Anda di halaman 1dari 15

ASPEK ASPEK.

Aspek aspek serta Konvesi – konvesi Internasional yang


relevan bagi dunia Maritim umumnya serta Marine Survey
Khususnya diantaranya yang akan kita bahas.
1. IMO.
2. UNCLOS.
3. SOLAS74.
4. STCW 78/ 95.
5. LOAD LINE CONVENTION.
6. ISPS CODE.
7. UU PELAYARAN NO.17. 2008.
8. CLASSIFICATION SOCIETY.
1. I. M. O.
INTERNATIONAL MARITIME ORGANIZATION.

IMO adalah suatu organisasi internasional dibidang kemaritiman ,yang merupakan


bagian badan spesialisasi dari organisasi dunia PBB ( UNO ) seperti juga ILO , ITU ,dll.

HISTORY

1. Inggris mulai memperkenalkan sistem pengukuran tonage kapal pada sekitar


1854 ,yang kemudian diikuti oleh negara – negara lainnya.
2. Inggris, Perancis memperkenalkan persetujuan bersama untuk pencegahan
tubrukan dilaut,yang kemudian juga banyak diadopsi oleh negara – negara lain.
3. Mulai pemikiran untuk melakukan karantina sejak adanya wabah kolera melanda
dunia di akhir abad 19.
4. The International Telegraph Union dibentuk tahun 1873.
5. International Meteorogical Organization dibentuk 1873,kemudian diikuti :the
Universal Postal Union
6. International Maritime Conference. 1889 di Washington ,dengan hasil saran
dibentuknya “ International Commision on Maritime Affairs “
7. Solas pertama 1914 , setelah kejadian tenggeamnya kapal Titanic ditahun 1912.
8. Liga Bangsa Bangsa dibentuk dari tahun 1920 s/d 1930.
9. Load Line Convention 1930.
10. 1921 Labour Organization membentuk “ Joint Maritime Commision “ dan
“International Hydrography Bureau “
11. International Law Association “ 1926.
12. UNO terbentuk setelah perang dunia II., tahun 1945.
13. United Nation Temporary Transport and Communication tahun 1946.
14. World Health Organization dibentuk tahun 1947.
15. International convention for the " Prevention of Oil Pollution of the Sea by Oil "
( OilPol ) 1954 ,diprakarsai oleh Inggris , diterima 1954 dan diberlakukan 1958.
Sejak saat itu IMCO mulai diakui secara international.
16. IMCO ( International Maritime Consultative Organization ) 1948 dan diakui secara
international 1958.
17. Kecelakaan tanker “ Torrey Canyon “ 1967 kemudian dibentuk “ Legal
Comitree ,Marine Environtmental Protection Committee “ ( MPEC) kemudian “
Facilitation Committee “ dalam tubuh IMCO.
18. London Dumping Convention 1972 yang mengatur tentang pembuangan limbah.
19. IMO ( International Maritime Organization ) 22 Mei 1982 menggantikan nama
IMCO, berkedudukan di London dengan alamat “ 4 Albert Embankment “.
20. “ United Nation Convention on the Law Of the Sea ( UNCLOS) yaitu konvesi
( UNO ) PBB tentang Hukum Laut pada tahun 1982 di Yamaika.
21. International Convention of Load Line 1966 ,merupakan penyempurnaan dari Load
Line Convention 1930.
22. .International Convention for the Prevention of Oil Pollution from Ships” 1973 dan
1978  Marpol 73/78
23. 1978 Konvesi Untuk STCW, yang kemudian diadakan amandement 1995, sehingga
dikenal STCW 78/95.
24. March 1987 Roro Ferry “ Herald of Enterprize “ tenggelam di Port of Zeebruge,
Belgium. 188 orang meninggal, dikarenakan “ Lack of Management Control  ISM
Code.
25. Desember 2002  ISPS CODE. International Ship and Port Facilities Security
Code, yaitu aturan 2 pengamanan kapal dan fasilitas pelabuihan.

Tugas Utama IMO:

Membuat peraturan peraturan yang behubungan dengan keselamatan kerja


dilaut,pencegahan dan penanggulangan pencemaran dilaut.

Tujuan Utama IMO:

- Wadah kerja sama antar negara anggota,.


- Penghapusan diskriminasi.
- Inconnection / inline masalah – masalah pelayaran dengan organisasi – organisasi
lain dibawah UNO.
- Tukar menukar informasi antar negara anggota.

SUSUNAN IMO

IMO

Diplomatic
Conference
Assembly

Secretary
Council General.

Marine Marine Legal Technical Facilitation


Environment Committee
Safety Committee. Co – operation
Protection
Committee.
Committee. Committee.
 ANGGOTA IMO
1. Negara – negara pemilik kapal
2. Negara – negara yang mendapatkan pelayanan kapal atau
3. Pihak – pihak yang menjadi anggota Konvensi.

 Assembly – Semua anggota IMO bersidang minimum 1 x dalam 2 tahun.


 Council ( anggota dewan ) adalah 32 Negara anggota yang terpilih bersidang 1 x 1
tahun, bertindak sebagai pelaksana harian IMO ,dan koordinasi dengan Agencies
dan non Government.
 Secretary General merupakan pimpinan dari kesekretariatan IMO, dibantu oleh +/-
300 orang dari negara – negara anggota.
 Komite dan sub komite terdiri dari :
1. Negara – negara anggota konvesi.
2. Badan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dari PBB.
3. Organisasi kerjasama antar pemerintah dan non pemerintah.
4. Industri Maritim dan Assosiasi Biro Klasifikasi.
5. Organisasi pemilik muatan.
6. Green peace ,Atomic Energi Agency.
7. Dll.

KOMITE DAN TUGAS TUGASNYA

 Marine Safety Committee ( MSC )


Melaksanakan “Technical Works” terdiri dari Sub – Committes :
1. Ship Design & Equipment
2. Safety of Navigation
3. Safety of Radio communication
4. Fire Protection, Stability & Load Line
5. Life Saving Equipment
6. Search and Rescue
7. Training and Watchkeeping
8. Carriages of Dangerous Goods, Bulk Chemicals, Containers
9. Fishing Vessel Safety,
10. Etc.

 Marine Environment Protection Committee ( MEPC )


Ko – ordinasi kegiatan IMO mengenai
“Control of pollution of the marine environment from Ships”

 The Legal Committee


Sebagai komite yang menangani masalah hukum dalam kegiatan IMO

 The Technical Co – operation Committee


Koordinasi bantuan teknis IMO di bidang Maritim Terutama untuk Negara berkembang
 The Facilatation Committee
Kegiatan IMO dibidang “Intenartional maritim traffic”
Menyederhanakan formalitas dan dokumen kapal keluar masuk pelabuhan
Masalah – masalah kriminal, salvage.

4 ( Four ) IMO MAJOR PRODUCTS OF CONVENTION

- SOLAS = Concerning Marine Safety.


- MARPOL = Concerning Marine Pollution.
- STCW =Concerning HRD of Seafarers.
- ISM CODE = Concerning Management of Safety.
- ISPS CODE = Concerning Ship & Port Facilities Security.
IMO COMMITTEE PRODUCT

IMO COMMITTEE PRODUCT.

Marine Environtment Protection .


Marine Safety Committee :
1. OILPOL 1954.
1.Solas 1960.
2. Pollution Oil Casualties 1969/1975.
3. Prevention of Marine Pollution by
2.Solas 1974.
Dumping and other matter
3.International Convention on Load Line. 1972/1975.
4. Marpol 73/78.
1966.
5. OPRC (Oil Pollution
Preparadness,Response and
4.Colreg 1972.
Cooperation. 1990 /1995.
5.Inmarsat.

Legal Committee ( masalah 2 hukum)


Technical Co – Operation
1.CLC : Civil Liability for Oil pollution
Committee.
Damage 1969/1975.
1.Program program bantuan
2.IOPC Fund : the Establishment of an teknik kemaritiman ,sehubungan
International Fund for Conpensation for dengan ratifikasi peraturan
Oil Pollution Damage.1971/1978. peraturan IMO.
3.Fund Convention 1992. 2.The World Maritime University
4.LLMC :Limitation of Liability of Maritime di Swedia. Di Malmo,
Claim.1976/1986. Disempurnakan
dengan protocol 1996 ,yang belum
berlaku sampai 2000.
5.HNS : Hazardous & Noxious
Substance.

Facilitation Committee.
Tugas yang berhubungan dengan International Marine Trafic.
1. FAL : Facilitation of International Maritime Traffic. 1965/1967.
2. SUA : Suppression of Unlawful Act Against tha Safety of Maritime
Organisation.
CLC : Civil Liability Convention.
IOPC: International Oil Pollution Convention.

Product Product relevan lain diluar IMO

1. OPA ( Oil Pollution Act ) 1990. Oleh negara Amerika ,setelah kejadian kandas
dan bocornya MT.Exon Valdes.
2. UNCLOS ( United Nations Conventions on the Law of the Sea ) 1982.
3. UU No. 21/1992 tentang pelayaran.

Badan badan lain yang relevan dengan IMO

( Yang hadir pada konvensi konvesi IMO )


1. IACS : Internatinal Assosiation Clasifikasion Society
2. ICS : International Chamber of Shipping.
3. ISF : International Shipping Federation.
4. OCIMF : Oil Company International Marine Forum.
5. SIGITO : The Society of International Gas Tanker and Terminal Operation.
6. Green Peace.
7. UNEP : United Nation Environment Program dari PBB.
8. Atomic Energy Agency.
9. Organisasi – organisai lainnya yang dari atau non pemerintah.

Badan badan tersebut sebagian selalu menghadiri pertemuan – pertemuan komitee,


baik secara active maupun sebagai pengamat.

Badan badan dibawah PBB. lain yang juga masih relevan seperti

1. ITU : International Telecomunication Union.


2. ILO : International Labour Organisation.
3. WHO : World Health Organisation.
4. IAA : “International Aviation Organization “
5. FOA : “The Food and Agriculture Organization “

Acceptance :

Explicit Acceptance : Konvensi dinyatakan berlaku sesudah 2/3 jumlah anggota


meratifikasi. Konsep ini dianut mulai 1960 s/d 1970.

Tacit Acceptance : Pemberlakuan dapat ditentukan pada saat


konvensi ,kecuali ditolak oleh 1/3 dari negara anggota ,atau yang mewakili paling tidak
50% jumlah tonnage armada kapal dagang dunia. Konsep ini dianut dari 1970 sampai
sekarang.
Ratifikasi

Apabila suatu negara telah meratifikasi suatu product convensi ini memberikan suatu
konsekuensi bahwa peraturan peraturan yang ada harus ditaati oleh negara
tersebut ,dengan memasukkan isi konvensi – konvensi yang telah diratifikasi kedalam
bagian dari perundang undangan nasional.
Contoh : Solas 1974, diratifikasi oleh Indonesia thn 1980 melalui KEPRES : no.65.
2. UNCLOS. 1982.
( United Nations Convention on the Low Of the Sea )

Atau Konvesi PBB Tentang Hukum Laut, ini adalah konvesi internasional tentang
hukum laut product dari UNO pada bulan Desember 1982 di Montenegro Bay,
Yamaika dimana didalamnya juga termasuk hal hal keselamatan dilaut dan
perlindungan lingkungan maritim.
Ditentukan bahwa negara punya hak mengelola wilayah lautnya dengan batas – batas
sesuai ketentuan konvesi, tapi juga punya kewajiban untuk melindungi keselamatan
dan lingkungannya.

Hystory.

1. Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. Dan masih menganut peraturan kolonial


tentan kelautan berdasarkan Ordonasi 1939 , Staatblad 442 ,dengan ketentuan
lebar laut hanya 3 mil saja dari pantai dan setiap pulau memiliki lebar laut teretorial
masing masing.
2. Deklarasi Perdana Menteri Djuanda 13 Desember 1957 menyatakan “Seluruh
kepulauan Indonesia dianggap merupakan satu kesatuan dan laut antara pulau
pulau Indonesia dianggap sebagai perairan pedalaman.
3. Lalu lintas pedalaman kapal kapal asing dijamin selama tidak bertentangan atau
mengganggu kedaulatan dan keselamatan R.I.
4. Pengukuhan deklarasi dengan mengundangkan sebagai : UU no.4 /1960.
5. Pada mulanya deklarasi dan UU ini ditentang banyak negara terutama Jepang dan
Amerika,tetapi perkembangan selanjutnya UNO mulai memikirkan suatu konvesi
tentang kelautan yang baru. Dan mulai dibahas sejak 1967 ,termasuk Indonesia.
6. Konvesi Unclos di Montego Bay ,Yamaika pada bulan Desember 1982. Dan sejak
saat itu mulai 11 Desember 1982 konvesi mebuka kesempatan penanda tanganan
konvesi.Pada waktu itu ada 119 negara ikut menandatangani ,termasuk Indnesia.

POKOK POKOK PENTING UNCLOS

- Ketentuan lebar laut wilayah 12 NM


- Zona Ekonomi eksklusif 200 NM dari laut wilayah.
- Negara kepulauan.
- Konsep “ Common heritage of mankind “
- Pencegahan kecelakaan dan pencemaran laut.
- Landas kontinen.
- Alur lalulintas damai untuk pelayaran Internasional.
- Penelitian ilmiah dan alih teknologi.
- Penyelesaian sengketa.
3. SOLAS.
( Safety Of Life At Sea )

Solas sesudah berdirinya IMCO / IMO merupakan product dari salah satu komite, yaitu
Marine Safety Comitee.

History.

1. Solas 1914 , lahir sesudah kecelakaan kapal penumpang Titanic 1912, dengan
focus awal tentang kelengkapan navigasi, kedap didinding, serta alat komunikasi.
2. Solas 1960, mulai memasukkan mengenai design konstruksi kapal,
mesin ,peralatan listrik,pencegah kebakaran, alat – alat keselamatan, komunikasi
dan keselamatan navigasi. Usaha penyempuranaan dengan peraturan - peraturan
tambahan ( amandement ) 1966, 1967, 1971 dan 1973. Sistem acceptance masih
menggunakan sistem “EXPLICIT “
3. Solas 1974. Sistem acceptance sudah menggunakan sistem “ TACIT “ berlaku 25
Mei 1980. Indonesia meratifikasi melalui Keppres No.65 Mei 1980.
4. Solas Protocol 1978 : “ Tanker Safety and Pollution Prevention “ ( TSPP ) disetujui
tanggal 17 February 1978 dan berlaku 1 Mei 1981, diikuti dengan beberapa
peraturan tambahan ( amanmend ) 1981 dan 1983 yang diberlakukan Sept 1984
dan July 1986.
5. Solas Protocol 1988. “ The Harmonized System of Survey & Certification “
6. GMDSS ( Global Maritime Distress and Safety System ) 1990 dan berlaku secara
bertahap 1992 s/d 1999. Konsep kuno “ Sailor help Sailor” ditinggalkan.

Solas convention akan selalu terus menerus diadakan perbaikan seiring dengan
kemajuan teknologi. Biasanya akan diadakan penyempurnaan setiap 5 tahun.

Structur dari SOLAS.

