INTERNASIONAL
Dosen Pembimbing :
Bapak Riko Nugraha S.H, M.H.
Disusun Oleh :
Wahyu Resy Adji (NIM. 201083026)
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semenjak berakhirnya Perang Dunia II, tidak ada cabang hukum Internasional yang
lebih banyak mengalami perubahan secara mendalam dan revolusioner, selain hukum
laut. Hukum laut telah mengalami perubahan-perubahan yang mendalam sesuai dengan
perkembangan zaman. Hal ini dikarenakan sumber kekayaan mineral yang terkandung di
dasar laut itu sendiri, merupakan penghubung bangsa-bangsa dari segala sektor kegiatan
manusia, dan kekayaan sumber hayati serta 70% dari permukaan bumi terdiri dari laut.1
Hukum laut sekarang tidak hanya mengatur atau mengurus kegiatan-kegiatan
negaranegara di atas permukaan laut saja, tetapi telah mengatur dan mengurus kegiatan-
kegiatan pada dasar laut dan kekayaan mineral yang terkandung di dalamnya. Oleh
karena keinginan negara-negara untuk penggunaan kekayaan-kekayaan laut itu, maka
negara-negara berusaha keras untuk membuat hukum laut yang mengatur atau mengurus
permasalahan mengenai kedaulatan atau kekuasaan negara-negara pantai terhadap laut,
dan sampai sejauh mana negara-negara pantai dapat mengambil kekayaan-kekayaan yang
tersedia di dasar laut dan laut di atasnya, serta untuk mengatur eksploitasi daerah-daerah
dasar laut yang telah dinyatakan sebagai warisan bersama umat manusia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kebijakan Kelautan Indonesia dikaitkan dengan hak dan kewajiban
negara berdasarkan UNCLOS 1982 ?
2. Bagaimana Indonesia dapat mewujudkan konsep poros maritim dunia sesuai
ketentuan UNCLOS 1982 ?
2.2 Teori Mengenai Konvensi Hukum Laut Internasional Tahun 1982 (Unclos 1982)
Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 mengatur pemanfaatan laut sesuai
dengan status hukum dari kedelapan zonasi pengaturan tersebut. Negara-negara yang
berbatasan dengan laut, termasuk Indonesia memiliki kedaulatan penuh atas wilayah perairan
pedalaman, perairan kepulauan dan laut territorial, sedangkan untuk zona tambahan, zona
ekonomi eksklusif dan landas kontinen, negara memiliki hak-hak eksklusif, misalnya hak
memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di zona tersebut. Sebaliknya, laut lepas merupakan
zona yang tidak dapat dimiliki oleh negara manapun, sedangkan kawasan dasar laut
internasional dijadikan sebagai bagian warisan umat manusia.
Penyelenggaraan kelautan di Indonesia selalu menekankan pada keterpaduan kerjasama
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam hal ini, pemerintah pusat perlu
merumuskan kebijakan pengaturan tentang penyelenggaraan kelautan yang menegaskan
tentang kewenangan dan kepentingan antara pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
(provinsi maupun kab/kota). Kebijakan pengaturan ini akan mencegah tumpang tindih
kewenangan serta mensinergiskan kewenangan penyelenggaraan kelautan lintas
pemerintahan serta lintas sektoral. Kementerian Koordinasi Maritim dapat dipertimbangkan
sebagai lembaga pengaturan penyelenggaraan kelautan nasional yang berperan memandu,
mensinergiskan, serta mengkoordinir penyelenggaraan kelautan nasional lintas pemerintahan
dan lintas sectoral.
Indonesia menggunakan Asas Archipelago sebagai dasar dari hukum laut. Asas tersebut
digunakan oleh negara Indonesia menjadi salah satu negara kepulauan. Pada sidang yang
diadakan pada Desember 1957, telah resmi diumumnkan bahwa perairan Indonesia tidak
memandang lebar dan luas merupakan salah satu bagian dari perairan nasional dibawah
kedaulatan negara Indonesia. Berbagai aktivitas yang dilakukan di dalam perairan pedalaman
pada daerah asing kini menjadi dijamin oleh negara serta tidak ada lagi yang mengganggu
ataupun bertentangan dengan keselamatan dan kedaulatan negara Indoenesia. Keberadaan
batas laut Indonesia sebelumnya adalah 3 mil, namun kini semakin diperluas menjadi 12 mil
dan diukur melalui garis yang menghubungkan beberapa titik dari ujung terluar setiap pulau
di Indonesia.
Dalam hal ini hukum kelautan sangatlah penting untuk mengelola, mengatur dan menguasai
wilayah yang terdapat di laut, darat dan udara. Selain itu juga berbagai kekayaan alam yang
hadir di dalamnya. Adanya hukum laut dalam suatu negara membuat semakin memperkuat
eksistensi suatu negara di dunia, namun tak hanya hukum laut saja yang penting keberadaan
rakyat yang beraktivitas dan bermukim di dalam tempat tersebut, adanya rakyat yang banyak,
serta batas – batas negara yang jelas sangatlah penting bagi terbentuknya suatu negara.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.habibullahurl.com/2018/07/pembagian-batas-wilayah-laut-indonesia.html
2. https://kuncirambutkuda.wordpress.com/tag/hukum-laut-internasional/
3. http://eprints.undip.ac.id/76668/1/Bab_I_-_Bab_IV.pdf
4. https://www.oceanlaw.org/pentingnya-hukum-kelautan-bagi-negara-indonesia/
5. repository.lppm.unila.ac.id/2747/1/hukum%20kelautan.pdfr