Ragam Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 24

RAGAM BAHASA INDONESIA

MAKALAH
Diajukan Untuk Tugas Makalah Bahasa Indonesia

Oleh :

Nama NIM
Afifah Yasmin 191011400592
Desman Jaya Zega 191011401204
Muhamad Dio Oktafani 191011400611

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
PAMULANG PAMULANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya pada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul Ragam
Bahasa Indonesia dengan baik.

Terimakasih kami ucapkan kepada teman - teman yang telah membantu dalam hal
mengumpulkan data data dalam makalah ini.

Penulis berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Tangerang, 05 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................v
BAB I Pendahuluan................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................1
B. Perumusan Masalah.................................................................2
C. Tujuan......................................................................................2
D. Manfaat....................................................................................2
1. Manfaat Teoritis.................................................................................2
2. Manfaat Praktis...................................................................................2
BAB II Pembahasan.................................................................................4
A. Kajian Teori.............................................................................4
1. Ragam Bahasa....................................................................................4
B. Pembahasan..............................................................................5
1. Ragam Bahasa berdasarkan media penyampaiannya.........................5
2. Ragam Bahasa berdasarkan hubungan antarpembicaranya................7
3. Ragam Bahasa berdasarkan penuturnya...........................................10
4. Ragam Baku.....................................................................................12
5. Ragam Tidak Baku...........................................................................14
BAB III Penutup......................................................................................16
A. Simpulan................................................................................16
B. Saran......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................17
LAMPIRAN...............................................................................................18

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ragam resmi Berdasarkan Tempat....................................................................8
Tabel 2.2 Ragam resmi Berdasarkan Lawan Bicara..........................................................9
Tabel 2.3 Ragam resmi Berdasarkan Pokok Pembicaraan................................................9
Tabel 2.4 Contoh bunyi vokal pada kata.........................................................................13
Tabel 2.5 Bunyi Huruf Diftong........................................................................................14
Tabel 2.6 Ragam Bahasa Tidak Baku..............................................................................14
Tabel 2.7 Ragam Tidak Baku Pada Kesalahan Ejaan......................................................15

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Sumber : Wikipedia.org...............................................................................12

v
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Hampir semua aspek kehidupan manusia tidak lepas dari penggunaan bahasa.
Bahasa sebagai bagian hidup yang bersifat universal atau umum memiliki peran
penting. Peran penting bahasa tersebut tidak mungkin terlepas dari kehidupan manusia.
Peran bahasa penting dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa yang paling
mendasar sebagai alat komunikasi, yaitu alat pergaulan dan perhubungan dengan
manusia.
Ragam Bahasa muncul karena kebutuhan pembicara akan adanya alat komunikasi
yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Ragam Bahasa menurut Suwito sebagai salah
satu dari sekian variasi Bahasa yang terdapat dalam pemakaian bahasa. Adanya
pemakaian bahasa itu bersifat aneka ragam, setiap ragam bahasa memiliki ciri khas
yang membedakan ragam basa satu dengan ragam bahasa lain. Kekhasan itu mungkin
terdapat pada bidang struktur kalimat, pilihan kata, atau adanya kata kata khusus dalam
ragam bahasa tersebut oleh karena itu, Seorang pembicara jika akan berkomunikasi
harus dapat memilih salah satu ragam bahasa. Pemakaian ragam bahasa tersebut
disesuaikan dengan orang yang diajak berbicara dengan orang lain sangat penting.
Pemilihan ragam bahasa ini dapat memberikan penilaian baik dan buruk pada diri kita.
Kita harus dapat membedakan ragam bahasa yang digunakan untuk berbicara dengan
orang tua, guru, kepala sekolah, teman, saudara, atau lawan (mitra) bicara lainnya.
Bangsa Indonesia dikenal akan keberagaman suku bangsanya. Menurut hasil
penelitian, bangsa Indonesia memiliki sekitar 370 suku bangsa. Setiap suku tersebut
memiliki bahasa daerahnya sendiri. Bahkan, beberapa suku bangsa memiliki bahasa
daerah yang lebih dari satu. Hal itu yang menyebabkan bahasa Indonesia beragam.

