DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
A. Teori sel...............................................................................................................................3
B. Pengertian Sel......................................................................................................................3
C. Struktur Sel..........................................................................................................................4
H. Reproduksi Sel...................................................................................................................26
BAB III..........................................................................................................................................30
A. Kesimpulan........................................................................................................................30
B. Saran..................................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu tentang hidup dan kehidupan organisme dari masa lampau
sampai masa yang akan datang baik dalam hal struktur, fungsi, taksonomi, pertumbuhan, dan
perkembangannya. Biologi sel adalah ilmu yang mempelajari sel, baik pengertiannya maupun
organella yang ada di dalam sel serta fungsinya. Tubuh organisme hidup tersusun oleh sel,
apabila organisme hidup tersebut hanya memiliki satu sel ter masuk organisme uniseluler seperti
yeast, protozoa, dan bakteri. Organisme yang tersusun dari banyak sel dikenal dengan istilah
organisme multiseluler, contohnya adalah manusia, hewan dan tumbuhan. Semua makhluk hidup
atau organisme tersusun atas sel atau beberapa sel.
Sel ( sitologi ) berasal dari bahasa Yunani, yaitu "kytos" (wadah). Sitologi adalah salah
satu cabang Ilmu Biologi. Sitologi merupakan cabang ilmu biologi yang mempe lajari tentang
seluk beluk sel. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil pada suatu makhluk hidup.
Sel memiliki semua perangkat dan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan proses hidup
seperti bergerak, memperbanyak diri atau bereproduksi, beradaptasi atau merespon terhadap
perubahan lingkungan. Proses hidup tersebutlah yang menunjang berlangsungnya kehidupan
pada makhluk hidup yang disusun oleh sel tersebut.
Manusia memulai mempelajari sel dari strukturnya (menggunakan indra mata) bukan dari
fungsinya. Hal tersebut mewarnai perkembangan pengetahuan manusia tentang sel. Struktur
yang diperoleh melalui mikroskop tadi akhirnya diterjemahkan ke arah fungsi karena pada
kenyataanya organisme hidup itu mempunyai struktur, fungsi dan juga proses. Dalam jenjang
struktural kehidupan, sel memiliki tempat yang istimewa sebagai tingkat organisasi terendah
yang melakukan semua aktivitas yang di butuhkan agar tetap hidup. Terlebih lagi, semua
aktivitas organisme di dasarkan pada aktivitas sel. Misalnya, pembelahan sel untuk memben tuk
sel-sel baru adalah dasar bagi semua reproduksi dan bagi pertumbuhan serta perbaikan
organisme multiseluler. Dari organisme multiseluler, apabila diambil beberapa sel dan diletakkan
dalam media cair yang tidak terhubung satu sama lain, maka sel-sel tersebut tidak akan mampu
ber kembang secara mitosis. Tetapi apabila sel-sel tersebut dikuturkan pada tempat yang sempit
dan terbatas (petridish) dengan dipenuhinya materi untuk hidup, maka sel-sel tersebut akan
1
mampu berkembang biak secara mitosis. Hal tersebut menunjukkan bahwa sel - sel yang
dikulturkan dan berkembangbiak dengan mitosis membutuhkan koordinasi dan saling terhubung
sehingga mewakili konsep interaksi sosial antar sesamanya. Dengan demikian, sel dapat tersusun
berkelompok dan berdiferensiasi menjadi banyak jenis jaringan yang akan berkoordinasi
membentuk organ. Organ-organ tertentu akan membentuk sistem organ dan akhirnya beberapa
sistem or gan secara bersama membentuk organisme multiseluler. Sel mewakili sistem
kehidupan dengan adanya DNA dan organel-organel di dalamnya sehingga mampu
melaksanakan program kehidupan itu sendiri. Karena sel mampu melaksanakan sistem
kehidupan, maka sel memiliki sifat otonom dan mampu berkembang apabila di kulturkan dengan
media yang sesuai untuk menunjang kehidupannya. Dengan demikian, semua aspek dari sistem
kehidupan bisa dipelajari dengan mengkaji proses hidup yang terjadi pada tingkat sel .
B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep sel itu?
2. Bagaimana struktur dari sel?
3. Apa sajakah komponen sel dan fungsinya?
4. Apa perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan?
5. Apa maksud dari transfor sel dan apa saja proses dari transfor sel?
6. Bagaimana peranan membran plasma? Bagaimana strukturnya?
7. Apa maksud dari mikroskopik dan makroskopik sel itu? Apa perbedaannya?
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian dan konsep sel secara keseluruhan
2. Mampu Menjelaskan struktur dari sel
3. Mampu Menjelaskan komponen sel dan fungsinya
4 . Mampu Menjelaskan sel hewan dan sel tumbuhan
5. Mampu Menjelaskan bagaimana proses transfor sel
6. Mampu Menjelaskan apa itu membran plasma dan strukturnya
7. Mampu Menjelaskan mengenai mikroskopik
8. Mampu Menjelaskan mengenai makroskopik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori sel
Istilah sel pertama kali diciptakan oleh Robert Hooke (1665) ketika ia mengamati
penampang gabus di bawah mikroskop. Dia melihat ruangan kecil yang disebut cella, yang
artinya ruangan kecil (Gbr. 1.1). dan pada tahun 1839 Purkinje menemukan bahwa ada cairan
(zat yang mengalir = cairan) di ruang bawah tanah yang menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Pada tahun 1855, Dujardin menemukan cairan kental di ruang bawah tanah.Senyawa ini dikenal
sebagai protoplasma. Sekitar 15 tahun kemudian Dutrochet, Mathias von Schleiden dan Schwan
membuat penemuan serupa.
Teori sel dikembangkan oleh Schwann dan Mathias von Schleiden. Hasil kerja kedua
ilmuwan ini memunculkan dua dari tiga postulat teori sel, yaitu: 1. semua makhluk hidup terdiri
dari satu sel atau lebih dengan inti; Sel adalah unit fungsional terkecil. Laporan oleh Schwann
dan Schleiden, selain memperkenalkan teori sel, juga memberikan perhatian khusus pada
nukleus, yang ditemukan tahun sebelumnya oleh Robert Brown, sebagai struktur yang berperan
penting dalam fungsi sel.Postulat ketiga segera ditambahkan ke postulat mereka, sehingga teori
itu lengkap. Postulat terakhir ini dipresentasikan pada tahun 1855 oleh ahli patologi Jerman
Rudolf Virchow. Virchow menegaskan bahwa semua sel muncul dari pembelahan sel yang
sudah ada sebelumnya.Pernyataan ini adalah sebagai berikut: Omnie cellula e cellula.
