Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH: MANAJEMEN PEMASARAN

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN


PT. BOGA GROUP PADA SAAT PANDEMI COVID-19

Dosen:
Aldina Shiratina,SE.,M.Si.,Dr

Dibuat Oleh:
Septi Cahya Puspita 43120010478
Chandira Arini 43120010478
Maulina Dwi Yulia Nastuti 43120010485

MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA
2021

0
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan Masalah.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................................
2.1 Latar Belakang...................................................................................................................
2.2 Strategi Pemasaran............................................................................................................
2.3 Perkembangan PT. Boga Group........................................................................................
BAB III KESIMPULAN...............................................................................................................
3.1 Kesimpulan Dan Saran......................................................................................................
3.2 Proses Keputusan Memilih Mercu Buana……………………………………………6
DAFTAR PUSTAKA

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan kurnia-NYA, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
kepada Ibu Aldina Shiratina SE. M. Si. Dr, selaku dosen dari mata kuliah Manajemen
Pemasaran. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, Penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima
masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Bekasi, 1 Oktober 2021

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


WHO (World Health Organization) secara resmi mendeklarasikan virus  Covid-19
sebagai pandemi pada tanggal 9 Maret 2020. Penyakit virus Corona adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Sebagian besar orang yang tertular
COVID-19 akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa
penanganan khusus. Namun, sebagian orang akan mengalami sakit parah dan
memerlukan bantuan medis. Pandemi Covid-19, telah mendorong untuk melakukan
great lockdown dari berbagai sektor, salah satunya sektor ekonomi. Walaupun hal
tersebut dapat membantu menahan penyebaran virus dan menyelamatkan hidup,
tetapi juga memicu pelambatan ekonomi tidak hanya di Indonesia tetapi juga
dunia. Seluruh sendi ekonomi terdampak,baik usaha barang maupun jasa.
Pemulihan bisnis dapat berlangsung lama dan sangat lambat. Industri layanan
makanan minuman dan perhotelan telah menjadi salah satu bisnis yang terparah
terkena dampak pandemi ini, melalui gangguan besar di sektor konsumen. Pemilik
restoran harus berusaha mengelola dengan melihat model bisnis baru dan belajar
beradaptasi dengan cara baru dalam melakukan sesuatu agar mampu bertahan dalam
bisnis.
Pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan konsumsi masyarakat di bidang ritel.
Masyarakat cenderung beralih dari konsumsi barang sekunder ke kebutuhan primer
untuk kesehatan. Ketua Umum Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) Kany
Soemantoro menyatakan, mayoritas 60% anggotanya merasakan peningkatan penjualan
suplemen dan vitamin di masa awal Covid-19 merebak di Indonesia. Perubahan
kebiasaan konsumen juga dirasakan oleh pendukung pusat perbelanjaan seperti
restoran, salah satunya adalah Boga Group. Boga Group sendiri membawahi berbagai
brand, seperti Pepper Lunch, Kintan Buffet, Master Wok, hingga Shaburi.
Direktur Boga Group Kusnadi Rahardja mengatakan, sejak Maret 2020 lalu,
pihaknya bertumpu pada sistem delivery 98% karena adanya pembatasan sosial
berskala besar (PSBB). Sebagai strategi bertahan dan beradaptasi dengan perubahan
konsumsi masyarakat, kini Boga Group menawarkan makanan ready to eat berbentuk
frozen food. Kusnadi sendiri memprediksi bisnis restoran Boga tidak akan seperti

1
sebelum Covid-19. Walau konsumen rindu makan langsung di restoran, porsi delivery
akan masih tetap tinggi.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana strategi pemasaran di perusahaan PT. Boga Group pada saat pandemi
Covid-19?

1.3 Tujuan Masalah


Untuk mengetahui bagaimana strategi pesamasaran yang dilakukan oleh PT. Boga
Group saat ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang


Boga Group adalah salah satu pemimpin industri gaya hidup dengan jajanan merk
layanan makanan dan minuman terkemuka di Indonesia. Berdiri pada tahun 2002 yang
didirikan oleh Kusnadi Rahardja yang menjadi Presiden Direktur Boga Group. Pada
saat ini, Boga Group mengelola 8 brand destinasi gaya hidup di nusantara, diantaranya
adalah Bakerzin, Pepper Lunch, Paradise Dynasty, Paradise Inn, Shaburi, Kintan
Buffet, Master Wok, dan Boga Catering.
Pada tahun 2005, Boga Group kembali melebarkan sayapnya. Mereka kembali
melakukan ekspansi, dengan membuka merek restoran baru. Kali ini, mereka membuka
Boga Catering Service. Dimana, masih sedikit penggiat usaha kuliner mau berpindah
untuk melakukan bisnis katering. Boga Group mulai menginisiasi dengan membuka
bisnis di bidang katering. Ini merupakan sebuah langkah yang berani sekaligus
menginspirasi.
Seperti bisnis katering pada umumnya, Boga Catering Service ini melayani
konsumennya yang hendak mengadakan hajatan. Baik itu pernikahan, ulang tahun, atau
hanya sekadar meeting yang diadakan oleh sebuah kantor. Yang membedakan Boga
Catering Service dengan yang lainnya yaitu, ia memberikan pilihan yang beragam
kepada konsumennya. Tidak hanya menyediakan masakan yang berasal dari dalam
negeri saja. Boga Catering Service juga hadirkan menu pilihan dari berbagai dunia.
Restoran Boga Group, lebih dari 100 gerainya terpaksa meliburkan diri mulai 26
Maret 2020 lalu. Hanya sekitar 14 gerai sejumlah pusat perbelanjaan saja yang masih
dibuka untuk melayani permintaan pesan antar. Ellen Widodo, General Manager
Marketing Boga Group, menyebut sejak pandemi terjadi, omzet bisnisnya lumayan
merosot.
Untuk menyiasati kondisi ini, selain mengoperasikan sejumlah gerai untuk
melayani pesan antar, manajemen juga mengoptimalkan konsep Boga Kitchen. Selama
pandemi, Boga Group justru menambah 19 gerai baru. Kini total ada 20 gerai Boga
Kitchen. Perinciannya di Jakarta ada 18 gerai, Medan 1 gerai dan Semarang 1 gerai.
Konsep Boga Kitchen diyakini mampu menjadi solusi ditengah pandemi. Tak hanya
menyajikan makanan siap santap dari beberapa merek restorannya, Boga Kicthen juga
mengeluarkan inovasi dalam bentuk makanan beku. Setidaknya, dengan cara ini,
3
perusahaan masih bisa bertahan untuk tidak merumahkan 2.000-an karyawannya dan
bisa menutup biaya operasional. Berikut strategi pemasaran yang akan dilakukan oleh
PT. Boga Group pada saat pandemic Covid-19.

2.2 Strategi Pemasaran


A. Bukan Konsep Baru
 Ide Boga Kitchen bukan merupakan hal baru. Boga Group sudah mulai
mengembangkannya sejak awal tahun 2020. Di bulan Januari mereka merilis
outlet pertama yang berlokasi di Grand Wijaya Centre, Jakarta Selatan.
Idenya berangkat dari cloud kitchen yang sedang marak di Amerika Serikat.
Sejumlah pebisnis kuliner di Negeri Tirai Bambu pun banyak membuat dapur
yang khusus melayani pesan antar makanan.
 Konsep yang jauh lebih efisien ketimbang harus membuka satu gerai
makanan baru. Jadi hanya dengan membuka satu dapur tanpa area makan,
manajemen bisa memproduksi semua makanan dari 11 merek restoran
miliknya sekaligus. Biayanya juga lebih murah, karena peralatan di Boga
Kitchen tidak selengkap di dapur utama.
 Boga Kitchen juga memiliki konsep basket size delivery yang berasal dari
mitra pengiriman GoFood dan Grab-food. Agar produknya bisa diterima,
mau tidak mau harus disesuaikan dengan konsumen produk pesan antar.
 Tak hanya dua ojek online tersebut, produk Boga Kitchen juga masuk ke
beberapa ecommerce seperti Tokopedia, Shoppe, dan Ilotte. Ada juga yang
masuk ke toko fisik seperti The Food Hall dan Grand Lucky.
 Selain melalui aplikasi ojek daring, e-commerce, dan datang langsung ke
outlet, konsumen yang ingin memesan produk Boga Kitchen bisa
menghubungi layanan pesan antar pada nomor Whatsapp 0852-8900-0868.

B. Produk baru
Boga Group juga meluncurkan produk baru. Dengan memperkenalkan produk
makanan beku berlabel ready to cook. Konsumen hanya tinggal menghangatkan
saja atau biasa disebut makanan frozen food. Produk makanan beku tersebut
berasal dari Shaburi dan Kintan Buffee.

4
C. Memanfaatkan Sumber Daya Yang Ada
Selama pandemi, manajemen juga memberdayakan karyawannya untuk
melayani proses pengiriman dan menjadi reseller produk. Boga Group berusaha
memaksimalkan sumber daya manusia yang ada.

