Anda di halaman 1dari 11

Modul III

Timer, Counter
Abdul Surokhman (118130008)
Asisten : Cahyadi Anom (13117058)
Tanggal Percobaan : 17/04/2021
EL2209 Praktikum Sistem Mikroprosesor
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak— Pada praktikum modul ketiga sistem mikroprosesor II. LANDASAN TEORETIS
yang berjudul timer, counter kita akan melakukan 2 percobaan
yaitu penggunaan 8-bit timer/counter untuk mengendalikan A. AT Mega 8535
LED dimana,kita akan menjalankan sebuah program kemudian ATMega8535 merupakan salah satu mikrokontroler 8 bit
kita akan mengamati mengapa LED menyala satu per satu buatan Atmel untuk keluarga AVR yang diproduksi secara
secara bergantian dan penggunaan 16-bit timer/counter sebagai massal pada tahun 2006. Karena merupakan keluarga AVR,
PWM untuk mengendalikan kecepatan putar motor DC, dimana
praktikan ditugaskan untuk membuat sebuah rangkaian IC
maka ATMega8535 juga menggunakan arsitektur RISC.
L293D untuk menggerakkan sebuah motor DC menngunakan Mikrokontroller AVR didesain menggunakan arsitektur
PWM dari timer/counter dengan menjalankan program. Setelah Harvard.
program dijalankan ,motor akan bergerak dengan kecepatan
tertentu sesuai dengan resolusi PWM yang ditentukan kemudian
menganalisis apa saja yang mempengaruhi kecepatan dari motor
B. Mode Timer
mulai dari program dan rengkaiannya. Timer biasanya digunakan dalam mode Normal dan mode
CTC. Dalam Mode Normal, ketika prescaler menerima denyut
Kata Kunci—ATMega 8535, Timer, Counter, PWM, dan Motor nadi dari siklus jam dan meneruskannya ke Logika Kontrol,
DC. Logika Kontrol menginkrementasi register TCNTn dengan 1.
Ketika TCNTn mencapai TOP (0xFF di timer 8 bit dan
I. PENDAHULUAN 0xFFFF di timer 16 bit) itu meluap ke 0 dan mengatur bit
TOVn di register TIFR. Masalah dengan Mode Normal ini
Pada praktikum modul ini, kita membuat simulasi adalah sangat sulit digunakan untuk interval yang tepat. CTC
adalah singkatan "Clear Timer on Compare". Dalam Mode
pemrograman pada microcontroller AT Mega 8535 dengan CTC, ketika prescaler menerima denyut nadi dari siklus jam
tujuan agar dapat membuat aplikasi Timer/ Counter pada AVR dan meneruskannya ke Control Logic, Control Logic
dengan menggunakan bahasa pemprograman C agar dapat meningkatkan register TCTn dengan 1.
mengontrol kecepatan pada motor DC. Mikrokontroler AVR
merupakan mikrokontroller berbasis arsitektur RISC Register TCNTn dibandingkan dengan register OCRn,
(Reduced InstructionSet Computing) 8 bit. Mikrokontroller ketika perbandingan kecocokan terjadi bit TOVn diatur dalam
AVR didesain menggunakan arsitektur Harvard, dimana register TIFR. Sangat menarik bahwa Timer / Counter1 dapat
ruangdan jalur bus bagi memory program dipisahkan dengan berjalan dalam mode Normal (0xFFFF) dan dalam dua mode
memori data. Memori program diakses dengansingle- CTC! Perbedaan antara kedua mode CTC adalah bahwa mode
pipelening, dimana ketika sebuah instruksi dijalankan, 4 menggunakan register OCR1A untuk nilai perbandingannya,
instruksi lain berikutnya akan di prefetchdari program dan mode 12 menggunakan register ICR1. Dalam mode
memori. AVR mempunyai kepanjangan Advance Versatilc normal TOV1 dapat menghasilkan gangguan Overflow, dalam
RISC atau Alf and Vegard’s RISC prosesor yang berasal dari mode CTC (mode 4) OCIF1A dapat menghasilkan interupsi
dua nama mahasiswa yaitu Alf-Egil Bogel dan Vergerd ketika mendeteksi kecocokan perbandingan, dan dalam mode
Wollan. Tujuan praktikum pada modul 3 ini yaitu : CTC (mode 12) TICIE1 dapat menghasilkan interupsi ketika
mendeteksi kecocokan perbandingan. Ke-3, Timer/Counter2
❖ Agar praktikan mampu membuat aplikasi Timer/ Counter (8-Bit) adalah yang disukai untuk penundaan waktu singkat.
pada AVR dengan menggunakan bahasa pemprograman Ini dapat berjalan dalam mode Normal atau mode CTC!
C.
.
C. Counter
Peralatan counter digunakan pada proses industri pada
berbagai jenis konfigurasi pada berbagai jenis bidang seperti
mechanical, pneumatic,motor penggerak, viskometer dan
elektronik. Counter dapat berupa counter mekanik, elektrik
dan digital elektrik. Counter tidak dapat me-reset secara
otomatis keposisi awal proses kerja secara otomatis,
melainkan harus dilakukan secara manual dengan meresetnya
secara terus–menerus. Pada counter kita memerlukan alat
tambahan untuk me-reset nya kembali. Counter dapat
menghitung bertambah atau berkurang, tergantung dari
settingannya. Pada percobaan ini digunakan timer counter tipe
CT6S-25 1P4 SERIES yang di produksi oleh Autonics, dibuat
oleh Korea pada tahun 2003. Timer ini bertipe digital elektrik.

