Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama
2021
PENINGKATAN KUALITAS KOMPETENSI SISWA
MELALUI PROGRAM ASESMEN KOMPETENSI MADRASAH
INDONESIA
DAN ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM
A. Pendahuluan
Salah satu Delapan Standar Nasional Pendidkan ( SNP) tersebut adalah Standar
Penilaian, berbicara tentang Penilaian adalah salah satu metode untuk
melaksanakan evaluasi pembelajaran sehingga bisa menghasilkan kualitas
pendidikan yang sesuai harapan.
Griffin dan Nix (1991: 53) menyatakan “assessment is the process of gathering
information to make informed decisions”. Menurut Ashcroft dan David Palacio
(1996: 26) “...assessment requires students to demonstrate what they know,
understand and can do already..” Allen & Yen (1997: 2) mengatakan “assessment
for learning is not like this at all – it is usually informal, embedded in all aspects
of teaching and learning, and conducted by different teachers as part of their own
diverse and individual teaching styles”. Berdasarkan atas ketiga pengertian
tersebut dapat dikatakan bahwa asesmen merupakan serangkaian kegiatan
pengumpulan data tentang kinerja seseorang untuk kepentingan pembuatan
keputusan. Asesmen merupakan aspek esensial dalam peningkatan mutu
penyelenggaraan pendidikan. Bahkan keduanya tak bisa dipisahkan. Ashcroft dan
David Palacio (1996: 26) menyatakan “assessment and learning are integral and
inseparable parts of the same enterprise”. Penilaian (assessment) adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh beragam
informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau informasi tentang
ketercapaian kompetensi peserta didik. Oleh karena penilaian berfungsi membantu
guru untuk merencanakan kurikulum dan pengajaran, di dalam program belajar
mengajar, kegiatan penilaian membutuhkan informasi dari setiap individu dan
atau kelompok peserta didik serta guru. Guru dapat melakukan penilaian dengan
cara mengumpulkan catatan yang diperoleh melalui ujian, produk, observasi,
portofolio, unjuk kerja serta data hasil interviu. Sedangkan menurut Griffin dan
Nix (1991) penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk
menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Pengertian penilaian
berhubungan erat dengan setiap bagian dari kegiatan belajar mengajar. Ini
menunjukkan bahwa proses penilaian tidak hanya menyangkut hasil belajar saja
tetapi juga mencakup karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas dan
administrasi sekolah. Instrumen penilaian bisa berupa metode atau prosedur
formal maupun informal, untuk menghasilkan informasi belajar peserta didik.
Proses penilaian (tagihan) dapat berbentuk tes baik tertulis maupun lisan, lembar
pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah. Penilaian juga dapat diartikan
sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.
B. Tujuan Penilaian
1. Keeping Track,yaitu untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2. Checking Up, yaitu untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik
dalam proses pembelajaran dan kekurangan-kekurangan peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran.
1. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah
diberikan
2. Untuk mengetahui kecakapan, motivasi, bakat, minat dan sikap peserta didik
terhadap program pembelajaran
3. Untuk mengetahui tingkat kemajuan dan kesesuaian hasil belajar peserta didik
dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
5. Untuk seleksi, yaitu memilih dan menentukan peserta didik yang sesuai dengan
jenis pendidikan tertentu
Seberapa jauh peran dan fungsi penilaian dalam peningkatan mutu pembelajaran?
Ashcroft & David Palacio (1996: 53) memilah ada dua fungsi yaitu formatif dan
sumatif.
standar penilaian pendidikan dalam salah satu bagian darii Standar Nasional
Pendidikan Nasional adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur dan istrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Artinya,
pemerintah sudah mengatur bagaimana tahap-tahap melakukan penilaian.
Langkah-langkah operasional yang harus ditempuh oleh pendidik dan alat yang
digunakan untuk mengumpukan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta
didik. Untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah, pelaksanaan penilaian
pendidikan dapat dilakukan oleh :
Implikasi dari uraian diatas adalah setiap pendidik harus mengetahui dan
memahami serta dapat menerapkan konsep standar penilaian, baik yang
menyangkut tentang mekanisme, prosedur maupun instrument penilaian yang
harus digunakan. Untuk itu, guru harus mengetahui dan memahami Peraturan
Pemerintah No 19/2005 sebagai salah satu bentuk pelaksanaan UU No. 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut bukan
hanya mengatur masalah penilaian, tetapi hampir semua aspek penting tentang
pendidikan juga disusun standarisasinya, sehingga dapat dijadikan rujukan atau
panduan bagi guru dalam melaksanakan pendidikan di Indonesia. Standar
Nasional Pendidikan sebagai criteria minimal dalam system pendidikan di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus berfungsi sebagai dasar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan untuk mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu. Hal ini dimaksudkan agar dapat mencapai
tujuan Standar Nasional Pendidikan itu sendiri, yaitu untuk menjamin mutu
pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
Menurut BSNP, penialian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik, hasil penilaian digunakan
untuk melakukan evaluasi yaitu pengambilan keputusan terhadap ketuntasan
belajar siswa dan efektivitas proses pembelajaran. Informasi tentang prestasi dan
kinerja siswa tersebut merupakan proses pengolahan data yang diperoleh melalui
kegiatan asesmen baik dengan pengukuran maupun non pengukuran. Dapat
dikatakan bahwa proses pengukuran dan non pengukuran untuk memperoleh data
karakteristik peserta didik dengan aturan tertentu ini disebut dengan asesmen.
