Anda di halaman 1dari 124

PROSES PENGOLAHAN MIGAS

Oisusun oleh :

l.;ILIS HAI~MIVANTO, ssr

PUSATPENDIDIKANDAN PELATIHAN MINYAK IJANGAS BUMI


. . . . .:'. (POsotKLATM1GAS>
CEPl.l
Dengan ·mengucap pujisyukur.ke·· hadirat.Tuhan Yang M~ha .Esa,Ti1n Penyusun
Buku .Bahan Ajar STEM AKAMIGAS yang dibiayaiioleh Proyel(<Pendidikan
Minyak dan Gas Bumi tahun anggaran2004telah dapatmenyelesaikan tugasnya
menyusun 100 '(seratus) jud~~, Buku Bahan Ajar STEM .,AKAM!GAS untuk .,
jurusan:
l. Geologi 9. Pernbekalan & Pemasaran Dalam Negeri
2. Pemboran 10. Instrumentasi & Elektronika
3.·· Produksi 11.• Teknik MesinKilang
4. Pengolahan , . 12. Teknik MesinLapangan
5. Utilities 13. Teknik ListrikPerminyakan
6. 14.Teknik SipilPerminyakan
7. 15. Fire&Safety';'
8. Gas Processing 16. Manajemen Services Migas
17. Sistem Inforinasi Manajemen

Dengan telahtersusunnya BukuBahan Ajar ~TEM AK_t\.MIGAS in,i saya anjurkan '
kepada seluruh tenaga pengajar yang terkait dapat: .menggunakannya sebagai
referensi dan menyempumakannya sesuai dengan perkembangan .teknologi,
khususnya di bidang Migas.
KepadaTim Penyu~un, saya:'sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas · ....
sumbangsih dan dedikasinya dalam mewujudkan Buku Bahan Ajar yang sungguh
sangat diperlukan dalam menunjang proses belajar-mengajar di STEM
AKAMIGAS.
KepadaPemimpin Proyek Pendidikan. Minyak dan Gas Bumi, sayaucapkan terima ...·
kasih atas upaya..upaya yang dilakukan sehingga dapat memberikan dukungan dana
untuk membiayai penyusunan Buku Bahan Ajar, dan saya berharap agar tetap •
diupayakan dukungan dana untuk tahun-tahun berikutnya.
Kepada semuaplhak yang telah ikut ambil bagian dalarrt .penyusunan Buku Bahan
Ajar, tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih.
Demikian, mudah-mudahanhasil karya, kita .dapatmemberikan manfaat dalam
mewujudkan visi dan misi kita dan setiap upayayangkita Iakukantersebutselalu .•.
mendapatkan ridho-Nya; Amin.

Cepu, ': Desember2004


Kepala. . .

Dr. Ir. A Zuhdan Fathoni


DAFTARISI

Hal
KATA·PENGANTAR
DAFTARISI
11
DAFTAR TABEL
vu
DAFTARGAMBAR
Vlll

BAB. l -. MINY AK BUMI


1
1.1 Umum
1
1.2 Teori Terjadinya Minyak Bumi
3
L3 Sifat Kimia MinyakBumi
4
1.4 Sifat-Sifat Fisika Minyak Bumi
10
l .4.1 ·. Be rat Jenis {Specific Gravity
10
1.4.2 · · Viskositas
12
1.4.3 Titik Nyala
12
1.4.4 Warna
12
1.4.5 Fluoresensi
13
1.4.6 Indeks Refraksi
13
1.4.7
Bau
14
1.4.8
NilaiKalori
14
1.5

l 1.6
Unsur-Unsur Lainnya yang ada di Minyak Bumi
Klasifikasi Minyak Bumi
14
18
1.6.]
Klasifikasi dengan•DasarBasisnya
1.6.2 18
Klasifikasi Berdasarkan UOP
1.6.3 19

1.6.4 .· .Klasifikasi Berdasarkan Komposisi Hydro Carbon 20


l.6.5 Klasifikasi Berdasarkan Berat Jenis
20
Klasifikasi Berdasarkan Kadar Sulphur
21

11
Hal

1. 7 Macam-Macam Pengolahan Minyak Bumi 21


1. 7.1 Distilasi Laboratorium 26
1.7.2 Proses Pengolahan MiriyakBumi 28

BAB. 2 . · DESALTER
31
2.1 Umum 31
. 2.2 Proses Alir 31

BAB. 3 DISTILASI ATMOSPHERIC 35


3.1 Umum 35
3.2 Proses Alir 35
3.3 Seksi-Seksi 37
3.4 Peralatan Utama 40
3.5 Variable Proses 43
3.6 Produk-Produk 46
3.7 Bahan Kimia 47
3.8 Reflux 49
3.9 Tata Cara Operasi 50
3.9.1 Tata Cara MenjalankanOperasi (Start Up) 50
3.9.2 Shut Down 53
3.10 Macam-MacarnAlat Kontak 55

I
Hal

BAB.4 DISTILASI VACUM 60


4.1 Umum 60
4.2 Proses Alir 61
4 .3 Produk-Produk dan Kualitasnya 62
4.4 Variable Operasi 63
4.5 Peralatan Proses 65

BAB. 5 PROSES PENGOLAHAN FRAKST RINGAN (LIGHT END) 75


5.I Umum 75
5.2 Bagian-Bagian Unit Light End 76
5.2.1 Gas Compression Unit 76
5.2.2 Absorbtion Kolom 77
5.2.3 DepropanizerKolom 78
5.2.4 Debutanizer 79
5.2.5 Stripper 79
5.3 Variable Operasi 80
5.3. l Absorber Kol01n 80
5.3.2 Depropanizer, Debutanizer dan Stripper Kolom 81
5. 4 Cara Mengontrol Performance Operasi 81
5.4. I AbsorberKolom 81
5.4.2 Depropanizer, Debutanizer dan Stripper Kolom 81
5.5 Typical Data Light End Fractionating Unit 82
5. 6 Proses .Alir 84

I
Hal

tj•

' BAB. 6
6.1
ASPHAL PLANT
Umum
86
86
6.2 Sifat-Sifat Dari Asphalt
87
6.2.1 Sifat Kimia
87
6.2.2 Sifat Kimia Fisika
87
6.2.3 Sifat Fisika
87
6.3 Klasifikasi Aspha1
88
6.3.1 Asphal Semen
88
6.3.2 Cut Back Asphal
88
6.3.3 Asphal Emulsi
89
6.4 Pembuatan Asphal dari Minyak Bumi 90
6.4.l Cara Penyulingan Langsung
90
6.4.2 Cara Peniupan
91
6.4.2. l Proses Alir
92
6.4.2.2 Kualitas Produk danData Penunjang 94

BAB. 7 PROSES PEMBUATAN PARAFIN WAX 95


7.1 Umum
95
·
7.2 Proses Wax Plant (cara lama) 95

'
~

·7.2. l Dewaxing
96
7.2.2 Sweating
96
7.2.3 Treating
97
7.2.4 Moulding 98

v
Hal

•if. 7.3 MEKDewaxing


101
7.3.1 Solvent
102
7.3.2 Proses
104
7.3.3 Cut Range
106
7.3.4 .· ProsesPendinginan
107
7.3.5 Proses Filtering
107
7.3,6 Proses Recovery 107.
7.3. 7 Inert Gas
108
7.3.8 Kondisi Operasi
109

DAFT AR PUST AKA

.. ·.
Vl
DAFTAR.TABEL

Hal

Tabel: I Komposisi Crude Oil


4
Tabel :2 Conteh Spesifikasi Crude Oil
11
Tabel :3 Ciri-Ciri Parafine Base dan Asphal Base Crude 19
Tabel: 4 Klasifikasi Berdasarkan Komposisi Hydro Carbon 20
Tabel :.5 KlasifikasiBerdasarkari Berat Jenis 21
Tabel: 6 Klasifikasi Berdasarkan Kadar Sulphur 21
Tabel: 7 Produk MinyakBumi 25
Tabel: 8 Conteh Produk-Produk dari Pengolahan Crude Oil 46
Tabel: 9 Analisa Feed dan Produk 83
Tabel: 10 Kualitas Produk
94
Tabel: 1 I Grade Parafin Wax 98

Vll
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar: 1 ContehBatch Distillation 23


,.,
Gambar _: 2 Contoh Continues Distillation 2.)
Gambar : 3 Contoh Shell Still Distillation 24
Gambar : 4 Curva Distillation Laboratorium 27
Gambar : 5 Desalter 33
Gambarie Flow Schema Crude Distilling Unit 57
Gambar : 7 Kolom 58
Gambar : 8 3 Macam Bentuk Tray -_ 59
Gambar: 9 - Kolom Vakuml 70
Gambar : 10 Kolorn Vakum II 71

Gambar : 11 Steam Jet Ejector 72


Gambar: 12 Barometric Condensor 72
Gambar : 13 Barometric Condensor + Steam Jet Ejector 73
Gambar: 14 Flow Schema DistilasiVakum 74

Gambar : 15 Flow Schema Unit Light End 85


Gambar: 16 FabrikasiBitum Oksidasi 93
Gambar : 17 Diagram Sederhana Pembuatan Parafine Wax 99
Gambar: 18 Filter Press 99
Gambar : 19 Sweating Pan 100

Gambar : 20 Acid dan ClayTreating 101

- .Gambar : 21 Rotary Drum Vacum Filter nr


Gambar : 22 MEK Dewaxing Unit 112

Gambar : 23 . MEK Dewaxing Unit 113

vm
BAB.1
MINYAKBUMI

Minyak Bumi atau Crude oil.sebagai bahanbaku untuk Balian BakarMinyak, Bahan
Petrokimia atau bahan-bahan lainnya, yang sebelumnya diolah' terlebih dahulu di
Unit Pengolahan Minyak: Pengolahan ini dimaksudkan agar Minyak. Bumi fnemenuhi
persyaratan yang telah ditentukan baik sebagai Bahan Bakar, Bahan Petrokimia
maupun bahan-bahan lainnya.

1.1 Um um

Minyak bumi yang biasanya disebut Crude Oil adalah merupakan campuran yang
komplek dari senyawa Hydro Carbon, karena senyawa ini dominan oleh unsur
Carbon {C) dan Hydrogen (H) dan sebagian kecil unsur lain seperti : Oksigen (0),
Nitrogen (N), Sulfur (S) dan beberapa metal antara lain : Fe, Na, Va yang susunannya
sebagai senyawa ikutan/ impurities.
Minyak mentah sebagian besar terdiri dari Hydro Carbon yang dapat dibedakan
sebagai berikut : Parafinik, Naphthenik, Olefin dan Aromatik.
Sedangkanjenis-jenis minyak mentah.dapat dibedakan :
Minyak mentah Parafinik
Minyakmentah Naphthenik (Asphaltik).
Minyak mentah campuran.
Susunan rantai carbon dan rumus bangun senyawa hydro carbon akan menentukan
sifat fisika maupun sifat kimia dari minyak burni dan gas-bumi serta akan
mempengaruhiproduk secara kualitatif maupun kuantitatif
Dengan makin berkembangnya teknologi pembakaran serta industri- mdustri Jain dan
perkembangan dilakukan atas dasar penelitian-penelitian di industri. migas dari hulu
sampai dengan hilir. Dengan perkenibangan-perkembangan rnesin automotif dan
mesin industri lainyang makin cepat yang memerlukan 'tuntutan kualitas maupun
kuantitas.. dari bahan .bakar rnaupun pelumas yang dipergunakan, sehinggga ·untuk
memenuhi kebutuhan tersebut dalam proses pengolahannyajuga akan berkembang.
Dengan makin besamya kebutuhan tersebut sehingga dikembangkan bermacam•
macam proses pengolahan untuk rneningkatkan bahan bakar darinilai rendah menjadi
produk yang bemilai lebih tinggi.
Menurut Abraham, minyak bumi disebut Bitumina atau Petroleum adalah merupakan
suatu senyawa Hydro Carbon yang larut dalam Carbon di Sulfida (CS2), sedangkan
senyawa hydrocarbon yang tidak larut dalarn Carbon di Sulfida ((CS2} disebut non
bitumina misalnya batubara.

Senyawa hydrocarbonberdasarkan
kelarutan dalam (CS2.).

I
I
Bitumina non Bitumina
(larut) (tidak larut)

Cai ran Padat Dapatlumer Piro bitumina


I I
Mudah lumcr
I Sukar lumer bersifat asphal tidak.bersifat Asphal
(Asphaltit)

Lilin mineral Asphalt

2
1.2. · Teori Terjadinya MinyakBumi.

Ada dua teori yangmengutarakan terjadinya minyakbumi yaitu teori an Organik dan
teori Orgartik.
1. Teori an Organik.
Teori ini menje1askan bahwa minyak mentah berasal dari bahan-bahan mineral
atau an organik.
Karena tidak mengandung kebenaran, maka teori ini telah ditinggalkan.
2. Teori Organik.
Teori ini menjelaskan bahwa minyak mentah berasal dari bahan-bahan Organik
seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang kecil yang disebut plankton.
Karena perubahan suhu, tekanan dan proses kimiawi maka tumbuh-tumbuhan dan
· plankton tersebut berubah bentuk menjadi bahan minyak. Bahan minyak tersebut
pada mulanya berupa titik-titik.yang terdapat diantara celah ..celah dan saluran ..
. saluran batu-batuanselanjutnya terkumpul dalam daerahyangIuas (reservoir).

Sumber minyak mentah dapat ditemui pada migrasi dan reservoir. ·


Migrasi adalah pergerakan titik-titik minyak mentah karena adanya kekuatan fisik
yang antara lain terdiri dari tekanan gas dan berat jenis.
Reservoir adalah rninyak mentah dan gas cenderung mengumpul didalam susunan
lapisan kulit bumi dengan bentuk tertentu yang menahan minyak tersebut,
Diantaranya adalah perangkap struktur, stratigrafi dan kombinasi,
Perangkap struktur misalnya perangkap antiklin dan perangkap sesar. Perangkap
stratigrafi misalnya lensa pasir, batu karang dan ketidak selarasan. Perangkap
kombinasi merupakan gabungan keduanya,

I·.· .


1.3. SifatKimia MinyakBumi,

Seperti diketahui bahwa crude oil itu merupakan senyawa hidrocarbon yang berasal
dari zat hidup seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia. .Zat hidup itu
mengalarni pemecahan atau decomposisi yang membentuk senyawa hidrocarbon.
Zat hidrocarbon tersebutmempunyai sifat-sifat.tertentu dantergantung perbandingan
fraksinya,
Susunan kimia minyak bumi berdasarkan basil analisa elementer pada umumnya
sebagai berikut :
Tabel: 1
Komposisi CrudeOil

Jenis Atom % berat

Carbon 83~9 - 86,8


Hydrogen 11,4 - 14
Sulphur 0~06- 4
Nitrogen 0,11 ~ 1, 7
Oxigen 0,05
Metal (F.e, Na; Va) 0,03

Walaupun minyak bumi sebagian besar terdiri dari dua unsur yaitu Carbon dan
Hydrogen namun kedua unsur ini telah dapat membentuk berbagai macam senyawa
molekuler dengan rantai yang terdiri dari atom C dan H tersebut dapat bercabang- ·
cabang ke berbagai arah dan dapat membentuk berbagai macam stmktur 3 dimensi
dengan kata lain C danHini dapat membentuk molekulyang sangat besar d~njumlah
karbon dalam setiap molekul dapat berjumlah sampai puluhan bahkan secara teoritis
dapat sampai ratusan atau ribuan.

4
Bila ditinjau dari type struktur hidrocarbon (HC), minyak bumi terdapat3 (tiga} type :
1. SrrukrurAlifatif
Yaitu ikatanjenuh dan atau bercabang juga ikatan tak jenuh.
H3 C - CH2 - CH2 - CH2 - CH3
Pentana
H;C
- - CH-
I CH2·- CH3 H2·H H
I · I I
CH2 · · H3 C - C - C === C - C H3
IsoPentana Pen ten a

Ikatan jenuh tidak bercabang disebut Parafin normal (n Parafin) ini banyak
dijumpai dalam fraksi ringan dari minyakbumi(25 %\ sedangkan fraksi .bensin
dapat mencapai 80 % dan dalam minyak pelumas 0 ~ 25 %.
Senyawa n Parafin yang tel ah diperoleh dari fraksi minyak bumi dari C1 - C40,
minyak bumi yang ringan biasanya mengandung C5 s/d C20 sebagai penyusun
utamanya sedang pada minyak bumi yang lebih besar bisa menurun menjadi 0,7
- 1%. Iso Parafin biasanya terdapat pada fraksi ringan dari C4 s/d C20, setelah C20
keatas konsentrasi iso parafin sangat berkurang sedang diatas C2s 'jarang sekali
ditemukan iso parafin yang paling banyak adalah cabang satu yaitu dua methyl
atau tiga methyl.
Salah. satu hal yang menarik perhatian pada Iso Parafin .ialah adanya struktur Iso
Prenoid untuk seri diatas C14 dengan suatu cabang methyl pada setiap nomor
atomnya.

I I I 1. I I I I I .I I I I I I
-C-C-'--C-C"'·C-C-C-C-C-C-C-C-C.;C-C-
1 I I I I I I I l I . I I I I I
-c- =o- -c- ~c-
1 I I I
Terdapat Iso Prenoid didalam minyak ·bumi adalah suatubukti bahwa minyak
bumi terbentuk dari zat organik, karena Iso Prenoid secara genetik berhubungan
dengan beberapa macam pigmen, yaitu golongan vital dari pada komplek Porfirin
atau KIorofil.

5
2. Struktur Slklis.
Ikatan Jenuh maupun ikatan tak jenuh,
Golongan siklis dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
- Naphthen atau Siklo Parafin.
Aro mat
Aromat - Siklo Parafin - Poli Siklis.

Siklo Pentena Siklo Hexena

Senyawa Naphthen yang banyak dijumpai dalam minyak bumi adalah siklo
Pentan danSiklo Heksana.
Cabang pada senyawa Naphthen yang banyak adalah Methyl (CH3-) dan Ethyl
(C2Hs)

-C -

Siklis ini dapat dijumpai pada fraksi kerosine dan solar.


Kadar Siklo Parafindidalam minyak bumi diseluruh dunia berfariasi antara 30
sampai 60% sehingga parafin merupakan penyusun utama minyak bumi,

6
Aro mat.
Aromat adalah suatu Hydro Carbon siklis berstruktur kas cincin Aromat yang
terdiridari 6 atom karbonberbentuk cicinyang sebagiandari valensinyatidak
jenuh, tetapimembentuk strukturKokule dalarn hal ini salah satu elektron dari
pada suatu atom -Karbon rnemiliki pula oleh atom· Karbon Iainnya jadi tidak
·. seluruhnya merupakan tangan valensi rangkap,

co-C oo-C-C
Aromat danAromat yang polisiklis.

Salah satu penyusun utama minyak bumi adalah Benzene, Toluene, Xylene
dan Ethyl Benzene (yang dijumpai didalam fraksi bensinJ kadarnya dapat
mencapai.1,6- 1,8 % untuk Toluene dan 1% untukBenzene dan Xylene.
Konsentrasi.ini menurun sangat cepat untukmono aromat C9 dan C10.
Anggota seri poli aromat yang .lebih tinggi dengan.lebih 2 atau 3 cabang
panjang tidak didapatkan dalam alam.
Naphthen ~ Aromat yang Poli Siklis.
Golongan Naphtheno ~· Aromat merupakan golongan terscndiri dalam minyak
bumi dan didapat pada fraksi titik · didih yang lebih tinggi. ·Golongan ini
sebetulnya merupakan molekul besar, yang struktumya terdiri dari beberapa
cincin Aromat yang bergabungdengan cine in Naphthen.

7
Contoh Struktur Molekul Nafteno ~ Aromat

2. Struktur Kombinasi

Adapun crude oil dikenal ada 4 (empat) macam :


1. Parafinis

Yakni senyawa hydrocarbon dengan ikatan lurus (rantai lurus), ikatan terbuka
danjenuh.