Counter adalah sebuah rangkaian sekuensial yang


mengeluarkan urutan statestate tertentu,yang merupakan
aplikasi dari pulsa-pulsa input nya. Pulsa input dapat berupa
pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh sumber
eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu. Counter
banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan dengan
teknologi digital, biasanya untuk menghitung jumlah
kemunculan sebuah kejadian/event atau untuk menghitung
pembangkit waktu.Counter biasanya difungsikan sebagai
pencatat untuk menghitung jumlah hasil produksi yang telah
selesai diproses sesuai dengan input dari photo detektor.

Tergantung pada mode operasi yang digunakan, penghitung


dibersihkan, diinkrementasi, atau dimusyutkan pada setiap
Cara Kerja Timer : jam timer (clkT0). clkT0 dapat dihasilkan dari sumber jam
Pada saat timer mendapat supply tegangan, timer akan mulai eksternal atau internal, dipilih oleh bit Pemilihan Jam
menghitung.Pada saat jumlah hitungan aktual timer sama (CS02:0). Ketika tidak ada sumber jam yang dipilih (CS02:0
dengan setting nya (jarum merah), maka kontak output timer = 0) timer dihentikan. Namun, nilai TCNT0 dapat diakses oleh
akan bekerja. Kontak timer berupa normally close (NC) dan CPU, terlepas dari apakah CLKT0 ada atau tidak. Sebuah
normally open (NO). penulisan CPU mengesampingkan (memiliki prioritas atas)
semua operasi counter clear atau count.
III. METODOLOGI

A. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan modul ini
sebagai berikut:
1. Laptop
2. Software proteus Digunakan untuk merancang rangkaian
dan display atau serial monitor hasil percobaan.
3. Software CV AVR Digunakan untuk membuat kode
program.

