekonomi dan SDM, dengan melibatkan koordinasi dan
kerjasama lintas program dan lintas sektoral.
b. Pada disaster yang bersifat internal disaster dimana bencana terjadi di
dalam rumah sakit, maka lingkup kerjanya adalah sebatas menyelesaikan
masalah pelayanan medis dan penunjangnya.
c. Pemegang kendali komunikasi medis dan non medis
Fasilitas:
a. Telephone,
b. Peta ruangan perawatan pasca emergency
c. Peta instansi pelayanan kesehatan di RS. Medika Stannia Sungailiat
d. Peta area hazard di Rumah Sakit
e. White Board
f. Radio komunikasi , HT, SST
g. Emergency kit medis dan non medis
2. Pos Informasi &
HUMAS Tempat: Kantor
Humas Fungsi:
Tempat tersedianya informasi untuk data korban, data kebutuhan relawan,
data perencanaan kebutuhan obat, alat medis, non medis, barang habis pakai
medis / non medis, perbaikan gedung, data donatur. Informasi yang disiapkan
di pos ini didapatkan dari pengolahan data oleh tim tanggap bencana.
Lingkup Kerja:
a. Memberikan informasi data korban, data kebutuhan relawan, data
perencanaan kebutuhan obat, alat medis, non medis, barang habis pakai
medis / non medis, perbaikan gedung, data donatur.
b. Mengekspose hanya data korban saja, baik korban sedang di rawat,
korban hilang, korban meninggal, hasil identifikasi jenazah, korban yang
telah dievakuasi ke luar Rumah Sakit.
Fasilitas:
a. Telephone (Lokal/ SLI)
b. Komputer/ internet
c. Papan Informasi
3. Pos Logistik Dan
Donasi Tempat:
Sekretariat Fungsi:
a. Menerima dan mendistribusikan semua bantuan logistik dan lainnya dari
pihak luar dalam menunjang operasional penanganan bencana
b. Tempat penyimpanan sementara barang sumbangan, selanjutnya
didistribusikan ke bagian yang bertanggung jawab.
Lingkup Kerja :
a. Menerima bantuan / sumbangan logistik dan obat untuk menunjang
pelayanan medis
b. Mengkoordinasikan kepada kepala instalasi terkait tentang sumbangan
yang diterima
c. Membuat laporan penerimaan bantuan dan pendistribusiannya
Fasilitas:
a. Komputer
b. Buku pencatatan dan pelaporan
4. Pos Penanganan
Jenazah Tempat:
Ruangan Jenazah
Fungsi:
a. Tempat penampungan, penyimpanan korban meninggal dan atau body
part serta proses pengeluarannya
b. Tempat identifikasi jenazah
c. Tempat penyimpanan barang bukti
Lingkup Kerja:
a. Pada eksternal disaster penekanan pada korban masuk terutama
ketepatan data korban sehingga identifikasi lebih cepat
b. Menunjang pelayanan medis dalam mengungkapkan kejadian
sehingga penanganan pelayanan medis lebih tepat ( korban bencana
mekanikal / biologis )
c. Koordinasi dengan jajaran terkait ( tim SAR ) terutama dalam identifikasi
d. Menyiapkan segala hal yang terkait dengan evakuasi jenazah
e. Menjaga barang bukti
f. Membangun komunikasi dengan keluarga korban terkait identifikasi
g. Melakukan penyelesaian jenazah yang tidak ada keluarga
h. Menyiapkan tempat penyimpanan jenazah
i. Membuat laporan yang informatif terutama pada kasus internal disaster
yang melibatkan korban dari pasien dan petugas
Fasilitas:
a. Komputer, internet
b. Telephone
c. Radio komunikasi
d. Papan informasi
5. Pos Relawan
Tempat: Satpam / Parkir RSMS
Fungsi:
a. Tempat pendaftaran dan pengaturan tenaga relawan, baik orang awam,
awam khusus maupun tenaga professional
b. Tempat informasi relawan
Lingkup kerja:
a. Menyiapkan informasi yang dibutuhkan, yang sesuai kompetensinya
b. Mengatur schedule kerja sesuai tempat dan waktu yang diperlukan
c. Menyiapkan ID card relawan
d. Memberikan penjelasan prosedur tetap sesuai keinginan Rumah Sakit
Fasilitas:
a. Komputer, telephone, internet
b. Radio komunikasi
c. Buku pencatatan
C. PENEMPATAN RUANGAN
Pada keadaan bencana baik internal maupun eksternal, setelah penanganan
emergency korban di triage – UGD maka ruang perawatan untuk melokalisasi
korban yang ada diarahkan ke ruangan perawatan. Kelas perawatan sesuai
permintaan pasien, jika kapasitas korban sangat banyak, maka menggunakan
ruang darurat.