1
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka permasalahan yang akan dibahas
yaitu :
1. Apakah Ragam Bahasa Indonesia itu ?
2. Ada berapa Ragam Bahasa dalam Bahasa Indonesia ?
3. Apa saja Ragam Bahasa berdasarkan media penyampaiannya ?
4. Apa saja Ragam Bahasa berdasarkan hubungan antarpembicaranya ?
5. Apa saja Ragam Bahasa berdasarkan penuturnya ?
6. Apa yang dimaksud dengan Ragam Baku dan Tidak Baku ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Ragam Bahasa Indonesia.
2. Untuk mengetahui ada berapa macam Ragam Bahasa di Indonesia.
3. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis dan pembaca tentang
Ragam Bahasa Indonesia.
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

D. Manfaat
1. Manfaat Teoristis
Secara teoritis makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan khususnya mengenai ragam bahasa, berbagai macam ragam bahasa
yang ada didalam bahasa Indonesia.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia, dan juga menjadi sarana penulis untuk lebih
memahami tentang Ragam Bahasa.

2
b. Bagi Mahasiswa
Memberikan informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai berbagai macam ragam bahasa yang ada di Indonesia.

c. Bagi Dosen
Makalah ini diharapkan dapat menambah masukan materi bagi dosen untuk
pembelajaran dikelas berikutnya.

3
BAB II
Pembahasan

A. Kajian Teori
1. Ragam Bahasa
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ragam bahasa merupakan
variasi bahasa menurut pemakaiannya. Ragam Bahasa adalah variasi bahasa
menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut
hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Cara pemakaian tersebut dapat didasari oleh pokok
pembicaraan, lawan bicara, situasi, dan tempat. Dengan kata, sebuah bahasa dapat
disampaikan dengan berbagai cara.
Ragam bahasa memiliki jumlah yang sangat banyak karena penggunaan
bahasa sebagai alat komunikasi tidak terlepas dari latar budaya penuturnya yang
berbeda-beda. Selain itu, pemakaian bahasa juga bergantung pada pokok
persoalan yang dibicarakan serta keperluan pemakainya.
Ragam bahasa di bagi berdasarkan beberapa cara yaitu :
1) Ragam Bahasa berdasarkan media penyampaiannya
a. Ragam Lisan
b. Ragam Tulisan
2) Ragam Bahasa berdasarkan hubungan antarpembicaranya
a. Ragam Resmi
b. Ragam Tak Resmi,
3) Ragam Bahasa berdasarkan penuturnya
a. Ragam Regional atau Dialek
b. Ragam Idiolek
c. Ragam Bahasa Temporal
4) Ragam Baku dan Tidak Baku

4
B. Pembahasan
1. Ragam Bahasa Berdasarkan Media Penyampaiannya
a) Ragam Lisan
Bahasa Indonesia ragam lisan disebut juga ragam percakapan, baik
percakapan di lingkungan keluarga, lingkungan jual beli, lingkungan
pekerjaan, maupun lingkungan sekolah.
Dalam percakapan, Pembicara dan lawan bicara bertatap muka secara
langsung. Maksudnya, berhadapan langsung dalam satu situasi. Situasi
percakapan itu sangat membantu menjelaskna maksud pembicaraan. Kalimat
kalimat dalam percakapan itu pendek pendek. Lagi pula hubungan antara
kalimat yang satu dengan yang lainnya tidak ditandai dengan kata
penghubung. Sebagai contoh, perhatikan percakapan berikut.

Desi : Kak, mana pensilku?