2.3 Perkembangan PT. Boga Group


Pandemi yang saat ini melanda seluruh penduduk dunia juga berefek kepada
perusahaan yang bergelut di dunia kuliner. Seperti yang dikutip oleh oleh Sindo Mei
lalu, Boga Group Jawa Timur (Jatim) harus merumahkan 850 karyawannya. Dengan
sigapnya Boga Group datang dengan solusi untuk menanggulangi pandemi ini.
Bekerjasama dengan salah satu aplikasi marketplace terkenal di Indonesia, mereka
memulai bisnis di dunia daring (online).
Mereka menyediakan produk dengan konsep ready to cook dan ready to eat, yang
bisa bertahan lebih lama. Daripada makanan siap saji yang hanya diantar secara
delivery. Apalagi, jika harus mengalami proses panjang dalam pengiriman. Menu yang
disediakan pun berdasarkan gerai restoran yang ada di Boga Group. Seperti misalnya
Pepper Lunch yang menyediakan double hamburg curry, Putu Made yang menyediakan
satay platter, atau Paradise Dynasty yang menyiapkan lamian pangsit ayam pedas, dan
masih banyak lagi.
Dengan menjajakan produk makanannya di marketplace, kini Boga Group bisa
menjangkau pelanggan lebih luas lagi. Ini merupakan sebuah siasat yang cukup cerdik,
untuk menanggulangi pandemi yang membuat keadaan menjadi tidak pasti. Boga
Group seolah mengetahui keinginan pasar, yang juga ingin mendapatkan pengalaman
makan di restoran walau mereka hanya berdiam diri di rumah.
Banyaknya kantor yang masih memilih untuk work from home (WFH), juga
membuat masyarakat membutuhkan persediaan makanan yang melimpah. Karena
mereka akan menghabiskan waktunya lebih banyak di rumah.

5
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Keputusan Boga Group ini bisa menjadi cerminan bagi para pemilik usaha baru di
luar sana. Bahwa, mereka harus siap akan berbagai keadaan yang akan melanda
usahanya. Rugi itu pasti, tetapi bagaimana pemilik usaha menanggulanginya yang
membuat usaha sukses. Hingga saat ini, PT. Boga Group telah bangkit dan dapat
menanggulangi permasalahn di masa pandemi ini. Dengan segala strategi pemasaran
yang telah diupayakan, membuat PT. Boga Group terus berkembang bersama pesaing
lainnya dan jauh lebih unggul.

3.2 Proses Keputusan Memilih Mercu Buana


Cara saya mengambil keputusan untuk kuliah di Universitas Mercu Buana berawal saya
tidak minat untuk kuliah karena saya keasikan kerja selama 2 tahun. Sebelum saya
memutuskan untuk di Universitas Mercu Buana saya mencoba daftar di Politeknik Negri
Media Kreatif jurusan Desain Grafis karena dulu saya sekolah jurusan Multimedia dan saya
suka menggambar. Tetapi karena waktu itu saya masih ada kontrak dengan pekerjaan dan di
Polimedia tidak ad akelas Karyawan jadi saya tidak ambil. Setahun kemudian saya melihat
iklan Universitas Mercu Buana di Instagram saya akhirnya saya mencoba mendaftar dan
keterima. Saya awalnya ingin mengambil jurusan Akuntasi karena pekerjaan saya yang
bersangkutan dengan uang, tetapi saya berfikir kalau saya mengambil jurusan Manjemen saya
bias lebih banyak lagi mendapat ilmu dan saya juga bias belajar Akuntansi di jurusan
Manajemen dan jurusan Manajemen lebih bagus untuk jejang karir. Selama saya kuliah di
Universitas Mercu Buana saya sangat senang dan puas, karena banyak sekali teman dari
Meruya, Warung buncit dan Kranggan. Tetapi sayang sekali karena pandemi kuliah jadi
tidak efektif.

6
DAFTAR PUSTAKA

https://industri.kontan.co.id/news/hadapi-perubahan-konsumsi-masyarakat-begini-strategi-
apli-dan-boga-group
https://www.tribunnews.com/travel/2016/09/08/national-customer-day-persembahan-dari-
boga-group-untuk-kepuasan-konsumennya
https://today.line.me/id/v2/article/WzRy75
https://www.cermati.com/artikel/boga-group-salah-satu-perusahaan-kuliner-terbesar-di-

Anda mungkin juga menyukai