1. Area Dekontaminasi
Area dekontaminasi adalah area / tempat untuk membersihkan korban dari
kontaminasi bahan – bahan yang bersifat iritasi. Area ini berlokasi di
lingkungan UGD dan diperuntukkan bagi korban terkontaminasi bahan kimia
dan atau biologis. Area dekontaminasi yang dimiliki rumah sakit ditujukan
untuk melaksanakan dekontaminasi sekunder, sehingga upaya dekontaminasi
primer diasumsikan telah dilaksanakan di tempat kejadian.
2. Aktifasi Sistem Bencana
Informasi Keadaan Bencana
Aktifkan Posko
Penanggulanan Bencana
Evaluasi Proses
Penanggulangan Yang Sudah
3. Garis Komunikasi
Garis komunikasi yang dilaksanakan pada situasi bencana adalah :
a. Aktivasi Sistem Penanganan Bencana Rumah Sakit
b. Mobilisasi Team Medis
c. Mobilisasi Team Managemen
d. Aktivasi Pos Komando
e. Penggunaan media komunikasi yang ada, yaitu radio medis, operator
Rumah Sakit
f. Peran dan tanggung jawab inti pada kartu instruksi kerja, yang
dilaksanakan oleh tiap orang sewaktu – waktu sesuai jabatannya
g. Tetap memberikan informasi yang up to date yang telah disetujui oleh
direktur Rumah Sakit
Agar team penanggulangan bencana dikenal oleh unit internal maupun
eksternal, maka semua yang terlibat langsung memakai identitas berupa
name tag untuk setiap personal yang terlibat
4. Pengaturan Lalu – Lintas
a. Bencana Eksternal
Pengaturan lalu - lintas pada bencana eksternal dilakukan sebagai berikut :
1) Kendaraan korban masuk melalui pintu utama Rumah Sakit (UGD)
2) Pintu masuk dijaga oleh SATPAM Rumah Sakit bekerja sama dengan
aparat kepolisian, untuk kemudian diarahkan menuju UGD RSMS.
3) Di lobby triage petugas satpam dan kepolisian mengatur ketertiban
dan kelancaran proses penurunan korban dari kendaraan, serta
mengarahkan kendaraan untuk keluar Rumah Sakit
4) Korban diterima oleh team medis yang ada di UGD, untuk selanjutnya
dilakukan pertolongan korban
5) Kendaraan pengangkut pasien yang bukan korban bencana,
diarahkan menuju tempat parkir
b. Bencana Internal
Pengaturan lalu lintas pada bencana internal dilakukan sesuai dengan
lokasi bencana. Seluruh kendaraan tidak diijinkan memasuki area Rumah
Sakit, kecuali kendaraan pemadam kebakaran, ambulance rumah sakit
dan polisi.
Pada situasi bencana aspek koordinasi dan kolaborasi diperlukan untuk mengatur
proses pelayanan terhadap korban dan mengatur unsure penunjang yang mendukung
proses pelayanan sehingga dapat berjalan sebagaimana mestinya.penanganan
bensana di rumah sakit pada sistim penanganan bencana adalah sebagai berikut.
A. PENANGANAN KORBAN
Proses penenganan yang diberikan kepada korban dilakukan secepatnya untuk
mencegah risiko kecacatan dan atau kematian, dimulai sejak di lokasi
kejadian,proses evakuasi dan proses tranportasi ke UGD atau area berkumpul.
Kegiatan dimulai sejak korban tiba di UGD.
