Anda di halaman 1dari 6

Khutbah Jum'at 2022: Ramadhan, Bulan

Suci Penuh Ampunan, Kesempatan


Emas untuk Bertaubat
PortalJember.com - Ramadhan hampir tiba di depan mata.

Ramadhan merupakan bulan suci penuh ampunan.

Oleh sebab itu, banyak orang yang berlomba di dalamnya untuk mendapatkan ampunan Allah
SWT.

Artikel ini akan memuat naskah khutbah Jumat 2022 bertema Ramadhan yang bisa dijadikan


referensi.

Berikut naskah khutbah Jumat 2022 dengan judul 'Ramadhan, bulan suci penuh ampunan,
kesempatan emas untuk bertaubat', dikutip PortalJember.com dari laman khotbahjumat.com.

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh

‫ َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفاَل‬،ُ‫ َمنْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفاَل مُضِ َّل لَه‬،‫ت َأعْ َمالِ َنا‬
ِ ‫شر ُْو ِر َأ ْنفُسِ َنا َو َس ِّيَئ ا‬ ِ ‫ َو َنع ُْو ُذ ِبا‬،ِ‫ِإنَّ ْال َحمْدَ هَّلِل ِ؛ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُرهُ َو َن ُت ْوبُ ِإلَ ْيه‬
ُ ْ‫هلل مِن‬
‫صحْ ِب ِه َأجْ َم ِعي َْن‬ َ ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنَّ م َُحمَّداً َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ؛‬،ُ‫ْك َله‬
َ ‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َعلَ ْي ِه َو َعلَى آلِ ِه َو‬ َ ‫ َوَأ ْش َه ُد َأنْ اَل ِإلَ َه ِإاَّل هللاُ َوحْ دَ هُ اَل َش ِري‬،ُ‫ِي لَه‬ َ ‫ َهاد‬.

ِ‫َأ َّما بَ ْع ُد َم َعا ِش َر ال ُمْؤ ِمنِ ْينَ ِعبَا َد هللا‬:

ُ‫ب َوال َّش َهادَ ِة م َُرا َق َب ًة َمنْ َيعْ لَ ُم َأنَّ َر َّب ُه َيسْ َم ُع ُه َو َي َراه‬ َ ‫العاَل ِن َي ِة َو‬
ِ ‫الغ ْي‬ َ ‫ ِا َّتقُ ْوا‬.
َ ‫هللا َت َعالَى َو َراقِب ُْوهُ فِي السِ رِّ َو‬

Kaum muslimin rahimakumullah,

Bulan Ramadhan adalah bulan mulia. Di dalamnya terdapat keutamaan dan kesempatan untuk


bertaubat dan mendapatkan ampunan dari Allah Ta’ala. Banyak sekali dalil yang menjelaskan
tentang hal ini. Di antaranya sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam,

‫ان ِإي َما ًنا َواحْ ِت َسابًا ُغف َِر لَ ُه َما َت َق َّد َم مِنْ َذ ْن ِب ِه‬
َ ‫ض‬ َ ْ‫َمن‬
َ ‫صا َم َر َم‬

”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah
maka dosanya di masa lalu akan diampuni”. [HR. Bukhari dan Muslim]

Demikian juga dengan shalat malam di bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

‫ان ِإي َما ًنا َواحْ ت َِسابًا ُغف َِر لَ ُه َما َت َق َّد َم مِنْ َذ ْن ِب ِه‬
َ ‫ض‬َ ‫َمنْ َقا َم َر َم‬

“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala,


maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Dalam hadits yang lain,

‫َمنْ َقا َم لَ ْيلَ َة ْال َق ْد ِر إي َما ًنا َواحْ ِت َسابًا ُغف َِر لَ ُه َما َت َق َّد َم مِنْ َذ ْن ِب ِه‬
“Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh)
keimanan dan pengharapan (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” [HR.
Bukhari dan Muslim].