B. Pengertian Sel
Sel berasal dari bahasa Yunani yaitu Kytos yang berarti ruang kecil.Sel adalah unit kecil
yang ditutupi dengan lapisan tipis, di mana mengandung larutan kental senyawa kimia. Sel
memiliki sifat khusus, yaitu dapat membuat duplikat dirinya sendiri dengan membelah. Bentuk
paling sederhana dari kehidupan adalah bersel tunggal. Organisme yang lebih maju, seperti kita,
adalah komunitas sel yang dihasilkan dari pertumbuhan dan perkembangan melalui pembelahan
sel induk. Meskipun sel mungkin merupakan bagian dari organisme yang lebih besar, tidak ada
apa pun selain sel yang dapat dikatakan hidup, bahkan virus sekalipun. Oleh karena itu, sel
dinyatakan sebagai unit dasar kehidupan.
3
C. Struktur Sel
Struktur sel dibagi menjadi dua kelompok utama yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Kedua jenis sel memiliki penghalang selektif, membran plasma dan sitoplasma. Membran
plasma ini mengelilingi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel mengandung kromosom,
yang membawa gen dalam bentuk DNA, dan ribosom, yang menghasilkan protein sesuai dengan
instruksi gen.
DNA sel eukariotik ditemukan dalam nukleus, yang dikelilingi oleh membran ganda.
Pada prokariota, DNA tidak dikelilingi oleh membran yang disebut nukleoid. Organel pada sel
eukariotik terspesialisasi, sedangkan pada sel prokariotik tidak. Struktur sel dibagi menjadi
struktur sel prokariotik dan eukariotik.
1. Sel Prokariotik
Istilah Yunani sel prokariotik berasal dari kata prokariota yang berarti purba dan
inti kariotik. Sel prokariotik dari kata Yunani yang berarti "sebelum nukleus". Dengan
demikian, sel prokariotik dapat didefinisikan sebagai organisme uniseluler tanpa nukleus.
Ilmuwan lain mendefinisikan sel prokariotik sebagai bentuk kehidupan terkecil, tetapi
mereka memiliki metabolisme seluler yang kompleks untuk menghasilkan energi. Ini
berarti bahwa sel prokariotik itu ada lebih awal dari sel eukariotik. Sel prokariotik
bervariasi dalam bentuk dan ukuran dari 1 m hingga 10 m. Kebanyakan prokariota adalah
uniseluler dan terdiri dari tiga komponen utama, yaitu membran sel, ribosom dan
nukleoid. Sel prokariotik juga dapat menyerap bahan organik untuk pertumbuhan.
Dibandingkan dengan sel eukariotik, sel prokariotik memiliki struktur sel yang masih
sangat sederhana. Pada sel prokariotik, DNA sebagai materi genetik terdiri dari
4
kromosom, tetapi tidak ditutupi oleh membran. Sel prokariotik tidak memiliki organel
kompleks karena tidak adanya sistem endomembran seperti kompleks Golgi dan
retikulum endoplasma. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan
kloroplas, tetapi memiliki organel lain dengan struktur yang sama yaitu mesosom dan
kromatofor. Sel prokariotik memiliki dinding sel yang tersusun dari berbagai protein,
karbohidrat, dan lipid serta mengandung pigmen bakteriorhodospin sehingga dapat
menghasilkan ATP.
Prokariota bersifat anaerobik dan aerobik, yaitu sekelompok eubacteria yang
dapat beradaptasi dengan lingkungan yang tidak bergantung pada ada tidaknya oksigen,
penyusun dinding selnya adalah peptidoglikan, memiliki pigmen bakterioklorofil untuk
fotosintesis, dapat menghasilkan ATP . lebih efektif. Karena adanya DNA melalui sistem
transpor elektronnya.
2. Sel Eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki nukleus atau nukleus (karyium) yang
dikelilingi oleh membran, sehingga sel ini memiliki dua membran, yaitu membran
sitoplasma dan membran nukleus (membran inti). Kata eukariota berasal dari kata Yunani
eu (benar) dan Karyon (dalam biji/inti). Itulah sebabnya sel ini disebut sel dengan
membran inti (nukleus).Sel eukariotik memulai hidupnya di dalam nukleus yang
dikelilingi oleh organel berbeda dengan struktur dan fungsi khusus, dikelilingi oleh
membran sehingga mereka tetap dan teratur.Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil
5
evolusi fisik dan biologis yang terjadi jutaan tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk
dari sekelompok organisme anaerobik dan aerob yang saling berhubungan dalam suatu
hubungan simbiosis sehingga dapat hidup bersama dan saling bergantung satu sama lain
untuk membentuk sel eukariotik.
Inti sel eukariotik terbungkus dalam membran, sehingga DNA dalam nukleus
dapat disimpan dalam kompartemen khusus yang terpisah dari bagian sel lainnya yang
disebut sitoplasma. Selain itu, terdapat jenis organel lain, yaitu mitokondria dan
kloroplas, yang terbungkus dalam membran berlapis ganda, yaitu membran dalam dan
luar, yang secara kimiawi terpisah dari membran yang mengelilingi nukleus.
Mitokondria terdapat pada hampir semua jenis sel, sedangkan kloroplas hanya terdapat
pada sel fotosintesis yaitu tumbuhan, tetapi tidak terdapat pada hewan dan jamur.
Mitokondria dan kloroplas berasal dari simbiosis yang sama di mana mereka saling
bergantung. Sel-sel eukariotik ini ditemukan pada organisme yang lebih kompleks dan
organelnya terorganisir. Sel-sel ini ditemukan pada sel hewan dan tumbuhan. Tetapi
tidak semua sel ini ditemukan di setiap- setiap sel karena masing-masing memiliki bagian
yang berbeda dan bentuk, ukuran dan fungsi fisiologis yang berbeda. Meskipun ini, sel
memiliki bagian yang sama, yaitu membran plasma,
6
kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel
hewan merupakan protein membran.
b. Nukleus
Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian
lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 um, organel
ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel
memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot
rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang
kehilangan nukleusnya saat berkembang.
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut
nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing
merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung
nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori
yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus
menyatu.
Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin.
Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung
menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut
kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah
mukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit.
Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat
semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus,
bergantung pada spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut.
Nukleus mengendalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim
molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan “pesan” gen
pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada
ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein
c. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang
tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta
7
ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA yang
disintesis.
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat
mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit
kecil yang bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.
Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar
retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di
dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk
dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau
untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling
bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu
metabolismenya berubah.
d. Sistem endomembran
Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran.
Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen
membran dalam bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem
endomembran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom,
berbagai jenis vakuola, dan membran plasma. Sistem ini memiliki berbagai fungsi. Termasuk
sintesis dan modifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau ke luar sel,
sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun.
e. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan
(reticulum jaring kecil’) saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua
bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma
halus. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak
ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel
tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang
terbentuk akan terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam
lumen, protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel
di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar daripadanya retikulum endoplasma, dan
8
bergabung dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan distribusinya.
Kebanyakan protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk
diantarkan ke tujuan akhirnya.
Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum
endoplasma halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis
sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang
mengubah obat-obatan, racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi
senyawa-senyawa yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.
f. Badan Golgi
Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk
kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan
sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna
Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel
yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi Organel ini biasanya
terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.
Sisi badan Golgi yang paling dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi yang
menjauhi nukleus disebut sisi trans. Ketika tiba di sisi eis, protein dimasukkan ke dalam lumen
sisterna. Di dalam lumen, protein tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat, ditandai dengan penanda kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke
tujuannya masing-masing.
Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar
sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula yang
ditempatkan di dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran plasma
di dalam vesikel sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan membran
plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila membran
plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk vesikel endositosis yang dibawa ke badan
Golgi atau tempat lain, misalnya lisosom
g. Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim
hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit
molekul yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom
9
dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang
melepaskan diri dari badan Golgi
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis
ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi,
lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam
fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain
untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang
disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
h. Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan.
Membran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas Vakuola
berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti kosong dan dinamai demikian karena
organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada vesikel, dan
kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola kecil yang
kemudian bergabung membentuk suatu vakuola sentral seiring dengan penambahan air ke
dalamnya. Ukuran sel tumbuhan diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola sentral
tersebut. Vakuola sentral juga mengandung cadangan makanan, garam-garam, pigmen dan
limbah metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat pula disimpan dalam vakuola
sebagai mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam mempertahankan tekanan
turgor tumbuhan
Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan
protista uniseluler. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung
denganLisosom agar makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki
vakuola kontrakti, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel
i. Mitokondria
Schagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati sampai
25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya
lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari penampakannya
yang seperti benang (bahasa Yunani mitos, benang) di bawah mikroskop cahaya
10
Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam,
yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar
daripada membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam
matriks, atau ruang dalam mitokondria.
Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler. yaitu suatu proses kimiawi
yang memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan
berenergi tinggi yang dipecali menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam
mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu
ditangkap oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar
ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi
kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP
tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian sel lain.
Organel ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat
pada ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.
j. Kloroplas
Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan
alga. Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk
fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi
yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.
Satu sel alga uniseluler dapat memiliki satu kloroplas saja, sementara satu sel daun dapat
memiliki 20 sampai 100 kloroplas. Organel ini cenderung lebih besar daripada mitokondria,
dengan panjang 5-10 um atau lebih. Kloroplas biasanya berbentuk seperti cakram dan, seperti
mitokondria, memiliki membran luar dan membran dalam yang dipisahkan oleh ruang
antarmembran. Membran dalam kloroplas menyelimuti stroma, yang memuat berbagai enzim
yang bertanggung jawab membentuk karbohidrat dari karbon dioksida dan air dalam fotosintesis.
Suatu sistem membran dalam yang kedua di dalam stroma terdiri dari kantong-kantong pipih
disebut tilakoid yang saling berhubungan. Tilakoid-tilakoid membentuk suatu tumpukan yang
disebut granum (jamak, grana). Klorofil terdapat pada membran tilakoid, yang berperan serupa
dengan membran dalam mitokondria, yaitu terlibat dalam pembentukan ATP. Sebagian ATP
yang terbentuk ini digunakan oleh enzim di stroma untuk mengubah karbon dioksida menjadi
11
senyawa antara berkarbon tiga yang kemudian dikeluarkan ke sitoplasma dan diubah menjadi
karbohidrat.
Sama seperti mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan ribosomnya sendiri serta
tumbuh dan memperbanyak dirinya sendiri. Kedua organel ini juga dapat berpindah-pindah
tempat di dalam sel.
k. Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel
eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim
yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (HO). Hidrogen peroksida
merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk
reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah
mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria
untuk oksidasi sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai
molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom pada biji
tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan
dalam tahap perkecambahan.
l. Sitoskeleton
Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen
intermediat, dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan
sitoskeleton eukariota ditemukan pula pada prokariota. Mikrotubulus berupa silinder berongga
yang memberi bentuk sel, menurun gerakan organel, dan membantu pergerakan kromosom pada
saat pembelahan sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan, juga
berisi mikrotubulus. Filamen intermediat mendukung bentuk sel dan membuat organel tetap
berada di tempatnya. Sementara itu, mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein aktin,
berfungsi antara lain dalam kontraksi otot pada hewan, pembentukan pseudopodia untuk
pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma sel tumbuhan.
Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang sitoskeleton
eukariota. Secara umum, protein motor dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu kinesin, dinein,
dan miosin. Kinesin dan dinein bergerak pada mikrotubulus, sementara miosin bergerak pada
mikrofilamen.
12
m. Komponen ekstraseluler
Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan sebagai jaringan terutama oleh matriks
ekstraseluler, yaitu jejaring kompleks molekul yang disekresikan sel dan berfungsi utama
membentuk kerangka pendukung. Terutama pada hewan, sel-sel pada kebanyakan jaringan
terikat langsung satu sama lain melalui sambangan sel .
Matriks ekstraseluler hewan
Matriks ekstraseluler sel hewan berbahan penyusun utama glikoprotein (protein yang
berikatan dengan karbohidrat pendek), dan yang paling melimpah ialah kolagen yang
membentuk serat kuat di bagian luar sel. Serat kolagen ini tertanam dalam jalinan tenunan yang
terbuat dari proteoglikan, yang merupakan glikoprotein kelas lain. Variasi jenis dan susunan
molekul matriks ekstraseluler menimbulkan berbagai bentuk, misalnya keras seperti permukaan
tulang dan gigi, transparan seperti kornea mata, atau berbentuk seperti tali kuat pada otot.