B. Langkah Kerja

1. Penggunaan 8-bit timer/counter0 untuk mengendalikan


LED

D. Konfigurasi Timer/ Counter


Jalankan program sesuai skematik
Mikrocontroler AVR mengunakan ATMega 8535dimana
mempunyai bit yaitu 8bit dan 16bit, yaitu Timer/Counter
(T/C0 dan T/C2) yaitu adalah 8 bit dan T/C1 adalah 16 bit.
disaat Overflow pada saat TNC 0,1, dan 2 untuk mencapai
maksimum memiliki FFH untuk yang 8 bit, 16 bit FFFFH dan
akan membuat siklus perulangan kebali pada perhitungan 00H Kemudian jawablah pertanyaan berikut
atau 0000H. Mode oprasi Timer. Timer overflow adalah
sebuah kondisi dimana pencacahan sudah mencapai nilai
maksimum dan nilai tersebut akan dikembalikan ke nol di
siklus detak berikutnya. Nilai maksimum (MaxVal) yang
dapat dicacah tergantung dari resolusi (Res) pada timer dan
dinyatakan dalam persamaa: Re 2 1 s MaxVal = -(1) Dengan Mengapa LED menyala satu per satu secara
demikian untuk timer 8 bit, nilai maksimal yang dapat dicacah bergantian?
adalah 255, sementara pada timer 16 bit, adalah sebesar
65535.
Pencacah (Counter) Pencacah merupakan suatu rangkaian 2. Penggunaan 16-bit timer/counter1 sebagai PWM untuk
logika (sekuensial) atau rangkaian sirkuit digital yang mengendalikan kecepatan putar motor DC
berbentuk chip yang berfungsi untuk mencacah jumlah pulsa
pada bagian input dan keluaran berupa digit biner dengan
saluran tersendiri untuk setiap pangkat dua misalnya 20, 21,
Buatlah rangkaian IC L293D
22 dan seterusnya yang umumnya dihasilkan dari oscillator.
Penghitung ini biasa menghitung pulsa secara biner murni
(binary counter) atau menghitung secara desimal terkodekan
(decimal counter). Hal ini dikarenakan counter membutuhkan
karakteristik memori. Menurut jumlah pulsa yang dapat
dicacah, terdapat jenis pencacah modulo-2n (n=1, 2, 3, …),
contoh pencacah modulo-4, pencacah modulo-8 dan pencacah Hubungkan dengan pin PC0 dan PC1.
modulo-16. Jika clock ke-0 dinyatakan sebagai keadaan awal
pencacah, jumlah pulsa yang dapat dicacah oleh pencacah
modulo-4 adalah 4 buah yaitu pulsa ke-0, ke-1, ke-2, ke-3 dan
pada pulsa clock ke-4, output pencacah ini akan reset kembali
ke 0. Pada pencacah modulo-8, output akan reset pada clock
ke-8 sehingga pencacah ini hanya mampu mencacah pulsa Jalankan contoh program
clock ke-0 sampai dengan pulsa clock ke-7. Selain pencacah
modulo-2n terdapat pula pencacah seperti modulo-5, modulo-
6 dan modulo10. Pewaktu (timer) memegang peranan penting
dalam pengoperasian counter. Dibawah ini merupakan
diagram blok sistem pencacah.
IV. HASIL DAN ANALISIS
1. Percobaan 1: Penggunaan 8-bit timer/counter0 untuk
mengendalikan LED

Gambar 1.5 Nyala lampu bergantian pin 4.

Gambar 1.1 Rangkaian pengunaan 8-bit Timer / Counter


untuk mengendalikan led.

Gambar 1.6 Nyala lampu bergantian pin 5.

Gambar 1.2 Nyala lampu bergantian pin 1.

Gambar 1.7 Nyala lampu bergantian pin 6.

Gambar 1.3 Nyala lampu bergantian pin 2.

Gambar 1.8 Nyala lampu bergantian pin 7.

Gambar 1.4 Nyala lampu bergantian pin 3.

Gambar 1.9 Nyala lampu bergantian pin 8.


a. Penjelasan Script Kodingan

#include <mega8535.h> // untuk memanggil library


ATMega 8535
unsigned char led=0xfe; // mendeklarasikan fungsi

void main(void) { // untuk memasukkan fungsi kodingan


DDRA=0xff; // merupakan fungsi I/O
PORTA=led; // pin penghubung antara AT Mega 8535
TCNT0=0x00; // register 0 untuk bilangan pencacah 0x00
TCCR0=0x05; // penguatan kecepatan timer sebesar 0x05
TIMSK=0x01; // pemilihan counter yang sedang aktif
TIFR=0x00; // fungsi pemangilan interrupsi

