Anda di halaman 1dari 2

Pengantar Manajemen Pajak

belajartaxplanning.blogspot.com/2015/03/pengantar-manajemen-pajak.html

Manajemen Pajak
Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Legalitas manajemen pajak tergantung dari instrumen yang dipakai yaitu setelah
ada putusan Pengadilan.

Definisi manajemen pajak


Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba
dan likuiditas yang diharapkan (Sopha lumbantoruan,1996).

Tujuan manajemen Pajak


Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak yang terdiri atas :
1. Perencanaan pajak (Tax planning)
2. Pelaksanaan kewajiban perpajakan (Tax Implementation)
3. Pengendalian pajak (Tax control)

Perencanaan Pajak
Perencanaan pajak (Tax Planning) adalah suatu alat dan suatu tahap (langkah) awal dalam manajemen pajak (Tax management) yang berfungsi untuk menampung aspirasi yang
berkembang dari sifat dasar manusia. Secara definitive tax management memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari sekedar tax planning.
Sebagai tax management, pastilah hal itu tidak terlepas dari konsep manajemen secara umum yangmerupakan upaya-upaya sistematis yang meliputi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling). Semua fungsi manajemen tersebut tercakup dalam tax management.Dengan kata lain ,
manajemen perpajakan merupakan segenap upaya untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen agar pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan berjalan efisien dan
efektif.Dalam melaksanakan fungsi tax management, tax planning merupakan merupakan tahap pertama dalam urutan hierarkhi, dalam praktik bisnis, istilah tax planning lebih
popular dari pada tax management itu sendiri.Dalam praktik,pendekatan yang dilakukan dalam implementasi tax planning ini bersifat multidisipliner, sehingga wajar bila seorang
perencana pajak yang baik (tax planner) harus memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas dan selalu meng-update dari dengan setiap ketentuan , termasuk perubahannya dar
waktu ke waktu.
Tax Planning adalah suatu proses mengorganisasi usaha wajib pajak sedemikian rupa agar utang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak lainnya berada dalam jumlah
minimal, selama hal tersebut tidak melanggar undang-undang.
Yang harus dilakukan adalah menyiapkan semua data yang diperlukan dan format penyajiannya, memperhatikan setiap pembayaran dan pelaporan pajak setiap masa pajak dan
setiap akhir tahun pajak, mengawasi rekonsiliasi laporan keuangan komersial dan fiskal .Setelah semua ini dilakukan dengan baik, berdasarkan peraturan perpajakan dan memiliki
pemahaman yang baik tentang keadaan perusahaan, maka dapat diterapkan suatu strategi manajemen perpajakan seeffisien mungkin.Hal lain yang perlu diperhatikan adalah
mengatur cash flow perusahaan seefektif mungkin dengan tetap memperhatikan ketentuan perpajakan.

Manfaat Perencanaan Pajak


Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dalam perencanaan pajak yang dilakukan secara cermat :
1. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur biaya dapat dikurangi.
2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan perencanaan pajak yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan menentukan saat
pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

Tujuan Perencanaan Pajak


Secara umum tujuan pokok yang ingin di capai dari manajemen pajak/perencanaan pajak yang baik adalah :
1. Meminimalisasi beban pajak yang terutang
Tindakan yang harus diambil dalam rangka perencanaan pajak tersebut berupa usaha–usaha mengefisiensikan beban pajak yang masih dalam ruang lingkup pemajakan yang tidak
melanggar peraturan perpajakan.
2. Memaksimalkan laba setelah pajak
3. Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan pajak oleh fiskus.
4. Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien dan efektif sesuai dengan ketentuan perpajakan.

Persyaratan Tax Planning Yang Baik


1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan
2. Secara bisnis masuk akal (reasonable)
3. Didukung oleh bukti-bukti yang memadai.

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan. Pada umumnya
penekanan perencanaan pajak (tax planning) adalah untu meminimumkan kewajiban pajak.

Perencanan perpajakan umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan apakah suatu transaksi atau fenomena terkena pajak. Kalau fenomena tersebut terkena pajak, apakah dapat
diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi jumlah pajaknya, selanjutnya apakah pembayaran dimaksud dapat ditunda pembayarannya, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu setiap Wajib Pajak akan membuat rencana pengenaan pajak atas setiap tindakan (taxable events) secara saksama. Dengan demikian bisa dikatakan bahwa
perencanaan pajak adalah proses pengambilan factor pajak yang relevan dan factor non pajak untuk menentukan:
1. Apakah
2. Kapan
3. Bagaimana; dan
4. Dengan siapa (pihak mana) dilakukan transaksi, operasi dan hubungan dagang yang memungkinkan tercapainya beban pajak pada tax evens yang serendah mungkin dan sejalan
dengan tercapainya tujuan perusahaan (Barry Spirz,1983).

Pelaksanaan Kewajiban Perpajakan


Apabila pada tahap perencanaan telah diketahui factor-faktor yang akan dimanfaatkan untuk melakukan penghematan pajak, maka langkah selanjutnya adalah
mengimplementasikannnya baik secara formil dan material. Harus dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan perpajakan yang berlaku.
Manajemen tidak dimaksudkan untuk melanggar peraturan dan jika dalam pelaksanaannya menyimpang dari peraturan yang berlaku, maka praktik tersebut telah menyimpang dari
tujuan perpajakan.

Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai dan dilaksanakan antara lain :
1. Memahami ketentuan peraturan perpajakan
Dengan mempelajari peraturan perpajakan seperti undang-undang, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak, dan Surat Edaran Dirjen Pajak sehingga dapat diketahui
peluang-peluang yang dapat dimanfaatkan untuk menghemat beban pajak.
2. Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat
Pembukuan merupakan sarana yang sangat penting dalam penyajian informasi keuangan perusahaan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan menjadi dasar dalam
menghitng jumlahnya pajak yang terutang,

Pengendalian Pajak
Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal maupun
1/2
material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak adalah pemeriksaan pembayaran pajak. Oleh sebab itu ,pengendalian dan pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi
penghematan pajak, misalnya melakukan pembayaran pajak pada saat terakhir tentu lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan membayar pajak lebih awal. Pengendalian
pajak termasuk pemeriksaan jika perusahaan telah membayar pajak lebih besar dari jumlah pajak yang terutang.

Motivasi dilakukannya perencanaan pajak


1. Kebijakan Perpajakan
2. Undang-undang pajak
3. Administrasi perpajakan.

Ketiga unsur tersebut terjadi menurut proses sesuai dengan ketentuan urutan waktu penyusunan system perpajakan.

Kebijakan Perpajakan

Kebijakan perpajakan (tax policy) merupakan alternative dari berbagai sasaran yang hendak dituju dalam system perpajakan. Dari berbagai aspek kebijakan pajak terdapat faktor-
faktor yang mendorong dilakukannnya suatu perencanaan pajak.

Jenis pajak yang akan dipungut


Dalam system perpajakan modern terdapat berbagai jenis pajak yang harus menjadi pertimbangan utama, baik berupa pajak langsung maupun pajak tidak langsung, begitupun cukai.
seperti halnya sbb :
1. Pajak Penghasilan Badan dan Orang Pribadi
2. Pajak atas keuntungan modal
3. Witholding tax atas gaji, deviden, sewa, bunga, royalty, dan lain-lain.
4. Pajak atas impor,ekspor, serta bea masuk
5. Pajak atas undian/hadiah
6. Capital transfer taxes/transfer duties
7. Lisensi usaha dan pajak perdagangan lainnya.

Terdapat berbagai kewajiban jenis pajak yang harus dibayar di mana masing masing jenis pajak mempunyai sifat perlakuan pajak. Misalnya bea masuk dianggap sebagai biaya yang
dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak atau bisa dimintakan restitusi apabila kita melakukan ekspor barang (output).
Sedangkan Pajak Penghasilan adalah pajak atas laba atau penghasilan kena pajak yang dapat mengurangi besarnya penghasilan bersih setelah pajak.
Agar tidak mengganggu atau tidak memberatkan arus kas perusahaan, maka diperlukan perencanaan pajak yang baik agar bisa dianalisis transaksi apa yang akan terkena pajak dan
berapa dana yang diperlukan, sehingga dapat diketahui berapa penghasilan bersih setelah pajak.

Subjek Pajak
Indonesia merupakan salah satu Negara yang menganut system klasik di mana ada pemisahan antara badan usaha dengan pribadi pemiliknya (pemegang saham) yang akan
menimbulkan pajak ganda.
Adanya perbedaan perlakuan perpajakan atas pembayaran deviden badan usaha kepada pemegang saham perorangan dan kepada pemegang saham berbentuk badan usaha
menyebabkan timbulnya usaha untuk merencanakan pajak dengan baik agar beban pajak rendah sehingga sumber daya perusahaan perusahaan bisa dimanfaatkan untuk tujuan
yang lain.
Disamping itu, ada pertimbangan untuk menunda pembayaran deviden dengan cara meningkatkan jumlah laba yang ditahan bagi perusahaan yang juga akan menimbulkan
penundaan pembayaran pajak.

Objek Pajak
Adanya perlakuan perpajakan yang berbeda atas objek pajak yang secara ekonomis hakikatnya sama,akan menimbulkan usaha perencanaan pajak agar beban pajaknya rendah.

Contoh.
Transaksi modal perseroan atas deviden dan keuntungan modal, di mana atas pembayaran deviden kepada pemegang saham perorangan diterapkan tariff progressif pasal 17 UU
PPh. sedangkan keuntungan modal dikenakan pajak dengan tariff tetap sebesar 0,1 % atau 0,6 % dari jumlah brutto nilai penjualan saham.
Karena objek merupakan basis perhitungan besarnya pajak, maka untuk optimalisasi alokasi sumber dana, manajemen akan merencanakan pajak yang tidak lebih (karena bisa
mengurangi optimalisasi alokasi sumber daya) dan tidak kurang (agar tidak harus membayar sanksi yang berarti pemborosan dana).

Tarif pajak
Adanya penerapan scheduler taxation tariff yang diterapkan di Indonesia mengakibatkan seorang perencana pajak berusaha sedapat mungkin agar dikenakan tariff yang paling
rendah.
Semakin besar beban pajak, semakin kuat motif, dan semakin luas ruang lingkup terjadinya penghindaran pajak, karena WP dapat menghindari tariff pajak yang lebih tinggi namun
yang terutang tariff pajak lebih rendah.

Prosedur pembayaran pajak


Saat ini sistim pemungutan withholding tax di Indonesia makin ditingkatkan penerapannya. Hal ini disamping mengganggu arus kas perusahaan, juga bisa mengakibatkan kelebihan
pembayaran atas pemungutan pendahuluan tsb, sehingga perlu restitusi yang memerlukan waktu dan biaya.

1. Undang-undang perpajakan
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak ada undang-undang yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna. Oleh karena itu dalam pelaksanaannya selalu diikuti oleh
ketentuan-ketentuan lain anatara PP, Kepres, Kep Menkeu dan Kep Dirjen.

2. Administrasi Perpajakan
Indonesia masih mengalami kesulitan dalam melaksanakan administrasi pajak secara memadai, Hal ini mendorong perusahaan untuk melaksanakan perencanaan pajak dengan baik
agar terhindar dari sanksi.

Sumber :
https://www.academia.edu/8296184/MODUL_PERKULIAHAN_Manajemen_Perpajakan_Pokok_Bahasan_Mampu_mamahami_dan_menjelaskan_latar_belakang_perusahaan_melakukan_manajemen_perpaj

2/2

Anda mungkin juga menyukai