Hasil pengukuran akan selalu berupa angka-angka atau data numerik, sedang hasil
non pengukuran akan berupa data kualitatif. Informasi tersebut dapat digunakan
oleh pendidik untuk berbagai keperluan pembelajaran diantaranya adalah:
(1) Menilai kompetensi peserta didik;
(2) Bahan penyusunan laporan hasil belajar; dan
(3) Landasan memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya, BSNP telah
menyusun prdoman penilaian yang terdiri atas :
1. Naskah Akademik, berisi berbagai kajian teoritis dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan penilaian, baik yang dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan
ataupun pemerintah.
2. Panduan Umum; panduan umum berisi pedoman, panduan penilaian yang
bersifat umum yang berupa rambu-rambu penilaian yang harus dilakukan oleh
guru pada semua mata pelajaran, panduan ini juga berlaku untuk semua kelompok
mata pelajaran.
3. Panduan khusus; terdiri dari 5 seri, sesuai dengan kelompok mata pelajaran;
disusun untuk memberikan rambu-rambu penilaian yang seharusnya dilakukan
oleh guru pada kelompok mata pelajaran tertentu, sehingga terdiri dari 5 seri
panduan khusus yang terdiri dari:
a. Panduan penilaian kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. Panduan penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
c. Panduan penilaian kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Panduan penilaian kelompok mata pelajaran estetika;
e. Panduan penilaian kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan
Selanjudnya, BSNP mengemukakan prinsip-prinsip umum penilaian hasil belajar
sebagai berikut :
a. Mendidik, artinya proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar peserta didik,
dimana hasil penilaian harus dapat memberikan umpan balik dan motivasi kepada
peserta didik untuk lebih giat belajar.
b. Terbuka atau transparan, artinya bahwa prosedur penilaian, kriteria penilaian
ataupun dasar pengambilan keputusan harus disampaikan secara transparan dan
diketahui oleh pihak-pihak terkait secara obyektif.
c. Menyeluruh, artinya penilaian hasil belajar yang dilakukan harus meliputi
berbagai aspek kompetensi yang akan dinilai yang terdiri dari ranah pengetahuan
kognitif, keterampilan psikomotor, sikap, dan nilai afektif yang direfleksikan
dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.
d. Terpadu dengan pembelajaran, artinya bahwa dalam melakukan penilaian
kegiatan pembelajaran harus mempertimbangkan kognitif, afektif, dan
psikomotor, sehingga penilaian tidak hanya dilakukan setelah siswa
menyelesaikan pokok bahasan tertentu, tetapi juga dalam proses pembelajaran.
e. Obyektif, artinya proses penilaian yang dilakukan harus meminimalkan
pengaruh- pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai.
f. Sistematis, yaitu penilaian harus dilakukan secara terencana dan bertahap serta
berkelanjutan untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar
siswa.
g. Berkesinambungan, yaitu evaluasi harus dilakukan secara terus menerus
sepanjang rentang waktu pembelajaran.
h. Adil, mengandung pengertian bahwa dalam proses penilaian tidak ada siswa
yang diuntungkan atau dirugikan berdasarkan latar belakang sosial ekonomi,
agama, budaya, bahasa, suku bangsa, warna kulit, dan gender.
i. Pelaksanaan penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu menggunakan kriteria
tertentu dalam menentukan kelulusan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut BSNP ada dua standar pokok yang harus diperhatikan dalam penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan, yaitu (1) standar penentuan kenaikan kelas
dan (2) standar penentuan kelulusan.
Proses memperoleh data proses dan hasil belajara; pendidik dapat menggunakan
berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi yang
dinilai. Menurut Pedoman umum BSNP, teknik penilaian yang dapat digunakan
secara komplementer ataupun sendiri-sendiri sesuai dengan kompetensi yang akan
dinilai antara lain:
1. Tes Kinerja Tes Kinerja ini adalah berbagai jenis tes yang dapat berbentuk tes
keterampilan tertulis, tes identifikasi, tes simulasi, uji petik kerja, dan sebagainya.
Melalui tes kinerja ini peserta didik mendemonstrasikan unjuk kerja sebagai
perwujudan kompetensi yang telah dikuasainya.
2. Demonstrasi Teknik demonstrasi dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan
data kuantitatif dan kualitatif sesuai kompetensi yang dinilai.
3. Observasi Observasi terkait dengan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar
dapat dilakukan secara formal yaitu observasi dengan menggunakan instrumen
yang sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar
peserta didik, maupun observasi informal yang dapat dilakukan oleh pendidik
tanpa menggunakan instrumen.