Matriks ekstraseluler tidak hanya menyatukan sel-sel tetapi juga memengaruhi perkembangan,
bentuk, dan perilaku sel.
Dinding sel tumbuhan
Dinding sel tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang menyelubungi tiap sel
tumbuhan. Dinding ini tersusun atas serabut selulosa yang tertanam dalam polisakarida lain serta
protein dan berukuran jauh lebih tebal daripada membran plasma, yaitu 0,1 um hingga beberapa
mikrometer. Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya. Dan mencegah
pengisapan air secara berlebihan.
Sambungan antarsel
Sambungan sel (cell junction) dapat ditemukan pada titik-titik pertemuan antarsel atau
antara sel dan matriks ekstraseluler. Menurut fungsinya, sambungan sel dapat diklasifikasikan
menjadi tiga, yaitu (1) sambungan penyumbat (occluding junction), (2) sambungan jangkar
(anchoring junction), dan (3) sambungan pengomunikasi (communicating junction). Sambungan
penyumbat menyegel permukaan dua sel menjadi satu sedemikian rupa sehingga molekul kecil
sekalipun tidak dapat lewat, contohnya ialah sambungan ketat (tight junction) pada vertebrata.
Sementara itu, sambungan jangkar menempelkan sel (dan sitoskeletonnya) ke sel tetangganya
atau ke matriks ekstraseluler. Terakhir, sambungan pengomunikasi menyatukan dua sel tetapi
memungkinkan sinyal kimiawi atau listrik melintas antarsel tersebut. Plasmodesmata merupakan
contoh sambungan pengomunikasi yang hanya ditemukan pada tumbuhan.
13
Fungsi Sel
1. Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya
disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel Metabolisme
yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi
anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu proses katabolik yang merombak
molekul makanan untuk menghasilkan energi di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian
besar berlangsung di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan
ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis protein yang berlangsung pada
ribosom dan membutuhkan ATP.
2. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan sinyal dari dan
kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi dan
perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain
dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah mereka
sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi
untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.
Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul
(misalnya hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul
yang menghasilkan respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak antarsel
(misalnya melalui sambungan pengomunikasi), penyebaran molekul sinyal ke sel yang
berdekatan, penyebaran molekul sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh
darah), atau perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya pada jaringan otot polos).
Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran secara langsung, lewat melalui kanal protein,
atau melekat pada reseptor berupa protein transmembran pada permukaan sel target dan memicu
transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat melibatkan sejumlah zat yang disebut
pembawa pesan kedua (second messenger) yang konsentrasinya meningkat setelah pelekatan
molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya meregulasi aktivitas protein lain di dalam sel.
Selain itu, transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein yang pada akhirnya
dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau perkembangan sel.
14
E. Sel Hewan Dan Sel Tumbuhan
Perbedaan-perbedaan dari kedua sel tersebut menjadi ciri khas dari sel tersebut dalam
menjalankan fungsinya masing-masing. Walaupun terdapat perbedaan dari sel tersebut, ada juga
persamanaanya. Persamaan dari kedua sel tersebut memiliki fungsi yang sama satu dengan yang
lainnya.
a. Sel hewan
15
Berdasarkan struktur yang terdapat pada sel hewan, ada beberapa organel yang
peranannya sangat berbeda dengan sel tumbuhan, perbedaan ini berdasarkan fungsinya
masing-masing.
Ada beberapa hal yang menjadi perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan
lainnya, hal ini sekaligus menjadi ciri khas dari sel hewan tersebut. Bagian dari sel
hewan ini terdiri dari :
1. Nukleus
Nukleus atau inti sel merupakan salah satu organel yang berada di bagian pusat
sel. Keberadaannya ini berfungsi sebagai pusat kegiatan yang ada di dalam sel. Di
dalam nukleus ditemukan adanya cairan inti (nukleoplasma), anak inti (nukleolus),
dan selaput inti. Pada bagian selubung nukleus yang merupakan bagian pelindung
berpori dan menutupi inti, memungkinkan terjadinya pemasukan zat ke dalam
nukleus tersebut dan merupakan salah satu bagian dari ciri khas sel hewan.
Nukleoplasma (cairan inti) merupakan suatu cairan padat yang berada di dalam
nukleus yang memiliki kandungan serat kromatin. Padatan ini berfungsi dalam
membentuk kromosom dan gen yang berperan sebagai pembawa informasi secara
turun – temurun.
Nukleus berperan sebagai pusat pengendali dalam sel. Nukleus berperan dalam
melindungi DNA tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh reaksi yang terdapat
dalam sitoplasma. Nukleus juga berperan dalam mengontrol perpindahan molekul
antara sitoplasma dengan nukleus dalam hal sel mengakses DNA pada saat RNA dan
protein dibuat olehnya, sehingga setiap molekul yang terlibat di dalam proses ini
harus masuk dan keluar dari nukleus.
16
2. Nukleolus
Pada nukleolus yang merupakan daerah bernoda gelap dan merupakan anak inti
dari nukleus, memiliki tanggungjawab dalam membentuk protein dengan
menggunakan RNA (asam ribonukleat). Nukleolus berfungsi dalam mensintesis RNA
protein dan juga dalam pembentukan ribosom. Nukleolus disebut juga butir inti atau
anak inti, yang tidak memiliki membran/selaput berupa anyaman.
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) adalah anggota sel yang terdiri atas sistem
membran.RE terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran
dengan ketebalam 4 nm. Pada bagian-bagian RE tertentu terdapat ribuat ribosom.
Retikulum endoplasma terdiri dari RE kasar dan RE halus. RE kasar adalah RE yang
diselimuti oleh ribosom serta berfungsi dalam sintesis protein. RE halus adalah RE
yang tidak diselimuti oleh ribosom dan berfungsi menolong gerakan subtasnsi-
substansi dari suatu anggota sel ke anggota sel lainnya.
4. Ribosom
Ribosom adalah tempat dimana tahap pembentukan protein yang terjadi di dalam
sel.