Contoh:

Pentana (CsH12)

8
2. Naphthene (Napthanic}.
Senyawa tertutup (siklus) danjenuh.
Contoh:

H21 f H2
H2 C'--~~~c H2
Siklo Pentena

Siklo Hexena
3. Olefin
Senyawa hidrocarbon lurus, terbuka dan takjenuh.
Contoh:

Pentena
4. Aromatic.
Senyawa hidrocarbon yang tertutup dan tak jenuh.
Contoh:
C
r>
H

HC
; CH
I II

'
BC/• CH
CH

9
1.4. Sifat-Sifat Fisika MinyakBumi.

Sifat-sifat Fisika minyak bumi merupakan sifat rata-rata dari campuran senyawa
hidrokarbon.seperti halnya cairan-cairan.Iainnya,
Kwuantitas minyak bumi diukur berdasarkan volumenya.rukuran yang dipergunakan
di Indonesiaadalah meter kubik atau sering jugaton. .
Didunia perdagangan yang terutama dikuasai oleh perusahaan Amerika digunakan
satuan barrel { disingkat bbl), yaitu kira-kira sama dengan J 59 'liter. Sering kali harus
dibedakan antara volume minyak bumi dibawah tanah yang dikatakan reservoir barrel
dan stock tank barrel karena faktorpenciutan dimana kira-kira 5/8 .stock tank barrel
adalah sama dengan satu barel reservoir. Penciutan ini disebabkan karena minyak
mentah selalu rnengandung gas sebagai larutan: Perlu dijelaskan disini bahwa ton
untuk minyak bumi bukanlah satuan berat, tetapi sebetulnya adalah 1 meter kubik
ataupun juga disebut 1 kilo liter (kl).

1.4.1. BeratJenis (Specific Gravity).

Kualitas minyak bumi yang penting dan mempunyai nilai dalam perdagangan adalah
berat jenis atau Specific Gravity. Di Indonesia biasanya beratjenis dinyatakan dalam

fraksi, rnisalnya 0,8 ; 0,9 dan sebagainya. Dalam dunia perdagangan terutama yang
dikuasai perusahaan Amerika, beratjenis ini dinyatakan dalam0API Gravity.

o AP! = 141,5 - 131,5


SG600F
60°F

0
APL gravity minyak bumi sering menunjukkan kualitas minyak bumi tersebut, makin
kecil berat jenisnya atau makin tinggi derajat API nya, minyak bumi itu makin
berharga.karena lebih banyak mengandung fraksi ringan.
Sebaliknya makin rendah derajat API nya atau makin besar berat jenisnya~ mutu

minyak bumi itu kurang .baik karena lebih banyak mengandungIilinatau residu
asphalt. Namun dewasa ini, dari minyak bumi yang beratpun dapat dibuat fraksi
bensin lebih banyak dengan sistim Cracking dalam pengolahan.

I
Walaupun demikian tentu proses ini memerlukan yang lebih banyak lagi.
Perbandingan antara skala yang rnenggunakan berat jenis dengan derajat API, terlihat
pada tabel sebagai contoh, berat jenis air sama dengan satu sesuai dengan 10 derajat
APL Berat jenis 0,8750 sama dengan 30,2 derajat API sedangkan beratjenis 0,8235
adalah 40,3 derajat APL Bcrat jenis 0,778 itu sama dengan 50,4 derajat API.
.
. .

Perlu dicatat disini bahwa yang dimaksud dengan berat jenis adalah berat jenis
keseluruhan minyakmentah tersebut, j adi semua fraksi. Selain itu berat j enis
minyak bumi tentu juga tergantung pada temperatur, lebih tinggi temperatur makin
rendah
berat jenisnya,

Tahel:2
Conteh Specifikasi Crude Oil.

API Sulfur Pour Point


Origin Crude Loading Port 0

%wt °
C

Indonesia· Minas Dumai 34,5 0,08 + 32,5


Attaka Santan 43 0,06 75
Saudi Arabia Arabian Light RasTanura 34 1,72 <-15
Arabian Heavy Ras Tanura 27 2,70 <-20
Iran Iranian Light Kharg Island 34 1,45 -27,5
Iraq Basrah Light KhorAl Amaya 35. 2,17 -32 5
'
Brunei Seria Seria 36 0,07 + 10
Malaysia Labuan Labuan 33 0,06 + 12
Mexico Isthmus Salina Cruz 34 . 1,54. 35
~ Venezuela Mereyl S . Puerto la Cruz 18 2,3 - 15

1
1.4.2. Viscositas (Viscosity).

Kualitas lain dari pada minyak bumi adalah viskositasnya. Viskositas .adalah daya
hambatan yang dilakukan oleh cairan jika suatu benda.berputar dalam cairan tersebut,

satuan viskositas .ialah sentipoise. Kadang-kadang viskositas dinyatakan dalam · waktu


yang diperlukan oleh suatu berat rninyak bumi untuk mengalir didalam suatu pipa
kapiler, sehingga viskositasnya dikenal dalam viskositas kinematik.

. k . K' . . 'k Vis. kosita. s Dinamik


V lS ositas inemati . Berat Jenis

Pada umumnya makin tingi derajat APl atau rnakin ringan minyak bumi tersebut,
makin .kecil viskositasnya dan berlaku sebaliknya.

1.4.3. TitikNyala (Flash Point).

Titik nyala adalah suatu titik dimana pada temperatur terendah .minyakbumi cukup
uap untuk menyambar suatu percikan api sehinggaterjadi pembakaran sesaat.
Makintinggi gravity API nya titik didihnya makin rendah, maka jelaslah flash point
· juga makin rendah dan . mudah dapat terbakar karena percikan · api. ·Flash point
mempunyai arti sangat penting, makin -rendah tentU makin mudah terbakar,
sebaliknya makin tinggi flash point mengurangi kemungkinan terbakamya · minyak

bumi.

1.4.4. Warna.

Minyak bumi juga memperlihatkan berbagai rnacam warna yang sangat berbeda.
Minyak bumi tidak selalu berwarna hitani, adakalanya rnalah tidakberwarna sama
sekali. Pada umumnyawama itu berhubungandengan beratjenisnya. Kalau berat
jenisnya tinggi, warna.jadihijau kehitam-hitaman, sedangkan 'trnlauberatjenis rendah
warna coklat kehitam-hitaman. Wama ini disebabkan karena .berbagai pengotoran,
misalnya oksidasi senyawa hidrokarbon, karena senyawa hidrokarbon sendiri tidak
.memperlihatkan warna tertentu.

1
1.4.S. Fluoresensi,
Minyak bumi mempunyai suatu sifat Fluoresensi, yaitujika terkena sinar ultra violet
akan memperlihatkan wama yang lain dari warna biasa. Wama fluoresensi minyak
bumi ialah kuning sampai kuning keemas-emasan dan kelihatan sangat hidup.
Sifat fluoresensi minyak bumi ini sangatpenting karena sedikit sajaminyak bumi
terdapat pada kepingan batuan atau lumpur pemboran memperlihatkan fluoresensi
secara kuat, sehingga mudah dideteksi denganmempergunakan lampu ultra violet.
-
..
.. ... ,r(.

Pada waktu pemboran seringkali lapisan minyak dibor kemudian tertutup · lumpur;
sehingga minyak yang terdapat dalam lapisan tersebut tidak dapat menyembur keluar
dengan sendirinya. Minyaknya sendiri karena berwarna hitam dan .juga bercampur
dengan minyak pelumas pemboran, sering kali sukar dibedakan dalam lumpur
pemboran. Minyak · pelumas lumpur pemboran biasanya tidak menunjukkan
fluoresensi sedangkan minyak .mentah rnenunjukkan .fluoresensi, maka dalam
meneliti serbuk pemboran dipergunakan sinar ultra violet. Jika suatu lapisan minyak
ditembus, ·wamafluoresensi pada lumpur akankelihatan sebagai tanda-tandaadanya
minyak,

· i.4.6. ·In deks Refraksi,

Minyak .bumi rnemperlihatkan berbagai macam indeks refraksi dari 1,3 sampaiLs.
Perbedaanindeks refraksi tergantung dari derajatAl'I'nya atau beratjenisnya. Makin
tinggi berat jenisnya atau makin rendah derajat API nya akantinggi pula indeks
refraksinya, sedangkan rnakin ringan makin rendah indeks refraksinya.
Hal ini terutama diperlihatkan oleh parafin, rnisalnya dekan mempunyai indeks
'I
refraksi 1,41 sedangkan pentan 1,35 jadi makin kecil atau makin sedikitjumlah
atomnya makin .rendah indeks J'efraksinya, makin tinggi nomor atomnya, makin
kompleks susunan kimianya makintinggi indeksrefraksinya.

1
1.4.7. Bau.

Minyak bumi ada yang berbau sedap dan ada pula yang tidak, yang biasanya
disebabkan karena pengaruh molekul aromat. Minyak bumi biasanya berbau sedap,

yang terutama disebabkan karena mengandung senyawa nitrogen· ataupun belerang,


Adanya H2S juga.memberikan bau yang tidaksedap, golonganparafin dan naphthen
bias anya memberikan bau yang sedap.

1.4.8. Nilai Kalori.

Nilai kalori minyak bumi adalah jumlah panas yang ditimbulkan oleh satu gram

minyak bumi, yaitu dengan meningkatkan ternperatur satu .gram air dari ·3,5 derajat
Celcius sampai 4,5 derajat Celcius dart satuannya adalah kalori.
Ternyata ada juga hubungan antara berat jenis dengan nilai kalori.
Misalnya berat jenis minyak bumi antara 0,75 atau gravity API 70,6 sampai 57,2

memberikan nilai kalori antara 11. 700 sampai 11. 750 kalori pergram dan berat jenis
antara 0,9 sampai 0,95 memberikan nilai kalori 10.000 sampai 10.500 kalori per
gram. Pada umumnya minyak bumi mempunyai nilai kalori 10.000 sampai 10.800
dan hal ini boleh kita bandingkan dengan kalori batubara yang berada diantara 5.650
sampai 8.200 kalori per gram.

1.5. Unsur-Unsur Lainnya yang Ada di MinyakBumi.


Minyak burni selain terdiri unsur-unsur Karbon dan Hidrogen jugaterdapat unsur•
unsur' lainnya antara Iain :
1. Sulphur
2. ·Nitrogen
··· 3. Oksigen
4. Metal dan air.

1
1. Belerang (Sulphur).
Kadar belerang didalam minyak bumi berkisar antara 0,1 sampai2 % wt atau
kadang-kadang sampai 5% wt. Pada umumnya makin · berat minyak bumi kadar
belerangnya semakin tinggi dan · semakinberat fraksi minyak terse but
kandungan sulphumya semakin besar pula.
Jenis senyawa belerang dalam minyak bumi dapat dijumpai dalam senyawa :
Sulphur bebas dari H2S dijumpai didalam gas dan juga didalam minyak bumi,
sulphur tersebut kemungkinan terbentuk dari produk oksidasi.
- Dalam group Parafin senyawa sulphur dalambentuk :
• Merkapthan (RSH)
· • Sulfida (RSR)
• Disulphida (RSSR)
- Dalam group Naphthen.
Jenis senyawa sulphur pada turunan Naphthen ialah:
• Tiofena

CJ CJ
• Benzo Tiofena

• Siklo pentantiol

CJSH

1
• Siklo Heksantiol

- Dal am group Aro mat


1
Jenis senyawa sulphur pada turunan Aromat ialah :
• Benzo Tiofena

2. Nitrogen
Senyawa Nitrogen j uga didapatkan dalam min yak · bumi terutama · dalam
fraksi residu atau rnolekul berat.
Kadar Nitrogen bervariasiantara 0,01 sampai 0,3 % wt, senyawa Nitrogen yang
terdapat dalam proses distilasi terutama dalam Homolog.

CJ
Piridin dalamjangkauan C6- C10

Quinolin dalam jangkauan Cio- C17


.·.~ ~·

Turunan senyawa Nitrogen yang netral : Pirrole, Indol, Carbazol.

1
Asal Nitrogen ini adalah biogenik, misalnya dari protein dan pigmen, fermentasi
(peragian) protein menghasilkan asam danjuga senyawa Nitrogen.
Nitrogen yangterdapat dalam semua ini .biasanyadapat dibedakan .antara Nitrogen
bersifat netral dan basa.
Yang sangat menarik perhatian menurut Richter (1982) ialah bahwa perbandingan
Nitrogen dan basa terhadap Nitrogen neutral adalah sama.

3. Oksigen.
Minyak bumi dapat juga mernpunyai senyawa oksida sampai 1 .atau 2 % senyawa

oksigen ini terkondensasi pada fraksi Residue.


Pada fraksi kerosine dan solar senyawa Oksigen dapat dijumpai . dalam bentuk
Asam Organik {RCOOH) dan Phenol. Minyak bumi dari formasi paling muda
biasanya mengandung asam yang paling tinggi, asal asam ini tidak begitubanyak
diketahui, ada yang menafsirkan zat ini merupakan basil oksidasi Hydro Carbon
ada juga yang mengatakan bahwa zat tersebut merupakan sebagian dari gugusan
yang ada sebelumnya, yaitu sebelum berdegenerasi menjadi minyak bumi.

4. Metal danAir.
.Jika minyak bumi dibakar akan memperoleh abu (ash Residue) yang terdiri dari
Oksida metal yang berasal dari :
Senyawa garam yang larut dalam air (K, Na, Mg, Ca dari Chlore dan Sulfat),
Senyawa metal Organik.
Total abu yang diperoleh antara 0, 1 - 100 mg/liter yang mengandung hampir
semua jenis metal.
Metal-metal dalam minyakbumi dapatdibagi 1Uenjadi2 bagian besaryaitu:
• Zn, Ti, Ca, Mg Organo metalic yang Iarut dalam air.
• V, Ni (sedikit CO, Fe) yang sangat .stabil dalam minyak bumi {soluble
Nitrogen dalam struktur porphyrin ).

1
l.6. Klasifikasi Minyak Bumi

Klasifikasi minyak bumi ini sangat penting bagi kilang karena akan .mengolah
rninyak barn terutama untuk mengetahui nilai dan potensi minyak bumi seperti jenis
produk dan sifat-sifat produk.
Selain untuk mengetahui nilai dan potensi .juga untuk menentukan jenis proses
pengolahannya.
Klasifikasi minyak bumi antara lain .:
1. Berdasarkan Basisnya.
2. Berdasarkan UOP
3. Berdasarkan Komposisi Hydro Carbon.
4. Berdasarkan SG
5. Berdasarkan Kadar Sulphur.

1.6.1. Klasifikasi dengan Dasar Basisnya.

Dasar ini clilihat pada residu yang tertinggal dari distilasi Non Distructive.
L Minyak bumi basis Parafin (Parafine Base)
Minyak bumi ini penyusun utamanya senyawa parafine wax dan sedikit
mengandung asphaltic.
Sebagian besar terdiri dari parafin hidro carbon dan biasanya memberikan hasil
yang bagus untuk pembuatan wax dan distilate pelumas.
2. Minyakbumi basis Asphalt (AsphaltBase).
Minyak.bumi ini mengandung sejumlah besar asphaltic dan sedikit parafine wax.
Hidro carbon ini sebagian besar terdiri dari Naphthene dan sedikit mengandung
Parafine hidro carbon.
3. Minyak bumi basis campuran(InterinedfateBase /Mix.Base),
Minyak bumi ini disusun oleh parafine wax dan asphalt dalamjumlah besar
bersama dengan senyawa aromatic.jadi penyusunnya campuran yang seimbang.

1
Tabel: 3

Ciri-ciri Parafine Base dan Asphalt Base Crude


Karakteri stik Parafine Base Asphalt Base

SG Rendah Tinggi
Basil Gasoline Tinggi · Rendah
ON Gasoline Rendah • Tinggi
i
Bau Gasoline Sweet or Sour Aromatic
sour
Kadar Sulphur pd fraksi Rendah Tinggi
Titik asap Kerosine Tinggi Rendah
Angka Cetane Solar Tinggi Rendah
Titiktuang Solar Tinggi Rendah
Kuantitas pelumas Tinggi Rendah
Index Viscositas pelumas Tinggi Rendah

1.6.2. Kiasifikasi Berdasarkan UOP.

· Klasifikasi ini adalahhubungan antara trayek titik didih dan ° API yang kemudian
dinyatakan senyawa yangdominan dalam crude oil.

T 113
b
Kuop=
s

Dimana:
·Th= molal average Boilling Point
S = Specific Grafity 60°F

1
1.6.3. Klasifikasi Berdasa rkan Kornposisi BC.

Komposisihidrocarbon akan menentukan besarnya harga SG. Berdasarkan komposisi


hidrocarbori oleh Lane and Garton ( 1934) dari US Bureau of Mines dibuat klasifikasi
minyak bumi secara umum berdasarkan SG 60/60°F, klasifikasi .ini dasarnya dari
jenis fraksi (250 - 275°C) pada tekanan 1 atm dan fraksi {275 - 300°C) pada tekanan
400mmHg.
Tabel: 4
Klasifikasi Berdasarkan Komposisi He·

N Fraksi I 250 ·~ 275°C Fraksi II 275 - 300°F


0
Klasifikasi
0
SG 60160 API SG60/60 API
0

1. Parafine - Parafine <0,825 >40 <0,876


2. Parafine - Intermediate <0,825 >40 0,876 - 0,934
3. Intermediate ~ Parafine 0,835 -0,860 33-40 < 0'..876
4. Intermediate-Intermediate 0,825 - 0,860 33-40 0,876 - 0,934
5. Intermediate - N aphthen 0,825 - 0,860 33 -40 > 0,934
6. Naphthen- Intermediate <0,860 33 < 0,876- 0,934
7. Naphthen .. Naphthen <0,860 33< <0,934
8. Parafine - Napthene <0,825 >40 < 0,934
9. Naphthene - Parafine < 0,860 33< < 0,876

1.6.4. Klasifikasi Berdasarkan BeratJenis.


Berat jenis (SG) dan °APigravity dapat dipakai untukmenentukan klasifikasi minyak
bumi akan didapat.:
Ringan.
...

4. Berat
5. Sangat berat

2
Tabel: 5
Klasifikasi Berdasarkan Berat Jenis

Jenis SG 0API
Gravity

Ringan ~ 0,830 >39·' 0


.......

Medium ringan 0,830 - 0, 850 39 - 35


Medium.berat 0,850 - 0,865 35 -32,l
Berat 0,865,. 0,905 32) - 25,8
Sangat berat ~ 0,905 <: 25,8

1.6.5. Klasifikasi Berdasarkan Kadar Sulphur.

Kandungan senyawa belerang dalam minyak bumi membawa pengaruh negatip


dalam proses pengolahan. Berdasarkan kadar sulphur, minyak bumi diklasifikasikan
sebagai
berikut :
Tabel: 6
KlasifikasiBerdasarkan Kadar Sulphur
Jenis Sulphur (S) % berat
Sweet 0,001 .. 0,3
Sulphur 0,3 - 1
rendah 1~3

Sulphur sedang >3


Sulphur tinggi

1. 7. Macam-Macam Pengolahan Min yak


Bumi.

Min yak bumi keluar dari sumur tidak. clapaf Iangsung digunakan sebagai bahan bakar,
minyak pelumas, Wax (lilin) asphal maupun untuk keperluan lain-lainnya karena
minyak bumi belum memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan untuk
keperluan: tersebut.

2
Agar minyak bumi dapat digunakan untuk keperluan tersebut, makaharus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu. Pengolahan ini bertujuan untuk mernisahkarr komponen•
komponen yang ada dalam minyak bumi sesuai dengan kebutuhan penggunaan serta
memperbaiki sifat-sifat tersebut untuk memenuhi persyaratan spesifikasinya, Untuk
.mendapatkan bermacam-macam produk dari rninyak bumi, diperlukan proses
pengolahan secara bertahap misalnya proses separasi, konversi, blending dan lain-lain
agar mendapatkan produk-produk yang sesuai .dengan kebutuhan dipasaran baik
kuantitatif maupun kualitatifuya. Salah satu pengolahan minyak bumi yang
digunakan untuk pengolahan dasar adalah proses .Distilasi, karena tanpa adanya
proses distilasi ini minyak bumi tidak dapat diolah Iebih lanjut untuk mendapatkan
bahan bakar maupun bahan-bahan'keperluan lainnya.
Distilasi adalah salah satu proses pemisahan secara fisik dengan menggunakan
perbedaantitikdidih dari masing-rnasing komponen yang ada didalamnya.
Makin tinggi perbedaanfitikdidih masing-masing komponennya tersebut maka
pemisahan secara distilasi ini akan makin baik.
Prinsip dasar dari distilasi adalah : pemanasan, penguapan, pengembunan kembali
uap yang terjadi dan pemisahan,
Dalam proses distilasi penguapanakan terjadi pada seluruh permukaan zat cair, untuk
penguapan ini diperlukan panas dan panas yang diberikan akan digunakan :
I. Menaikkan suhu zat cair pada titik didihnya yangdisebut panas sensible.
2. lJntuk menguapkan zat cair pada titik didihnya yang disebut panas
latent.
Dalam proses distilasi dapat · . · digunakan dua atau lebih campuran yang setiap
komponen mempunyai perbedaan titik didih. Makin tinggi perbedaan .titik didih dari
~-

masing-masingkomponen maka proses pemisahan iniakan lebih baik.


Proses distilasi dilihat dari sistim kerjanya dikenal 2 macam yaitu:
1. Distilasi biasa (batch distillation) = distilasi tetap
2. Distilasi bertingkat = distillation continues.

e- 2
Dilihat dari kapasitasnya distilasi dibagi 2 macam yaitu :
1. Distilasi skala kecil (Laboratorium).
2. Distilasi skala besar (Pengolahan Minyak),

· Dilihat dari tekanan operasi Distilasi dibagi menjadi 3 macam yaitu :


1. Distilasi Atmospheric.
2. Distilasi Bertekanan.
3. Distilasi Vakum.
Gambar :1
Conteh rBatch Distillation

co

Residue

Gambar: 2
Contoh : ContinuesDistillation

co
· Bensin

•·

Residue

23

..i'.. :
Gambar: 3
Contoh : SHELL STILL Distillation

·Gas

Bensine

Kerosine

Solar

~-.... ....- Residue

24
Tabel: 7
Produk.Minyak Bumi

No. Jenis Penggµnaannya


Produk

I. Ref Gas 1. Bahan bakar pabrik, bahan bakar


·~
rumah tangga.
2. Avgas 2. Bahan bakar pesawat terbang
•!
baling- baling.
3. Mo gas 3. Untuk bahan bakar motor gasoline.
4. Avtur 4. Untuk bahan bakar pesawatjet,
5, Kero sine 5. Bahan bakar kompor (rumah
tangga),
6. Solar 6. Bahanbakar mesin diesel.
7. Minyak diesel 7. Bahan bakar mes in berat (bahan
bakar kapal).
8. Residue! fueloil 8. Bahan bakar industri, bahan bakar
pembangkit tenaga,
9. Minyak Pelurnas 9. Min yak pelumas nngan, minyak
. : .pelumasberat. ·
10. Lilin, parafine 10. Untuk pernbuatan lilin,
penerangan, 'batik, korek api,
bahangernuk.
11. Asphalt (ter) 11. Untuk asphalt kontruksi, untuk
couting {pelapis) dlL
·12. Coke (petroleum coke) 12. Bahan bakar industri, bahan
elektroda.
13. Naphtha(solven) 13 . Bahari'pelarut.·'

25
1.7.1. Distilasi Laboratorium.

Distilasi Laboratorium adalah distilasi yang dilakukan dilaboratoriurn dengan skala


kapasitas yang kecil sehingga didapatkan grafik-grafikdistilasi yang merupakan cara
umum dipakai untuk mengetahui sifat-sifat dari fraksi minyak bumi,
Macam-macam Distilasi Laboratorium yaitu :
1. Distilasi ASTM D.86.
Banyak dipakai untuk mengontrol operasi di dalam kilang, analisanya dapat
dilakukan secara cepat dan mudah diartikan untuk menginterprestasikan keadaan
operasi dari unit yang bersangkutan. Test dilakukan dengan memanaskan I 00 cc
minyak dengan kecepatan pemanasan sedemikian sehingga tetesan pertama pada
basil distilasi terjadi dalam waktu 5 - 10 menit. Hasil distilate dikuinpulkan
dengan kecepatan 4 - 5 cc permenit, Suhu uap yang ditunjukkan pada waktu
terjadinya tetesan pertama di catat biasa disebut IBP. Suhu uap selanjutnya
dicatat setelah basil distilasi 5 cc, I 0 cc dan kemudian setiap 10 cc berikutnya.
Suhu uap max yang terjadi pada tetesan basil akhir disebut EP (end point) ,
volume total dari liquid basil distilasi dikumpulkan dicatat sebagai distilate,
sedangkan liquid yang tidak mau menguap didinginkan di dicatat sebagai volume
residu. Selisih dari 100 cc feed dari jumlah residu dan distilate disebut loses.
Angka-angka dari temperatur dan volume ini bersama-sama dengan tekanan
barometric yang dilaporkan sebagai basil distilasi Laboratorium.
Kekurangan atau kelernahan dari distilasi laboratorium ini terutama labu gelas
yang digunakan tidak diisolasi dari udara sekelilingnya sehingga reflux yang
terjadi selalu berubah-ubah, terdapat hydrocarbon yang mempunyai titik didih
yang lebih rendah dari yang tercatat dari IBP dan ada yang lebih tinggi tercatat
sebagai EP. Distilasi dilakukan dalam atmospheric sehingga . yang dapat
dilakukan max 700°F dimana thermal cracking mulai terjadi meskipun prosedur
dan alat-alat telah distandardisasi tetapi .angka-angka basil percobaan rnerupakan

26
angka ..angka absolut, misalnya thermometer yang terpakai tidak kena panas
seluruhnya.
2. ASTMD.1500.
Ini serupa dengan ASTM D. 86 hanya percobaannya dilakukan tekanan 10 mm
Hg absolud alat. pengukur panas memakai thermo· couple tetapi koreksi suhu
. • ;i@s~~~r~;~?~:~;_,
tidakdiadakan.Percobaan dapat dilakukan sampai 1000°F.
3. Distilasi True Boiling Point (TBP).
Disebut juga distilasi 15-5 yang artinya bahwa fraksinasi dilakukan pada menara
pilot plant menggunakan 15 plate dengan perbandingan reflux ratio 5: 1.
Distilasi TBP mempunyai sifat-sifat sebagai berikut : pesawat lab .ini dapat
menghasilkan fraksi minyak yang cukup banyak sehingga dapat untuk
menentukan gravity, viscositas, sulphur content, flash point, pour point dll.
Hasilnya sesuai baik dalam jumlah maupun sifat-sifatnya dari unit yang
sedang berjalan. Menara TBP dapat beroperasi sampai suhu 600°F pada tekanan
atmosfir sebelum terjadinya crackingdan dapat dihubungkan dengan pompa
vacum untuk mencapai temperatur 900~·1000°F (AET) Atmospheric Equivalent
Temperatur.
Gambar:4
CurvaDistilasi Laboratorium

TBP

Suhu

-----illJo• % vol

27
Dalam distilasi Laboratorium yang dilakukan akan didapat suat~ kurva distilasi
berupa kurva ASTM atau TBP. Karena minyak bumi merupakan campuran yang

kornplek yang terdiri atas bagian-bagian yang pada dasarnya sulit untuk dikenal
identitasnya dan hasil pengolahan minyak bumi .bukan merupakan suatu zat tunggal
tetapi merupakan suatu fraksi. Dari kurva-kurva tersebut dapat digunakan untuk
menghitung sifat-sifat fisika dari minyak mentah maupun fraksi-fraksinya
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Average Boiling Point.
Dari data distilasi yang satu dapat dirubah rnenjadi data distilasi yang lainnya
misalkan data distilasi ASTM ke.TBP, TBP ke EFV dan sebaliknya.

1. 7.2. Proses Pengolahan Minyak Bumi.

Proses pengolahan minyak bumi dapat dibedakan sebagai berikut :


1. Proses Separasi (Proses fisis).
Proses ini merupakan pemisahan secara fisis (fisika) dimana hidro carbon atau
minyak mentah dipisahkan berdasarkan perbedaan sifat-sifat fisika
componennya.
Contoh:
Perbedaan titik didih
Perbedaan titik beku
Perbedaan sifat kelarutan.
Pada dasarnya proses pemisahan rm tidak ada perubahan atau pengubahan
struktur molekulnya.
Contoh:
Untuk perbedaan titik didih :
Distilasi :
• Distilasi Atmospheric
• Distilasi Vacum
• Distilasi Bertekanan

28
Perbedaan titik beku : wax plant
Perbedaan kelarutan : extraction dan absorbstion

2. ProsesTransformasi (Chemical Convection Process).


Dal am proses ini terjadi proses· perubahan struktur rnolekul hidrocarbon dengan
suatu reaksi kimia dengan bantuan panas dan katalis.
Proses chemical convection dibagi beberapa rnacam antara lain :
a. Decomposisi MolekuJ
- Thermal Cracking
- Hydro Cracking
- Catalytic Cracking
- Visbreaking
- Coaking
b. Sintesa molekul :
- Polymerisasi
- Alkylasi
c. Perubahan Struktur Molekul :
- Reforming
- Isomerisasi

3. ProsesTreating,
Tujuan proses ini untuk .menghilangkan/mengurangi impurities baik untuk
intermediate product maupun finish product dengan 'tujuan . meningkatkan
kualitas/mutu dan menghilangkan racun katalis.
.Contoh:
Merox Treating
I

Desulphurisasi
Hydro Treating
Acid Treating

29
Soda Treating

Gas Purification·System MEA.

4. ProsesBlending.

Blending adalah suatu 'proses pencampuran · untuk mendapatkan produk atau


umpan yang memenuhi persyaratan/spesifikasiyang diperlukan.
Contoh:

Blending ON
BlendingSG

Blending Viscositas dll.

30
BAB.2
DES ALTER.

Desalter adalah salah satu prosespengolahan minyak bumi dengan umpan crude oil,
untuk menurunkan . kandungan garam-garam yang ada didalamnya serendah.
mungkin dengan cara melarutkan garam-garam tersebut· kedalam air kemudian air
dan garam dipisahkan dari minyak bumi (crude oil).

2.1. Umum.

Didalam Crude Oil selain kandungan senyawa hidrocarbon juga mengandung


impurities-impurities yang berupa:
Garam-gararn clan air.
Senyawa belerang
Logam-Iogam

Salah satu impurities tersebut akan dihilangkan/dikurangi kandungan garam. serendah


mungkin dalam proses desalter.
. Minyak mentah dari sumur biasanya mengandung air yang melarutkan garam-garam
terutama garam NaCL Jumlah air harus dibatasi untuk menghindari penguapan yang
- mendadak yang memberikan tekanan yang besar.didalam dapur.

2.2. Proses alir.


Crude oil. yang sudah dikurangi kandungan airnya kemudian diproses di Desalter
untuk menurunkan/menghilangkan kandungan garamnya tersebut. Crude oil biasanya
mengandung.garam antaraO sampai dengan 1000 PTB•. {pound per thausandbarel?
lb/1000 barel). Keadaan normal operasi antara 10 sampai dengan 200 PTJ3, apabila
;·· ' ... ' - •, ..

' .

· kandungan garamnya melebihi batas tersebut perlu dilakukan proses di Desalter. Garam-garam
ini bisa · dari crude oil sendiri ataupun berasal dari luar · yakni dari air
·· ballast{air pencuci/bekas).
Dalam memisahkan garam-garam tersebut dapat dilakukan beberapa cara antara Iain
yaitu:

1. Mencuci denganair.
Minyak dicuci dengan air sehingga garam-garam tersebut dapat larut kedalam
air, kemudian air yang telah melarutkan garam tersebut kemudian dipisahkan
dari crude oil dengan cara didiamkan (settling).
Cara ini tidak disenangi karena :
Memerlukan air yang cukup banyak.
Waktu proses pemisahan memerlukan waktu yang.lama.
Dengan tidak effektif dan effisien proses tersebut dicari cara lain.

2. Proses Desalting.
Proses penghilangan garam ini menggunakan listrik dengan tegangan tinggi.
Adanya medan Iistrik ini timbullah kutub-kutub yang akan mengakibatkan
gerakan partikel-partikel air dan minyak berhamburan sehingga saling terjadi
tabrakan dan akibatnya air yang mempunyai beratjenis yang lebih besar akan
jatuh/turun kebawah,
Adapuncara kerja desalter adalah sebagai berikut :
Crude oil yang diinjeksi dengan air tawar kemudian diaduk, ini dimaksudkan
untuk melarutkan garam-garam yang terdapat didalam minyak.
Garam-garam yang telah larut didalam air kemudian akan mengendap I turun
. • kebawah .bersama air .kemudian air dikeluarkan dari desalter untuk dibuang
sebagi airgaram.

I(a,rena ~danya pengatlukan .ini akan mengakibatkanti1~bulnyapercampuran air .


: '·

clan rninyak sehingga air .sulit untuk rnengendap.

3
Dengan adanya pencampuran minyak dan airyangdisebut emulsi ini sulit untuk
dipisahkan sehingga perlu diproses denganDeEmulsifieryaitu suatu proses untuk
menghilangkan emulsi-emulsi yang timbuL
Proses deemulsifier ini bisa dilakukan juga dengan medan Iistrik bertegangan
tinggi.
Adanya medan listrik tegangan tinggi maka akan menimbulkan gerakan-gerakan
hamburan dari partikel-partikel air dan ini akan salingbertumbukkan sehingga
air
dapat menggumpal menjadi lebih besar kemudian akan tururi kebawah.

Gambar : 5
Desalter

8
10

5 7

3
1. CO masuk.
2. Air keluar
3 . Steam out let
4. Pembagi pemasukkan minyak mentah
5. Ekektroda bawah
6. Elektroda atas
7. Entrance bushing
8. Penentu pennukaan minyak
9. Transformer
10. Minyak keluar.

-~-

3
BAB.3
DISTILASI ATMOSPHERIC

.Distilasi Atmospheric adalah salah satu proses pemisahan secara .fisik dengan
menggunakan perbedaan titik didih 'dari masing-masing komponen yang ada
didalamnya dengan kondisi tekanan operasi sekitar l atm.
Didalam distilasi atmospheric untuk pemisahan minyak bumi (Crude Oiljpemisahan
dilakukan berbedaan titik didih masing-masing fraksi yang ada dalam campuran
crude oil, sehingga hasil distilasi yang didapat adalahfraksi-fraksi minyak bumi.

3.1. Umum.
Distilasi Atmospheric adalah proses pemisahan minyak bumi secara fisis dengan
mengggunakan perbedaan titik didih. Karena crude oil adalah campuran dari
komponen-komponen yang . sangat komplek dan pemisahan berdasarkan fraksi•
fraksinya sehingga distilasi ini pemisahan dengan berdasarkan trayek titik didihnya

(jarak didih). Tekanan kerja dari distilasi atmospheric pada tekanan atmosfir yaitu
tekanan operasi antara I atmosfir sampai dengan 1,5 atmosfir.
Dalam proses distilasi atmospheric akan didapatkan basil sebagai berikut :
Gas
Light Naphtha
Heavy Naphtha
Kerosine
Solar dan Residue

3.2. Proses Alir.


Crude oil setelah di proses di Desalter untuk dihilangkan kandungan garamnya atau
•· . . . '

dari.tangki kemudian dipompa untuk menuju dapur/fumace. Sebelummasuk furnace

dipanaskan pendahuluan di Heat Exchanger (HE) ± 270°F supaya tidak terjadi


pemanasan mendadak -di furnace. Dari HE kemudian crude oil masuk furnace untuk

dipanaskan sampai temperatur yang diinginkan ± 350°C, kemudian masuk ke menara


fraksinasi. Di furnace fraksi-fraksi gas, bensin, kerosine dan solar akan menguap
tetapi fraksi-fraksi ini belum mengalami pemisahan. Kemudian crude oil masuk ke
kolom fraksinasi ke dalam flash . zone (daerah penguapan), di sini · terjadilah
pemisahan antara fraksi uap dan fraksi cair.
Uap yang terdiri dari gas, bensin, kerosin dan solar di flash zone akan naik ke menara
•1 fraksinasi sedangkan fraksi cair yang berupa residu akan turun ke bottom kolom yang
biasa disebut product bottom.
Residu dari bottom kolom kemudian dipompa masuk ke HE untuk didinginkan
kemudian masuk cooler untuk mendapatkan pendinginan lebih lanjut kemudian
dimasukkan kedalam tangki timbun.
Fraksi uap dari flash zone yang naik menuju ke puncak menara akan melewati tray•
tray sehingga akan terjadi kontak antara uap yang naik dengan cairan yang ada pada
tray. Karena terjadi kontak dengan cairan tersebut, maka uap yang mempunyai titik
didih yang sama dengan titik didih liquid di tray akan mengembun.
Dari hasil pengembunan di tray dikeluarkan melewati draw off yang kemudian
sebagai hasil samping (side stream). Hasil-hasil dari side stream yang paling bawah
adalah fraksi berat (solar), kemudian diatasnya kerosine, bensin dan produk yang
paling atas · adalah bensin dan gas yang biasanya disebut top produk.
Produk samping (side stream) kemudian dimasukkan ke dalam stripper untuk
dipisahkan fraksi ringannya yang masih terikut pada produk tersebut dengan dibantu
steam stripping kemudian dari stripper dimasukkan kedalam cooler untuk
didinginkan baru kemudian dimasukkan kedalam tangki timbun.
Produk paling atas (top product) kemudian dimasukkan kedalam condensor untuk
diembunkan kemudian ditampung di accumulator. Di accumulator akan terpisah
.antara gas· yang jidak .dapat mencair naik ke accumulator kemudian dapat diproses
lebih lanjut di LPG Plant.
Sedangkan cairan yang tertampung di accumulator kemudian sebagian di tampung ke
tangki timbun sebagian ada yang digunakan untuk reflux. Reflux ini dimaksudkan

3
untuk mengatur suhu cairan tray di top kolom agar terjaga tetap sesuai dengan yang
dikehendaki.
Hasil pengolahan distilasi atmospheric ini adalah sebagai intermediate product
(produk sementara) karena produk-produknya belum rnemenuhi spesifikasi
.pemakaiannya sehingga perlu untuk dio]ah lebih lanjut di secundary process.

3.3. Seksi-Seksi.

Bagian-bagian yang ada dalam proses pengolahan Distilasi Atmospheris terdiri dari
beberapa seksi antara lain :

I. Heat Pick Up Suction (pemanfaatan panas)


Seksi ini memberikan sumber panas yang berasal dari produk-produk untuk
memanaskan pendahuluan crude oil dengan harapan untuk tidak terjadi
pemanasan mendadak danjuga penghematan energi panas.
Panas ini berasal dari produk side stream maupun produk bottom, diharapkan
panas mencapai se maksimum mungkin. ·

2. Furnace (Dapur)
Dapur merupakan ruang bakar dimana hasil pembakaran memberikan panas dan
panas ini akan digunakan untuk pemanasan crude oil.
Beberapa type dapur dapat digunakan misal : box, cabin, circular dll).
Sedangkan didala111 dapur terdapat 2 seksi pemanasan yaitu :
Seksi Radiasi
Seksi Konveksi
Sedangkan fungsi dapur adalah untuk memanaskan crude oil tetapi disini b~lum
terjadi penguapan.