4. Penugasan Penugasan adalah bentuk evaluasi yang dapat dilakukan dengan
model proyek yang berupa sejumlah kegiatan yang dirancang, dilakukan dan
diselesaikan oleh peserta didik di luar kegiatan kelas dan harus dilaporkan baik
secara tertulis maupun lisan. Penugasan ini dapat pula berbentuk tugas rumah
yang harus diselesaikan peserta didik.
5. Portofolio Portofolio adalah kumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik
dalam karya tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat,
perkembangan belajar dan prestasi siswa.
6. Tes tertulis Tes tertulis merupakan teknik penilaian yang paling banyak
digunakan oleh pendidik, adalah tes yang bisa berupa tes dengan jawaban pilihan
atau isian, baik pilihan ganda benar salah ataupun menjodohkan, serta tes yang
jawabannya berupa isian ataupun uraian
7. Tes Lisan Tes dapat pula berupa tes lisan, yaitu tes yang dilaksanakan melalui
komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan satu atau beberapa
penguji. Pertanyaan ataupun jawabannya disampaikan langsung atau spontan. Tes
jenis ini memerlukan daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
8. Jurnal Jurnal pada dasarnya merupakan catatan siswa selama berlangsungnya
proses pembelajaran, sehingga jurnal berisi deskripsi proses pembelajaran dengan
kekuatan dan kelemahan siswa terkait dengan kinerja ataupun sikap.
9. Wawancara Wawancara adalah cara untuk memperoleh informasi mendalam
yang diberikan secara lisan dan spontan, tentang wawasan, pandangan atau aspek
kepribadian peserta didik.
10. Inventori Inventori adalah skala psikologis yang digunakan untuk
mengungkap sikap, minat dan persepsi peserta didik terhadap obyek psikologis,
ataupun fenomena yang terjadi, antara lain berupa skala Likert dan sebagainya.
11. Penilaian diri Penilaian diri merupakan teknik penilaian yang digunakan agar
peserta didik dapat mengemukakan kelebihan dan kekurangan diri dalam berbagai
hal.
12. Penilaian antar Teman (penilaian sejawat) Penilaian antar teman ini dilakukan
dengan meminta siswa mengemukakan kelebihan dan kekurangan teman dalam
berbagai hal. Penilaian ini dapat pula berupa sosiometri untuk mendapat informasi
anak-anak yang favorit dan anak-anak yang terisolasi dalam kelompoknya.
Berbagai teknik penilaian tersebut dapat dilakukan secara kombinasi untuk bisa
memperoleh informasi yang selengkap dan sedetail mungkin tentang proses,
kemajuan dan hasil belajar peserta didik
AKMI dilaksanakan berbasis komputer, dengan dua moda yakni secara online
penuh (siswa mengerjakan soal secara online langsung pada server pusat) dan
secara semi online (siswa mengerjakan soal secara offline pada server madrasah,
selanjutnya jawaban siswa dikirim oleh operator madrasah secara online ke server
pusat). Infrastruktur teknologi yang digunakan dalam penyelenggaraan AKMI
adalah multi-stage test (MST), teknologi berbasis artificial Intelligence untuk
mendeteksi kompetensi siswa secara cermat. Siswa dapat mengerjakan soal
AKMI menggunakan piranti computer, laptop, tablet, maupun gawai (handphone
android)
Tindak lanjut dari hasil asesmen adalah perbaikan mutu melalui cara :
1- penggalian data diagnostic
2- perbaikan program pembelajaran
oleh sebab itu guru akan diberi bekal membaca deskripsi diagnostic guna
menindaklanjuti rekomendasi perbaikan pembelajaran untuk melakukan program
perbaikan dari kelas ke kelas
1. Murid/Warga Belajar
Untuk persekolahan peserta adalah sampel siswa Kelas 5, 8, dan 11
(dipilih secara acak).
Untuk pendidikan kesetaraan peserta adalah warga belajar kelas 6, 9, 12
yang memerlukan.
Setiap peserta mengerjakan AKM, Survei Karakter, dan Survei
Lingkungan Belajar.
2. Guru
1. AKM Nasional
Berfungsi untuk mengevaluasi kualitas sistem pendidikan.
Sampel peserta didik kelas 5, 8, dan 11 ditentukan oleh kemdikbud.
Pelaksanaan terstandar oleh pusat.
Peserta AKM
Asesmen Nasional
murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses
belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran.
Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen
Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Setiap sesi memerlukan waktu maksimal 140 menit untuk jenjang SD sederajat
dan 165 menit untuk jenjang SMP/SMA sederajat. Oleh karena itu, dalam satu
hari dapat diselenggarakan 3 sesi tes.
tindak lanjut dari sekolah dengan hasil AKM adalah Sekolah diharapkan mampu
merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga guru-guru menerapkan
teaching at the right level serta fokus membangun kompetensi serta karakter
murid. laporan sekolah terkait iklim belajar dan iklim satuan pendidikan
diharapkan ditindaklanjuti manajemen sekolah untuk menyusun dan
melaksanakan programprogram sekolah yang mendorong terciptanya iklim belajar
yang positif dan kondusif.
tantangannya ialah