5. Membran plasma
Membran plasma adalah lapisan terluar yang membatasi isi sel dari
lingkungannya. Membran ini terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan yang sangat
tipis, hidup, dan bersifat semipermeabel. Membran plasma ini berfungsi dalam
mengatur pertukaran zat antara sitoplasma dengan larutan di luar sel,
17
menyelenggarakan pertahanan mekanisme dan untuk memberi bentuk pada sel.
Membran ini juga berfungsi sebagai penyelenggara komunikasi antar sel da juga
sebagai organel yang dapat mengontrol masuknya nutrisi dan mineral kedalam sel
6. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan matriks atau zat seperti gel yang berada di dalam
sel. Sitoplasma tersusun atas partikel berupa material air dan juga protein. Fungsi
utama dari sitoplasma ini yaitu sebagai tempat berlangsungnya reaksi metabolisme
yang terdapat di dalam sel. Sitoplasma ini juga sangat berperan dalam membantu dan
memeriksa segala sesuatu yang terjadi di dalam sel kecuali nukleus yang merupakan
inti sel.
7. Mikrofilamen
Organel sel yang tersusun dari protein dan miosin. Mikrofilamen berfungsi untuk
mebggerakan sel, eksositosis, dan endositosis.
8. Peroksisom
Badan mikro dengan kantong kecil yang mengandung enzim katalase. Berperan
dalam mengurangi peroksida atau metabolisme beracun dan mengubah lemak
menjadi karbohidrat.
9. Lisosom
Lisosom berbnetuk seperti bola dn terdiri atas selapis membran dan lisosom
berfungsi untuk mencerna bahan makanan yang masuk ke dalam sel.
10. Mikrotubulus
Mikrotubulus berperan dalam melindungi sel serta membentuk sel, membentuk
flagel,silia, dan sentriol.
11. Sentriol
Sentrio terletak pada sel eukarota dengan bentuk tabung. Sentriol memiliki fungsi
dalam pembelahan sel dalam bentuk spindel dan membentuk silia dan flagela.
18
13. Mitokondria
Pada sel hewan, mitokondria berfungsi sebagai penghasil energi karena setiap
asupan makanan yang masuk ke dalm tubuh akan dipecah menjadi molekul yang
lebih sederhana.
14. Vakuola
Vakuola pada sel hewan bentuknya kecil bahkan ada yang tidak ada. Hewan-
hewan uniselular ini biasanya memiliki vakuola. Ada dua tipe vakuola sebagai
berikut :
Vakuola kontraktil berperan dalam menjaga tekanan osmotik sitoplasma
(osmoregulator).
Vakuola nonkontraktil atau vakuola makanan berfungsi untuk mencerna makanan
b. Sel Tumbuhan
Sel tumbuhan adalah sel-sel yang ada pada tumbuhan dan berfungsi untuk
membantu kehidupan serta pertumbuhan dari tumbuhan.
19
plasma dengan bentuk yang tebal. Dinding sel disuusun oleh selulosa saat sel
masih muda. Dinding sel berfungsi untuk melindungi dan membebentuk sel
2. Membran plasma
Membran plasma adalah bagian terluar dari sel dan terdiri atas lipid, proteim, dan
karbohidratberfungsi sebagai pelindung sel, mengontrol zat-zat yang akan masuk
dan keluar meninggalkan sitoplasma
3. Vakuola
Vakuola yang terdapat pada tumbuhan umumnya berisi air, fenol, alkaloid,
antosianin, dan protein. Vakuola ini berasal dari pelebaran RE dan KG. Pada sel
tumbuhan vakuola berperan dalam hal penyimpanan zat makanan, penguraian zat
sisa, sebagai zat hidrolisis makromolekul, dan sebagai pembesaran vakuola
berperan dalam mekanisme pertumbuhan pada tumbuhan.
4. Plastida
Plastida merupakan salah satu organel yang terdapat pada sel tumbuhan yang
sangat berperan penting dalam proses fotosintesis. Plastida ini memiliki
kromoplas yang mengandung klorofil yang disebut dengan
kloroplas. Kromoplas merupakan plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Karotin (kuning), Fikodanin (biru), Fikosantin (kuning), dan Fikoeritrin (merah).
Kloroplas ini berperan dalam mengubah energi cahaya matahari menjadi energi
kimia yang tersimpan dalam molekul gula.
20
a) Difusi
Difusi merupakan gerakan acak atom, molekul gas, cairan ataupun partikel yang
mana dari daerah berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampa pada titik
keseimbangan. Zat zat ini akan berdifusi menurun sesuai dengan gradien konsentrasi.
Pada transpor difusi ini terdapat 2 macam cara, diantaranya adalah : difusi yang di
permudah dengan protein dan difusi yang dipermudah dengan protein pembawa.
• difusi dipermudah dengan protein ini disebut dengan terfasilitasi, oleh protein,
amino, gula, dan tidak dapat melalui membran plasma.
• difusi dipermudah dengan protein pembawa hampir sama dengan difusi
dipermudah dengan protein, letak perbedaannya yaitu protein membran
membentuk saluran dan mengikat molekul yang ditranspor.
Berlangsungnya difusi dipengaruhi oleh faktor berikut :
1. Konsentrasi zat
2. Ukuran zat
3. Wujud zat
4. Suhu
b) Osmosis
Osmosis ialah perpindahan zat pelarut melalui membran selektif permeable yang
mana dari konsentrasi zat pelarut tinggi ke konsentrasi zat pelarut rendah. Zat pelarut
dapat berpindah secara bebas
2. Transpor aktif
memerlukan energi. Disaat tertentu sel hidup itu mampu menyerap beberapa zat
meskipun konsentrasi zat didalam selnya lebih tinggi dibandingkan lingkungan disekitar
sel. Contohnya adalah pompa natrium kalium. Ini terjadi apabila konsentrasi ion kalium
(K+) di dalam selnya lebih tinggi dari sekelilingnya.
21
G. Struktur Dan Peranan Membran Plasma
Perkembangan membran plasma adalah hal yang paling penting, karena membran ini
berfungsi sebagai pembungkus sel, pembatas isi sel dengan lingkungannya, dan sebagai filter
terhadap bahan yang melintasinya agar tetap terpelihara kadar ion di dalam dan di luar sel.
Keberadaannya dapat dibuktikan melalui plasmolisis atau pada saat sel tumbuhan dihilangkan
dinding sel nya. Membran plasma disusun oleh lipid dan protein, sedangkan karbohidrat hanya
pada sel tertentu saja.