3
3. Kolom Fraksinasi.
Kolom fraksinasi ini berfungsi untukpemisahan fraksi-fraksi minyak bumi.
Crude oil setelah rnelalui furnace dimasukkan dalam fraksinasi melalui seksi
flash zone diharapkan temperatur di flash zone sama dengan temperatur waktu
keluar dari dapur yaitu max 370°C{tergantungjenis crudenya).
8
Didaerah flash zone akan terjadi pemisahan yakni cair turun kebawah sedangkan
uapnya naik keatas. Didalam kolom dilengkapi dengan tray yang jumlahnya
tergantung pada crude yang di olah dan ukuran tower. Adapun fungsi plate .ini
adalah. bertujuan untuk pemisahan lebih tajam {sempurna)... ·
Seksi fraksinasi ada2 yaitu :
Seksi Rectifiying
Seksi Stripping.

a. Over Head Product.


Fraksi ringan dari pada minyak bumi akan tetap bersifat sebagai uap dan
. '• .. - - -~. - .·.

keluar dari .puncak kolom sebagai over head product. Uap-uap ini kemudian
dapat dicairkan dengan pengembunan melalui condensor dan gas yang tidak
mencair akan keluar dari tangki sebagai gas kilang, sedangkan uap yang
mencair kemudian dipisahkan kandungan aimya. Sedangkan sebagian
produk ini dikembalikan ke tower sebagai reflux.
Fase uap yang mencair karena adanya plate-plate ini akan memberikan basil
darihasil samping (side stream).

b. Side.Stream.
ProdukNaphtha.
Produk ini akan dihasilkan pada basil. samping yang mana karena banyak
pengembunan pada plate-plate, pada tray-tray dibawah tray puncak.

3
Produk Kerosine.
Produk Kerosine merupakan produk samping juga yang dihasilkan ditray•
tray dibawah tray naphtha, hal ini disebabkan karena boillirtg ringnya
lebih tinggi dari pada Naphtha.
Produk Solar/Gasoil.
Produk solar/gasoil merupakan produk paling berat dari hasil kondensasi
crude oil yang masuk ke flash zone.
Sehingga mempunyai boilling range yang paling tinggi dari fraksi uap.

c. Bottom Product.
Bottom product merupakan produk carran ( tak teruapkan dalam dapur)
sehingga jelas botom product ini mernpunyai boilling range paling tinggi
dari fraksi-fraksi minyak bumi. Kerap kali bottom product ini terkontaminasi
oleh product yang ringan karena kondisi operasi.
Maka untuk menghilangkan kontaminasi-kontaminas mi dapat dilakukan
dengan penguapan kembali melalui reboiler.

4. Produk Samping.
Pada umumnya produk-produk samping yang diinginkan untuk disempumakan
karena adanya kontaminan-kontaminan. Penyempurnaan produk sarnping ini
dalam toping unit dilakukan dalam stripper.

5. Seksi Stabilizer.
Apabila produk-produk masih dalam · keadaan tidak • stabil karena perubahan
. kondisi misal suhu maka produk ini harus distabilkan melalui alat yang disebut
stabilizer. Proses ini dilakukan dengan pemanasan sehingga terjadi penguapan
fraksi ringan, pemisahan uap dan cairan dilakukan didalam kolom stabilizer yang
juga sering dilengkapi dengan tray.

3
Fraksi ringan yang berupa uap akan keluar melalui puncak stabilizer yang
selanjutnya akan diembunkan melalui kondensor.
6. Seksi Splitter.
Apabila produk-produk yang sudah stabil inginkita pisahkan menjadi 2 (dua)
yaitu fraksi ringan atau light dan fraksi berat atau heavy, maka hal 'ini hams
dilakukan dalam alat disebut splitter.
, . ~~·

·-., 3.4. Peralatan Utama.


Didalam proses distilasi atmopheric peralatan-peralatan yang digunakan cukup
banyak, sehingga perlu dikenal peralatan-peralatan utamanya antara Iain :

a. Pompa.
Pompa digunakan untuk memindahkan feed maupun produk dari tangki ketangki
maupun dari tangki ke peralatan proses lainnya atau sebaliknya.
Pompa mempunyai bermacam-macam jenisnya misalkan .pompa centrifugal,
pompa piston dan Iain-lainnya.

b. HeatExchanger .
. Heat Exchanger atau alat penukar .panas .: yangberfungsi untuk berlangsungnya
proses perpindahan panas antara fluida satu ke fluida lainnya atau dari fluida
. panas ke fluida yang.lebih dingin yang saling mempunyai berkepentingan.
Atau .sering juga dikatakan Heat Axchanger adalah perpindahan panas antara
umpan dengan produk sebagai media pemanasnya.
Sebagai contoh adalah crude oil dengan residu, dimana crude '. oil membutuhkan
panas sedangkan residu perluuntuk melepaska~ panas. Dengan demikianmelalui .
. pertukaran panas ini dapat dimanfaatkan panas yang seharusnya dibuang dan
apabila ditinjau dari segi ekonomi haltersebutini akan memberikan penghematan
biaya operasi dari segi pemanasan dan pendinginan.

4
c. FurnaceIDapur.
Furnace disini yang dimaksud adalah berfungsi sebagai tempat mentransfer panas
yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar. Didalam dapur terdapat pipa•
pipa yang dipanaskan dengan tersusun sedemikian rupa sehingga proses
pemindahan panas dapat berlangsung sebaik mungkin. Minyak yang dialirkan

i .·
melalui pipa..pipa tersebut akan menerima panas dari hasil pembakaran didalam
dapur hingga suhunya mencapai 300°C - 370°C tergantung · dari jenis crude
oilnya, yang kemudian masuk kedalam kolom distilasi untuk dipisahkan
komponen .. komponennya.

d. Kolom Distilasi.
Kolom distilasi adalah bejana berbentuk silinder yang terbuat dari bahan baja
dimana didalamnya dilengkapi dengan alat kontak (tray) yang berfungsi untuk
memisahkan komponen-komponen campuran Iarutan, Didalam kolom tersebut
dilengkapi dengan sambungan-satnbungan untuk saluran umpan, hasil samping
reflux, reboiler, produkpuncak dan produk botom dan steam stripping;

e. Kolom Stripper.
Kolom Stripper bentuk dan konstruksinya seperti kolom distilasi, hanya pada
umumnya ukurannya lebih kecil. Peralatan ini berfungsi untuk .menajamkan
pemisahan komponen-komponen dengan cara mengusir atau rnelucuti fraksi•
fraksi yang lebihringan didalam produk yangdikehendaki,
Prosesnya adalah penguapan biasa, yang secara umum untuk membantu
penguapan fraksi ringan tersebut dengan dibantu injeksi steam ada juga yang
ditambah dengan reboiler. .

f. Condensor.
. : . ·'

Basil puncak kolom yang berupa uap tidak dapat ditampung dalam bentuk
demikianrupa,.oleh karena perlu untukdiembunkan.sehingga bentuknya berubah

4
menjadi cairan/condensat. Untuk mengubah uap menjadi cairan/condensat
tersebut dilewatkan condensor agar terjadi pengembunan dengan media
pendinginnya biasanya adalah air.
Panas yang diserap didalam condensor sebagaimana panas pengembunannya
(untuk merubah fase uap menjadi fase cair) daiam hal ini setara dengan panas
latennya. Secara teoritis penyerapan panas didalam condensor tanpa diikuti
dengan perubahan suhu;

g. Cooler.
Bentuk dan konstruksi cooler seperti halnya pada condensor, hanya fungsinya
yang berbeda. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk
yang masih panas yang mempunyai suhu .tinggi yang tidak diijinkan untuk
disimpan didalam tangki. Jika condensor berfungsi sebagai pengubah fase dari
uap menjadi bentuk cair, .maka cooler lain halnya, yaitu hanya sebagai
penurunan suhu hingga mendekati suhu sekitamya atau suhu yang aman.
Jika didalam condenser yang diserap adalah panas latent, sedangkan untuk cooler
yang diserap adaiah panas sensible, yaitu panas untuk · perubahan suhu tanpa
diikuti perubahan Jase.

h. Separator.
Sesuai dengan namanya, peralatan ini berfungsi untuk memisahkan dua zat yang
saling tidak melarut, misalnya gas dengan cairan, minyak dengan air dan
sebagainya. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan pada perbedaan densitas
..
. j

antara kedua fluida yang akan dipisahkan, Semakin besar perbedaan densitas
antara dua zat tersebut akan semakin.baik/mudah dalam.pemisahannya.

i, Perpipaan,
Perpipaan adalah suatu sistim jaringan pipa yang menghubungkan dari peralatan
satu dengan peralatan · lainnya. Pipa berfungsi sebagai . alat penyaluran/

4
mengalirkan cairan atau g~s. Pipa dibuat dari bermacam-macam jenis bahan
misalkan dari baja, karet, PVC dan lain..Iain tergantung dari keperluannya.
Untuk proses pengolahan minyak pipa yang digunakan biasanya jenis baja dengan
paduan carbon.

j. Instrumentasi
Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan didalam proses
pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga .apa yang
diharapkan dalam proses pengol~han dapat tercapai.
Contoh yang dikontrol antara lain flow, temperatur, tekanan, level dan lain-Iainya.

3.5. Variable Proses.

Variable proses merupakan faktor-faktor (variable-variable) yang mempengaruhi


terjadinya proses .itu, Pengaturan variable 'proses amatlah penting karena untuk
mendapatkan kualitas maupun kuantitas produk yang dikehendaki. Perubahan
variable proses akan mengakibatkan penyirnpangan yang menyeluruh . terhadap
kualitas maupun kuantitas produk. Oleh karena itu kontrol .terhadap kualitas produk
. .

dilaboratorium sangat penting karena untuk mengetahui apakah ada penyimpangan-


penyimpanagn dari variable proses'.
Variable proses yang pokok yang perlu untuk dikendalikan secara cermat didalam
proses distilasi atmosferik adalah :
1. Suhu,
2. Tekanan
3. Flow rate
4. Level.

4
1. Temperatur/Suhu,
· Suhu merupakan dasardari pemisahan di dalam distilasi atmosferik, suhu harus
dicapai pada keadaan tertentu untukmemperoleh fraksi-fraksi yang dikehendaki.
Pengaruh suhu di dalam suatu proses distilasi merupakan faktor yang sangar
menentukan, karena pada proses ini terjadi pemisahan atas komponen-komponen
campuran berdasarkan titik didihnya.
Sebagai contoh suhu di dapur harus dicapai untuk menyelesaikan tugas
pemanasan dan penguapan sehingga suhu itu memenuhi suhu di flash zone.
Apabila suhu terlalu tinggi maka didalam dapur akan · terjadi cracking
(merengkah) didalam tube dapur kemudian dapat berkelanjutan pembentukan
coke (coking) didalam tube ya:1;1g efeknya dapat menghambat transfer panas dan
bahkan akan merusak pipa dapur karena terjadi over heating kemungkinan pipa
bengkok atau akan berakibat.pipa pecah.
Pengaruh suhu operasi terla.lu tinggi akan berpengaruh pada beban reflux besar,
beban condenser.
Dengan suhu terlalu tinggi pengaruh terhadap produk..jumlah gas besar, FBP
. produk akan naik, IBPproduk bottom produk naik dan warna produk akan jelek.
Apabila suhu terlalu rendah reflux yang diperlukan sedikit dan pemisahan tidak
tajam.

2. Tekanan.
Pada distilasi atmosferik penurunan tekanan tidak begitu nampak . pengaruhnya
dibandingkan dengan distilasi vakum maupun distilasi bertekanan.
Pengaruh tekanan didalam · kolom fraksinasi terlalu tinggi~ memberikan
penguapan yang tidak .sempurna sehingga akan mengakibatkan tidak
sernpumanya fraksinasi .didalam . kolom ~ dapat dilihat pada hasi] pemeriksaan
laboratorium bahwa FBP produk akan turun .dan IBP produk bottom akan turun.
Dengan tidak sempumanya .penguapan, akan mengakibatkanfraksi ringan akan
tercampur dengan fraksiberatnya ini berarti pemisahan tidak tajam,

44
Pada tekanan lebih rendah penguapan akan lebih cepat sehingga fraksi ringannya
akan kemasukan fraksi berat.

3. Flow Rate.
Flow rate dari umpan pada umumnya sudah ditentukan dari desain, kemungkinan
suatu proses terjadi operasi dengan flow rate umpan berbeda dengan perencanaan.
Biasanya pengaruh flow rate berpengaruh terhadap tingginya permukaan cairan
(level) di dalam kolom fraksinasi ataupun stripper.
Jika aliran I flow rate terlalu besar akan menambah beban dapur sehingga
kebutuhan bahan bakar lebih banyak karena untuk memanaskan • umpan yang
lebih besar. Pengaruh lain·dengan naiknya flow rate terhadap kolom, level botom
kolom naik dan level bottom stripper naik karena semakin besar jumlah
produknya. Kalau kenaikan flow rate terlalu besar kemungkinan akan terjadi
floading di kolom karena terlalu besar alirannya sehingga akan mengakibatkan
pemisahan tidak sempuma/tajam .. Terhadap produk samping (side stream)
pengaruhnya adalah terhadap titik didih awal, titik didih akhir dan flash pointnya
produk tersebut. Perubahan aliran juga mempengaruhi kestabilan temperatur, hal
tersebut dapat dilihat pada aliran feed masuk ke dapur. Bila terlalu rendah
alirannya sejumlah panas yang diterima oleh crude oil didalam tube akan
menaikkan suhu yang cukup tinggi karena jumlah panas yang tidak sebanding
denganjumlah aliran crude yang dipanasi sehingga untuk aliran yang rendah akan
menerima panas yang berlebihan. Jika peristiwa irii berlangsung: dalam kurun
waktu yang cukup lama dapat menimbulkan efek sampingan yaitu terjadinya
perengkahan yang kemudian berlanjut terjadi pembentukan coke.
Terbentuknya cokemengahalangi transfer panas sehingga membentukpemanasan
setempat (hot spot) yang selanjutnya panas yang berlebihan (over heating),
bengkokriyatube (tube bending), bergesemya tube (tube sagging) yang semuanya
itu dapat menimbulkan kerusakan fatal bahkan kebocoran dan kebakaran.

45
4. ·.Level.
Tinggi rendahnya permukaan cauan didalam kolom · . · fraksinasi · akan
mempengaruhi keadaan cairan pada tiap-tiap tray. Bila permukaan cairan pada
down comer suatu tray terlalu tinggi, maka hal ini akan menirnbulkan peristiwa
banjir(floading), cairan akan meluap dan tumpah ke tray dibawahnya, dan
mengakibatkan produk pada tray dibawahnya akan terkontaminasi oleh .fraksi
~-

ringan dan mutunya rusak (off spec).


.,
. Demikian pula bila permukaan cairan pada dasar kolomterlalu tinggi makaakan
menimbulkan . kemungkinan produk pada ·tray diatasnya akan menjadi. off spec
karena kemasukan. fraksi berat: Bila permukaan cairan terlalu .rendah di dalam
tray kemungkinan uap tidak rnampu · menembus cairan sehingga · fraksi ringan
akan tercampur pada fraksi berat sehinggaJBP .produk turundan produk menjadi
'bff spec. Untuk menjaga kesetabilan level (permukaan cairan). pada dasar kolom
biasanya digunakan sistim kontrol yang bekerja secara automatic.

3.6. Produk-Produk,

Produk-produk dari Pengolahan Distilasi Atmospheric dari minyak bumi (crude oil)
adalah sebagai berikut :
Tabel :8
Contohproduk-produkdari pengolahan minyakbumifcrude
oil)
Fraksi Boillin % Volume
Gas 0,02

I LPG 2,50
Light Naphtha 45 - 80 7
90 - 15-0 16
160-240 21
Light 'Gasoil 250-270 11
Heavy Gasoil 280 - 350 12
Residue >: 350

4
Spesifikasi produk :
SG
Boilling range
Flash Point
Smoke Point ·
Vapor Pressure
Colour
Viscositas
Copper strip
.Impurities .Kandungan (S, parafiuolefin, aromatik)

3. 7. · Bahan Kimia.
Pada proses distilasi dilakukan injeksi bahan kimia untuk mencegah terjadi korosif
pada peralatan proses, . adapun bahan kimia yang digunakan antara lain soda
.api (Caustic soda), amoniak dan unicorn.

1. Injeksi Causticsoda.
Crude oil biasanya . mengandung senyawa-senyawa orgamc seperti belerang,
nitrogen, oksigen. Senyawa-senyawa ini dengan asam dapat bereaksi dan bersifat
korosif apa lagi pada temperatur tinggi.
Untuk ini asam harus dicegah atau harus dinetralkan dengan penetral yaitu
Caustic soda.

4
Contoh reaksi,
H2S04 ---•· 2H++sot
2 H+ +Fe ----i•• Fe*+ H2
Fe++ +2HOH • .· Fe (OH)2+ H2
2 Fe(OH)2 ... f e203 + 2 H20

H2S04
Fe+2HOH ---•• Fe203 + H2
Kropos

Bila diinjeksi dengan NaOH maka:

H2S04 + 2 NaOH ----• Na2S04 + H20


garam
Sehingga tidak korosif.

2. Injeksi Amoniak,
Seperti diketahui Amenia adalahzat kimia yang bersifatasam. Crude oil yang
banyak rnengandung garam-garam MgCh, NaCh akan dapat mengalami
hydrolisa (proses masuknya gugus hidro I air ke dalam zat).
Dari hidrolisa ini akan menghasilkan asam-asam dan asam-asam ini akan bersifat
korosif
Reaksi :

MgCh • Mg*+ 2 er
M. gt'". +. HOH.·.• · .., Mg(OH)2 + 2 H+
2H_+ +2c1 • 2 HCI (asam)
+ •.·

2 MgCh+ HOH ---• Mg(OH)2 + HCl (asam bersifat korosi:t)

4
Bila diberi Amoniak maka

------111>-. NfliCI +HOH


Takkorosif

NaOH ~~-111> korosif


NaOH+NH3 -~------ NaNH2 + H20
, i. ,
Tak korosif
Amoniak digunakan kalau asamnya rendah, bila asamnya tinggi diberi NaOH
. .

dan Amoniak. Amoniak clorida . yang terbentuk biasanya membentuk lapisan ·


pada metal seperti pada condenser dan cooler.
Lapisan ini biasanya mengakibatkan berkurangnya· effisiensi perpindahan panas,
untuk menghilangkan lapisan .ini setiap kali diperlukan pencucian.
Disamping itu amoniak bisa mengatur harga PH = keasaman.

3. Injeksi.Unicor,
Injeksi bahankimia tertentu yang dapat melindungi metal-metal terhadap kontak
langsung metal itu dengan crude sehingga sifat korosif dari crude oil dapat
dicegah. .Zat kimia itu biasanya senyawa-senyawa amoniak dan lapisan•
lapisannya disebut "Film Amina".
Injeksi Unicom digunakan apa bila asam dalam crudeoilsudah sangat ganas dan
. .

soda dan amoniak juga masih menggunakan.

3.8. Reflux.
i'.·

Sebagianpanas dari kolom sering hams. dihilangkan, diman~< ada beberapa cara •tel
ah diketemukan semuanya menyangkut kondensasi atau pendinginan beberapa ·
produk didalam top kolom hal ini biasanya dilakukan dengan reflux.

4
Ada beberapa macam reflux yaitu :

1. Hot.Reflux.

Hot reflux ialah reflux yang temperatumya sama dengan temperatur top tower,
secara teoritis waktu reflux masuk kedalam top tower tidak memanaskan atau
mendinginkan tetapi hanya pencampuran. .·

2. Internal Reflux.
.. ·. ..'· \ -,

Intemal reflux ialah reflux yang mengalir dari tray ke tray lain didalam tower,
ini
selalu hot reflux karena liquid dalam tower selalu dalam boiling
rangenya.

3. Cold Reflux,
Cold reflux ialah reflux yang didinginkan temperatur lebih rendah dari pada
temperatur top. kolom, Karena untuk menghilangkan panas yang diperlukan
diperlukanreflux yang lebih sedikit.

4. Intermediar Circular.
Dengan adanya perbedaan karakteristik aliran uap dan cairan antara top dan
bottom kolom yang disebabkan 'adanya gradiant suhu, tekanan dan komposisi,
maka perlu dilakukan perbaikan mengenaidistribusi aliran disepanjangkolom: · -.

3.9. Tata Cara Operasi.


3.9.1. Tata cara menjalankan operasi (StartUp)adalah sebagai berlkut :
1. Pendahuluan.
Apabila pabrik itu baru, maka sebelum menjalankan operasi unit perludilakukan .·
pekerjaan-pekerjaan Precommissoning (pengecekan l pengetesan setiap
peralatan). Setelah.itu data-data yang hams diperoleh dari precommissioning ini
memberikan data-data bahwa semua peralatan dapat bekerja. .Selanjutnya
diadakan beberapa pengecekan '.

5
a. Semua peralatan harus aman dan harus siap pakai:
b. Semua utilities yang meliputi, listrik, air, steam, angin dan Iain ..lain telah
siap
· membantu. .:

c. Semua peralatan persediaan harus ada dan siap pakai, bagian-bagian yang
Iain
harus dihubungibahwa operasi kilangakandimulai.

2. Test Angin dan Test Kebocoran.


Beberapa test perlu dilakukan .yaitu test angin untuk .melihat adanya
: ..
kebocoran-
kebocoran atau adanya kot~ran-kotoran. Disamping itu semua peralatan harus
mampu pada tekanantcrtentu.

3. Purging (Flushing).
Hembusan uap air (gas inert) ini bertujuan untuk menghilangkan / mengusir gas•
gas yang mudah terbakar seperti gas hidro carbon. Seperti diketahui apa bila
didalam sistim masihbanyak gas hidrocarbon, maka adanya api danoksigen akan
dapat terjadi kebakaran, Setelah adanya flushing dengan steam maka beberapa
saat tekanannya didalam peralatan akan menurun . hal ini disebabkan penurunan
suhu sehingga terjadi pengembunan steam sehingga kuatir terjadi · vakum karena
itu diperlukan flushing selanjutnya oleh gas enert.

4. Start Up.
Setelah pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas dilakukan maka kemudian dilanjutkan
langkah-langkah start up yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Persiapandan line up.
b. Sirkulasidingin.
c. .· Sirkulasi panas
d. Operasi normal.

5
a. Persiapan,
Yang harus dilakukan :
- Hubungibagian-bagian yangterkait.
- Cek peralatan perhubungan.
- Peralatan penunjang siap kerja
'" Dapur siap pakai
- Line up (perpipaan dari crude sampai produk) siap pakai.
- Semua line up harus terbuka penuh{fully open).

b. Sirkulasi dingin.
Ini dimaksudkan mengalirkan minyak dingin ke .seluruh bagian untuk melihat
kebocoran-kebocoran atau tidak.

c. Sirkulasi Panas.
Sirkulasi panas merupakan sistimdengan pemanasan yang tinggi yakni dengan
menyalakan dapur untuk segera · mencapai kondisi operasi. .Dalam operasi
sirkulasi panas ini, .Iangsung menggunakan crude . oil yang nantinya segera
dapat dioperasikan, Suhu dinaikkan ± 30°C/jam. Selama sirkulasi panas
dilakukan perneriksaan · kembali alat-alat dan produk dimasukkan kedalam

tangki sirkulasi.
.
Selama sirkulasi panas suhu dinaikkan sampai temperatur
. --- - . .
175°C, kemudian kondisi pertahankan agak lama dan yakinkan bahwa
peralatan dalam kondisi baik. Kernudian naikkan temperatur dapur setiap jam
± 60°C dan umpan diganti dengan crude oil dan produk dimasukkan kedalam
tangki slop selarna produk masih belum on speck
Apabila kondisi .sudah menunjukkan temperatur yang dikehendaki dan kondisi

constant maka.produk perlu dianalisa dan hal ini apa bila sudah menunjukkan
on speck maka normal operasi telah dilakukan.

5
d. Normal Operasi.
Normal operasi adalah operasiyang telah berjalan sesuai dengan perencanaan
yang dikehendaki dan pada operasi ini sudah tidak diketemukan
penyimpangan-penyimpangan :
yang
.. ·
berarti pada saat inimaka :
produk sudah
bisa masakkedalamtangki produk dan umpan telah dapatdioperasikan sesuai
.. dengan yang dikehendaki, umpan itu termasuk bahan kimia .

i
3.9.2. Shut.Down,
Prosedur stop operasi merupakan cara penghentian operasi unit yang disebabkan
karena sesuatu halsehingga operasi unit itu harus dihentikan,
Ada 2 prosedur stop :
1. Normal shut down.
2. Emergency shut down.

1. Normal Shut Down. .


.. .. .· ..

Normal· shut down adalah menghentikan unit atas ·aasar. perencanaan operasi
sehingga sesuai dengan jatwal operasi namun demikian perlu ada tahapan yang
perlu dilakukan :
Hubungi bagian yang terkait.
Tangki slopharusserendahrnungkin.
Tangki penimbun produk setinggi mungki
.
. Umpan. diturunkan sedikit dernisedikit sapai 60% demikia~ · kondisi operasi
diturunkan.
Nyala dapurdikurangi sampai pada suhu sirkulasi panas,
Apabila suhu telah.mencapai ·t~mperatur sirkulasipanas, Iakukan sirkulasi
panas dengan mensirkulasikan produk dan penurunan suhudilakukan dengan
kecepatan ± 30°/jam sampai pada kondisi sirkulasi dingm, _

5
Bila menuju sirkulasi dingin penurunan suhu dipertahankan samapi 100°C
dan.juga umpan dikurangi kemudian dilakukan sirkulasi terns. hingga suhu
akan menurunkan set semua kondisi dalam keadaan minimum.
Unit dalam keadaan berhenti.
Proses flushing (steaming out).
Proses ini adalah untuk · menghilangkan (menghalau) sisa-sisa hidrokarbon
yang ada didalam peralatan dan dilakukan dengan air ataupun dengan steam.
Semua peralatan fentilasi harus dalam keadaan terbuka kemudian dilakukan
eek gas komponen. Apabila telah dinyatakan bebas dari gas-gas maka unit
dapat dinyatakan penuh berhenti.

2. Emergency ShutDown.
Emergency shut down adalah stop operasi unit dalam keadaan darurat yang tidak
kita kehendaki karena pada saat itu kita harus segera menghentikan unit dengan
kondisi yang normal.

Shut down ini disebabkan karena kegagalan :


1. Listrik
2. Steam.
3. Umpan
4. Peralatan
5. Angin
6. Air pendingin
Pada keadaan seperti ini ada beberapa tindakan-tindakan yang diperlukan :
L Bila mungkin masih dapat dipertahankan supaya.dipertahankan.
2. Bila tidak rnungkin dipertahankan maka perlu segera dilakukan shut down
dengan tahapan-tahapan :
Menghubungi bagian-bagian yang terkait.
Mengerahkan tenaga.

5
Matikan dapur dan steam out didalam dapur.
Produk disirkulasikan .
Matikan semua injeksi bahan kimia.
Matikan umpan.
Lakukan flashing dan steam out keseluruh peralatan.
Sampai unit dalam keadaan berhenti,

3.10. Macam-Macam Alat Kontak,

Tray adalah suatu alat kontak antara uap dan cairan yang· berupa plate yang . dapat
menampung suatu cairan setinggi beberapa . inch.. Supaya uap dapat mengalir . maka
tray harus mempunyai Iubang-lubang berdasarkan arah aliran liquid dan vapor pada
waktukontak tray dapat digolongkan 2 type yaiiu :
1. Type cross flow.
Padatype ini arah aliran liquid danvaporpada waktu kontak tegak lurus satu
sama lain.
Type ini mernpunyai transfer effisiensi yang baik, pada type ini .memerlukan
liquid down comer untuk mengalirkan liquid dari satu tray ke tray
dibawahnya.
2.. · CounterFlow Type.
Pada ·type ini liquid dan vapor .kontak Iangsung dengan arah counter current.
Vapor bergerak keatas liquid bergerak kebawah oleh karena itu type tray ini tidak
memerlukan down comer.

Macam-rnacam tray:
1. Buble Cup
Type ini paling tua · dan banyak dipakai; dapat dipakai untuk.kapasitas.tendah dan · ·
·
sedang effisiensi sedang sampai tinggi.

5
2. Shieve Tray

Berupa horizontal plate yang berlubang-lubang kecil yang bervariasi dari 1/8- 1/2
inch, banyak dipakai untuk duty surface . yang . ada kecenderungan · terbentuk
deposit atau terjadi polimerisasi.

3. Run Valve tray.


Dari type ini sudah tua tapi baru dipakai sekitar 1951, merupakan vaporited tray
dilengkapi dengan cover plate yang dapat bergerak vertical pada ketinggian
tertentu pada setiap lubangnya.
Ada 3 type valve tray yang sudah dipakai secara kornersial :
Floating valve tray : tray opening cover plate berbentuk ernpat persegi
panJang.
Flaxsy tray : tray opening dari plate berbentuk lingkaran yang dikenal sebagai
valve tray.
Balas tray : seperti flaxsy tray dengan double plate.
Jet tray : suatu operated plate yang dilengkapi dengan tabung corong,
effisiensi rendah (sedang).

4. Packing.
. Sama halnya dengan tray packing juga merupakan suatu alatterjadinya kontak,
makin kecil packing makin luas permukaan kontak yang tersedia. Paket tower
banyak dipakai pada laboratorium dan pilotplant distilation,
Packing yang banyak dipakai adalah :
Typering,
Type saddle.

, 5
s®' s@}-
0 0

i I ' r J
I I
I
-
_I I ·d~I
I I "i .. ~ -1 - I
I - - I I I I
'

57
Gambar: 7
Ko lorn

- . " ..···-- _ t,l_ .. - ------


- - ..-- - - - ~ -.---- - ----
---- - - -
:-

:""""- ..;.._..;

..,:---- - - -- - - - - - -"-1'_..,..
------ -- - - - - - -·-
-- -,-·-
....
- ....~--I

-~-------~--.;..-
I
-.--- -- - . . ·- --- ..
I I
I
I
I
I
------- -.... - -----~--
""'.

-·-- -- ':"
--...
I
I
I
I '
I
1.
I
'I I
II

®6J
.rt:;

I
I
1

rit-,
t ~~ ~ ®

58
Gambar :8
3 MacamBentuk Tray

....

BUBBLE CAP

59
BAB. 4
DISTILASI VACUM.

Distilasi vakum adalah merupakan .distilasi tekanan dibawah J atmosfir, untuk


memisahkan fraksi-fi·aksi yang tidak dapat dipisahkan dengan distilasi atmosferik
seperti Gasoil berat, paraftne distilate atau vakumdistilate yang masih 'terkandung
.didalam long residu dari hasil distilasi atmosferik.

4.l. Umum.

Residue yang didapat dari distilasi atmosferik ini tidak dapat dipisahkan dengan
distilasi atmosferik, apabila dipanaskan pada tekanan atmosfir akan teijadi cracking
sehingga akan rnerusak rnutu produk dan menimbulkan tar (coke) yang kernudian
dapat memberikankebuntuan pada tube dapur. Dengan cara penyulingan dibawah
tekanan atmosfir atau tekanan vakurn fraksi-fraksi yang terkandung didalam long
residue dapat dicovery:
Prinsip ini didasarkan pada hukum fisika dimana zat cair akan mendidih dibawah titik
didih norrnalnya apabila tekanan pada pennukaan zat cair itu diperkecil atau vakum,
Untuk memperkecil tekanan permukaan zat cair dipergunakan dengan alat jet ejector
dan barometric condenser. Pada prinsipnya proses vakurn 'ini tidak.jauh dari proses
distilasi atmosferik.
Proses distilasi vakum pada sistim vakum proses berlangsung dibawah kondisi
normal+ 30 - 35 mmjlg dengan tujuan untuk rnenurunkan titik
didihnya:
Seperti halnya pada distilasi atmosferik, rnaka pemisahan fraksi rnenyangkut dua
kegiatan yaitu :
i. Evaporation.
Yaitu memanaskan cairan hinggamenjadi uap.
2. Condensasi.
Proses pengembunan uap rnenjadi cair kembali.
Secara umum.proses distilasi vakum untuk long residue ditujukan untuk :
I. Pemisahan distilate vacum untuk menghasilkan lube .base stock dan distilasi
covery misal : untuk feed cracking;
2. Ratedistilasi produk-produksetelah p~oses ekstraksi.
3. Rate distilasi produk spesial.

4.2. Proses A.Hr.

Long residue dari tangki penimbun dengan menggunakan.pompa dimasukkan ke unit


Hight Vacuum Unit (HVU} yang mafia sebelum masuk kolom dilewatkan <lulu
kedalam preheater untuk mendapatkan pemanasan awal, kemudian rnasuk ke dapur
(furnace) untuk mendapatkan pemanasan yang dikehendaki pada temperatur :±: 370°C.
Long residue keluar dapur dimasukkan kedalam kolom distiiasi dibagian flash zone,
disini akan terjadi pemisahan antara uap dan cairannya. Uap naik. keatas yang terdiri
dari uap distilate dan uap air dari steam stripping dan cross over steam.
Steam croos over adalah steam yang diinjeksikan kedalam umpan sebelum memasuki
ke seksi readia~ididalam dapur yang berfungsi untuk rnengurangi· waktu tinggal feed
didalam dapur. .Sedangkan steam stripping dari dasar kolom untuk membantu
penguapan fraksi ringan yang terikutpada fraksi beratnya.
Uap yang naik keatas akan terpisah-pisah sebagai produk :
LVGO
SPO LMO
MMO
Black Oil.
Adapun . produk-produk diambil · da~ top ·puncak kolom adalah g~s dan light · oil, .
kemudian dari tray atas kebawah adalah LVGO, SPO, LMO, :MM:O dan black oil
kemudian masuk ke stripper untuk 'dipisahkan fraksi-fraksi ringannya yang masih
terikut.
Sedangkan produk bottom coloum adalah short residue dan dioleh .kembali di unit
Cracking atau di Unit Asphalt Plant.

4.3. Produk-Produk dan Kualitasnya.


Dalam proses Hight Vacuum Unit kualitas produk yang diutamakan adalah
kekentalan (viscositas) disamping % yield produk. .Untuk menjaga kekentalan yang
diharapkan setiap produk dengan cara rnenaikkan reflux ke tray diatas draw offnya.
Dari distilasi vakum didapatkan hasil-hasil sebagai · berikut :
1. LVGO (Light Vacum Gasoil)
LVGO yang dihasilkan dari distilasi vakum diproses secara lanjut di unit
Cracking.
2. SPO (Spindel Oil).
Secara umum kekentalan dijaga antara 12,5 - 14 Cstpada 140°F, diproses lebih
lanjut untuk bahan baku Lube Base Stock SAE 10,
3. LMO (Light Mechine Oil).
Viscositas LMO dijaga antaraZo - 21 Cst padal40°F diproses Iebihlanjutuntuk
bahanbaku Lube Base Stock SAE 20;
4. MMO(Medium Mechine Oil).
Viscositas MMO dijaga antara 62 - 65 Cst pada 140-0f diproses Iebih.lanjut untuk
bahan baku Lube Base Stock SAE 30.
5. Short Residue.
Viscositas Short Residue dijaga. minimum 460 Cst pada 210°F diproses lebih
.•· lanjut untukAsphal atau coke.

· Pemeriksaankualitas produk,
I. Specifig Gravity 60/60°F
2. Viscositas Kinematik
3. Viscositas Redwood I

62
4. Flash Point
5. Pour Point
6. Colour
7. Refractive Index
8. Water Content
9. Sulphure Content
10. Distillation ASTM D. l 160

4.4. Variable Operasi.

Variable proses merupakan faktor-faktor (variable-variable) yang mempengaruhi


terjadinya proses itu. Pengaturan variable proses amatlah penting karena untuk
mendapatkan kualitas maupun kuantitas produk yang dikehendaki. Perubahan
variable proses akan mengakibatkan penyimpangan yang menyeluruh terhadap
kualitas manpun kuantitas produk. Oleh karena itu kontrol terhadap kualitas produk
dilaboratorium sangat penting karena untuk mengetahui apakah ada penyimpangan•
penyimpangan dari variable proses.
Variable proses yang pokok yang perlu untuk dikendalikansecara cerrnat didalam
proses distilasi vakum adalah :
1. Temperatur
2. Kevakuman
3. Kualitas umpan
4. Aliran reflux

1. Temperatur,
Suhumerupakan dasar dari pemisahan di • dalam distilasi. vakum~ suhu harus
dicapai pada keadaan tertentu untuk memperoleh fraksi-fraksi yang dikehendaki.

63
Pengaruh suhu di dalam suatu proses distilasi merupakan faktor yang sangat
menentukan, karena pada proses ini terjadi pemisahan atas komponen-komponen
campuran berdasarkan titik didihnya.
Sebagai contoh suhu di dapur harus . dicapai untuk menyelesaikan tugas
pemanasan dan penguapan sehingga suhu itu memenuhi suhudi flash zone.
Apabilasuhu terlalu rendah maka produk yang dihasilkan jumlahnya akan
sedikit (penurunan yield) karena fraksi-fraksi yang teruapkan jumlahnya sedikit.
Apabila temperaturterlalu tinggi menghindari terjadi perengkahan dari umpan.

2. Kevakuman.
Pada distilasi vakum tekanan vakum dijaga konstant, bila tekanan jatuh
rnempengaruhi proses fraksinasi. Pada dasamya bila tekanan makin rendah
penguapan makin baik jumlah steam yang dipergunakan makin besar, bila
tekanan makin 'tinggi penguapan tidak sempurna akibatnya fraksiberat banyak
mengandung fraksi ringan. Kevakuman di Flash Zone sekitar 100 - 200 mm Hg
absolute.

3. Kualitas Umpan,
High Vacuum Unit ini dirancanguntuk mengolahlong residue dengan kekentalan
.· pada l OO°F vise. Sec RI yaitu sekitar l 800 - 2800, ,
Jika kekentalan residue lebih rendah akan berakibat antara Iain :
Produk vakum ·gas oil berlebihan.
Behan dapurnaik.
Bebanpemisah naik
Bebanjet ejector naik

4. Aliran Reflux.
Pengaturan aliran reflux disamping untuk mengatur gradient suhu dalam menara
juga secara otomatis digunakan untuk mengatur kekentalan dari produk.

64
Menaikkan aliran reflux akan menaikkan ketajaman fraksinasi, tetapi.juga akan
menaikkan bebanmenara.

4.5. Peralatan Proses


Didalam proses distilasi vakum peralatan-peralatan yang digunakan antara lain :

a. Pompa.
Pompa digunakan untuk memindahkan feed maupun produk dari tangki ke tangki
maupun dari tangki ke peralatan proses.lainnya atausebaliknya.
Pompa mempunyai bermacam-macam jenisnya misalkan · p0111pa centrifugal,
pompa piston dan lain-lainnya.

b. Heat Exchanger.
Heat Exchanger atau alat penukar panas yang berfungsi untuk berlangsungnya
proses perpindahan panas antara fluida satu ke fluida
.
.Iainnya. atau dari fluida
panas kefluida yang lebihdinginyang salingmernpunyai berkepentingan.
Atau sering .juga dikatakan Heat Axchanger adalah perpindahan panas antara
umpan dengan produk sebagai media pemanasnya.

c. FurnaceI Dapur.
Furnace disini yang dimaksud adalah berfungsi .sebagaitempat mentransfer panas
yang diperoleh dari hasil pembakara~ bahan bakar. Didalam dapur terdapat pipa•
pipa yang dipanaskan dengan tersusun sedemikian rupa sehingga proses
pemindahan · panas dapat berlangsung sebaik mungkin. Minyak yang dialirkan
rnelalui pipa-pipa tersebut akan menerima panas dari hasil.pembakaran didalam
dapur hingga .suhunyayang dikehendaki.

65
d. Kolom Distilasi.
Kolom distilasi adalah bejana berbentuk silinder yang terbuat dari bahan baja
dimana didalamnya dilengkapi dengan alat kontak '(tray) yang berfungsi untuk
memisahkan komponen-komponen campuran larutan. Didalam kolom tersebut
dilengkapi dengan sambungan-sambungan untuk saluran umpan, hasil .samping
reflux, reboiler, produk puncak dan produk botom dan steam stripping.
Kolom tersebut dilengkapi perlengkapan yang dipasang didalamnya antara lain :
Plate.
Plate berfungsi sebagai alat kontak antara uap dan cairan.
Scoupentuter.
Y aitu suatu alat yang berfungsi agar uap dan cairan dari umpan yang masuk
ke menara terpisah dengan baik. Alat ini dipasang didaerah flash zone.
Demister wire mesh.
Alat ini berfungsi untukrnencegah terikutnya cairan berat ke fraksi
yang ringan dan dipasang dibawah draw off
Reflux distributor.
Reflux distributor ini fungsinya untuk penyebaran cairan yang .masuk agar
Iebih merata dan dipasang pada reflux masuk menara.
Vortex breaker.
·. Gunanya untuk mencegah pusingan aliran, agar uaptidak ikut oleh pompa
dan alat ini dipasang pada dasar menara.

e. Kolom Stripper.
.Kolom Stripperbentuk dan konstruksinya seperti kolom distilasi, hanya pada
.umumnya ukurannya lebih kecil. Peralatan .ini berfungsi . untuk menajamkan
pemisahan komponen-komponen dengan cara mengusir atau _ melucuti fraksi•
fraksi yang lebih ringan didalam produk yang dikehendaki.

6
Prosesnya adalah penguapan biasa, yang secara umum untuk membantu
penguapan fraksi ringan tersebut dengan dibantu injeksi steam ada juga yang
ditambah dengan reboiler.

f. Condensor.
Hasil puncak kolom yang berupa uap tidak dapat ditampung dalam bentuk
demikian rupa, oleh karena perlu untuk diembunkan sehingga bentuknya berubah
menjadi cairan/condensat. Untuk mengubah uap menjadi cairan/condensat
tersebut dilewatkan condensor agar terjadi pengembunan dengan media
pendinginnya biasanya adalah air.
Panas yang diserap didalam condensor sebagaimana panas pengembunannya
(untuk merubah fase uap menjadi fase cair) dalam hal ini setara dengan panas
latennya. Secara teoritis penyerapan panas didalam condensor tanpa diikuti
dengan perubahan suhu

g. Cooler.
Bentuk .dan konstruksi cooler seperti halnya pada · condensor, · hanya fungsinya
yang berbeda. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk
yang masih panas yang mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk
disimpan didalam tangki. Jika condensor berfungsi sebagai pengubah fase dari
uap menjadi bentuk cair, maka cooler lain halnya, yaitu hanya sebagai penurunan
suhu hingga mendekati suhu sekitamya atau suhu yang aman.
Jika didalam condensor yang diserap adalah panas latent, sedangkan untuk cooler
yang diserap adalah panas sensible, yaitu panas untuk perubahan suhu tanpa
diikuti perubahan fase.

b. Separator.
Sesuai dengan namanya, peralatan ini ·berfungsi·untuk memisahkan dua zat yang
saling tidak melarut, misalnya gas dengan cairan, minyak dengan air dan

6
sebagainya. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan pada perbedaan densitas
antara kedua fluida yang akan dipisahkan. Semakin besar perbedaan .densitas
antara dua zat tersebut akan semakin baik/mudah dalam pemisahannya.

1. Perpipaan,
Perpipaan adalah suatu sistim jaringan pipa yang menghubungkan dari peralatan
satu dengan peralatan lainnya, Pipa berfungsi sebagai .alat penyaluran/
~'

mengalirkan cairan atau gas. Pipa dibuat dari bennacam .. macam jenis bahan
misalkan dari baja, karet, PVC dan Iain-Iaintergantung dari keperluannya.
Untuk proses pengolahan .minyak pipa yang digunakan biasanya jenis baja dengan
paduan carbon.

j. Instrumentasi
Instrumentasi adalah suatu alat kontrol yang digunakan . didalam proses
pengolahan minyak agar proses dapat terkendali dan aman sehingga apa yang
diharapkan dalam proses pengolahan dapat tercapai.
Contoh yang dikontrol .antara lain flow, temperatur, tekanan, level dan lain-lainya.

k. Jet Ejector.
Jet ejector adalah suatu alat untuk membuat kevakuman yang tinggi didalam
HVU (HightVacum Unit).
Ada 2 macamejector yang umum dioperasikan:
1. Dengan steam.
2. Dengan air yang disebut proses cair.
Ejector cair dipakai untuk membuat kevakuman ·yang sedang .. atau proses
pencampuran cairan, sedangakn · ejector dengan steam yang. penting untuk

rnembuat dan mempertahank:an kevakuman suatu system dan dapat dilaksanakan ·


dengan single atau multi· ejector. Kadang-kadang dikornbinasikan dengan suatu
condensor misal Barometric condenser.

6
Ejector tidak mempunyai bagian yang bergerak danberoperasi dengan pemasukan
aliran udara/steam atau cairan dengan tekanan tinggi,
Hal-hal yang mempengaruhi .tekanan vakumdidalam Hight Vacum Unit dari
suatu kolom adalah :
Tekanan steam padajet ejector.
Flow dari cooling atau bahan-bahan ringan didalam feed.
Adanya kebuntuan jet orifice.
Kandungan air atau bahan-bahan ringan di dalam feed.

Jet ejector, mempunyai beberapa keistimewaan sehingga dipilih untuk


menghasilkan kondisi vakum secara kontinyu dan ekonomis.
1. Dapat digunakan campl1ran uap basah, keringjuga korosif
2. Menghasilkan kevakuman yang layak yang diperlukan dalam operasi industri.
3. Tersedia dalam semua ukuran untuk keperluan semua kapasitas kecil maupun
besar.
4. Effisiensi sedang sampai dengan tinggi.
5. Tidak mempunyai bagian-bagian yang bergerak sehingga maintenancenya
relatif rendah.
6. Operasi cukup stabil bila korosi bukanfaktor rnasalah ..
7. Beroperasi stabil dalam ring perencanaan.
8. Biaya instalasi relatif'rendah dibanding dengan pompa vakum.
9.. Operasinya sederhana.

Fungsi Jet Ejector.


. .Dengan steam. sebagai daya penggeraknya, disini tenaga potensial. dari
steam dirubah menjadi tenaga kinetik sehingga terjadi kevakumal1 didalam
ruangan.
Jika kevakuman dirasa kurang maka dapat dilaksanakan · dengan kombinasi
dengan Barometric Condenser.

69
Fungsi Barometric Condensor.
Mengkondensasikan steam dan uap hydrocarbon yang keluar dari ejector
sehingga volume minyak kecil sehingga rnenimbulkan kevakuman, Air yang ·
digunakan untuk pendingin dan kondensor yangterjadi ditampung pada suatu bak
atau vesel. Tinggi air dalam pipa barometric condensor harus mempunyai tekanan
.
>
lebih besar dari tekanan 1 atm min l0,34 m

Gambar : 9
Kolom Vakum.I

I.. (.,1L; ·I \ 1[/d~


,r·-~···--.-·-->
,,) .
------.;----·-···-."L..._. . "-...
.
Y'O .
_, ii:': -: ::! ·. ·.

. [/ .c_~--I_:
·-, - - f--- ,.:..--- ·-
<--.
. . Q. j . ~l

~~'.~:··ll.J'-·

~ ' '. ~ · ' . ': J


-- ~~~.i.:~. . r:~r.·-=.-:~- .••;.·
- ·-··---1 . -- -·" ·· ·· ,., . -·.·-. · . .
1 1 ! : -- - - - ·--···--·· O m ·JO • l
·-- ··· . . .
r . - - .. - • -'I - -

-· . J_r-- - _J
·S.
-
-
·.
. ti .
LI LJ l-1 l.. J l.J L.
.·· 5:-"-
.•.. · ..··
. :
·• _

• • !.. • . i1 Cid'\

G~,~~)1· . ~~::-:·;i - - - - - . . .--


--r:.J
8 . ..J- - U- -l_J- I~~· -I_;- t...11_
- - · ~.-::.:J-·~ 1"'·9--· -J .:
L
:! -~ ---·-1
sro
~.c.~ · ~.&:.l2t~:xx , .

. . . . _;_J:·-·--·--· ~ ~~{~~~~ -- L- ~~._. '_--·-j-.·-_.·. . '.·o.··'·;;L~..1,1·-,0o':


..
\llH.~~-~
( -:\
.· (;;,v:1~~)
---i··-·-··· -
" [ - ·-"
r-1~~~?SY./~:X
"'-.. .··. - ..
.- . 11 ., • '" •.
-----~~:""-··.- . . .
I w - . . . . . - -- - r:

. . . ---~---..;
·9 .~ .- - .. - . -J ]r - JJ
T l--~
·· -r J . . - . . _J -·
fE.U> 't (;O c·1t!\M

- - - .//
·-
~-,-
-
r - ·- - -
' J

7
r 'J,,
I .

,
·. .

• Ir.T----:··--·
L:::l ·]1-.JHlt.RVitDU

7
Gambar : 10
Kolom Vakum 2

r~--------· --··_;>
·'.
10. jl:,)" \':JUTOfl

•. I
fl~u~'<J.·\•!.".Ar•O'"l.';i(' ...'~UJ.h

r -..·-.·~'"~ . ·
---.-)
~I. s·{ti\M
I•
.1•
... . ., . .
• • •
• :• • • I
•I .

. •.· ·.·. '[ . J . : SliO.RT 1!..Ul{JU .


. ., ·. · -. r· .~-~·~.. . E ).. · · · . . ~·-· ·'.'-·-·}
ld . .

7
Gambar: 11
Steam Jet.Ejector
. VAC. o.M. C·.·A. B...ER· ..
HM·.

Gambar··:.12 iJ ;i.·.· · · -: · .
. '•nat.ometric Condenior.i .\

He iA~at:i\KMEliUJiiMaU
uoA t tA ~i.1!;·SfEA. M.· '·. ).·.l.
'i t . ·. • · .

l'f. hle. c
· 1·
1·~· .· ·
Cambar . 13
Barometric Condensors- Steam Jet Ejector
Gambar: 14
Flow SchemaDistilasi Vakum

uuuu
Ul U) (/} U)
PROSES PENGOLAHANFRAKSlRINGAN (LIGHT END)

Proses Pengolahan fraksi ringan (light end) adalah pemisahan fraksi menjadi
componen-componen yang tidak dapat dilakukan pada tekanan atmosphir, sehingga
dilakukan pada tekanan diatas atmosphire. Secara phis ts· bahwa apabila suatu zat
cair maupun gas bila tekanan dipermukaan dinaikkan · maka gas atau zat cair
tersebut titik: didihnya akan naik, sehingga dasar tersebut yang digunakan. proses
light end.

5.1. Umum.

Yang dimaksud dengan istilah Refinery light end adalah hasil-hasil fraksi ringan
antara Iain : methan, ethane, propane, propylene, butene, buthylene, pentane, hexane,
heptane dan oktan yang · dihasilkan dari crude distiller .maupun dari cracking dan
reforming,
Pada masa-masa permulaan pengolahan minyak mentah rnaka hasil utama yang
dipentingkan adalah kerosine kemudian gasoline.
Pada waktu itu light end merupakan bahan buangan yang dibakar begitu saja, dengan
perkembangan-perkembangan teknologi minyak bumi maka kemudian dihasilkan
cara-cara untuk mengolah light end untuk kemudian dihasilkan bahan minyak yang
berguna.
Dari light end ini dihasilkan :
1. Refinery gas : untuk bahan bakar dapur kilang.
2. Propane cair : untuk refrigerant dikilang dan untuk mesin las/potong
3. Butane cair (LPG) : untuk bahan bakar kompor, korek api dan untuk
pengelasan potong,
Polymer : untuk bahanpencampur motor gasoline.
Alkylate : componen bahanbakar kapal terbang (Avigas).
Olefine : untuk petro chemical feed stock
Proses LightEnd meliputi:
l. Physical separation process.
Pressure.distillation dan Absorbtion (light end fractionation).
2. Conversionprocess,
Polymerization; Alkylation dan Isomerization.

.:
5.2. Bagian-Bagian Unit Light End.

Fraksinasi light end adalah memisahkan light end menjadi komponen-komponennya,


:·. .:. .. .

sebagian merupakan hasil jadi (finished product) dansebagian merupakan feed stock
untuk conversion process.
Process. yang dipakai adalah Absorbtion dan Pressure Distillation sehingga untuk
melaksanakan proses diperlukan tekanan lebih dari 1 atmosphere. Perhitungan•
perhiturigan dan teori tentang distillation bertekanan dan Absorbsi dipakai untuk
desain dari light end fractionation unit disamping juga dipakai untuk analisa

performance dari light end fractionation unit.


Suatu Light End Fractination Unit umumnya terdiri dari :
a. Gas compression unit.
b. Absorber kolom (Absorber buthimer column).
c. Depropanizer column.
d. Debuthanizer column.
e. Stripper column.

5.2.L Gas Compression Unit.

Bagian unit ini menekan light ·.end gas. untuk mendapatkan tekanan tinggi yang
. diperlukan dalarn prosesAbsorbsi danDistilasi.
Gas compression unit umumnyaterdiri dari:
Suction Compressor Knock Out Drum (suction liquid trap), yang berfungsi
memisahkan heavy light endliquid yang terbawadidalam ·light end gas,

76
Equipment ini berupa cylinder vertikal, liquid h~I"US dipisahkan untuk mencegah
carry over liquid ke silinder compressor/casing· compressor yang dapat
memecahkan compressor pada waktu compressi'liquid.
Liquid evaporator.
Liquid evaporator berfungsi menguapkan liquid yang masih terbawa oleh gas
dari liquid trap yang masuk compressor.
Equipment ini berupa shell/tube exchanger dengan steam sebagai medium
pemanas atau berupa spiral coil heater.
Kompressor.
Kompressor berfungsi menekan gas sampai tekanan yang diperlukan. Umumnya
dipakai compressor reciprocating ataupun compressor centrifugal. Driver
compressor dapat berupa : motor listrik, gas engine dan gas turbine.
Gas after cooler/Comprimate cooler.
Bagian unit ini berfungsi mendinginkan gas yang telah ditekan agar dapat
dipisahkan Iebih lanjut.
ComprimateAccumulator.
Menampung cairan yang terjadidan dipisahkan dengan gas setelah pendinginan
pada comprimate cooler.

Secara singkat dapat dinyatakan bahwa gas compression unit berfungsi persiapan
untuk memisahkan light end menjadi fraksi-fraksinya,

. :a · 5.2~2. .Absorbtion Kolom.

Unitini memisahkan <ethane dan yang lebih ringan dengan propane dan yang lebi_h
berat, dengan mempergunakan proses absorbsi. ·
Dari kolom ini dihasilkan campuran ethane + methane sebagai refinery fuel gas dan
campuran propane + yang lebih berat untukdipisahkan lebih lanjut.

7
Ada 2 macam type Absorbtion system :
1. System Absorbsi bertekanan tinggi : 20- 22 kg/cm'.
Dengan system ini tak memerlukan pompa untuk transfer ke coloumn pengolahan
berikutnya.
2. System bertekanan biasa : 4 ~ 6 kg/cm2
Sebaliknya dari system pertama, diperlukan pompa transfer untuk melanjutkan
proses ke kolom berikutnya.
Absorbtion column system umumnya terdiri dari :
1. Absorberkolom.
Dipakai tray column : buble tray type merupakan bagian utama · untuk medium
contact antara Absorbent dart gas yang diproses dalam prosesabsorbsi.
2. Reboiler
Reboiler berfungsi mengatur suhu bottom absorber. agar fraksi nngan yang
terbawa ke bottom product dapat diuapkan.
3. Lean OilSystem

Yang berfungsi memompakan absorbent kedalam absorber column terdiri dari


:
- Lean oil storage tank
- Lean oil cooler
- Lean oil pump. ·

5.2~3. Depropanizer Column.

Unit ini berfungsi memisahkan propane-propylene dengan butane dan yang lebih
berat (C/). Dari kolom ini dihasilkan propane propylene sebagai top. produk dan
butane +_yang lebih berat sebagai. bottom produkuntl1k diolali. lebih lanjut
didalam Debutanizer column.
Depropanizer columnterdiri dari:
- . Fractionating Column.

7
8
Aparat ini berfungsi untuk medium contact yang berupa bubble cap tray column
agar terjadi pemisahan antara propane/propylene dengan bagianyang lebih berat.
- Reboiler.
- Condenser.
- Reflux Accumulator
- Reflux pump.

5.2.4. Debuthanizer.

Bagian ini berfungsi rnemisahkan butane/buthylene sebagai top product dengan


bagian yang lebih beratpada_ bottomnya yang merupakan fraksi mogas component
dengan FBP 100°C serta pentane, hexane, heptane dan oktan + lean oil.
Debuthanizer. system terdiri dari :
- Fractionating column.
- Reboiler.
- Condensor.
- Reflux Accumulator.
- Reflux pump.

5.2.5. Stripper...

Bagian ini memisahkan Lean Oil dengan tops.


Seperti halnya dengan Depropanizer, Debuthanizer maka strippe,r system terdiri dari
: Fractionating column.
Reboiler.
· Condensor.
'RefluxAccumulator.
Reflux pump.
Bottom cooler.

7
9
5.3. Variable Operas].

Variable operasi dan pengaruhnya.terhadap kualitas produk.


Dalam light fractination process, variable .. operasi yang mempengaruhi kualitas
produk (performance unit) adalah sebagai berikut:

5.~l.1. Absorber Kolom.


L Suhu absorbsi (suhu top absorbsi).
Makin rendah suhu absorbsi makin baik absorbsinya.
Suhu yang rendah dapat dicapai dengan mendinginkan Jean oil dan gas serta
mempertinggi rate lean oil.
2. Suhu Bottom Absorber.
Suhu • bottom harus cukup tinggi untuk menguapkan kembali fraksi nngan
(methane dan ethane) yang terbawa kedalam bottom.
3... Tekanan.
Makin tinggi tekanan absorbsi makin baik. Untuk suatu system absorbsi biasanya
tekanan dibuat konstant dengan pressure controller.
4. Lean Oil (Absorbent).
5. Rate.
Makin tinggi rate lean oil makin baik .absdrbsi, tetapi rate mt dibatasi oleh
floading capacity dari absorber column.
6. Macam Absorbent.
, .• Absorbent yang sesuai untuk absorbsi propane +yang lebih berat .adalah : fraksi
naphtha - kerosine yang mempunyai berat molekul 190 - 200.
, Macam hydrocarbon yang terdapat didalam lean giL mempengaruhi besar
absorbtion factor. ·
Aromatic dan olefine mempunyai faktor absorbsi yang lebih tinggi dari pada
senyawa paraffine.

80
5.3.2. Depropanlzer, Debhutanizer dan StripperColumn e "

Sebagai fractionation system .lainnyamaka variable operasinya adalah :


. a. Reflux ratio.
b. Suhu Top
c. Suhu Bottom
Variable operasi tersebut hams disesuaikandengan desain condition operation.

5.4. CaraMengontrolPerformanceOperasi,

Light end Fractionation Unit biasanya dikontrol performancenya dengan cara sebagai
berikut :

5.4.1. AbsorberColumn.

a. Kontrolterhadap Absorbsi.
Dapat dilakukan denganmelihat gas analisa top gas absorber. Darianalisa ini
dapat di1ihatpropane/propylene content yang terbawa didalam top gas,. sehingga
dapat dilihat performance absorbsinya. .
b. Kontrol terhadap Stripping.
Dapat dilakukan dengan melihat analisa ethane content pada top produk
Depropanizer..

5.4.2. Depropanizer, Debuthanizer dan StripperColumn.

a. Kontrol terhadap fractionation Depropanizer ..


- Dengan melihat analisa top produk Depropanizer.
· Fractionation yang baik ditunjukkari oleh butane content yang rendah (nol).
- Dengan melihat propane content dalam top product Debuthanizer.
- Kontrol terhadap fracsionator Debuthanizer.

81
b. Dengan melihat Cs content dari top product Debuthanizer .
. . Dengan mellhatRVP dari top product stripper column.
c. Kontrol terhadap fractionasi stripper column.
- Dengan melihat ASTM Distillation top product.
- Dengan melihat ASTM Distillation bottom product.

5.5. Typical Data Light End Fractionating Unit.

Agar didapatkan product Light End cair yang stabil maka suhu penyimpanan adalah
suhu atmosphere. (ambient). Tekanan yang diperlukan untuk mendapatkan phase·
cair dariIight end productpada suhu ambient adalah tekanan tinggi antara 6 -20
kg/cm"

Kondisi Operasi Suhu °C Tekanan kg/cm2g


MGC:
Suction compressor 35 0,15
Discharge· compressor (before cooler) 80 22
Absorber Column :
Feed 30 22,0
Top 35
Bottom - 125 20,5
Lean Oil to Absorber 30
Depropanizer :
Top 43
Bottom 165 17,0
Debuthanizer :
Top 50
143
·--.- - ·- ·'·.:

Bottom 60"
'
Stripper:
Top 80'
Bottom 156 0,7

82
Tabel: 9
Analisa Feed dan Produk
Liquid 'teed Top. Top Top
% Berat FeedMGC
Absorber Absorber De ro anizer Debutha

Komponen
Methane 3,0 24,2
Ethane 8,0 73,8 2,4
Propylene 9,6 2,1 1,0 31,3
Propane 23,3 0,4 66,3 12,3
Isobutane 8,8 3,5 0,6 44,6
NButane 20,4 10,3 43,l
Butylene 8,2 1,9
Pentane 18,7 30,6
Hexane+ 51,6
Specific Gravity 0,637
Rel Density 1, 71 0,90

Analisa Top Stripper Lean Oil


Specific Gravity 0,689 0,818

Distillation
IBP 39 146
10% 47 168
20% 50 176
30% 53 183
40% 57 190
50% 62 195
60% 71 200
70% 82 206
80% 93 212
QO% 104. 219
EP 134 229
RVP 11,2
Flash Point 102
Aromatic % wt 33

83
5.6. 'Proses Alir.

Gas dari sumur dimasukkan kedalam HP Separator untuk dipisahkan kondensat yang
terikut pada gas, kemudian kondensat tersebut dirnasukkan Iagi ke LP Separator
untuk mernisahkan gas-gas yang masihterikut dalam kondensat.
Dari. LP ·Separator kondensatditarnpung kedalam tangki penimbun, sedangkan gas
yang dari LP Separator dimasukkan ke scrubber untuk dibersihkan kondensat yang
masih terikut kemudian dimasukkan ke compressor untuk dinaikkan tekanan gas
tersebut dan keluar kompresor digabung dengan gas yang keluar dari HP Separator
untuk dimasukkan ke kolom Absorber.
Didalam kolom Absorber akan terjadi pemisahan antara gas C1 dengan gas ct
dimana gas C1 terpisah menuju top absorbersedangkangas ct lewat botom absorber
menuju ke HE untukdipanaskan danmasuk ke kolom Deethanizer untuk dipisahkan
. . . . . ·. ·. .· . · ·. ·. ·. .·. . .· . . +
gas ethane dengan gas propan plus. Gas ethane lewat top kolom deethanizer dan C3
lewat bawah kolom deethanizer menuju HE untuk tnendapatkan pemanasan menuju
ke kolom Absorber ke dua. Dari kolom Absorber gas C3+ dipisahkan lagi di
Depropanizer untuk dipisahkan antara gas C3 dengan yang lebih berat, dimana C3
melewati top kolom .Depropanizer sedangkan yang Iebih berat lewat botom kolom,
kemudian menuju ke Debuthanizer untuk dipisahkan antara C4 dengan yangIebih
berat. Produk C4 keluar .Debutanizer lewat top kolom dan yang lebih berat lewat
botom kolom Debutanizer.

84
Gambar: 15
Flow Schema Unit Light End

. ..
"
···~ ·
'-----~ (.)
V)

....::l
,_._-~·· E
'-'--~~~~ ~

8
BAB.6
ASPHAL PLANT

Asphal adalah suatu bahan yang terdiri dari hidrokarbon bersifat seperti semen
berbentuk cairan yang sangai kental agak padat: dan asphal larut dalam carbon
.sulfida (CS2). Struktur kimia dari asphal tidak dapat. dipastikan karena sangat
komplek, yang diketahui hanyafraksi-fraksi yang terkandung didalamnya.

6.1. Umum.

Produk asphal dapat dihasilkan dari crude oil jenis NaphthenicCrude yangmemiliki
ciri-ciri pada fraksi residunya banyak rnengandung Residu Asphal atau Heavy
Venezuelan (9 '---- 15)°APL
Fraksi-fraksi yang terkandung .dalam asphal misalnya :
1. Asphalten terdapat dalam asphal+ 20- 35% berat.
· Asphalten menentukan kekerasan dari asphal.
2. Resin terdapat dalam jumlah agak besar 40 -50%.
Resin bersifat amorf larut dalam alkoholtidak Iarutdalam air.
Resin rnenentukari ductility dan softening point (titik lunak) dari asphal.
3. Malten terdapat dalam jumlah yang kecil 8 - 10%
Disebut juga petroleum dan menentukan titiklunak dari asphal.
4. Carbon dan carboidterdapat didalamasphal dalam jumlah yang kecil ± 1%.
Adalah suatu zat yang larut dalam carbon sulfida dan tidak larut dalam normal
pentin.
5. Disamping fraksi-fraksi tersebut juga terdapat S, N, 0 dalam jumlah sangat kecil,
6.2. Sifat-Sifat dariAsphalt.

Asphal rnempunyai beberapa sifat antara lain :


1. Kimiawi
2. Kimia Fisika
3. Fisika.

6.2.1. Sifat Kill1ia.

Berat molekul senyawa-senyawa didalam asphal.mempunyai BM yang berbeda-beda,


BM asphal antara 500 ~ 5000 tapi yang umurn dijumpai 4000- 5000.
Struktur molekul asphal dapat terdiri dari 4 group yaitu :
- Jenuh (parafin)
- Napthen (siklo parafin)
- Cincin (aromatic)
- Alifatik rantai ganda (olefin)

Keempat struktur molekul tersebut dapat dijumpai dalam 1 molekul, .terutama untuk
komponen berat molekul yang tinggi,

6.2.2. Sifat l(imia Fisika.

Asphal adalah suatu bentuk koloid dimana napthen sebagaiphase yang terdispersi
danmaltensebagai media terdispersi.

6.2.3. Sifat Fisika.

Sifat fisika yangumumuntuk asphal adalah: ·


- Warna secara fisual coklat tua sampai hitam.
- SG nya pada77°F adalah 0,9-1,07
Ductility pada 77 cm min 90

8
- Ring and Boll °F I 00 - 425
Flash Point °F 350-'- 550
- Penetrasi (penetran) pada 77°C.x OJ mm

6.3. Klasifikasi Asphal.

Asphal diklasifikasikan dalam beberapajenis yaitu:


- Asphal semen
- Cut back asphal
- Asphal emulsi

6.3.1. Asphal Semen.

Asphal semen adalah asphal yang terbentuk, yang mempunyai penetrasi antara 25 -
200. Asphal ini banyak dipakai untuk pembuatanjalan.

6.3.2. Cut Back Asphal,

Adalah asphal campuran antara asphal semen dengan fraksi-fraksi cair dari minyak
(petroleumproduct),
Ada 3 macam yaitu :
1. RC (Rapit Curing)
Asphal ini campuran antara.asphal semen ·ctengan.fraksi.•Naphtha.
Boilingring 120 - 200°c
Berdasarkan beda viscositas maka dibedakan 6 jenis yaitu:
RCO
RCl.
RCJI
RC Ill
RCIV
RCV

8
Makin besar indeknya makin kental sebagai pelapis permukaan dan campuran
pembuatan jalan.
2. MC (Medium Curing)
Asphal ini merupakan campuran antara asphal semen denganfraksi Kero.
Ini juga dibedakan menjadi 6 yaitu :
_ii-. .. ·. MCO
MCI
MCII
MC III
MCIV
MCV
Kegunaannya sebagai bahan pengisi konstruksi (sebagai industri atas)
3. SC (Slow Curing)
Adalah asphal merupakan campuran antaraasphal semen dengan gasoil dan lebih
be rat.
Ini juga ada 6 jenis yaitu
sco
SCI

SC II
SC III
SCIV
scv
Penggunaannyaadalah untuk konstruksi jalan.
-~· ·.

~.3.3. Asphal EmuJsi.

Asphal emulsi adalah . keadaan emulsi asphal dalam air yang berada dalam ukuran
koloid, secaraumum asphal.emulsi .terdiri atas 45 - 75 % asphal 25 ·'--c 55 % air 1 -r-

10% emulsi.

8
Asphal inidigolongkan 3 golonganyaitu:
1. RS (RapidSeering).

Asphal ini emulsinya akan pecah bila bersinggungan dengan batu-batuan.


Atas dasar kekentalannya maka dibedakan RS I dan RS II
2. RMS (Rapid Medium Seeting)
- 3. RSS (Rapid Slow Seering).
Asphal emulsi banyak digunakan bahan konstruksi bangunan air karena dapat
dicampur dengan bahan bangunan lain dan dapat dipakai pada tempat-tempat yang
basah.
Disamping itu dapat dipakai vapor water proffing dan pembuatan bangunan jalan
pada daerah yang selalu .mengalami perubahan cuaca karenaasphal ini bila kering
sangat tahan terhadap perubahan cuaca.

6.4. Pembuatan Asphalt dari Minyak Bumi

Pembuatan asphal dari minyak bumi dapat dilakukan denganberbagai cara yaitu
sebagaiberikut .:
1. Penyulingan langsung.
- 2. Peniupan udara atau steam blowing.
3. Cara Iain seperti proses ektraksi : propan deasphaltirig, pencampuran (blending),
cracking.
Pembuatan asphal yang banyak dilakukan di Indonesia adalah cara peniupan dengan
udara (steam).

6.4.i.' Cara PenyulinganLangsung.

Crude oil dari jenis Naphthen disulung dalain suatu menara deng~n satu atau dua
tingkat,
Fraksi gasoline, kero, gasoil disuling padakondisi atmospheric dengan suhu ± 300°C. ,
Penyulingan padatahap kedua pada kondisi hampa danuap (steam) diinjeksikan pada -

9
dasar kolom untuk membantu mengatur suhu untuk mencegah terjadinya cracking
dan mencegah fraksi-fraksi ringan yang terikut didalam .residu.
Asphal yang diperolehdengan penyulingan tersebut residual asphal.
Untuk membuat asphal yang penetrasi rendah suhu kolom dapat dinaikkan .± 300°C
I

sampai batas-batas cracking tidak terjadi. Asphalt hasil penyulingan mempunyai


kandungan asphalten rendah atau menunjukkan perubahan asphal yang besar dengan
perubahan suhu.

6.4.2. Cara Peniupan (Blowing).

Bila Straigh Run Asphalt mempunyai kepekaan tinggi .terhadap suhu maka asphalt
dengan cara peniupan hasilnya kurang peka terhadap suhu.
Sebagai bahan baku proses adalah residu dari distilasi atmosferik.
Udara dan uap (steam) ditiupkan melalui residu panas 220 ·~ 300°C sehingga akan
terjadi reaksi-reaksi kimia.
Reaksi utama yang terjadi disini adalah :
Dehidrogenasi.
Kondensasi.
Dari · hidrokarbon molekul kecil sehingga terbentuk menjadi molekul yang lebih
besar. Proses peniupan dapat dilakukan didalam still baik horisontal maupun vertikal
sebagai hasil puncak adalah campuran gas-gas : C02, uap air dan sisa udara.
Campuran tersebut dilewatkan kondensor dan gas-gas dapat mengembun ditampung
sebagai asphalt distilate, sedangkan gas-gas yang tidak dapat mengembun dibuang
atau dibakar. Lama peniupan (blowing) tergantung grate asphal yang diinginkan. Bila
diinginkan asphal dengan penetrasi rendah, waktu peniupan diperpanjang. Produk
. asphalt umumnya proses .peniupan 80 - 90% charge stock. Prosesnya sendiri dapat
dilakukan secara batch atau kontinue dan kadang-kadang digunakan katalisator
seperti pentaoksida (Ferry Chlorida).

9
Kegunaan katalis penta oksida meningkatkan mutu asphal mempunyai ketahanan
lebih baik dari cuaca (ductility) dan pemakaian fefl)' chlorida memperpendek waktu
peniuapan dan meningkatkan indek penetrasi tapi kurang disukai karena prosesnya
membebaskan gas Hidrokarbon.

6.4.2.1. Proses Alir.

Short Residu dipanaskan hingga 50°F dibawah flash pointnya dan dimasukkan
kedalam blowing tower. Penghembusan udara dilakukan dengan jumlah ± 40 cuft
setiap menit untuk setiap ton feed selama 15 ~ 24jam, tergantung dari mutu produk
yang diinginkan (makin lama, makin keras hasilnya).
Untuk pengamanan dalam pemrosesan tersebut serta untuk menghindari terjadinya
oksidasi yang terlampau lanjut, kedalam blowing tower diinjeksikan pula blanket
steam. Bila waktu oksidasi terlalu pendek, maka hasil aspalnya masih lunak dan
sebaliknya.
Gas serta uap yang keluar dari atas tower discrub dengan air kedalam contact
condensor dialirkan menuju flare.

9
-~

. SJ=[]
J

. t[i:)J . .. . .
.
c: . . .
: a~·· .·~ ·.· . . . ·. · .-. .' .
·

~ .·. • ... ·

93
6.4.2.2~ Kualitas Prociuk dan Data Penunjang.

Dengan umpan short residue (dari minyak mentah asal Timur Tengah) yang
mempunyai titik didih > 550°C dapat diperoleh air .blow birumen dengan data berikut

Tabet: 10
KualitasProduk
Penetrasi Grade, 25°C 80/100 60170 40/50 20/30

Specific Gravity 1,030 1,033 1,036 1,038


Penetrasi, 25°C, mm/10 90 65 45 25
Softening Point, °C 45,5 49,5 55 64
Breaking Point - 14 - 11 - 10 -7

Konsumsi per metricton feed :


Air, Scf 990 1550 2330 3600
Power, Kwh 4 7 10 15
BFW, ton/h + 160 +160 ± 160 + 160
Fuel, MBtu 24 40 60 80

·. . ..

( Catatan : breaking point, akan sangat tergantung pada lamanya waktu oksidasi,
makin lama makin mudah patah).

-~

9
BAB.7
PROSES PEMBUATAN PARAFIN \VAX

Parafin wa_~ adalah fraksi minyak.bumi yang pada keadaan suhu dan tekanan
kamar berupa zat padat dan mempunyai trayek titik le/eh (melting range) dart +
1 IO ~
145°F. .
Kualitas wax yang dipasarkan ditentukan berdasarkan titik leleh tersebut disamping
warnanya, mutu yangterbaik adalahyang berwarna putih dan mempunyai titik
le/eh tinggi.

1. Umum.

Pembuatan parafin wax dapat dilakukan dengan beberapa cara, Cara lama dilakukan
dengan memproses fraksi wax distilate yang diperoleh dari distilasi vakum dengan
titik didih yang ekivalen dengan 190 - 314°C pada tekanan 3 mmHg, melalui empat
tahap berikut :
Dewaxing dan filtrasitpengkristalan dan penyaringan)
Sweating (memisahkan fraksi minyak dari.wax).
Treating (pemumian wax, khususnya agar berwama lebih putih).
Moulding (pencetakan).
Cara yang modem yaitu menggunakan zat pelarut minyak yang disebut solvent, yang
tujuannya adalah melarutkan minyak dan mempercepat pembekuan.wax.

7.2. Proses Wax Plant(cara lama).

Dalam proses pembuatan wax cara lama yaitu dengan melalui empat tingkatan antara
Jain:
Dewaxingdan filtrasi (pengkristalan dan penyaringan)
Sweating (mernisahkan fraksi .minyak dari wax) .
Treating (pemurnian.wax, khususnya.agarberwamalebih putih).
Moulding (pencetakan ).
7.2.1. Dewaxing,
Proses Dewaxing adalah proses pengambilan wax dengan cara pengkristalan dan
penyaringan, dimana ~ax distilate dari tangki penimbun dipompa rnasuk kedalam
chiller I setelah terlebih dahulu didinginkan awal dalam suatu exchanger.
Chilling dilakukan pada suhu sekitarO -t- l 5°F, pada suhu dimana kristal-kristal wax
akan terbentuk.. Kristal wax kemudian dipompakan kedalam filter press, dimana

'!'·
didalam filter press akan terjadi pemisahan antara minyak dengan kristal wax.
Kristal wax akan tertinggal dalam filter press sedangkan minyaknya akan keluar dari
filter press kemudian dimasukkan lagi kedalam chiller II untuk memperoleh
pendinginan yang lebih rendah dibandingkan chiller I agar kristal-kristal wax yang
masih ada dalam minyak akan terbentuk . lagi · pada suhu yang Iebih rendah,
biasanya unit pendingin (refrigerant) ini menggunakan ammoniak.
Kristal wax yang terbentukdari chiller U .kemudian disaringlagiImasuk ke filter)
berikutnya untuk dipisahkan antara wax dan minyaknya dimanawax akan tertinggal
di dalam filter sedangkan minyaknya keluar filtrasi, Hasil: wax dari filtrasi disebut
slackwax, slack wax ini yang kemudian akan diproses Iebih lanjut.

7.2.2. Sweating.

Proses sweating adalah proses pemisahan antara wax dan minyak dengan cara
pemanasan perlahan-Iahan (pengringatan), agar kadar minyak dalam wax (oil
. ' - .

content) dapat diturunkan lebih rendah lagi. Slack wax yang dihasilkandari proses
dewaxing kemudian dipompakan kedalam suatu alattangki berbentuk silinder tegak
yang didalamnya dilengkapi. dengan coil sebagai pemanas maupun pendinginan.
Slack wax setelah dimasukkan kedalam tangki sweating kemudian didinginkan
dengan air sarnpai sl~tk wax betul-berul membeku, ke1:m1diansetel~h1uembektiair
pendingin dipanaskan · biasanya menaskannya dengari diinjeksi dengan steam
sehingga air menjadi panas secara perlahan-lahan dimana suhupemanas diatur ±2-
3°F setiap.jamnya, Dari botom tangki sweating ini minyak yangterkandung dalam

96
wax akan keluar dimana yang pertama keluar minyak yang mempunyai titik Ieleh
yang paling rendah sampai pemanasan mencapai ± 140°Fdimana minyak yang keluar ·
dari sweating tersebut mempunyai titik .leleh ± 140°F ini tergantung oil content
produk wax yang diinginkan.
Hasil minyak dari sweating tersebut disebut foots oil sebagai oil recycle untuk
diproses kembalidari awal, sedangkan hasil akhir dari sweating (wax yang tidak
leleh) yang tertinggal dalam tangki sweating kemudian dikeluarkari dan diproses
lebih lanjut pada Treating.