Kakak : Pensil yang mana?
Desi : Pensilku kan Cuma satu, kak

Situasi pada percakapan tersebut ketika desi akan menggunakan pensil


untuk belajar. Percakapan tersebut menyatakan bahwa desi menanyaan di
mana pensil yang di pinjam kakanya, kakak desi tidak menjawab, bahkan
balik bertanya, menanyakan pensil yang mana, pertanyaan itu dijawab oleh
desi bahwa pensilnya hanya Satu.
Jika kita perhatikan situasinya, sesungguhnya maksud pertanyaan itu
tidadk demikian. Desi menanyakan di mana pensil yang di pinjam kakaknya
kemarin, pada saat percakapan berlangsung. Desi bermaksud meminta pensil
yang di pinjam kakanyan tersebut, Dari situasinya, pertanyaan desi “mana
pensilku?” tidak bermaksud bertanya, tetapi menyuruh, yaitu menyuruh
kakaknyauntuk mengembalikan pensil yang telah ia pinjam, Dari uraian
tersebut, jelaslah bahwa situasi percakapan itu tidak hanya memperjelas
maksud kalimat, tetapi dapat menentukan maksud percakapan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ragam lisan
memiliki ciri ciri sebagai berikut.

5
1. Unsur suprasegmental (Aksen, Nada, Tekanan) dan paralingual
(gerak gerik tangan, mata, kepala) memberi efek terhadap hasil
komunikasi
2. Komunikasi secara langsung/ bersemuka sehingga terikat oleh
kondisi, situasi dan waktu
3. Kalimat yang kurang baik strukturnya tidak menghambat
komunikasi

b) Ragam Tulis
Ragam Bahasa tulis berbeda dengan ragam Bahasa lisan, perbedaan
dalam ragam tulis yaitu pembicara (dalam hal ini penulis) dan lawan bicara
(dalam hal ini pembaca) tidak bersemuka, tidak berada dalam satu situasi.
Penulis dan pembaca tidak berhubungan secara langsung. Pembaca tidak
secara langsung merespon apa yang ditulis penulis. Oleh karena itu, penulis
berusaha sungguh sungguh untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
keinginannya dengan sejelas jelasnya. Ini bertujuan agar pembaca tidak salah
paham. Akibatnya, Bahasa dalam ragam Bahasa di tulis itu menggunakan
kalimat panjang panjang dan menggunakan banyak kata penghubung, Baik
kata penghubung yang setara maupun yang tidak setara.
Berikut contoh ragam Bahasa tulis berupa surat yang di tulis oleh
seseorang kepada temannya yang bernama Faisal.

“Temanku, Faisal, Besok hari sabtu tanggal 31 Januari 2009, saya


akan datang ke Solo. Saya berangkat dari Jakarta dengan Kereta Fajar Solo
pukul 7 pagi. Saya sampai di Stasiun Balapan kira-kira pukul 4 sore. Tolo,
dijemput, Sebab saya baru pertama kali datang ke Solo”

Jika membandingkan contoh di atas dengan contoh pada ragam lisan,


Jelaslah perbedaannya, Pertama, Kalimat kalimat pada contoh ragam tulis
lebih panjang dari contoh Bahasa lisan. Kedua, Terdapat kata penghubung
sebab, sedangkan pada contoh ragam lisan tidak terdapat kata penghubung.
Ketiga, Jelas bahwa penulis berusaha mengungkapkan pikiran, perasaan,
serta keinginan dengan sejelas jelasnya untuk menghindari kemungkinan

6
terjadinya salah paham. Berbeda dengan contoh dalam ragam lisan karena
adanya situasi yang memperjelas maksud pembicaraan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ragam tulis
memiliki ciri ciri sebagai berikut.
1. Sarana suprasegmental dan paralingual tidak ada sehingga dalam
menyusun kalimat perlu lebih hati hati dan cermat.
2. Komunikasi terjadi secara tidak langsung sehingga tidak terikat
oleh situasi, kondisi, dan waktu.
3. Kalimat yang berstruktur kurang baik akan mengganggu
komunikasi.