Membran ini pertama kali dikenalkan oleh Charles Overton tahun 1859 yang
mempostulatkan membran terbuat dari lipid yang berdasarkan pengamatannya bahwa zat yang
terlarut dalam lipid memasuki sel jauh lebih cepat daripada zat yang tidak larut dalam lipid. Dua
puluh tahun kemudian peneliti menemukan bahwa membran tersusun atas lipid dan protein.
Fosfolipid merupakan suatu molekul amfipatik yang memiliki daerah hidrofilik maupun
hidropobik.
1. Model membran plasma
Tahun 1972 S.G.Singer dan G.Nicolson mengajukan model membran yang telah
direvisi, yaitu menempatkan protein yang sesuai dengan karakteristik amfipatiknya, yang
kemudian dikenal dengan teori Fluid Mozaic Cair. Menurut teori ini, membran plasma
terdiri dari lemak bimokuler yang mengalami pemutusan dengan molekul protein.
Beberapa protein yang terkait pada permukaan lemak yaitu protein perifer atau protein
ekstrinsik.
Pada permukaan lipid maupun protein dapat berikatan dengan senyawa
karbohidrat. Molekul lipid yang mengikat karbohidrat disebut glikolipid. Molekul
protein yang mengikat karbohidrat disebut glikoprotein. Keberadaan karbohidrat yang
hanya ada pada permukaan membran plasma bagian luar dan tidak pernah ada pada
permukaan dalam, ini yang menyebabkan membran plasma asimetris.
22
Keberadaan lipid, protein, dan karbohidrat pada membran plasma menyebabkan
sifatnya menjadi hidrofobik dan hidrofilik. Sifat hidrofilik berada dibagian luar maupun
dibagian dalam membran, sedangkan sifat hidrofobik berada pada bagian tengah dari
membran tersebut. Sifat yang hidrofobik disebabkan oleh komponen lipidanya,
walaupun terdapat bagian tertentu dari molekul lipid yang bersifat hidrofilik yaitu bagian
molekul lipid yang berikatan dengan gugus fosfat atau senyawa organic yang bersifat
hidrofilik. Adapun komponen protein dan karbohidrat memberikan sifat hidrofilik
kepada membran plasma.
Komposisi lipid, protein, dan karbohidrat bervariasi susunannya dan berubah
sesuai tingkat perkembangan selnya, umur, dan lingkungannya. Komposisi membran ini
terutama pada fraksi lipid, sangat menentukan fluiditas membrannya.
Fluiditas membran menyangkut ciri – ciri kekenyalannya, kekentalannya, atau
kemudahan melakukan perubahan sifat fisikokimia untuk tetap dapat mempertahankan
keutuhan dari fungsi membran plasma tersebut. Perubahan fisikokimia ini terjadi dari
keadaan seperti agar – agar (gel – like consistency) menjadi keadaan yang lebih cair
(fluid – like consistency). Perubahan kedalam keadaan yang lebih cair ini diikuti oleh
peningkatan gerakan ikatan C – C molekul asam lemak pada bagian porosnya, sehingga
terjadi susunan yang lebih acak dan dapat menyerap panas. Sedangkan untuk berubah
kembali kedalam keadaan kental atau dari lipid jenuh ke lipid tak jenuh maka diperlukan
tenaga panas yang lebih rendah dari pada perubahan sebelumnya. Lipid tak jenuh
menyebabkan membran plasma menjadi lebih cair.Fluiditas membran plasma ini juga
disebabkan oleh adanya kolesterol. Makin banyak kandungan kolesterolnya dalam
membran, maka membran tersebut makin lebih fluid lagi. Seperti yang telah
diungkapkan sebelumnya bahwa membran plasma merupakan struktur yang asimetris
yang artinya penyusun membran plasma bagian luar berbeda dengan permukaan
sitosoliknya. Perbedaan ini karena adanya karbohidrat yang berada pada bagian luar dan
berikatan dengan molekul lipid maupun protein. Adanya keberadaan karbohidrat ini
pada beberapa membran sel memberikan struktur khusus yang disebut selubung sel atau
glikokalik. Glikokalik ini kebanyakan terdapat pada sel hewan yang mengandung lapisan
luar yang tersusun dari rantai – rantai pendek karbohidrat yang berikatan secara kovalen
dengan membran. Lapisan tersebut mengandung reseptor yang berikatan dengan zat –
23
zat eksternal yang dapat mengendalikan aktivitas internal sel. Glikokalis juga
mengandung glikoprotein antigenik yang memberikan identitas imunologis pada sel.
Sedangkan struktur eksternal lainnya berfungsi dalam menambatkan sel satu dengan sel
lainnya secara erat, maupun dalamruang interseluler untuk transportasi antar sel.
Pada beberapa sel, membran luar dikelilingi oleh dinding kaku atau keras yang
disebut dengan pelikel. Struktur tambahan ini merupakan zat – zat mati yang
ditambahkan ke dalam permukaan membran dan tidak mempengaruhi permeabilitas sel
secara substansial. Pada tumbuhan, fungi, dan bakteri, lapisan luar itu disebut dinding sel
dan tersusun secara berurutan melalui selulosa, kitin, atau beragam kombinasi asam
amino dan karbohidrat kompleks. Dinding sel ini berfungsi sebagai penyokong dan
sebagai penjaga sel agar tidak meletus dalam lingkungan hipostomik.
2. Komponen penyusun membran plasma
a. Lipid
Adalah suatu molekul secara biologis yang tidak dapat larut dalam air, tetapi dapat
larut dalam pelarut yang banyak mengandung senyawa organik. Molekul lipid yang
paling penting yang terkandung dalam membran plasma adalah fosfolipid,
sfingolipida, glikolipida, dan sterol (kolesterol). Pada hewan tingkat lipid pada
kolesterol lebih banyak ditemukan daripada tumbuhan. Sedangkan yang paling
penting peranannya dalam sistem membran lebih dominan ditemukan pada fosfolipid
dibandingkan kolesterol karena memiliki sifat fluiditas yang lebih tinggi daripada
yang lain.Lipid berfungsi sebagai bahan bakar metabolik untuk memberikan energi
kepada sel tubuh, komponen struktural membran sel, komponen pembentuk insulator
untuk mengurangi penurunan panas tubuh, menghemat protein, memberi rasa
kenyang dan kelezatan, meredam dampak benturan pada organ tubuh, dll.
b. Protein
protein protein tersusun dari beberapa jenis polimerisasi peptida. Peptida adalah
suatu polimerisasi dari berbagai macam asam amino dengan jenis yang berbeda.