 Foreword.
 Content :

Part 1.
 Article of the International Convention for Safety of Life at Sea 1974.
 Article of the Protocol of 1978 relating to the International Convention for the
Safety of Life at Sea. 1974.
 Consolidated text of the annex to the International Convention for the Safety of
Life at Sea 1974,and the 1978 Protocol relating thereto.
- Chapter I : General Provisions.
- Chapter II : Construction – Subdivision and Stability, Machinery
and Electrical Installation.
- Chapter III : Life Saving Appliance and Arrangement.
- Chapter IV : Radio communications..
- Chapter V : Safety of Navigation.
- Chapter VI : Carriage of Cargoes.
- Chapter VII : Carriage of Dangerous Goods.
- Chapter VIII : Nuclear Ships
- Chapter VIX : Management for the safe operation of ships
- Chapter X : Safety measures for high sepeed craft
- Chapter XI : Special measure to enchance maritime safety
- Appendix : Certificates

 Annex I : Records of equipment


 Annex II : Forms of attachements

Part 2
Annex 1 : New chapter IX of the annex to the International Convention for
the Safety Life at Sea, 1974.
Annex 2 : Resolution A. (718(17), as modified by resolution A. 745(18):
early implementation of the harmonized Sytem of survey and
cerfitication.
Annex 3 : Certificates and documents required to be carried on board ships.
Annex 4 : Resolution of the Conference of Contracting Parties to the
International Convention of the Safe of Life at Sea 1974, adopted
on 24 May 1994.
Annex 5 : Resolution of the Conference of Contracting Parties to the
Internation Convention for the Safety of Life at Sea, 1974, adopted
on 29 November 1994.
4. STCW.
( Standard of Training Certification and Watchkeeping.)

Latar belakang :
- Dari hasil penyelidikan disimpulkan bahwa accident yang terjadi dilaut 80%
adalah disebabkan factor manusia, sehingga dipikirkan untuk bagaimana
mempertinggi kualitas SDM dibidang kelautan, yang membuat suatu usaha untuk
membuat standard dalam mendidik dan melatih awak kapal .
- Konvesi pertama diadakan 1978 dalam “ International Convention on Standard of
Training Certification and Watchkeeping. Hasil konvesi ini mulai diberlakukan
secara Internasional pada April 1984..
- Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kepelautan dan
manajemen, maka dirasakan perlunya penyempurnaan dari konvesi 1978.
- Untuk itu diadakan lagi konvesi tentang STCW ini pada tahun 1995, yang
merupakan amandemen dari konvesi 1978. Sehingga konvesi ini lebih dikenal
dengan STCW 1978 /1995 as amended.
- Bagian penting dari STCW yaitu Annex yang telah disempurnakan terdiri dari 8
Chapter, yaitu:
- Chapter I : General Provision.
- Chapter II : Master & Deck Department.
- Chapter III : Engine Department.
- Chapter IV : Radio Communication and Radio Personnel.
- Chapter V : Special Training for Personnel on Certain Types of Ships
( Tankers and RoRo Passanger ships ).
- Chapter VI : Emergency Occupational Safety Medical Care and Survival
Function.
- Chapter VII : Alternative Certification.
- Chapter VIII : Watch Keeping. .
5. LOAD LINE CONVENTION.
- International Convention of Load Line 1966 ,merupakan penyempurnaan dari Load
Line Convention 1930.
- Suatu konvesi Inernasional tentang keselamatan kapal sehubungan dengan
lambung timbul ( Free Board )
- Menentukan batas maximum draft kapal dimuati dengan aman dan mempunyai
lambung timbul yang mencukupi keamanan.
- Tergantung dari jenis kapal, ukuran, struktur dll dan juga daerah musim tempat
kapal berada.
- Konvesi membagi 4 daerah musim yaitu.
- T = Tropical.
- S = Summer.
- W = Winter.
- WNA = Winter North Atlatic.
- Disamping itu juga ditentukan daerah lain.
- F = Fresh Water.
- TF = Tropical Fresh Water.
6. ISPS CODE

TUJUAN

- Menetapkan kerangka kerja International.


- Menetapkan tanggungjawab dan peran masing – masing.
- Pengumpulan dan pertukaran Informasi.
- Menyediakan metodologi
- Memastikan tindakan keamanan maritim cukup proporsional dan pada
tempatnya.

Berlaku untuk :

Kapal – kapal yang berlayar International.