Penanggung Jawab: Ketua Tim Bencana
Tempat: Triage UGD/lokasi kejadian/area berkumpul/tempat
perawatan Prosedur di lapangan:
1. Lakukan triage sesuai dengan berat ringannya kasus (Hijau, Kuning, Merah,
dan Hitam)
2. Menentukan prioritas penanganan
3. Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman
4. Lakukan stabilisasi sesuai kasus yang dialaminya
5. Melaporkan jumlah korban yang akan dikirim ke rumah sakit kepada ketua tim
bencana
6. Tranportasi korban ke rumah
sakit Di Rumah Sakit:
1. Komandan bencana menerima laporan dari tim pra hospital tentang jumlah
korban yang akan dikirim ke rumah sakit
2. Komandan bencana berkoordinasi dengan ketua tim managemen dan tim
tanggap bencana untuk mempersiapkan tenaga dan sarana untuk
penanganan bencana.
3. Setelah korban tiba di rumah sakit, segera lakukan triage oleh tim tanggap
bencana.
4. Penempatan korban sesuai hasil triage yaitu korban dengan triage merah
ditempatkan dalam ruang UGD, korban dengan trige kuning dapat
ditempatkan di ruang tunggu poliklinik bila ruang UGD sudah tidak mencukupi.
Korban dengan triage hijau
ditempatkan di koridor belakang UGD. Korban dengan triage hitam langsung menuju
kamar jenasah.
5. Bila tejadi situasi siaga 3 yaitu jumlah korban lebih dari 20 orang maka dapat
menggunakan perluasan area di parkir depan.
6. Lakukan stabilisasi korban
7. Berikan tindakan definitif sesuai dengan kegawatan dan situasi yang ada
(Merah: Gawat darurat, misal serangan jantung, trauma dada berat, tauma
kepala berat. Kuning: darurat tidak gawat, missal kecelakaan sobek dan lecet,
Hijau: tidak gawat dan tidak darurat, misal badan panas, tidak ada luka, dan
hitam meninggal)
8. Perawatan lanjutan sesuai dengan jenis kasusnya (ruang perawatan, ICU dan
OK)
9. Lakukan rujukan bila diperlukan baik karena pertimbangan medis maupun
tempat perawatan.
Prosedur :
1. Pastikan system pembuangan dan pemusnahan sampah dan limbah medis
dan non medis sesuai dengan ketentuaan yang berlaku
2. Catat dan laporkan pemakaian bahan bakar dan jumlah sampah medis yang
dibakar serta kulitas hasilnya
3. Kontrol seluruh pipa dan alat yang dipakai untuk pengolahan sampah dan
limbah agar tidak terjadi pencemaran lingkungan
4. Koordinasikan kebersihan ruangan dan pemisahan sampah medis dan
sampah umum dengan petugas ruangan.
J. PENGELOLAAN DONASI
Pada keadaan bencana , rumah sakit membutuhkan bantuan tambahan baik berupa
obat, bahan/alat habis pakai, makanan, alat medis/non medis, maupun financial.
Tempat :
Penanggung jawab : Kepala Logistik
Operasional Prosedur:
1. Catat semua asal, jumlah dan jenis donasi yang masuk baik berupa obat,
makanan, barang dan uang maupun jasa.
2. Catat tanggal kadaluarsa.
3. Distribusikan donasi yang ada kepada pos-pos yang bertanggung jawab :
a. Obat dan bahan/alat habis pakai ke Ka.Instalasi Farmasi
b. Makanan/minuman ke Ka.Instalasi Gizi
c. Barang medis/non medis ke Ka. Bag Rumah Tangga
d. Uang ke Kas .Sie Keuangan
4. Laporkan jurnal dan jenis donasi (yang termasuk, yang didistribusikan dan
sisanya) kepada Pos Komando
5. Sumbangan yang ditujukan langsung kepada korban akan difasilitasi oleh
kepala ruangan atas sepengetahuaan ketua manajemen.
L. PENANGANAN KEAMANAN
Keamanan diupayakan semaksimal mungkin dari lokasi ke UGD, pengamanan
sekitar Triage dan UGD pada umumnya serta pengamanan pada unit perawatan
dan pos-pos yang didirikan.