Protein adalah suatu kumpulan polimer yang membentuk ko polimer. Protein
memiliki komponen penyusun berupa membran plasma yang dapat bergerak, yaitu:
gerakan ke arah lateral atau diagonal, gerakan rotasi searah dwi lapis, gerakan tegak
24
lurus atau melintas pada dwi lapis membran. Gerakan inilah yang menjadi dasar
adanya transport materi melalui membran plasma
c. Karbohidrat
karbohidrat terdapat pada semua sel eukariotik yang berada pada permukaan selnya
dan sebagian lagi dalam bentuk rantai oligosakarida molekul karbohidrat selalu
berada dibagian permukaan luar membran plasma dan tidak pernah berada dalam
permukaan sitosolik
3. Hubungan kerjasama antar sel
Hubungan antara sel dapat dilakukan melalui interaksi secara langsung atau
melalui perlekatan antar sel. Interaksi dilakukan melalui dua cara yaitu secara langsung
melalui permukaan nya atau interaksi yang saling melengkapi dengan perantara suatu
molekul jembatan. Terjadinya suatu komunikasi dalam sel dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan jika dapat dilihat dari perspektif sel yang menerima pesan, persinyalan
sel terbagi menjadi tiga tahapan yaitu:
Tahap penerimaan, tahap ini dilakukan melalui sel target yang dapat mendeteksi
molekul sinyal yang berasal dari luar sel. Persinyalan secara kimiawi dapat
terdeteksi melalui sinyal yang perikatan dengan protein reseptor dan terletak pada
bagian permukaan sel.
Tahap pengikatan molekul, tahap ini dilakukan ketika molekul sinyal memiliki
bentuk yang komplemen dengan reseptor yang melekatkan diri seperti anak kunci
dalam gembok atau suatu bentuk substrat yang berada dalam situs katalitik enzim.
Tahap responsif, tahap ini adalah tahap ketika sinyal yang ditransdusikan dapat
menghasilkan aktivitas seluler seperti glikogen fospolirase, penyusunan ulang pada
kita sitoskeleton maupun aktivitas game spesifik yang terjadi dalam nukleus.
Ada tiga bentuk hubungan antara sel yaitu:
1) Tight Junction, adalah suatu penghubung antar sel di mana pada lapisan bagian
terluar nya berdampingan atau saling menyambung dan saling berdifusi dalam
membentuk suatu ikatan secara berkelanjutan disekeliling sel.
2) Gab Junction, adalah tautan penghubung, Gab Junction ini adalah suatu jenis
hubungan yang paling sering ditemukan dalam sel hewan
25
3) Adhering Junction, disebut juga desmosom atau pertautan penambat, pertautan ini
banyak dijumpai di jaringan yang banyak mendapatkan tekanan mekanis kuat seperti
jaringan otot jantung, epitelium kulit dan leher rahim. Desmosom ini adalah tipe
hubungan yang fungsi utamanya untuk melekatkan sel satu sama lain.
Desmosom terbagi 3:
• Belt desmosom, yang lebih dikenal dengan desmosom pending, pada desmosom
pending ini terdapat pita berkas filamen aktin yang mengelilingi sel telat di bawah
membran plasma dan pertautan sumbat.
• Spot desmosom, atau disebut juga desmosom bercak. Desmosom ini berbentuk
kancing baju dan sebagai titik persentuhan antara dua buah sel yang bersebelahan.
• Hemidesmosum, yaitu terdiri dari setengah desmosom saja. Pertautan ini tidak
menambatkan membran plasma dari sel yang berdampingan, tetapi merekatkan
permukaan basal sel epitelium ke lamina basal.
4. Transpor materi membran plasma
a) Transpor materi berukuran kecil dan ion-ion
Transpor materi terbagi atas tiga bagian yaitu difusi dipermudah atau dipercepat dan
transport aktif. pada dua cara pertama terjadi pengangkutan materi dari daerah yang
berkonsentrasi tinggi ke daerah yang berkonsentrasi rendah. Sedangkan pada
transfor aktif terjadi pengangkutan materi dari daerah berkonsentrasi rendah ke
daerah berkonsentrasi tinggi menggunakan energi hasil metabolisme ATP
b) Transpor molekul berukuran besar dan transpor partikel
Adalah suatu membran plasma yang memiliki makromolekul yang tidak dapat
melewati membran plasma tanpa menggunakan protein transmembran yang
memberi peran sebagai protein karier, namun makromolekul ini dapat dilalui
menggunakan mekanisme yang berbeda dari transformers mikromolekul
H. REPRODUKSI SEL
1. Reproduksi Prokariot Dengan Pembelahan Biner
Bakteri memperbanyak diri melalui pembelahan sel secara biner, di mana
satu sel akan memperbanyak diri menjadi dua sel. Oleh karena bakteri merupakan
makhluk bersel tunggal maka sel baru yang terbentuk dari pembelahan tersebut
sudah merupakan makhluk hidup baru. Jadi, panjang daur hidup bakteri sama
26
dengan panjang daur hidup sel
Sebelum melakukan pembelahan, sel dewasa akan melakukan sintesis
bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sel baru. Kromosom yang tadinya
terdapat bebas di dalam plasma, pada awal pembelahan sel akan menempel pada
membran sel, dan kemudian bersamaan dengan pembesaran ukuran sel
berlangsung sintesis DNA atau penggandaan kromosom. Setelah dua kromosom
baru selesai dibentuk, dan sel telah mencapai pembesaran maksimum maka akan
terjadi pembelahan sel dan terbentuklah dua sel baru.
2. Reproduksi Virus Memerlukan Sel Inang
Virus karena keterbatasan perangkat yang ada pada tubuhnya, mengharuskan
dirinya menjadi parasit (atau parasit obligat) agar dapat bermetabolisme dan berkembang
biak. Virus akan menyuntikkan bahan genetiknya ke dalam sel inang, kemudian bahan
genetik tersebut akan mengambil alih peran bahan genetik sel inang dalam
mengendalikan metabolisme sel. Dengan diambilnya kendali maka metabolisme di dalam
sel akan berubah menjadi proses yang mendukung perkembangbiakan virus.
