Anda di halaman 1dari 2

Di balik permainan tersebut, tersirat makna lagu 

cublak-cublak suweng yang
cukup mendalam.

“Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelenter, mambu ketundhung gudel, pak


ampo lera-lere, sopo ngguyu ndhelikake, sir-sir pong dele kopong, sir-sir pong
dele kopong, sir-sir pong dele kopong”

Jika diartikan pada tiap bait lagu ini memiliki makna sebagai berikut:

“Cublak-Cublak Suweng”

Memiliki arti: Terdapat tempat berharga yaitu suweng (suwung, sepi, sejati) atau


dapat disebut Harta Sejati.

“Suwenge Teng Gelenter”

Memiliki arti: Harta Sejati yang berupa kebahagiaan sejati dan sebenarnya sudah
ada berserekan di sekitar manusia

“Mambu Ketundhung Gudel”

Memiliki arti: Banyak yang berusaha mencari Harta Sejati itu, bahkan orang-orang
bodoh (Diibaratkan gudel) mencari harta itu dengan penuh nafsu ego, dan
keserakahan, tujuannya untuk menemukan kebahagiaan

“Pak Empo Lera-Lere”

Memiliki arti: Orang-orang bodoh itu mirip orang tua ompong yang kebingungan,
meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukan Harta Sejati atau
kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan dikuasai oleh hawa nafsu
keserakahannya sendiri.

“Sopo Ngguyu Ndhelikake”

Memiliki arti: Menggambarkan bahwa barang siapa bijaksana, dialah yang


menemukan tempat Harta Sejati atau kebahagiaan sejati. Dia adalah orang yang
tersenyum-sumeleh dalam menjalani setiap keadaan hidup, sekalipun berada di
tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah.

“Sir-Sir Pong Dele Kopong”


Memiliki arti: Di dalam hati nurani yang kosong. Bahwa untuk sampai kepada
menemu tempat Harta Sejati (cublak suweng), orang harus melepaskan diri dari
atribut kemelekatan pada harta duniawi, mengosongkan diri, tersenyum sumeleh,
rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai perasaan dan
mengasah tajam Sir-nya atau hati nuraninya.

Dengan adanya permainan dan lagu tersebut para pemain dapat belajar sekaligus
bermain, sehingga memudahkan proses penyebaran ajaran Islam kepada masyarakat
pada saat itu.

Anda mungkin juga menyukai