Tempat : Alur masuk ambulance ke UGD, seluruh unit pelayanan
dan pos. Penanggung jawab : Koordinator SATPAM RS.Medika Stannia
Sungailiat
Prosedur :
1. Atur petugas sesuai dengan wilayah pengamanan
2. Lakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisiaan.
3. Atur dan arahkan pengunjung ke lokasi yang ditentukan pada saat bencana
internal
4. Lakukan kontrol rutin dan teratur
5. Dampingi petugas bila ada keluarga yang mengamuk.
M. PENGELOLAAN INFORMASI
Informasi, baik berupa data maupun laporan dibuat sesuai dengan form yang
ditentukan sehingga tidak terjadi kesimpang siuran mengenai jumlah korban baik
korban hidup, korban meninggal, asal daerah, tempat perawatan korban dan
status evakuasi ke luar rumah sakit. Informasi ini meliputi identitas korban, SDM
dan fasilitas yang diperlukn untuk penanganan korban.
Tempat : Pos Humas dan
Informasi Penanggung jawab : Ka.
Humas
Prosedur :
1. Lengkapi semua data korban yang mencangkup nama pasien, umur, dan
alamat/asal daerah , dari korban rawat jalan, rawat inap dan meninggal serta
evakuasi dan lengkapi dengan data tindakan yang telah dilakukan.
2. Informasi di update setiap 12 jam untuk 2 hari pertama ( jam 08,00 dan jam
20.00 ) dan 24 jam untuk hari hari-hari berikutnya (jam 08.00)
3. Informasi di tulis pada papan informasi dan dipasang di pos informasi.
4. Setiap lembar informasi yang keluar di tandatangani oleh komandan bencana
dan di serahkan kepada pihak yang membutuhkan oleh penanggung jawab
pos informasi.
N. JUMPA PERS
Informasi dari posko data merupakan sumber informasi yang akan digunakan
pihak rumah sakit pada saat jumpa pers. Pihak RS yang menghadiri press release
adalah Direktur , Ketua Tim Bencana, Tim Tanggap Bencana, dan Ketua
manajemen.
Tempat : Kantor
Humas Penanggung jawab : Ka.
Humas Prosedur :
1. Jumpa pers dilaksanakan setiap hari jam 10.00 untuk 5 hari pertama, dua hari
sekali untuk hari berikutnya dan seterusnnya bilamana dipandang perlu.
2. Undangan atau pemberitahuan kepada pers akan adannya jumpa pers
dilakukan oleh Ka.Humas
3. Siapkan dan sebelumnya konfirmasikan informasi yang akan disampaikan
pada jumpa pers kepada Direktur RS
4. Jumpa pers dipimpin oleh Direktur atau komandan bencana
O. PENGELOLAAN MEDIA
Wartawan dari media cetak dan elektronik akan berada hampir 24 jam disekitar
rumah sakit untuk meliput proses pelayanan dan kunjungan tamu ke unit
pelayanan, bukan hanya berasal dari media regional, nasional tetapi juga
internasional sehingga perlu dikelola dengan baik.
Tempat : Ruangan
Humas Penanggung jawab :
Ka.Humas Prosedur:
1. Registrasi dan berikan identitas semua media serta wartawan yang datang
2. Sampaikan bahwa semua informasi dapat diperoleh dari pos informasi.
3. Koordinasikan dengan petugas pengamanan rumah sakit untuk pengaturannya.
4. Peliputan media hanya diijinkan kepada yang sudah memperoleh kartu identitas.
5. Peliputan langsung pada korban bencana atas seijin yang bersangkutan.
Q. IDENTIFIKASI KORBAN
Semua korban bencana yang dirawat menggunakan gelang identitas dan pita
berwarna sesuai hasil triage yang dipasang pada lengan atas. Setelah dilakukan
tindakan life saving, pita akan dilepas dan disimpan pada rekam medik yang
bersangkutan.
Tempat : Ruang Triage UGD, Kamar
jenazah Penanggung jawab : Ka.Instalasi Rekam
Medik Prosedur :
1. Pasangkan pita berwarna sesuai hasil triage pada lengan atas korban hidup
pada saat masuk ruang triage atau korban meninggal pada saat masuk kamar
jenazah, serta dibuatkan rekam mediknya.
