ABSTRAK
Jamur Trichoderma sangat umum dijumpai dalam tanah dan merupakan jamur yang memiliki sifat.
antagonistik terhadap jamur lain sehingga dapat diamanfaatkan sebagai agen pengendali hayati.
Kemampuan antagonistik Trichoderma dibuktikan dengan kemampuannya dalam menghambat Fusarium
oxysporum yang merupakan penyebab penyakit rebah kecambah pada tanaman. Metode yang digunakan
dalam penelitian yaitu metode eksperimental yang terdiri dari tiga tahapan penting yatiu: isolasi
Trichoderma, identifikasi isolat Trichoderma dan uji potensi isolat Trichoderma dalam menghambat
Fusarium oxysporum. Terdapat 4 isolat jamur Trichoderma yang berhasil diisolasi tanah yaitu Trichoderma
sp.1, Trichoderma sp.2, Trichoderma sp.3 dan Trichoderma sp4. Isolat Trichoderma sp.1 diketahui memiliki
nilai zona hambat terbesar terhadap Fusarium oxysporum.
ABSTRACT
Trichoderma is a very common genus of fungus in the soil with antagonistic properties to other
fungus. It is proven by its ability in inhibiting Fusarium oxysporum which cause sprout disease in plants.
This research by using experimental method which consists of three important stages: isolation of
Trichoderma, identification of Trichoderma isolates. This potential of Trichoderma isolates in inhibiting
Fusarium oxysporum were tested. There were 4 isolates of Trichoderma which were successfully isolated
from the soil, Trichoderma sp.1, Trichoderma sp.2, Trichoderma sp.3 and Trichoderma sp4. Isolate
Trichoderma sp.1 presented the largest inhibitory zone when exposed against Fusarium oxysporum
18
Jurnal Biosains Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN 2443-1230 (cetak)
DOI : https://doi.org/10.24114/jbio.v6i1.16839 ISSN 2460-6804 (online)
yang diisolasi dari tanah dalam menghambat proses antibiosis, kompetisi, serta
pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum. mikoparasitisme (Purwandriya, 2016).
Trichoderma merupakan jamur yang tersebar Kemampuan Trichoderma dalam
luas di tanah, dan mempunyai sifat menghambat pertumbuhan jamur patogen
mikoparasitik yaitu kemampuan untuk sering dikaitkan dengan kemampuannya
menjadi parasit jamur lain. dalam menghasilkan enzim kitinase (Habazar
F. oxysporum merupakan jamur & Yaherwandi, 2006). Enzim ini menyebabkan
patogen penyebab rebah kecambah pada bibit kerusakan sel jamur patogen yang akhirnya
tanaman cabai dan layu pada tanaman tomat dapat menyebabkan kematian sel (Sunarwati
atau dikenal dikenal dengan nama layu dan Yoza, 2010).
fusarium. Jamur ini banyak ditemukan di Dendang (2015) menyatakan bahwa,
dalam tanah dengan membentuk tiga macam Trichoderma menghasilkan enzim ß – (1-3)
bentuk spora yaitu mikrokonidium, glukanase dan kitinase yang menyebabkan
makrokonidium dan klaimidospora eksolisis pada patogen sehingga menyebabkan
(Sastrahiidayat, 2011). hancurnya dinding sel cendawan Fusarium.
Menurut Murad et al (2016) bahwa Kitin dan glukan merupakan komponen utama
keutamaan Fusarium oxysparum terletak pada penyusun dinding sel jamur yang dapat
makrokonidia yang berbentuk panjang dan dihancurkan dengan menggunakan enzim
pendek menengah, berdiding tebal dan kitinase dan ß – (1-3) glukanase. Pengamatan
melengkung. Mikrokonidia berbentuk oval. in vitro dari isolat Trichoderma setelah
Karakteristik lain berwarna putih sampai ungu patogen mati, nampak bahwa cendawan
pucat dari banyaknya miselium yang antagonis tumbuh terus menutupi permukaan
berwarna putih. Klamidospora berbentuk oval koloni cendawan patogen. Hal ini
yang terbentuk secara tunggal dan membuktikan bahwa cendawan antagonis
berpasangan Trichoderma sp. dapat digunakan untuk
Jika diamati di bawah mikroskop maka mengendalikan cendawan patogen.