2. Ragam Bahasa Berdasarkan Hubungan Antarpembicaranya


a) Ragam Resmi
Salah satu kegunaan dari ragam bahasa adalah untuk menjalin
komunikasi oleh penggunaan bahasa yang baik dan benar.
Penggunaan bahasa tersebut seharusnya sesuai dengan norma
kemasyarakatan yang berlaku. Selain itu, penggunaan bahasa harus
disesuaikan dengan situasinya.
Dalam situasi formal, seseorang harus menggunakan ragam
resmi dalam penyampaian bahasa. Sebagai contoh, seseorang yang
berbicara di dalam kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Ragam bahasa yang tidak tepat dapat menyebabkan jaringan
komunikasi terputus. Bahkan, seseorang dapat dianggap tidak berlaku
sopan jika menggunakan ragam santai situasi resmi.

1. Macam-macam situasi resmi

Penggunaan bahasa yang baik perlu memperhatikan


situasi saat akan berbicara. dengan memperhatikan situasi,
seseorang diharapkan dapat berbahasa yang baik. Hal ini
dikarenakan orang itu telah mampu menentukan ragam
bahasa yang digunakan.
Kita telah mengetahui bahwa ragam resmi digunakan
dalam situasi situasi formal. Namun, kapan sajakah situasi-

7
situasi formal atau resmi itu? Situasi-situasi resmi dapat
berlangsung berdasarkan tempat percakapan dilaksanakan.
Untuk lebih jelasnya perhatikanlah contoh-contoh dibawah ini.

Situasi Resmi Situasi Santai


Di sekolah Di rumah
Di kelas Di kamar
Di kantor Di lapangan
Di seminar Di tempat rekreasi
Di istana Di pasar
Di instansi pemerintah Di jalan

Tabel 2.1 Ragam resmi Berdasarkan Tempat

Selain berdasarkan tempatnya, situasi resmi dapat


dibedakan berdasarkan lawan bicaranya. Apabila lawan
bicara adalah seorang guru, lebih baik menggunakan ragam
resmi. Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan guru
merupakan orang yang berjasa dalam memberi ilmu
pengetahuan. Oleh sebab itu, guru memiliki derajat yang
tinggi.
Bagaimanakah kita berbicara dengan orang yang lebih
tua? Seseorang yang memiliki umur yang lebih tua harus kita
hormati. Salah satu cara untuk menghormatinya adalah
berbicara yang sopan. Untuk itu, kita menggunakan ragam
resmi untuk berbicara dengannya.
Ragam resmi juga dapat digunakan sebagai negara
dengan seseorang yang memiliki jabatan lebih tinggi. Sebagai
contoh, karyawan kepada atasannya. Bagaimanakah jika
atasan tersebut berumur lebih muda daripada bawahannya?
Walau berumur lebih muda kita tetap harus menggunakan
ragam resmi. Adapun tujuan dari penggunaan ragam resmi ini
adalah untuk menghormatinya. Perhatikanlah contoh-contoh
di bawah ini untuk lebih jelasnya.

8
Situasi Resmi Situasi Santai
Kepada guru Kepada teman
Kepada kepala
Kepada adik
sekolah
Kepada orang tua Kepada keponakan
Kepada kakak Kepada sahabat
Kepada bos Kepada adik sepupu

Tabel 2.2 Ragam resmi Berdasarkan Lawan Bicara

Pokok pembicaraan juga dapat menentukan ragam


bahasa yang dipakai. Pokok pembicaraan yang penting
umumnya menggunakan ragam resmi saat berpidato. Berikut
ini adalah contoh-contoh dari kegiatan yang memiliki pokok
pemikiran penting.

Situasi Resmi Situasi Santai


Ceramah Bercanda
Berpidato Bercakap-cakap
Diskusi Bercerita
Mengajar Menelepon teman
Berpendapat Bertamu

Tabel 2.3 Ragam resmi Berdasarkan Pokok Pembicaraan

b) Ragam Tidak Resmi


Bahasa tidak resmi merupakan ragam Bahasa yang digunakan dalam
situasi tidak resmi baik secara tulis maupun lisan. Ragam Bahasa tidak resmi
menggunakan Bahasa sehari hari, Jadi, Tidak perlu menggunakan bahasa
baku.