2. Kontrol semua korban bencana dan pastikan sudah menggunakan pita
berwarna dan gelang identitas
R. PENGELOLAAN TAMU/ KUNJUNGAN
Tamu dan kunjungan ke rumah sakit untuk meninjau pelaksanaan pelayanan
terhadap korban dilakukan berupa kunjungan formal/non formal kenegaraan atau
oleh institusi, LSM, partai politik maupun perseorangan. Pengelolaannya diatur
untuk mencegah terganggunya proses pelayanan dan mengupayakan privacy
korban. Tamu kenegaraan dari Negara lain maupun tamu kenegaraan RI dan
tamu Gubenur atau Bupati /Walikota akan didampingi oleh Direktur, komandan
bencana kepala humas. Tamu dari organisasi partai politik, LSM, institusi, dll
diterima dan didampingi Direktur RS.
Tempat : Ruangan
Humas Penanggung jawab :
Ka.Humas Prosedur :
1. Semua rencana kunjungan tercatat pada bagian Hukum dan Humas
2. Hubungi Direktur dan para wadir , Pejabat Struktural terkait untuk
menerima kunjungan sesuai jenis kunjungan atau tamu yang akan hadir.
3. Siapkan ruangan rencana transit dan kebutuhan lainnya (makanan/minuman)
bila dibutuhkan.
4. Siapkan informasi/data korban dan perkembangannya, data kesiapan rumah
sakit dan proses pelayanannya.
5. Koordinasikan Ka.Bag.RT dan Bidang Keperawatan untuk kebersihan unit
terkait.
6. Siapkan dokementasi tem dokumentasi RS.
S. PENGELOLAAN JENAZAH
Untuk kejadian bencana, jenazah akan langsung dikirim ke ruang jenazah untuk
sementara. Pengelolaan jenazah seperti identifikasi, menentukan sebab kematian
dan menentukan jenis musibah yang terjadi, penyimpanan dan pengeluaran
jenazah dilakukan di RS Bakti Timah Pangkal Pinang setelah mendapat otorisasi
medis.
Tempat : Kamar jenasah
Penanggung jawab : Ka.UGD RS.Medika Stannia
Sungailiat
Proses :
1. Registrasi semua jenasah korban bencana yang masuk ke RS melalui kamar
jenazah
2. Bila diperlukan, dilakukan identifikasi pada korban untuk menentukan sebab
kematian, jenasah akan dikirim ke RSUD Depati Bahrin Sungailiat.
3. Buat laporan jumlah dan status jenazah kepada Tim Tanggap Bencana.
Kemungkinan bencana yang terjadi di Rumah Sakit Medika Stannia Sungailiat adalah :
Kebakaran, gempa bumi, ancaman bom, kecelakaan dan banjir, oleh karena zat
berbahaya, kejadian luar biasa penyakit. Penanganan tiap-tiap jenis bencana adalah
sebagai berikut :
A. KEBAKARAN
Pada saat kebakaran kemungkinan jenis korban yang dapat terjadi adalah : Luka
bakar, trauma, sesak nafas ,hysteria (gangguan psikologis) dan korban meninggal.
Langkah-langkah yang dilakukan ketika terjadi kebakaran:
1. Hubungi petugas satpam (ext 118 ), UGD 113 dan operator (ext 0 ) atau
langsung melalui pesawat extention 213 untuk menghubungi petugas
kebakaran :
a. Ada kebakaran
b. Lokasi kebakaran
c. Sebutkan nama pelapor
2. Aktifkan kode red
3. Koordinator pemadam api (bertopi merah) mengkoordinir proses pemadaman
api dengan APAR.
4. Koordinator evakuasi (bertopi kuning) mengkoordinir evakuasi korban ke
tempat yang aman (lihat pembahasan area kumpul)
5. Koordinator aset dan data (bertopi biru) mengkoordinir proses pengamanan
server, data rekam medis dll
6. Koordinator alkes dan obat (bertopi putih) mengkoordinir proses pengamanan
alkes, obat-obatan dll.
7. Jika memungkinkan batasi penyebaran api, dengan menggunakan APAR RS.
8. Padamkan api jika memungkinkan dan jangan mengambil risiko.
Bila terjadi kebakaran selalu ingat:
Kejadian kebakaran harus dilaporkan
1. Bila bangunan bertingkat, gunakan tangga darurat dan jangan gunakan lift,
2. Matikan alat-alat lain seperti : mesin anestesi, suction, alat-alat elektronik, dll
3. Tetap tenang dan jangan panik
4. Tempat yang rendah memiliki udara yang lebih bersih.
Agar proses penanggulangan bencana kebakaran dapat berjalan dengan
baik kita harus tahu:
1. Tempat menaruh alat pemadam kebakaran dan cara menggunakannya.
2. Nomor pemadam kebakaran (telp. 081271351775 ), operator (ext.0, 213) dan
satpam (ext.204)
3. Rute evakuasi dan pintu-pintu darurat.
4. Ada satu orang yang bisa mengambil keputusan dan tahu bagaimana
penanggulangan bencana kebakaran pada setiap shift jaga.