spora berbentuk seperti bulan sabit. Pada
media tumbuh morofologi jamur mula – mula Metode Penelitian
berwarna putih dan akan berubah menjadi Penelitian dilaksanakan secara
pink keunguan seiring dengan usia biakan eksperimental di Laboratorium Biologi
jamur tersebut (Sastrahiidayat, 2011). Universitas Medan Area. Isolat jamur patogen
Penelitian Sunarwati dan Yoza (2010) Fusarium oxysporum dan Trichoderma, di
menyebutkan bahwa, salah satu faktor penting kutur pada media potato dekstrosa agar dan
yang menentukan aktivitas mikroorganisme diinkubasi pada susu 25 – 300 C. Masing –
antagonis yang dapat mengendalikan patogen masing isolat jamur diremajakan pada media
adalah memiliki kecepatan pertumbuhan yang baru setiap 2 minggu sekali.
tinggi sehingga mampu berkompetisi dengan
patogen dalam hal makanan dan penguasaan Isolasi Trichoderma dari Tanah
ruang yang pada akhirnya dapat menekan Ditimbang sampel tanah sebanyak 1
pertumbuhan jamur patogen. Trichoderma gram. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung
diketahui dapat tumbuh cepat di berbagai reaksi dan ditambahkan akuades steril
substrat dan mempunyai kemampuan sebanyak 10 ml. Suspensi kemudian
kompetisi yang baik dalam hal mendapatkan dihomogenkan dengan vortex. Dilakukan
makanan dan ruang tumbuh. Sebagai contoh, pengenceran berseri sampai seri 10-5.
Trichoderma harzianum mampu Selanjutnya sebanyak 0,1 ml suspensi tanah
memanfaatkan bahan organik dalam tanah dari seri pengenceran terakhir diinokulasikan
untuk tumbuh, sehingga mampu bersaing pada media potato dekstrosa agar (PDA)
dalam penggunaan ruang dan nutrisi. dalam cawan Petri. Isolasi dilakukan dengan
Trichoderma merupakan genus jamur metode cawan sebar (Berlian et al, 2016).
yang bersifat antagonis terhadap banyak Kultur diinkubasi di suhu 25 - 30 C selama 3 x
patogen pada tumbuhan. Mekanisme 24 jam. Pengamatan dilakukan setiap hari
antagonis yang terjadi antara mikroba patogen selama masa inkubasi. Isolat yang
dengan jamur antagonis dapat terjadi melalui menunjukkan karakteristik Trichoderma
19
Jurnal Biosains Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN 2443-1230 (cetak)
DOI : https://doi.org/10.24114/jbio.v6i1.16839 ISSN 2460-6804 (online)
diberi label dan dikoleksi. Isolat ini kemudian Hasil dan Pembahasan
ditumbuhkan kembali pada media yang sama Berdasarkan isolasi dari sampel tanah
hingga nanti diperoleh isolat murni. diperoleh 4 isolat jamur yaitu Trichoderma
Identifikasi jamur dilakukan sp.1, Trichoderma sp.2, Trichoderma sp.3 dan
berdasarkan ciri-ciri dan karakter morfologis, Trichoderma sp4.
secara makroskopis maupun mikroskopis.
Identifikasi makroskopis meliputi warna
koloni dan kecepatan pertumbuhan koloni
(Amaria et al, 2013). Identifikasi mikroskopis
meliputi bentuk hifa Trichoderma,
didentifikasi menggunakan kunc identiifkasi
jamur Pitt & Hocking (1997).
20
Jurnal Biosains Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN 2443-1230 (cetak)
DOI : https://doi.org/10.24114/jbio.v6i1.16839 ISSN 2460-6804 (online)
21
Jurnal Biosains Vol. 6 No. 1 Maret 2020 ISSN 2443-1230 (cetak)
DOI : https://doi.org/10.24114/jbio.v6i1.16839 ISSN 2460-6804 (online)
22