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ب ْال َك َب‬
‫اِئر‬ َ ‫ات َما َب ْي َنهُنَّ ِإ َذا اجْ َت َن‬
ٌ ‫ان ُم َك ِّف َر‬
َ ‫ض‬ َ ‫ات ْال َخ ْمسُ َو ْال ُجم َُع ُة ِإلَى ْال ُجم َُع ِة َو َر َم‬
َ ‫ضانُ ِإلَى َر َم‬ ُ ‫صلَ َو‬
َّ ‫ال‬

“Antara shalat yang lima waktu, antara jum’at yang satu dan jum’at berikutnya,
antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan
diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar.” [HR. Muslim no. 233].
Dari hadits-hadits di atas, kita bisa memahami bahwa ampunan dan kesempatan
diterima taubat pada bulan Ramadhan dibukakan selebar-lebarnya oleh Allah Ta’ala. Karena itu,
alangkah sayangnya kalau seseorang melewatkan kesempatan ini. Sampai-sampai Rasulullah
heran, koq bisa seseorang tidak mendapatkan ampunan di bulan ini. Beliau menyebutkan betapa
ruginya orang tersebut.

َ ‫َرغِ َم َأ ْنفُ َع ْب ٍد – َأ ْو َب ُع َد – َد َخ َل َعلَ ْي ِه َر َم‬


‫ضانُ َفلَ ْم ي ُْغ َفرْ َل ُه‬

“Celakalah seorang hamba yang mendapati bulan Ramadhan kemudian Ramadhan berlalu dalam


keadaan dosa-dosanya belum diampuni.” [HR. Ahmad, dishahihkan al-Hakim, adz-Dzahabi dan
al-Albani]

Jabir bin Abdillah radliyallahu ‘anhu berkata:

َّ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َرق َِى ْال ِم ْن َب َر َف َلمَّا َرق َِى الد ََّر َج َة اُأْلولَى َقا َل آ ِمي َْن ُث َّم َرق َِى‬
َّ ‫الثا ِن َي َة َف َقا َل آ ِمي َْن ُث َّم َرق َِى‬
‫الثالِ َث َة َف َقا َل آ ِمي َْن َف َقالُوا َيا‬ َ َّ‫َأنَّ ال َّن ِبي‬
‫ان‬ َ ‫ض‬ َ ‫ك َر َم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َف َقا َل َشق َِي َع ْب ٌد َأ ْد َر‬ ‫ُأل‬
َ ‫ْت الد ََّر َج َة ا ولَى َجا َءنِي ِجب ِْر ْي ُل‬ ُ ‫ت َقا َل لَمَّا َرقِي‬ ٍ ‫ث مَرَّ ا‬ َ ‫اك َتقُ ْو ُل آ ِمي َْن َثاَل‬َ ‫هللا َسمِعْ َن‬
ِ ‫َرس ُْو َل‬
َ‫ت عِ ْندَ هُ َول ْم‬ ُ ُ
ُ ْ‫ت آ ِمي َْن ث َّم َقا َل َشق َِي َع ْب ٌد ذكِر‬ ْ ُ َ َّ ْ ‫اَل‬ َ ‫َأ‬ ‫َأ‬
ُ ‫ك َوالِدَ ْي ِه ْو َح َد ُه َما َفل ْم ي ُْد ِخ هُ ال َجنة َفقل‬ ‫َأ‬ ُ
َ ‫ت آ ِمي َْن ث َّم َقا َل َشق َِي َع ْب ٌد ْد َر‬ ْ
ُ ‫َفا ْن َسلَ َخ ِمن ُه َول ْم ي ُْغ َفرْ ل ُه َفقل‬
ُ َ َ ْ
ُ ‫ْك َفقُ ْل‬
‫ت آ ِمي َْن‬ َ ‫ُص ِّل َعلَي‬ َ ‫ي‬.

Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam menaiki mimbar, ketika beliau menaiki tangga
yang pertama beliau bersabda, “Aamiin.” Ketika menaiki tangga kedua beliau berucap, “Aamiin.”
Ketika menaiki tangga yang ketiga beliau berucap, “Aamiin.” Para shahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, kami mendengar engkau mengucapkan Aamiin tiga kali.” Beliau bersabda, “Ketika aku
menaiki tangga yang pertama, Jibril ‘alaihissalam datang kepadaku dan berkata, “Celaka hamba
yang mendapati bulan ramadlan, setelah lepas darinya ternyata ia tidak diampuni dosa-dosanya.”
Akupun mengucapkan Aamiin. Kemudian ia berkata, “Celaka hamba yang mendapati kedua orang
tuanya atau salah satunya namun tidak memasukkannya ke dalam surga. Akupun mengucapkan
Aamiin. Kemudian ia berkata, “Celaka hamba yang disebutkan namamu di sisinya tetapi ia tidak
bershalawat untukmu. Akupun mengucapkan Aamiin. [HR Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad].

Di antara keistimewaan lainnya pada bulan ini, yang berkaitan dengan kesempatan taubat adalah
setiap malam Allah Ta’ala membebaskan hamba-hamba-Nya dari neraka pada bulan ini.
Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

ِ ‫َﻭ ﻪَّﻠِﻟ ِ ُﻋﺘَ َﻘﺎﺀُ ِﻣﻦَ ﺍﻟﻨ‬


‫ َﻭ َﺫﻟِﻚَ ُﻛ َّﻞ ﻟَﻴْﻠَ ٍﺔ‬،‫َّﺎﺭ‬

“Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada
setiap malam.” [HR. At-Tirmidzi].

Oleh karena itu, manfaatkanlah setiap ibadah yang disyariatkan di bulan ini. Berpuasalah dengan
sebenar-benar puasa. Shalat malamlah dengan khusyuk. Baca Alquran dengan merenungkan
makna-maknanya. Bersungguh-sungguhlah agar termasuk orang-orang yang dibebaskan dari
neraka.
Kaum muslimin rahimakumullah,
Waspadailah perbuatan dosa. Karena dosa mengakibatkan pelakunya sengsara di dunia dan
akhirat. Bersegeralah bertaubat apabila melakukan kesalahan dan dosa. Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫َو ُتوب ُٓو ۟ا ِإلَى ٱهَّلل ِ َجمِي ًعا َأ ُّي َه ْٱلمُْؤ ِم ُن‬
َ ‫ون لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح‬
‫ُون‬

“Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu
beruntung.” [Quran An-Nur: 31]

Dalam firman-Nya yang lain,

َ ُ‫ُون ٱهَّلل َ َمآ َأ َم َر ُه ْم َو َي ْف َعل‬


َ ‫ون َما يُْؤ َمر‬
‫ُون‬ ٌ ‫ارةُ َعلَ ْي َها َم ٰ ٓلَِئ َك ٌة غِ اَل‬
َ ‫ظ شِ َدا ٌد اَّل َيعْ ص‬ َ ‫وا قُ ٓو ۟ا َأنفُ َس ُك ْم َوَأهْ لِي ُك ْم َنارً ا َوقُو ُد َها ٱل َّناسُ َو ْٱلح َِج‬ َ ‫ٰ َٓيَأ ُّي َها ٱلَّذ‬
۟ ‫ِين َءا َم ُن‬

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” [Quran At-Tahrim: 6]

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ُك ُّل َبنِيْ آدَ َم َخ َّطا ٌء َو َخ ْي ُر ْال َخ َّطاِئي َْن ال َّتوَّ اب ُْو َن‬

“Seluruh anak Adam berdosa, dan sebaik-baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat.” [HR.
Tirmidzi dan Ibnu Majah].

Allah Ta’ala menerima taubat setiap saat betapapun baik siang maupun malam. Dan Dia
terima taubat hamba-hamba-Nya betapapun besar dosa yang mereka lakukan. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ب مُسِ يْ ُء اللَّي ِْل‬


َ ‫ار لِ َي ُت ْو‬ ُ ‫هللا َي ْبس‬
َ ‫ُط َي َدهُ ِباللَّي ِْل لِ َي ُت ْو‬
ِ ‫ َو ِبال َّن َه‬، ‫ار‬
ِ ‫ب مُسِ يْ ُء ال َّن َه‬ َ َّ‫ِإن‬

“Sungguh, Allah meluaskan tangan-Nya pada malam hari untuk menerima taubat dari hamba yang
bermaksiat di siang hari. Dan Allah meluaskan tangan-Nya pada siang hari untuk menerima taubat dari
hamba yang bermaksiat di malam hari.” [HR. Muslim].

Allah Ta’ala berfirman,

‫وب َجمِيعً ا ِإ َّنهُۥ ه َُو ْٱل َغفُو ُر ٱلرَّ حِي ُم‬ ُّ ‫وا مِن رَّ حْ َم ِة ٱهَّلل ِ ِإنَّ ٱهَّلل َ َي ْغفِ ُر‬
َ ‫ٱلذ ُن‬ ُ ‫وا َعلَ ٰ ٓى َأنفُسِ ِه ْم اَل َت ْق َن‬
۟ ‫ط‬ ۟ ُ‫ِين َأسْ َرف‬ َ ‫قُ ْل ٰ َي ِع َباد‬
َ ‫ِى ٱلَّذ‬

“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa
semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Quran Az-
Zumar: 53].

Demikian juga dengan kisah ash-habul ukhdud yang membantai banyak manusia. Yang ia bunuh
adalah orang-orang shalih kekasih Allah. Tetap Allah motivasi untuk bertaubat.

ِ ‫ت ُث َّم لَ ْم َي ُتوبُوا َفلَ ُه ْم َع َذابُ َج َه َّن َم َولَ ُه ْم َع َذابُ ْال َح ِر‬


‫يق‬ ِ ‫ِين َو ْالمُْؤ ِم َنا‬
َ ‫ِين َف َت ُنوا ْالمُْؤ ِمن‬
َ ‫ِإنَّ الَّذ‬

“Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-
laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan
bagi mereka azab (neraka) yang membakar.” [Quran Al-Buruj: 10]

Kalau Anda memperhatikan dengan sesakma, maka Anda akan mendapati kasih sayang Allah
yang luar biasa pada ayat ini. Orang-orang yang menggali parit. Membakar orang-orang yang
beriman, para kekasih Allah. Yang mereka bunuh bukan satu atau dua orang. Tapi sejumlah
besar orang-orang yang beriman. Tapi Allah katakana “kemudian mereka tidak bertaubat” maka
mereka mendapatkan kelanjutan ayat “maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab
(neraka) yang membakar.” Artinya, apabila mereka bertaubat, mereka tidak akan akan
mendapatkan kelanjutan ayat. Tapi mereka mendapatkan ampunan. Walaupun betapa besar dosa
yang mereka lakukan.

Kaum muslimin,

Taubat itu dicintai oleh Allah walaupun Allah tidak butuh kepada taubat seorang pelaku maksiat.
Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫َأ َفاَل َي ُتوب‬


‫ُون ِإلَى ٱهَّلل ِ َو َيسْ َت ْغ ِفرُو َنهُۥ َوٱهَّلل ُ َغفُو ٌر رَّ حِي ٌم‬

“Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya?. Dan
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Quran Al-Maidah: 74].

َ ‫ِإنَّ هَّللا َ ُيحِبُّ ال َّت َّو ِاب‬


َ ‫ين َو ُيحِبُّ ْال ُم َت َطه ِِّر‬
‫ين‬

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang
menyucikan diri.” [Quran Al-Baqarah: 222]

Dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫س ِم ْن َها َفَأ َتى َش َج َر ًة‬ َ ‫ت ِم ْن ُه َو َعلَ ْي َها َط َعا ُم ُه َو َش َرا ُب ُه َفَأ ِي‬ْ ‫ض َفالَ ٍة َفا ْن َفلَ َت‬ِ ْ‫ان َعلَى َرا ِحلَ ِت ِه ِبَأر‬ َ ‫ِين َي ُتوبُ ِإ َل ْي ِه مِنْ َأ َح ِد ُك ْم َك‬
َ ‫هَّلَل ُ َأ َش ُّد َف َرحً ا ِب َت ْو َب ِة َع ْب ِد ِه ح‬
‫ت َع ْبدِى َوَأ َنا‬ َ ‫س مِنْ َرا ِحلَ ِت ِه َف َب ْي َنا ه َُو َك َذل َِك ِإ َذا ه َُو ِب َها َقاِئ َم ًة عِ ْن َدهُ َفَأ َخ َذ ِب ِخ َطا ِم َها ُث َّم َقا َل مِنْ شِ َّد ِة ْال َف َر ِح اللَّ ُه َّم َأ ْن‬
َ ‫َفاضْ َط َج َع فِى ظِ لِّ َها َق ْد َأ ِي‬
ْ ‫َأ‬ َ
‫ ْخط مِنْ شِ َّد ِة ال َف َر ِح‬.‫ُّك‬ ‫َأ‬ َ ‫َرب‬

“Sesungguhnya Allah sangat gembira dengan taubat hamba-Nya ketika ia bertaubat pada-Nya


melebihi kegembiraan seseorang di antara kalian yang berada di atas kendaraannya dan berada
di suatu tanah yang luas (padang pasir), kemudian hewan yang ditungganginya lari
meninggalkannya. Padahal di hewan tunggangannya itu ada perbekalan makan dan minumnya.
Sehingga ia pun menjadi putus asa. Kemudian ia mendatangi sebuah pohon dan tidur berbaring di
bawah naungannya dalam keadaan hati yang telah berputus asa. Tiba-tiba ketika ia dalam
keadaan seperti itu, kendaraannya tampak berdiri di sisinya, lalu ia mengambil ikatnya. Karena
sangat gembiranya, maka ia berkata, ‘Ya Allah, Engkau adalah hambaku dan aku adalah Rabb-
Mu.’ Ia telah salah mengucapkan karena sangat gembiranya.” [HR. Muslim].

Walaupun taubat itu dicintai oleh Allah, dan Allah membuka seluas-luasnya ampunan, khususnya
di bulan Ramadhan ini, tapi taubat tetap memiliki syarat untuk diterima. Agar seseorang
bersungguh-sungguh dengan taubatnya dan tidak mempermainkan taubat.

Kebanyakan ulama menyebutkan syarat taubat minimalnya ada tiga:

Pertama: Al iqla’ (berhenti melakukan maksiat)


Kedua: An nadam (menyesal)
Ketiga: Al ‘azm (bertekad untuk tidak mengulang lagi)

Orang yang melakukan tiga hal ini maka ia dianggap sudah bertaubat. Dan tiga syarat ini yang
paling banyak disebutkan para ulama ketika menyebutkan syarat-syarat taubat. Umar bin Khathab
radhiallahu’anhu mengatakan:

َ ‫ال َّت ْو َب ُة ال َّنصُو ُح َأنْ َي ُت‬


َّ ‫وب ُث َّم اَل َيعُودَ ِإلَى‬
‫ َك َما اَل َيعُو ُد اللَّ َبنُ ِإلَى الضَّرْ ِع‬،ِ‫الذ ْنب‬

“taubat nasuha adalah dengan tidak mengulang lagi dosa yang ia taubati, sebagaimana susu
yang tidak akan masuk lagi ke perahannya”
Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan:

‫ضى؛ مُجْ مِعً ا َعلَى َأاَّل َيعُودَ فِي ِه‬ َ ‫ِي َأنْ َي ُك‬
َ ‫ون ْال َع ْب ُ§د َنا ِدمًا َعلَى َما َم‬ َ ‫ه‬

“Taubat seorang hamba adalah dengan menyesal terhadap apa yang telah ia lakukan, ditambah
dengan tekad untuk tidak melakukannya lagi.”

Baca Juga: Khutbah Jumat Ramadhan 2022: Sabar Menjalani Ibadah Ramadan di Masa
Pandemi, Disusun oleh Kemenag

Kaum muslimin,

Menunda taubat sendiri merupakan perbuatan dosa. Dan di antara hal yang menyebabkan


seseorang menunda taubat adalah:

Pertama: Menargetkan waktu tertentu untuk bertaubat. Atau menunggu sesuatu pada dirinya.
Seperti tunggu tua. Tunggu menikah. Tunggu punya anak. Dll.

Kedua: putus asa dari rahmat Allah. Dia kira dosanya sudah begitu banyak sehingga sulit sekali
untuk mendapat ampunan. Ia pun berputus asa. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,

ْ‫ِإنَّ هللاَ َي ْق َب ُل َت ْو َب َة ْال َع ْب ِد َما ل َم ْي َُغرْ غِ ر‬

“Sungguh Allah menerima taubat hamba-Nya selama belum yu-ghor-ghir.” [HR. At Tirmidzi].

Yu-ghor-ghir artinya ketika nyawa sudah sampai di kerongkongan. Itulah batas waktu terakhir
yang Allah tidak menerima lagi taubat hamba-Nya.

Sabdanya yang lain,

َ ‫ َت‬،‫اب َق ْب َل َأنْ َت ْطل َِع ال َش ْمسُ مِنْ َم ْغ ِر ِب َها‬


‫اب هللاُ َعلَ ْي ِه‬ َ ‫َمنْ َت‬

“Barangsiapa yang taubat sebelum terbitnya matahari dari arah barat maka Allah terima
taubatnya.” [HR. Muslim].

Ketiga: berteman dengan pelaku maksiat. Sehingga ketika ia bertaubat, temannya akan
mengolok-oloknya. Dan dia malu akan hal ini. Takut tidak memiliki teman lagi. Dan tidak diterima
di lingkungan yang sudah lama ia berada di dalamnya.

Keempat: tidak tahu tentang keutamaan taubat, rahmat Allah yang luas, dan cinta pada dunia.

Kelima: bersandar pada rahmat Allah. Menganggap enteng dosa karena Allah itu Maha
Pengampun. Padahal Allah Ta’ala berfirman,

)50( ‫) َوَأنَّ َع َذ ِابي ه َُو ْال َع َذابُ اَأْللِي ُم‬49( ‫َنبِّْئ عِ َبادِي َأ ِّني َأ َنا ْال َغفُو ُر الرَّ حِي ُم‬

“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku-lah Yang Maha Pengampun


lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih.”
[Quran Al-Hijr: 49-50]

Memang Allah itu Maha Penyayang. Tapi Dia juga memiliki adzab yang keras.
Demikian kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta’ala. Mudah-mudahan ayat-ayat dan hadits-
hadits di atas memotivasi kita untuk segera bertaubat kepada Allah. Dan berhenti dari melakukan
perbuatan dosa dan maksiat. Khususnya di bulan Ramadhan ini.

‫صحْ ِب ِه َأجْ َم ِعيْن‬


َ ‫ك َعلَى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َوآلِ ِه َو‬ َ ‫صلَّى هللاُ َو َسلَّ َم َو َب‬
َ ‫ار‬ َ ‫َو‬

َ ‫ك َوَأ ُتوبُ إلَي‬


‫ْك‬ َ ‫ أسْ َت ْغفِ ُر‬، ‫ت‬ َ ‫ك اللَّ ُه َّم َو ِب َح ْم ِد‬
َ ‫ أ ْش َه ُد أنْ ال إل َه ِإالَّ أ ْن‬، ‫ك‬ َ ‫ُسب َْحا َن‬

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.***

Anda mungkin juga menyukai