5. Kepala ruangan shift pagi/hari kerja dan Ketua tim pada jaga sore atau malam
yang memegang kendali/mengkoordinir bila terjadi bencana.
B. GEMPA BUMI
Jenis korban yang dapat timbul pada saat terjadinya gempa bumi adalah :
trauma, luka bakar, sesak nafas dan meninggal.
Penanganan jika terjadi gempa bumi
Jika terjadi gempa bumi menguncang secara tiba-tiba yang dapat dijadikan
pegangan :
1. Di dalam ruangan: Merunduklah, lindungi kepala anda dan bertahan di tempat
aman.Beranjaklah beberapakah menuju tempat aman terdekat. Tetaplah
didalam ruangan sampai goncangan berhenti dan yakin telah aman untuk
keluar , menjaulah dari jendela. Pasien yang tidak bias mobilisasi lindungi
kepala pasien dengan bantal.
2. Di luar gedung: Cari titik aman yang jauh dari bangunan, pohon dan kabel.
Rapatkan badan ke tanah. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari
kepanikan.Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
C. ANCAMAN BOM
Ancaman bom bisa tertulis dan juga bisa lisan atau lewat telepon. Ancaman bom
ada 2 jenis:
1. Ancaman bom yang tidak spesifik : pengancam tidak menyebutkan secara
detail tentang ancaman bom yang disampaikan
2. Ancaman bom yang spesifik : pengancam menyebutkan tempat di taruhnya
bom, jenis bom yang digunakan, kapan bom akan diledakkan dan lain-lain.
Semua ancaman bom harus ditanggapi secara serius sampai ditentukan oleh tim
penjinak bom bahwa situasi aman.
Jika anda menerima ancaman bom :
1. Tetap tenang dan dengarkan pengancam dengan baik karena informasi yang
diterima dari pengancam sangat membantu tim penjinak bom.
2. Jangan tutup telepon sampai pengancam selesai berbicara.
3. Panggil teman lain untuk ikut mendengarkan telepon ancaman, atau jika
memungkinkan gunakan Hp anda untuk menghubungi orang lain.
4. Hubungi Post SATPAM (ext 204) atau 113 UGD bahwa:
a. Ada ancaman bom
b. Tempat/ruangan yang menerima ancaman
c. Nama petugas yang melaporkan adanya ancaman bom.
Ancaman bom tertulis :
1. Simpan kertas yang berisi ancaman dengan baik.
2. Laporkan kepada kepala ruangan bila shift pagi atau hari kerja dan kepada
ketua tim saat shift sore atau malam.
Ancaman bom lewat telepon :
1. Usahakan tetap bicara dengan penelepon
2. Beri kode teman yang terdekat dengan anda bahwa ada ancaman bom.
Bila ada benda yang mencurigai sebagai bom :
1. Jangan menyentuh atau memperlakukan apapun terhadap benda tersebut.
2. Sampaikan kepada kepala ruangan bila shift pagi atau hari kerja dan kepada
ketua tim shift sore atau malam bahwa ada benda yang mencurigakan.
3. Lakukan evakuasi diruangan tersebut dan ruangan sekitarnya segera
4. Buka pintu dan jendela segera
5. Lakukan evakuasi sesuai prosedur
G. BENCANA SOSIAL
Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar
kelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
Penanganan bencana social di Indonesia sesuai Undang-Undang menjadi
tanggung jawab Pemerintah melalui Dinas Sosial. Akan tetapi pada kenyataanya
peran rumah sakit juga terlibat sebagai bentuk pelayanan pada pasyarakat paling
marginal, susah dan tak berdaya. Bakti sosial di rumah sakit menjadi domain
bagian Humas dan konselling, melibatkan medis, paramedis dan relawan.
dr.Gustami