Kapal Penumpang, termasuk kapal Penumpang berkecepatan tinggi.
Kapal Barang, termasuk kapal barang berkecepatan tinggi ≥ 500 GT.
MODU ( Mobile Offshore Drilling Unit.).
Fasilitas pelabuhan yang melayani Pelayaran International.( untuk pertama kali IMO
memberlakukan peraturanya pada Fasilitas Pelabuhan )

History

 Sebelum ISPS, hanya masalah Safety saja yang menjadi konsentrasi.


- Dimulai tenggelamnya kapal TITANIC 1912.
- SOLAS I 1914. ( Safe of Life at Sea ) sampai pada Solas consolidated 1974,
disini masih hanya disentuh yang berhubungan dengan kapal dan
peralatannya.
- Liga Bangsa - Bangsa 1920 – 1930.
- UNO terbentuk setelah perang dunia II, tahun 1945.
- International convention for the " Prevention of Oil Pollution of the Sea by Oil "
( OilPol ) 1954 ,diprakarsai oleh Inggris, diterima 1954 dan diberlakukan 1958.
Sejak saat itu IMCO mulai diakui secara international.
- IMCO ( International Maritime Consultative Organization ) 1948 dan diakui
secara international 1958.
- IMO ( International Maritime Organization “ ) 22 Mei 1982 menggantikan nama
IMCO, berkedudukan di London dengan alamat “ 4 Albert Embankment “.
- “ United Nation Convention on the Law Of the Sea ( UNCLOS) yaitu konvesi
( UNO ) PBB tentang Hukum Laut pada tahun 1982 di Yamaika.
- COLLISION REGULATION. ( COL – REG )
- STCW 1978 / 1995. ( Standard Training Certifacation and Watch Keeping )
Disini baru disentuh masalah personel yang mengoperasikan kapalnya. Sudah
ada interaksi admisinstrasi, perusahaan dan pelautnya.
- ISM CODE 1993. ( International Safety Management Code ) Baru disentuh
masalah system management. Disini mulai jelas interaksi antara perusahaan,
administrasi, kapal dan pelautnya. Disadari apabila salah satu darinya fail, akan
berakibat pada kesemua system.
- Sampai disini masih belum menyentuh masalah – masalah keamanan, dengan
adanya interaksi negative dengan kesengajaan dari luar, sementara peristiwa
perampokan, pembajakan dilaut sudah mulai menjadi hot issue.

MASYARAKAT MARITIME BARU TERSENTAK DENGAN PERISTIWA - PERISTIWA,


YANG SELANJUTNYA SEGERA DIPIKIRKAN TENTANG MASALAH – MASALAH
KEAMANAN DAN TIDAK HANYA MENYANGKUT KAPAL TETAPI JUGA MASALAH
PELABUAHAN, PERUSAHAAN, NEGARA, ADMINISTARSI.
- 11 SEPTEMBER 2001 PERISTIWA WTC.
- BOM BALI.
- NOPEMBER 2001 DISETUJUHINYA PENGEMBANGAN TINDAKAN BARU
BERKENAAN DENGAN KEAMANAN KAPAL DAN FASILITAS PELABUHAN.
- DIBENTUK MSC “ INTERNATIONAL WORKING GROUP ON MARITIME
SECURITY”
- FEBRUARI 22 PERTEMUAN PERTAMA DARI WORKING GROUP.
- 9 – 13 DESEMBER 2002 KONFERENSI DIPLOMATIK DARI ISPS CODE,
YANG JUGA MENGAMANDEMEN SOLAS 74 DALAM BAB XI – 1, DALAM HAL
AIS, MENCAKUP JUGA TANDA NOMOR IDENTIFIKASI KAPAL DAN
MEMBAWA SUATU CATATAN RINGKAS .
- MENYANGKUT JUGA KERJASAMA TEKNIK DENGAN ILO DAN ORGANISASI
BEA CUKAI SEDUNIA.
- MEMASTIKAN ADANYA KECOCOKAN DENGAN KONVESI INTERNATIONAL
LAINNYA SEPERTI STCW; ISM CODE; SISTEM SURVEY DAN SERTIFIKASI
YANG HARMONIS.

Anda mungkin juga menyukai