7.2.3. Treating.

Treating ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak yang masih terkandung


didalamnya agar mendapatkan wax yang bermutu lebih tinggi dengan beberapa cara
yaitu:
Mencampur dengan Asam Sulphate pekat sambil ditiupkan udara dan dipanaskan.
Adsorbsi dengan clay (tanah liat), dimana day dicampurkan dan dipanaskan,
Atau dengan kombinasi.
Wax dari proses sweating dimasukkan dalam tangki Agitator kemudian dengan
dicampur Asam Sulphalteatau clay dan dipanaskan dengan steam dandiaduk dengan
udara agar percampuran lebih sempuma. Untuk mendapatkan wax .yang bermutu
tinggi lazimnya menggunakan . chemical treating. Setelah treating selesai, ·.Asam
Sulphate bekas pakai (spent Acid} dikeluarkan dari Agitator dengan di drain, dan
cairan wax yang masih panas dicuci dengan larutan soda untuk menghilangkan sisa•
sisa asam yang ada, didrain lagi dan masih dalam keadaan panas akhimya dibilas
.. dengan air bersih.
Setelah aimya didrainmaka.cairan wax- panas- tersebut telak siap untuk proses di'
dalam Moulding. Bila Treating menggunakan day, basil campuran clay dan wax
yang masih panas kemudian dimasukkan kedalam filter press · untuk memisahkan

97
panas dengan clay. Wax yang panas akan keluar dari filter press sedangkan clay akan
tertinggal dalam filter press. Wax. yang keluar
.
dari filter. press kemudian siap untuk
diproses di Moulding.

7.2.4. Moulding.

Moulding adalah proses pencetakan ·wax agar wax mudah untuk dikemas dan
transportasinya. Wax dari treating yang masih panas kemudian dimasukkan kedalam

pericetak (loyang) dengan ukuran tertentu, kemudian wax didinginkan sehingga


membeku. Setelah membeku wax tersebut dikeluarkan dari pencetakan dan kemudian
dikemas dan siap untuk dipasarkan. Dalam pasaran Interrtasional dikenal berbagai
grade parafin wax sebagai berikut :

Tabel: 11
GradeParafinWax
Melting Point, °F Oil Content, % . wt Colour Lovibond
Grade
ASTMD 87 ASTMD721 IP 17B

HHP 140/145 142 - 142,5 0,3 1


HP 135/140 138,5~ 139,5 0,3 1

MSR 135/140 137 - 138 1,1 1

MP 130/135 133,5- 0,4 1


144,5 0,5 I
SP 125/130 128,5 -
129,5 l,4 1
SSR 125/130 128,5 - 129,5
3 1
MW 110/115 110-115
Batik wax
l- f,5 . . 3
MSR130/l35 137 -'138

98
· Gambar :17

Diagram Sederhana PembuatanParafine Wax

CJ l Pressea'd;sfillCYfe ..• LJ
Wax dis/ii/ale
6
1 '~
01/ m11~~~~~~~~~f.Jlu Jf No. I cht/Jer · 1 · •

irouoir :" -¥, ~I · ' ·. · · · · · · ,-- -' -•--o.....;,.._ '


T
·- ti/
, rrcrx frouoh t ) .· · .
·r---- · · :
1 ~ 1
Siad wo.r · I · ·· I :

?Li----------------
· ~ No2 ch•l/er

F ;-.• •. . ·• • ~CJ.
I . 1

rn!i~~~. ~;£~~m •. •. 1) :
. ~ r·-<{.{'efn9er:~L~~J

Po~::pons ~ l
0

Llheof;

: ~Crudesco!e

Gambar: 18

2
.
I
z
0
5
\
I ~
.

..J.. • . j
• t
s: I ~

99
Gambar: 19
Sweating Pan

·. 100
Garnbar: 20
Acid· dan Clay Treating
Udara Uda ra
Cakes L ""' v
0 -----....:.J_-'-1 -Clay
t j

Agitator Agitator

~ - -----~
---n1---- I
"" ' D
p
v
'~r - - - ~P•
- l
I

- \
11!\ 1l\\'f [ \1\Wll
;-l" 'f_ "'! "'I ~ T' , t
\I•
't T'
!I\\ \I\1
T°-- 'I' T
,,,,..
I
>- Wa.x~s

7.3. MEK Dewaxing.

MEK Dewaxing adalah proses pengurangan semaksimal mungkin waxy componen


dari bentuk type parafinis dalam lube oil stock agar mendapatkan .suatu pour point
serendah mungkin dengan cara pelarutan menggunakan pelarut (solvent),
Dari sernua pelarut (solvent), maka MEK yang merupakan pelarut yang paling
banyak digunakan untuk proses dewaxing. Biasanya proses didalam MEK
Dewaxing digunakan solvent campuran yaitu MEK dan solvent Aromat dengan
perbandingan
52% dan48% vol, sedangkan pelarut MEK dapat jugaberupa Benzene, Toluene
dan ~
'.' . .. - . . . . . ..
''· ' . -,. . - ' - - - . - - ;- : - -- \

Xylene yang tidak melarutkan lilin pada ternperatur rendah.


Dari ketiga pelarut Aromatik ini, Toluen adalah pelarut yang paling baik.

IOI
. ·-·•-·"·-··""".-•·."-·'",' ''""'"'"

7.3.1. Solvent.

Maksud dan tujuan dari solvent (pelarut) yang digunakan dalam proses .MEK
Dewaxing ·
antara lain:

1. Untuk mernisahkanminyak dengan sernpuma terhadap wax pada suhu wax itu.
2. Mernberikan peningkatan effisiensi pada waktu filtrasi terutama kepada wax-wax
yang bercabang pendekdan rantai lurus.

Sedangkanj enis-jenis solvent yang digunakan adalah tertentu antara


lain." Aceton Benzene.
Tri Chloro Ethylene.
Ethylene di Chloro Benzol
Pro pana
Metyl Ethyl Keton Benzol
Urea.

Yangbanyak digunakan adalahjenis Keton misalnya :


Methyl Ethyl Keton (terbanyak digunakan)
Methyl Prophyl Keton
Methyl Buthyl Keton.

Keuntungan penggunaan solvent antara lain :


Bisa rnelarutkan minyak.
Mendinginkan/rnembekukan sendiri wax.
Mempercepat pendinginan.
.. ·" ". . ·.

'··,·· · ..

Memperrnudah operasi terutama pada filtrasi (penyaringan),


Murah, karenadapat diaktipkan kembali(regenerasi).
Operasi dapat sccara kontinyu.

102
Dengan dasar itu rnaka pemilihan solvent yang menarik adalah solvent Keton karena :
1. Makin rendah berat molekul solvent makin besar . daya larut rninyak yang
terkandung dalam wax dan rnempunyai kecepatan filtrasi yang tinggi 6
ga11on/ft2.jam.
Akan tetapi solvent yang mempunyai berat molekul yang kecil juga mempunyai
tekanan uap yang tinggi dan sedikitmengandung air:
2. Dengan .rnenggunakan solvent berat molekulnya rendah akan memberikan
.penurunan pour point j; 7,5°C.
3. Kadar minyak akan dapat diturunkan sampai sekitar 6-8% berat,
Loses solvent 0,1 & vol.
Recovery adalah mudah, murah, seperti pada kondisi atmosfir, vacuum.

Pemilihan solvent 'ini selain faktor-faktor sebelumnya hams diperhatikan faktor•


faktor Iain hams pula diutamakan seperti :
Tidak merusak minyak dan alat-alat,
Boilling point cukup rendah sehingga recovery mudah dan murah (berat molekul
solvent rendah).
- 'Harus mernpunyai sifat kimia yang stabil.
Hams mempunyai sensible dan latent heat yang rendah, sehingga untuk kenaikan
dan panas untuk perubahan fase tidak mempengamhi banyak terutama
refrigeration atau pada sistim chilling.
Murah harganya dan mudah didapat oleh karena itu beberapa campuran solvent
diperlukan..

Teori.
Seperti diketahui · bahwa .· kristal-kristal wax dapat timbul (rnengendap) pada
penurunan suhu sampai mencapai suhu dibawah .titik beku. Hal ini dapat
.dilakukan dengan cara pendinginan seperticara yang lamay~ng telah dijelaskan.

103
Dasar ini dapat dikembangkan dengan cara yang baru yaitu menambah zat
pelarut yang akan dapat melarutkan minyak dan rnengkrisralkan sendiri wax
dengan penambahan solvent .ini akan terjadi perbedaan suhu sekitar 20°C yang
tergantung pada jumlah solvent yang digunakan.
Meskipun demikian masih ada beberapa akibat yang harus dihindarkan yakni
melarutnya wax didalam solvent.
Dapat memisahkan type-type wax untuk mempertinggi kecepatan filtrasi
·.

7.3.2. Proses.

Seperti diketahui bahwa kristal-kristal wax dapat timbul (rnengendap) pada


penurunan suhu sampai mencapaisuhu dibawah titik beku. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara pendinginan seperti cara yang lama yang telah dijelaskan.
Dasar ini ·dapat dikembangkan dengan cara yang baru yaitu .menambah .zat pelarut
yang akan dapat melarutkan minyak dan mengkristalkan sendiri wax dengan
penambahan solvent ini akan terjadi perbedaan suhu sekitar 20°C yang tergantung
padajumlah solvent yang digunakan.
Meskipun dernikian masih ada . beberapa akibat yang hams dihindarkan yakni
melarutnya wax didalam solvent.
Dapat memisahkan type-type wax untuk mempertinggi kecepatan filtrasi .
1. Komposisi dari pada Solvent.
Solvent yang digunakancampuran antara MEK dan Aromatic solvent.
Aromatic solvent : benzene, zylene, toulene.
MEK berfungsi sebagai pengendap wax dan Aromatic bertugas untuk
meningkatkan melarutnya minyak dalam solvent akan tetapi pemakaian
maximum MEK didalam solvent hams tertentu.
Contoh: bila.MEK content tinggi maka kecepatan filtrasi naik tetapi perbedaan
suhunya akan menurun. Apabila umpan terdiri dari senyawa yang ringan dan

104
kadar MEK dinaikkan maka akan timbul kecepatan filtrasi menurun dan
penurunan suhu akan naik.
Sifat-sifat MEK sebagai berikut :
- Beratjenis 0,805
- Boilling point 79
-Panas jenis (specific heat) 0,55
- Latent heat(panas penguapan) 106
- Daya larut solvent dalam air 19
- Atom air dalam solvent 10,2
-MEK: Toluene= 52: 48 % vol

2. Pelarutan Solvent.
Mula-mula solvent ditambahkan kepada umpan kernudian barn dilakukan chilling
dan suhu diatur sedemikian rupa sehingga · viscositasnya baik untuk dilakukan
filtrasi. Penggunaan solvent harus seminim mungkin disamping untuk
mengurangi biaya operasi juga untuk mengurangi beban chilling dan recovery.
Dengan menggunakan 'solvent yang tepatrnaka ukuran kristal (bentuk kristal)
akan baik dan ini menentukan effisiensi filtrasi.
Untuk rnemperoleh · keadaan ini · sering digunakan sistim pelarutan. berganda
(double delution) atau multi delution misalnya : didalam proses chillingjuga kita
lakukan penambahan solvent.

3. Sistim Filtrasi.
Mengingat bahwa proses dewaxing ini secara kontinyu maka sistim filtrasinyapun
harus dapat dilakukan secara kontinyu yaitu rnenggunakan rotary drum filter
apalagi sistim vakum.

105
4. Pelarutan dingin (pencucian dingin).
Untuk menjaga tetap stabilnya campuran dan menambahnya daya Iarut minyak
pada waktu filtrasi maka dilakukan pelarutan dingin atau pencucian dingin dan
keadaan ini makin lama makin dikurangi untuk mencegah timbulnya buntuan
pada filtrasi.

5. Pelarutan panas.
'i Dengan pelarutandingin yang terns menerus akan mengakibatkan pengendapan
wax lebih banyak dan lebih kompak dan ini tentu saja akan mengakibatkan
pengurangan-pengurangan _kecepatan·· mtrasi oleh karena itu .perlu diadakan
pencucian larutan panas yang ini bertujuan untuk mempertinggi daya larut
minyak sehingga mudah difiltrasi dan untuk menghindari terjadi buntuan.
Tentu saja akan ada akibatnya yakni terlarutnya (terikutnya) wax didalam solvent
oleh karenaitu perlu diadakan proses wax recovery.

7.3.3. Cut Range (Pemotongan Daerah Didih).

Bahwa umpan terdiri dari normal parafin clan ISO parafin yang kedua-duanya
mempunyai daerah beku yang hampir sama tetapi .nonnal. parafin mempunyai berat
molekul yang lebih .rendah yang mempunyai kristal-kristal lebih teratur atau lebih
kecil dari iso parafin.
Untuk menghindari terjadinya hal-hal seperti filter cake yang sukar
ditembus.
Supaya kecepatan filtrasi tidak terganggu.
Mengurangi proses pencucian (proses pelarutan) maka sebaiknya daerah normal
parafin dan daerah isoparafin tel ah dapat dipisahkan,
Oleh karena itu cut range dari normal dan isotelah dapat dipisahkan denganbaik
sebelum diproses ini berarti dengan cuting yang baik akan membantu proses
dewaxing.

106
7.3.4. Proses Pendinglnan.

Meskipun solvent dapat mendinginkan dengan sendirinya akan tetapi pendinginan


belum mencapai pada kondisi yang belum diharapkan oleh karena itu diperlukan
pendinginan tambahan dengan harapan untukmemperoleh kristal lebih baik dan lebih
banyak. Kecepatan pendinginan harus disesuaikan dengan jumlah solvent yang
ditambahkan untuk mendapatkan wax yang baik selama
filtrasi.

~-

7.3.5. Proses Filtering (Filtrasi).

Untuk mengambil.minyaknyaatauwaxnya maka perlu dikenakan proses. berikutnya


adalah proses filtrasi. Proses filtrasi bila dikehendaki secara kontinyu maka
diperlukan proses: Rotary Drum Vacuum Filter.
Perlu diingatkan bahwa permukaan cairan (campuran wax) dalam bak. drum filter
harus.dijaga konstant untuk menjaga permukaan cake yang konstan pula.
Didalam filtrasi dilakukan 2 kali pelarutan (pencucian) yakni pencucian dingin dan
pencucian panas, minyak yang Iarut dalam: solvent dapat masuk didalam pores drum
karena pengaruh kevacuman dan ini bisa dialirkan keproses recovery.

, 7.3.6. Proses Recovery,

Proses recovery ada 2 macam yaitu :


Dewaxed Oil Recovery.
Wax Recovery.

1. Dewaxed Oil Recovery.


Cara mengambil minyak yang telahdihilangkan waxnya.
Solvent yang telah melarutkan .minyak sudah · tidak aktif Iagi untuk memperoleh
solvent yang aktif maim cairan filtrat yang terdiri dari solvent dan • minyak ini
dapat dilakukan proses regenerasi atau yang disebut proses dewaxed .oil recovery:

107
Boilling range untuk minyak dan solvent berbeda besar sehingga mereka dapat
dipisahkan dengan cara fisis yakni cara distilasi.
Campman dimasukkan kedalarn pemanas yakni HE kemudian dimasukkan
kedalam tower yang sebelumnya telah dipanaskan pula. Untuk mernperoleh
pemisahan yang lebih baik maka dilakukan. pada tekanan rendah.
Biasanya pada suhu 170°C pada puncak akandiperoleh solvent mendekatai mumi
tetapi pada dasarnya akan diperoleh minyak yang masih mengandung sedikit
solvent. Oleh karena minyak yang kita kehendaki harus benar-benar bebas dari
solvent makapada bottomkita kenakan pemanasan Iebihtinggidan tekanan lebih
tinggi yaitu sekitar 210°C tekanan l,5 kg/cm2 untuk memperoleh benar-benar

minyak itu murni.

2. Wax Recovery.
Seperti dengan dilakukan pencucian panas maka sebagian wax larut pada solvent
untuk memperoleh solvent ini perlu dilakukan wax recovery ini dapat dilakukan
secara pada tekanan rendah dan tekanan tinggi pula dengan .· menaikkan
temperatur. Dengan ini diharapkan kita memperoleh solvent yang siap untuk
proses pelarutan kembali.

7.3.7. Inert Gas.

Inert gas merupakan gas yang tidak dapat dibakar seperti gas N2, C02dan lain-Iain.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan wax yang menempel pada lubang-lubang

filtrasi sehingga wax mudah terlepas disamping itu untuk melindungi proses
dewaxing ini terdapat Iingkungan luarnya:
Gas inert sebagaiblanket (selimut) sehingga takmudah terjadi kebakaran.
Gas inert dapat diperoleh dari hasil pembakaran gas-gas propan,metan, etan

108
7.J.8. l(ondisi Operasi.

Seperti diketahui bahwa proses dewaxing proses yang tidak bolak-baliktsekali.jadi)


sehingga proses ini rnahal sekali. Untuk memperkecil (memperendah) biaya operasi

misalnya harus rnenentukan kondisi operasi yang paling baik seperti pada proses :
Pendinginan.
Pelarutan.
Filtrasi.

Ingar kesalahan pada proses pendinginan • menyebabkan tidak ekonomis, oleh karena
itu perlu dicari kondisi yang ada hubungan dengan faktor-faktor sebagai berikut:
a. Kecepatan umpan sebesar mungkin.
b. Jumlah kecepatan solvent atau komposisi minimal.
c. Solvent loses dibatasi minimal : sirkulasi, kebocoran dan proses recovery yang
baik.
d. Dewaxed oil maksimum.

1. Kecepatan Umpan.
Kecepatan umpan diambil yang maximum tetapi tidak boleh melampui batas,
tentunya dikaitkan dengan cut range dengan hal ini akan diperoleh produk yang
ban yak.

2. Kecepatan Solvent
Solvent perlu dipilih yang efektif tetapi biasanya solvent mi mahal maka
penggunaannya perlu dibatasi untuk menekan biaya operasi:
Membatasi
.'. .,
pe!lggunaan
- -.:
,
solventdapat
-:· ..
.• .
_-
dibantu
.
dengankondisi
-·.: ...-
operasi
- .
yang baik.
. '· - - ..

Kondisi operasi :
Tekanan.
Temperatur.

109
Pengadukan.
Sirkulasi
Pelarutan multi.

3. Solvent Losses.
Bahwa solvent setelah .beberapa saat mengalami ketidak aktivan hal iru
. disebabkan beberapa masalah :
Solvent kurang.
Solvent jenuh.
Solvent losses/kurang.

. .
Oleh karena itu perlu dibatasi kehilangan solvent tersebut dengan cara sebagai
berikut:
- · Memperkecilkebocoran.
- Memperkecil dalam sistim pelarutan.
- Memperkecil · kehilangan waktu regenerasi.

4. Dewaxed OH Ma~imum.
Dengan . diperolehnya dewaxed oil yang maksimum berarti proses dewaxing
adalah · baik sekali hal ini tentu berhubungan: dengan berbagai macam faktor
seperti jumlah solvent yang digunakan.
'Cara pelarutan yang dilakukan misal :
Sebelum chi11ing.
- Didalam chiller
- Pelarutan dingin.
Pelarutan panas.
- Proses recoverynya,

'
Gambar :21
Rotary- - Drum - V_ acu- m F·1 ter

Flue oas
blo~

Solven/
w:;sh
filJroJe
Vlo..ry
oil
sotven!
mil<

1
Gambar: 22
MEK Dewaxing Unit

c.:
·~·L.,.__ _.; .; .;_,; , ._:_ "---~~,_....---..;_-'-1

ll
Gambar: 23
MEK Dewaxing Unit

1
DAFTAR PUSTAKA

I. Gusthris : Petroleum Product Hand Book, First Edition, me. Graw Hill
book Company 1960.

2. Hobson : Modem Petroleum Technology, Applied Science Publisher Ltd.


On Behalf of the Institute.of Petroleum, Great Britain · 1979.

..
3. Jasfi, E : Pengolahan Minyak Bumi Lembaga Minyak dan Gas Bumi
Jakarta 1960.

4. Nelson W.L. : Petroleum I


Refinery Eng.4th. Mc.Graw Hill Book Company,
New York 1969.

Anda mungkin juga menyukai