3. Reproduksi Vegetatif melalui Mitosis
a. Profase
Tahap pertama dalam pembelahan mitosis. Pada fase ini, terjadi beberapa tahapan
dalam sel, yaitu Benang-benang kromatin yang ada di dalam inti sel berkondensasi
membentuk kromosom. Membran inti pecah diikuti menghilangnya nukleolus (anak
inti). Kromosom mulai terlihat menebal dan memendek. Kromosom menggandakan
diri menjadi sepasang kromatid. Sentriol membelah diri dan bergerak menuju arah
kutub yang berlawanan. Di sekeliling sentriol mulai terbentuk benang spindel,
sehingga mirip dengan bentuk bintang yang dinamakan aster. Benang Spindel
merupakan bagian dari kromosom yang berfungsi menggerakkan kromosom saat
proses pembelahan sel sedang dimulai. Pada tahap berikutnya, benang spindel
menghubungkan kromosom dengan kutub sel melalui sentromer, ada juga yang
menghubungkan antar kutub sel. Catatan: Sentriol tidak terbentuk pada sel
tumbuhan, melainkan hanya terbentuk pada sel hewan.
b. Metafase
Tahap ini dimulai dengan Metafase Sentriol yang telah berada di kutub sel, dimana
27
Benang-benang spindel terlihat semakin jelas. Kemudian, benang-benang spindel
mengikat sentromer dari masing-masing kromosom. Kromosom mengatur diri pada
bidang ekuatorial yaitu suatu bidang yang terletak diantara dua kutub sel. Pada tahap
ini, biasanya kromosom berbentuk seperti huruf V.
c. Anafase
Fase ini dimulai dengan beberapa tahap yaitu Anafase Kromatid yang saling
berpisah satu sama lain dari bagian sentromer kromosom. Masing-masing kromatid
mengandung sentromer. Benang-benang spindel memendek, sehingga masing-
masing kromatid tertarik serta bergerak mengarah ke kutub yang berlawanan.
d. Telofase
Merupakan tahap akhir dari pembelahan inti. Telofase ditandai dengan beberapa
tahap seperti benang-benang spindel yang menghilang. Setelah kromatid-kromatid
sampai di tiap-tiap kutub, bentuknya kemudian berubah menjadi sama. Membran
inti mulai terbentuk dan melingkupi kromatid-kromatid pada tiap-tiap kutub.
Kromatid menjadi samar dan nukleolus mulai tampak. Aster (sentriol yang
dikelilingi benang-benang spindel) menghilang. Sitoplasma mengalami penebalan
dan membelah menjadi 2 sel anak (sitokinesis). Pada telofase, dihasilkan 2 sel
dengan kromosom diploid
4. Reproduksi Generatif melalui Meiosis
28
dan bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Sementara itu, kromosom
homolog saling sepasang (sinapsis).Pakinema: Terjadi duplikasi
kromosom.Diplonema: Kromosom homolog saling menjauhi, terjadi
pelekatan bermodel X yang disebut kiasma dan merupakan tempat
terjadinya 'Crossing Over'.Diakenesis: Terbentuk benang-benang
spindel, dua sentriol sampai pada kutub yang berlawanan, membran
konten dan nukleus menghilang.
2. Metafase I
Pasangan kromosom homolog berderet di kawasan ekuator.Sentromer
menuju kutub dan mengeluarkan benang-benang spindel.
3. Anafase I
Kromosom homolog berpisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.
Benang spindel dan seluruh konten sel memanjang ke arah kutub.
4. Telofase I
Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutub yang berlawanan.
Membran inti mulai terbentuk kembali. Sitokinesis menyebabkan
terbentuknya dua sel anakan yang bersifat haploid.
5. Sintokesis I
Pembelahan sitoplasma selesai dan menghasilkan dua sel anak yang
identik.
b) Meiosis II
Pembelahan pada meiosis II terdiri atas empat fase, sebagai berikut:
1. Profase II
Sentrosom yang terbelah menjadi dua sentriol bergerak ke kutub sel yang
berlawanan. Kromatid bergerak ke bidang pembelahan.
2. Metafase II
Pada tahap ini, kromosom berjejer pada bidang ekuator atau pembelahan
3. Anafase II
Di fase ketiga ini, kromatid berpisah dan bergerak ke kutub yang
berlawanan
4. Telofase II
29
Pada fase terakhir, kromatid akan terbentuk menjadi kromosom.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sel adalah unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh. Sebagian reaksi
kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung dalam sel. Sel dan zat intraselular
membentuk keseluruhan jaringan tubuh terdiri dari nukleus yang dikelilingi dengan sitoplasma
yang mengandung berbagai organel dan dibungkus oleh membran plasma.
Berdasarkan keberadaan membran intinya, sel terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Sel Prokariotik: Sel prokariotik adalah sel kecil tanpa nukleus. Organisme yang
terbuat dari sel prokariotik sangat kecil, seperti bakteri.
2. Sel Eukariotik: Sel eukariotik biasanya jauh lebih besar dan lebih kompleks dari sel
prokariotik. Mereka memiliki inti sel yang didefinisikan sebagai rumah bagi DNA.
Ini adalah jenis sel kita temukan pada tumbuhan dan hewan.
Perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan dapat kita lihat dari dinding sel, plastida
(kroloplas), dan vakuola yang hanya dimiliki oleh tumbuhan saja, tidak ada pada hewan.
Sementara itu, Lisosom juga hanya ada pada hewan, tidak ada pada tumbuhan.
Pada sel juga terjadi transpor sel, yang melalui proses:
1. Transpor pasif (tidak memerlukan energi)
Difusi
Osmosis
2. transpor aktif (memerlukan energi)
B. Saran
Saran bagi mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan struktur dan fungsi sel, baik
sel prokariotik dan sel eukarioktik. Saran bagi pembaca agar dapat memberikan masukan yang
membangun untuk mengurangi kekurangan makalah kelompok kami.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Rahmadina. (2017). Biologi Sel Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk Hidup. Surabaya: CV.
Selembar Papyrus.
yarwin, L. R. (2022). Buku Ajar Keperawatan Konsep Biologi Sel dan Genetika dalam
keperawatan. Solok: PT Mitrs Cendekia Media.
Issoegianti, R., Rahman, A., & Rohmah, Z. (2012). Konsep Dasar Sel. Biologi Sel, 1-50.
32