9
Bahasa yang digunakan dalam ragam tidak resmi terikat oleh kaidah
Bahasa, baik itu pilihan kata, susunan kalimat, maupun ejaan. Ragam Bahasa
tidak resmi lebih leluasa dalam menggunakan kata, yang terpenting
komunikasi antara pembicara dan lawan bicara berjalan lancar. Ragam Bahasa
tidak resmi digunakan dalam lingkungan yang akrab, saling mengenal, atau
misalnya santai. Ragam ini digunakan untuk berkomunikasi dengan teman
sebaya atau orang yang sudah akrab misalnya, dengan teman bermain di
rumah, saudara, sahabat, atau keluarga. Meskipun menggunakan ragam
Bahasa tidak resmi, Bahasa yang digunakan harus tetap halus, Bukan kata
kata yang berkonotasi kasar atau negatif.
Contoh dari ragam tidak resmi seperti pada percakapan dibawah ini.

Gio : “Hey coi..., mau makan apa nih?”


Sunu : “Makan apa-apa mau, yang penting mamamia lezatos...!!”

3. Ragam Bahasa Berdasarkan Penuturnya


a) Ragam Regional atau Dialek
Bahasa yang menyebar luas selalu mengenal logat yang masing masing
dapat dipahami secara timbal balik oleh penuturnya. Ciri utamanya yaitu
tekanan, naik turun, nada, dan panjang pendek bunyi Bahasa. Dapat
dikatakan bahwa ragam regional yaitu persamaan byang disebabkan oelh
letak geografi yang berdekatan. Letak yang berdekatan itu memungkinkan
komunikasi yang sering antara penutur penutur dialek.

Penjual : Mari mbak….. monggu ingkang pundi?


Pembeli 1 : Berapa harganya?
Penjual :Lima belas ribu rupiah saja. Sudah murah banget lo
ini.
Pembeli 1 :Wah, kalo yang ini mah sepuluh saja.
Pembeli 2 : Kalo lu mau warna yang apa?
Pembeli 1 : kalo gue sih suka yang warna merah.

Percakapan tersebut menggunakan dialek Jakarta. Perhatikan kalimat


kalo lu mau warna yang apa? Dan kalo gue sih suka warna merah. Kata lu

1
dan gue terdapat pada dialek Jakarta. Kata lu berarti kamu dan kata gue
berarti saya atau aku.
Perhatikan juga kalimat mari mbak…. Monggo ingkang pundi? Dan
sudah murah banget lo ini. Kalimat tersebut menggunakan dialek Bahasa
jawa. Berarti penutur berasal dari jawa. Walaupun penutur menggunakan
Bahasa Indonesia, pemakaian Bahasa asalnya masih sangat terlihat.

b) Ragam Idiolek
Idiolek merupakan variasi Bahasa yang disebabkan kebiasaan atau cara
berbahasa yang khas pada seseorang. Idiolek merupakan ciri khas kebahasaan
seseorang. Ciri khas tersebut tidak dimiliki oleh orang lain, Perbedaan itu
disebabkan oleh faktor fisik dan psikis. Perbedaan Fisik misalnya karena
perbedaan bentuk alat alat bicara. Perbedaan faktor psikis biasanya disebabkan
oleh perbedaan tempramen, watak, intelektual, dan lain sebagainya.

Contoh Ragam Idiolek:


Pada era orde baru almarhum Soeharto mantan Presiden kedua Indonesia
memiliki idiolek yang sangat kuat. Ciri kalimat yang digunakan beliau yang
begitu kuat yaitu dalam setiap kalimat biasanya menggunakan kata daripada
itu dan akhiran -kan berubah menjadi -ken.

Contoh
“maka dari ada itu saya sampaiken bahwa
Pembangunan di segala bidang harus terus di galaken.

c) Ragam Bahasa Temporal


Ragam Bahasa temporal merupaan variasi Bahasa yang digunakan pada
kurun waktu tertentu. Ragam Bahasa temporal yang dikenal yaitu ragam
Bahasa melayu, khususnya ragam Bahasa yang digunakan Hang tuah dan
Abdul Kadir Munsyi. Ragam Bahasa tersebut dikenal masyarakat melalui
karya karyanya.

1
Gambar 2.1 Sumber : Wikipedia.org

Hikayat Hang tuah merupakan salah satu sastra melayu yang terkenal
pada masanya. Bahasa dalam hikayat hang tuah masih menggunakan Bahasa
melayu asli. Bahasa melayu pada zaman belanda digunakan sebagai alat
komunikasi utama. Pada saat itu Bahasa melayu berfungsi sebagai Bahasa
resmi kedua di samping Bahasa belanda. Maka tak heran apabila karya sastra
pada zaman itu banyak menggunakan Bahasa melayu.

4. Ragam Baku dan Tidak Baku


a) Ragam Baku
Ragam baku merupakan ragam yang dianggap baik dan sesuai dengan
tata bahasa. Ragam ini sering digunakan oleh kaum terpelajar. Sebagai
contoh, penyiaran berita oleh penyusunan undang-undang. Penggunaan
ragam baku haruslah sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.
Perbedaan ragam baku dan tidak baku dapat diketahui dari ada
tidaknya logat daerah. Seseorang yang menggunakan ragam baku sedikit
sekali menunjukkan loker daerahnya. Dengan kata lain, jadi kedaerahan saat
pelafalan tidak terlihat.

1
Apakah pelafalan yang baku itu? Pelafalan yang baik sesuai dengan
tata bunyi yang ada di Indonesia. Sebagaimana yang telah diketahui, bunyi
huruf bahasa Indonesia terdiri atas vokal, konsonan, dan diftong. Adapun
triftong tidak dikenal dalam bahasa Indonesia. Triftong merupakan gabungan
tiga vokal sekaligus. Pada bahasa Inggris banyak ditemukan vokal rangkap
tiga. Jenis ini paling banyak pada pengucapan bukan penulisan.
Bunyi vokal di Indonesia terdiri atas enam bunyi. Adapun keenam
bunyi tersebut adalah a,i,u,e,e,u, dan o. Selain keenam bunyi in, bahasa
Indonesia tidak mengenalnya.
Terkadang, bunyi vokal dilafalkan dengna logat daerah. Bunyi tersebut
tentu tidak sesuai dengan ragam bahasa baku. Bagaimakah cara
membunyikan huruf vokal itu? Pelajarilah bunyi vokal yang terdapat kata
berikut.

Contoh kata
Vokal Akhir
Awal kata Tengah kata
kata
a arti bank cinta
i indah bidang besi
e esa desa sore
Ə elang pernah tipe
u udang bus baru
o obat ton foto

Tabel 2.4 Contoh bunyi vokal pada kata

Selain bunyi vokal, pelafalan yang sering tidak sesuai tata bunyi adalah
diftong. Pelafalan yang tidak tepat akan menghasilkan bunyi yang tidak
baku. Bagaimanakah membunyikan huruf diftong sesuai dengan ragam
bahasa baku? Perhatikan contoh berikut untuk lebih jelasnya.

1
Pelafalan Pelafalan
Diftong
yang benar yang salah
ai rantai rantƏ
au Pulau Pulo
oi boikot -

Tabel 2.5 Bunyi Huruf Diftong

Dengan mengetahui pelafalan yang baik, diharapkan seseorang mampu


menggunakan ragam bahasa baku. Orang tersebut dapat menggunakannya
untuk keperluan di berbagai bidang kehidupan. Kaum terpelajar yang
menggunakan ragam bahasa baku makin bertambah.

b) Ragam Tidak Baku


Ragam bahasa tidak baku merupakan kebalik-an dari ragam baku. Pada
ragam tidak baku, pelafal dan penulisannya memiliki ciri kedaerahan. Selain
itu, ragam ini tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang berlaku.
Ragam bahasa tidak baku perlu diketahui agar tidak digunakan di
dalam situasi situasi resmi. Ragam ini hanya boleh dipakai dalam situasi
santai. Adapun ragam bahasa tidak baku yang sering diucapkan, di antaranya
adalah sebagai berikut.

Pelafalan tidak
Pelafalan Baku Jenis Kesalahan Bunyi
Baku
sodara saudara diftong
romah rumah vokal
bako bakau diftong
kebo kerbau diftong
sunge sungai diftong

Tabel 2.6 Ragam Bahasa Tidak Baku

Ragam bahasa tidak baku juga dapat ditemukan pada tulisan. Adapun
tulisan itu tidak menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

1
Kaidah itu, antara lain aturan ejaan, pembentukan kata, dan penyusunan
kalimat.
Oleh karena tidak sesuai dengan kaidah bahasa, ragam bahasa tidak
baku tidak mengindahkan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Ragam ini
sebaiknya tidak digunakan oleh para pelajar. Berikut ini contoh ragam tidak
baku yang harus dihindari.

Bentukan Salah Bentukan Benar Keterangan


Bentukan olahraga ditulis
Olah raga Olahraga tidak terpisah karena satu
kata.
Penulisan angka Romawi
telah menunjukkan urutan.
Abad ke-IV Abad IV
Dengan begitu, kata ke tidak
perlu ditambahkan.
Maha tidak disatukan jika
Tuhan Yang Maha- Tuhan Yang Maha
bertemu dengan kata esa dan
Pengasih Pengasih
seluruh kata perimbuhan.
Penulisan tahun tidak pernah
Tahun 2.000 Tahun 2000
menggunakan titik.

Tabel 2.7 Ragam Tidak Baku Pada Kesalahan Ejaan

Mengetahui ragam bahasa baku dan tidak baku penting dalam


kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan berbahasa tidak cukup dengan
“baik saja”, tetapi juga “benar”. Dengan mengetahui ragam bahasa baku,
diharapkan seseorang dapat menggunakan bahasa “benar”.
Berdasarkan penjelasan diatas, kita mengetahui bahwa berbahasa yang
benar harus sesuai dengan kaidah bahasa. Agar dapat menggunakan bahasa
yang benar, bukan kesadaran berbahasa yang baik. Adapun cara untuk
menumbuhkan kesadaran tersebut adalah dengan menggunakan bahasa
Indonesia yang sesuai dengan kaidah.

1
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ragam bahasa merupakan variasi
bahasa menurut pemakaiannya. Cara pemakaian tersebut dapat didasari oleh pokok
pembicaraan, lawan bicara, situasi, dan tempat. Dengan kata, sebuah bahasa dapat
disampaikan dengan berbagai cara.
Pemakaian bahasa Indonesia yang baik perlu menyadari adanya situasi. Pada
situasi resmi kita harus berbahasa Indonesia baku. Keharusan itu tidak berlaku bila
kita berada dalam situasi tidak resmi. Situasi resmi tidak hanya ada satu macam. Oleh
karena itu, bahasa Indonesia baku harus dipakai secara tepat menurut situasinya.
Berdasarkan ragam – ragam bahasa yang ada di Indonesia, dapat dikatakan
bahwa masyarakat Indonesia sebagai masyarakat bilingual. Maksudnya, masyarakat
Indonesia dapat menguasai dua macam bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa asli
(ibu). Tidak tertutup kemungkinan masyarakat Indonesia akan menjadi masyarakat
multilingual, yaitu masyarakat yang menguasai lebih dari dua bahasa.

B. Saran
Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua mempelajari
ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal yang
baik, yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari.

1
DAFTAR PUSTAKA

darmawati, uti. 2009. Ragam Bahasa Indonesia. Klaten : PT Macanan Jaya Cemerlang
Elfiati, W. 2017. Dialek dan Ragam Bahasa Indonesia. Kartasura: CV Cahaya Pena
www.Wikipedia.org

1
LAMPIRAN-LAMPIRAN

1
1

Anda mungkin juga menyukai