#asm ("sei");
while(1) // untuk membuat perulangan pada port led
{PORTA=led; } // pin penguhung ke led
}
interrupt [TIM0_OVF] void-timer0_overflow(void)
{ // memanggil fungsi interrupsi
TCNT0=0x00; // register 0 untuk bilangan pencacah 0x00
led<<=1; // fungsi menyalakan LED menyala bergantian Analisis:
led|=1; // LED kondisi HIGH Pada percobaan ini mode PWM berfungsi sebagai
pengontrol motor DC, untuk pengaplikasian dari
if (led==0xff) {led=0xfe;} // pemilihan pernyataan program yang dibuat yaitu pada saat pushbutton PC1
// else {led=0xff;} // untuk menampilkan output ditekan maka motor DC akan berputar dengan cepat dan
PORTA=led; } // pin LED kemudian kecepatannya akan melambat seiring
berjalannya waktu, kemudian pada saat pushbutton PC0
di tekan maka kecepatan motor akan bergerak lambat
Analisis: dan seiring berjalannya waktu akan semakin cepat.
Pada percobaan pertama untuk pemanggilan pada header
kodingan adalah include yang berisi library untuk AT Mega
8535 dan di sebagai delekrasikan oleh usinged, dan hasil dari V. SIMPULAN
lampu yang menyala secara bergantian diakibatakan karena Setelah melakukan percobaan tentang Timer / Counter dapat
perintah kodingan ‘if’ yang menyatakan suatu penyataan disimpulkan bahwa:
untuk menyalakan lampu secara bergantian. Pada pin DDRA 1. ATMega8535 merupakan salah satu mikrokontroler 8 bit
merupakan fungsi input dan output pada ATMega 8535,
buatan Atmel untuk keluarga AVR yang diproduksi secara
untuk menghubungkan pada penghubung antara AT Mega
massal pada tahun 2006. Karena merupakan keluarga
8535 di sebut dengan PORT A untuk pin pengubung LED.
AVR, maka ATMega8535 juga menggunakan arsitektur
RISC. Mikrokontroller AVR didesain menggunakan
2. Percobaan 2: Penggunaan 16-bit timer/counter1 sebagai arsitektur Harvard.
PWM untuk mengendalikan kecepatan putar motor DC 2. Saat pushbutton PC1 ditekan maka motor DC akan
berputar dengan cepat dan kemudian kecepatannya akan
melambat seiring berjalannya waktu, kemudian pada saat
pushbutton PC0 di tekan maka kecepatan motor akan
bergerak lambat dan seiring berjalannya waktu akan
semakin cepat..
3. Lampu LED menyala bergantian merupakan pengaruh dari
kodingan pernyataan ‘if’ dan fungsi interrupt.
4. Pengaplikasian Timer/ Counter pada AVR menggunakan
bahasa pemprograman C.

Gambar 2 .1 Rangkaian penggunaan 16-bit


timer/counter1 sebagai PWM untuk mengendalikan
kecepatan putar motor DC
REFERENSI [3] Laboratorium Dasar Teknik Elektro (2020).Modul 2
[1] Syahputra, R. (2016). Characteristic Test of Current
[1] Sistem Microprossesor .Lampung Selatan:Lampung,91
Transformer Based EMTP Software. Jurnal Teknik halaman
Elektro, 1(1), pp. 11-15. [4] T. Gonen, 1986, “Electric Power Distribution System
[2] 2013. 3. John J. Grainger & William D. Jr Stevenson, Engineering”, McGraw-Hill, New York.
Power System Analysis, 1994. 2
Lampiran

Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
Jalan Terusan Ryacudu, Desa Way Hui, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan 35365
Telepon : (0721) 8030188, Email: pusat@itera.ac.id, Website: http://www.itera.ac.id

PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESOR


Lembar Pembagian Tugas

Modul : 3 – Timer, Counter


Nama Asisten / NIM : Cahyadi Anom / 13117058

Shift – Kelompok : E - 1
Pembagian Tugas :
No Nama NIM Rincian Tugas
1. Abdul Surokhman 118130008 Penggunaan 8-bit timer/counter0 untuk
mengendalikan LED,
Penggunaan 16-bit timer/counter1 sebagai
PWM untuk mengendalikan kecepatan
putar motor DC.
2. I Made Widhi Widana 118130058 Penggunaan 8-bit timer/counter0 untuk
mengendalikan LED,
Penggunaan 16-bit timer/counter1 sebagai
PWM untuk mengendalikan kecepatan
putar motor DC.

Tugas :
1. Percobaan 1: Penggunaan 8-bit timer/counter0 untuk mengendalikan LED.
No Percobaan Link Video
1. Penggunaan 8-bit https://drive.google.com/drive/folders/1i3013E7MkTh8z0fhFUd1UfyICTRS3n6-
timer/counter0 untuk
mengendalikan LED.

2. Percobaan 2: Penggunaan 16-bit timer/counter1 sebagai PWM untuk mengendalikan


kecepatan putar motor DC.
No Percobaan Link Video
1. Penggunaan 16-bit https://drive.google.com/drive/folders/1i3013E7MkTh8z0fhFUd1UfyICTRS3n6-
timer/counter1 sebagai
PWM untuk
mengendalikan
kecepatan putar motor
DC.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai