OLEH
RAHMAT TAUFIK HIDAYAT
NIM. 2221062
Menurut Muslich (dalam Jurnal Kata 2014, hlm. 3) dalam kelayakan isi, ada tiga
indikator yang harus diperhatikan, yaitu “kesesuaian uraian materi dengan standar
kompetensi (SK) dan kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam mata pelajaran yang
bersangkutan, keakuratan materi dan materi pendukung pembelajaran”.
Variabel:
Metodenya :
Penelitian ini dilatarbelakangi Keakuratan materi layak, hal ini menunjukkan secara
keseluruhan materi yang tersaji sudah akurat hanya saja tidak setiap pembahasan dapat
menampilkan teori. Materi pendukung pembelajaran berada pada status layak akan
tetapi terdapat catatan karena kurang menekankan pada aspek teknologi, contoh dan
gambar kurang memadai, tampilan yang kurang full colour dan terdapat beberapa soal
yang kurang sinkron.
Kesimpulan :
Halaman : 1/7
Hasil Review :
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh
dan biji coklat. Kopi merupakan salah satu minuman yang banyak digemari masyarakat
kota Manado, karena kopi telah dikonsumsi dari generasi ke generasi. Hingga saat ini,
para lanjut usia bahkan muda-mudi memilih kopi bubuk dibandingkan kopi jenis lain
karena rasanya yang khas. Oleh sebab itu banyak terdapat warung kopi di pinggiran
jalan yang menjual kopi bubuk buatan lokal.
Kafein adalah salah satu jenis alkaloid yang banyak terdapat dalam biji kopi, daun teh,
dan biji coklat (Coffeefag, 2001). Kafein memiliki efek farmakologis yang bermanfaat
secara klinis, seperti menstimulasi susunan syaraf pusat, relaksasi otot polos terutama
otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung (Coffeefag, 2001).
Variabel :
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berkualifikasi pro analisis seperti, standar
kafein,kloroform, kalsium karbonat, alkohol, amonia, akuades, sampel kopi bubuk,
reagen parry. Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, yaitu seperangkat alat
spektrofometer (PG Instrument T80+ UVVis), evaporator (modifikasi pyrex),
timbangan analitik (Precisa XB 220A), tabung reaksi, corong, labu takar, gelas piala
(pyrex), erlenmeyer, pipet tetes, corong pisah, gelas ukur, hot plate.
Metodenya :
Uji kualitatif dengan metode reaksi parry Untuk mengetahui keberadaan kafein dalam
sampel kopi, maka dilakukan uji kualitatif menggunakan reagen parry. Keberadaan
kafein ditunjukkan dengan warna larutan.
Kadar kafein dari masing-masing kopi bubuk yang beredar di Kota Manado dalam
berat 1 g yaitu sampel A 13,81 mg, sampel B 13,63 mg, sampel C 12,33 mg, sampel D
10,10mg, sampel E 10,13 mg, dan sampel F 9,53 mg.
Jumlah maksimum kopi bubuk yang dapat dikonsumsi masyarakat tiap hari
berdasarkan SNI adalah 9 g kopi bubuk.
Halaman : 1/9
Hasil Review :
Rumput laut cokelat merupakan salah satu sumber daya perairan yang tumbuh di
terumbu karang di perairan Pohuwato Provinsi Gorontalo. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan karakteristik dari S. polycystum dan P. Minor sebagai bahan baku
garam untuk penderita hipertensi.
Rumput laut merupakan salah satu komoditas unggulan yang kaya nutrisi dan senyawa
bioaktif potensial untuk kesehatan manusia (Brown et al. 2014). Produksi rumput laut
tahun 2016 mencapai 11 juta ton dan tahun 2017 ditargetkan naik menjadi 13,4 juta ton
(KKP 2017). Rumput laut berdasarkan pigmen yang dikandungnya dibagi dalam tiga
kelompok yaitu rumput laut hijau, merah dan cokelat. Rumput laut cokelat di perairan
Indonesia belum dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir, contohnya di perairan
Pohuwato Provinsi Gorontalo rumput laut cokelat masih dianggap sebagai sampah
lautan karena masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat rumput laut
cokelat. Perairan Kabupaten Pohuwato ditetapkan menjadi kawasan minapolitan
rumput laut.
Variabel :
Penelitian ini terdiri atas analisis proksimat, mineral, logam berat, ekstraksi, fitokimia,
total fenol dan aktivitas antioksidan diuji menggunakan 2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl
(DPPH).
Metodenya :
Metode Penelitian Preparasi sampel dan pembuatan tepung rumput laut. Rumput laut
S. polycystum dan P. minor diperoleh dari pantai Lemito, Kab Pohuwato. Rumput laut
cokelat segar dicuci dengan air laut untuk membersihkan dari kotoran dan pasir yang
terdapat pada rumput laut. Rumput laut yang telah dicuci dikeringkan dengan cara
diangin-anginkan, selanjutnya rumput laut yang sudah kering dihaluskan
menggunakan blender, kemudian disaring menggunakan ayakan 100 mesh dan
didapatkan tepung rumput laut.
Kesimpulan :
Rumput laut S. polycystum memiliki kadar yaitu air 17,69%, abu 24,51%, lemak
0,50%, protein 3,65%, karbohidrat 53,66% dan serat kasar 6,52%. Kadar mineral Mg
8,89 mg/g, Fe 0,50 mg/g, K 32,71 mg/g, Na 22,69 mg/g, Ca 18,06 mg/g dan rasio Na:K
0,69 mg/g. Rumput laut S. polycystum memiliki kadar logam berat di bawah ambang
batas SNI 2690:2015. Ekstrak etanol S.polycystum memiliki senyawa flavonoid,
saponin, streoid, alkaloid. Kadar total fenol S. polycystum yaitu 173,6mg GAE/g
dengan nilai IC50 sebesar 77,58 mg/L.
4. IDENTIFIKASI PERUBAHAN STRUKTUR DNA TERHADAP
PEMBENTUKAN SEL KANKER MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI GRAF
Halaman : 1/8
Hasil Review :
Kerusakan DNA adalah salah satu penyebab yang dapat mebuat sel normal bertumbuh
menjadi sel kanker. Hal ini dikarenakan DNA yang rusak dapat menyebabkan mutasi
di gen vital yang mengontrol pembelahan sel sampai terjadi pembelahan sel yang tidak
terkendali dan memicu pertumbuhan sel kanker.
Penemuan struktur double heliks DNA oleh James Watson dan Crick (1953), telah
membuka pengertian tentang replikasi, transkripsi dan translasi dari gen. Sejak saat itu
terdapat perkembangan yang spektakuler tentang interaksi kompleks yang dibutuhkan
untuk mengekspresikan kode informasi kimia dalam molekul DNA menjadi komponen
sel dan organisme.
Teori graf merupakan pokok bahasan yang sudah tua usianya namun memiliki banyak
terapan sampai saat ini. Graf digunakan untuk mempresentasikan objek – objek diskrit
dan hubungan antara objek – objek tersebut. Dalam hal ini, teori Dekomposisi Graf
akan digunakan untuk menganalisa proses terjadinya pertumbuhan sel kanker yang
dimulai dari kerusakan DNA yang menyebabkan terjadinya mutasi gen.
Variabel :
Kerusakan DNA merupakan salah satu penyebab terjadinya pertumbuhan sel kanker.
Hal ini dikarenakan DNA yang rusak dapat menyebabkan mutasi di gen vital yang
mengontrol pembelahan sel. Akibatnya, pembelahan sel menjadi tidak terkendali dan
memicu pertumbuhan sel kanker. Beberapa buah mutasi dibutuhkan untuk mengubah
sel normal menjadi sel kanker. Mutasi tersebut dapat diakibatkan oleh agen kimia
maupun agen fisik yang disebut karsinogen. Mutasi dapat terjadi secara
spontan(diperoleh) ataupun diwariskan (mutasi germline).
Metodenya :
Kesimpulan :
Tempat Terbit : Evy Ratnasari Ekawati1 , Setyo Dwi Santoso2 , Yeni Retno
Purwanti3
Halaman : 1/5
Hasil Review :
Di Indonesia, nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus merupakan vektor demam
berdarah, tetapi sampai saat ini yang menjadi vektor utama penyakit demam berdarah
adalah nyamuk Aedes aegypti. Kedua jenis nyamuk tersebut biasanya aktif pada siang
hari, dan nyamuk betina lebih suka menghisap darah manusia daripada hewan (Dantje,
T.S., 2009, Haditomo, I. 2010). Nyamuk Aedes aegypti mengalami metamorfosis
sempurna, dengan stadium-stadium meliputi telur, larva, pupa dan nyamuk dewasa.
Stadium telur, larva dan pupa hidup di dalam air, sedangkan nyamuk dewasa hidup di
darat. Upaya pemberantasan demam berdarah dengue (DBD) meliputi peningkatan
kegiatan surveilans penyakit dan vektor, diagnosis dan pengobatan dini, serta
peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit demam berdarah dengue
(DBD) (Pratama, B.A. 2009).
Variabelnya :
Hal penting lain yang perlu diperhatikan adalah biaya yang tinggi dari penggunaan
pestisida kimiawi dan mundulnya resistensi dari berbagai macam spesies nyamuk yang
menjadi vektor penyakit. Laporan resistensi larva nyamuk Aedes aegypti terhadap
temephos sudah ditemukan di beberapa negara, seperti Brazil, Bolivia, Argentina,
Kuba, French, Karibia dan Thailand. Selain itu juga telah dilaporkan resistensi larva
nyamuk Aedes aegypti terhadap temephos di Surabaya (Aradilla, A.S. 2009).
Metodenya :
Dengan adanya permasalahan di atas, maka perlu dilakukan penelitian mengenai bahan
alternatif yang bersifat alami untuk mengatasi penyebaran nyamuk Aedes aegypti.
Penggunaan larvasida alami memiliki beberapa keuntungan, antara lain degradasi yang
cepat oleh sinar matahari, udara, kelembeban dan komponen alam lainnya, sehingga
mengurangi resiko pencemaran tanah dan air. Larvasida alami memiliki toksisitas yang
rendah pada mamalia, sehingga penggunaan larvasida alami memungkinkan untuk
diterapkan pada kehidupan manusia (Novizan. 2002). Pemilihan bahan yang akan
digunakan sebagai larvasida harus aman terhadap manusia ataupun organisme lain,
selain itu bahan tersebut mudah diperoleh dan diharapkan dapat memberi dampak
positif pada kesehatan manusia (Pratiwi, A. 2013).
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, wadah plastik, neraca
digital, rotavapor, pipet skala, labu ukur 100 ml, pinset, pipet pasteur, beaker glass,
toples, kain kasa, gelas plastik kertas label, spidol. Bahan-bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah larva nyamuk Aedes aegypti instar III yang diperoleh dari
laboratorium Entomologi Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, kulit jeruk nipis,
ethanol 70% dan aquadest. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
laboratorium dengan menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) 8 x 8
dengan 4 kali ulangan.
Kesimpulan :