Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

DAMPAK DAN UPAYA PENANGGULANGAN SAMPAH


DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN BAWANG
KABUPATEN BATANG

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh jabatan Kaur


Keuangan

Disusun Oleh:

Nama : Mohammad Djoko Susanto

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

KECAMATAN BAWANG

DESA SIDOHARJO

TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmatnya kepada kita semua, sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penyusunan Makalah dengan judul “DAMPAK DAN UPAYA
PENANGGULANGAN SAMPAH DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN
BAWANG KABUPATEN BATANG”. Makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi syarat pencalonan Perangkat Desa Sidoarjo.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus
kepada Bapak Mathohin selaku Kepala Desa Sidoharjo yang sudah mendukung
dan membantu terselesaikannya makalah ini.

Disamping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih yang besar kepada
seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, baik yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung sehingga penyusunan makalah ini dapat
terselesaikan, meskipun penulis menyadari makalah ini masih banyak
kekurangannya.

Akhir kata, semoga seluruh isi makalah ini dapat menambah wawasan dari
para pembaca mengenai dampak dan upaya penanggulangan sampah di Desa
Sidoharjo Kecamatan Bawang Kabupaten Batang dan mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penulisan kata maupun dalam penyajian informasi –
informasi yang ada di dalam makalah ini. Jika terdapat saran dan kritik mengenai
apa yang dibahas dalam makalah ini, penulis terbuka untuk menerimanya.

Bawang, September 2020

Mohammad Djoko Susanto

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah....................................................................................
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Umum Pemerintahan Desa Sidoharjo.............................................
2.1.1. Visi dan Misi Desa...................................................................................
2.1.2. Profil Desa...............................................................................................
2.2. Penjabaran jawaban rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti.....................
2.3. Kondisi saat ini di Pemerintah Desa...............................................................
2.4. Kondisi yang diharapkan.................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan.....................................................................................................
3.2. Saran................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH


Kebersihan adalah hal yang penting untuk kita upayakan dan kita jaga.
Lingkungan yang bersih sangat dibutuhkan bukan hanya untuk menjaga kesehatan
masyarakat, tetapi juga untuk kenyamanan hidup dan meningkatkan efisiensi
kerja/belajar. Kesehatan lingkungan bisa berakibat positif terhadap kondisi
masyarakat. Suasana bekerja yang nyaman akan semakin menumbuhkembangkan rasa
betah dan senang untuk terus menjalankan aktivitas yang beragam akan terwujud jika
lingkungan bersih.
Desa Sidoharjo merupakan salah satu desa di Kecamatan Bawang, Kabupaten
Batang yang mayoritas warganya bermata pencaharian sebagai petani, buruh tani, dan
buruh harian lepas. Para wanita berprofesi sebagai pengurus rumah tangga dan
penjual makanan. Tuntutan ekonomi di tengah kerasnya hidup membuat warga tidak
memiliki banyak waktu luang untuk menjaga kondisi lingkungan, kebersihan
lingkungan sekitar terabaikan. Sudut-sudut kosong di halaman rumah warga menjadi
tempat strategis untuk menumpuk barang dan kayu bekas. Banyak warga yang
memelihara ayam di samping rumah dan ketika pagi sampai sore hari membiarkan
ayamnya berkeliaran sehingga terdapat banyak kotoran ayam di sepanjang jalan.
Di lingkungan ini juga terdapat banyak limbah sampah plastik yang
berserakan di halaman karena selama ini warga tidak memiliki tempat sampah di
setiap rumah sehingga terdapat tempat pembuangan sampah yang tidak pada
tempatnya, seperti pada foto berikut.

Gambar 1. Tempat pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya

1
Bukan hanya disitu, sungai yang seharusnya berfungsi sebagai aliran air dari
suatu daerah ke daerah lain, beralih fungsi menjadi tempat pembuangan sampah. Hal
itu akan berdampak buruk bagi aliran sungai ataupun ekosistem di dalamnya.

Gambar 2. Tempat pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya

Hal tersebut jika dibiarkan dan tidak dibersihkan juga dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan lingkungan karena lingkungan menjadi tercemar, bau yang tidak
sedap, terganggunya pemandangan, bahkan sebagai tempat berkembang biaknya
bakteri penyebab penyakit dapat ditimbulkan akibat sampah. Kesibukan warga
mencari nafkah membuat warga hanya melakukan kerja bakti menjelang hari besar
seperti 17 Agustus dan Hari Raya Idul Fitri.
Sebagian warga di lingkungan Desa Sidoharjo juga belum memiliki kesadaran
dalam hal keindahan lingkungan. Ketersediaan tanaman hijau sangat sedikit, padahal
tanaman merupakan sumber oksigen bagi pernapasan manusia. Lahan kosong terlihat
hanya terbengkalai dan kurang dapat dimanfaatkan oleh warga. Padahal faktor
kebersihan tempat tinggal dan penghijauan lingkungan merupakan salah satu faktor
pendukung dalam kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa pembinaan kesehatan
lingkungan terutama kebersihan, penghijauan, dan tata ruang dalam tatanan
masyarakat masih memerlukan perhatian agar berdampak positif bagi kesehatan
masyarakat.
Untuk meminimalisir sampah yang ada di lingkungan, dibutuhkan keterlibatan
aktif dan keseriusan dari pemerintah desa. Dibutuhkan upaya menyadarkan
masyarakat akan pentingnya kebersihan dan gotong royong membersihkan
lingkungan, serta upaya pemanfaatan sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi,
bercita rasa seni dan unik.
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik
membuat makalah berjudul “DAMPAK DAN UPAYA PENANGGULANGAN

2
SAMPAH DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN BAWANG KABUPATEN
BATANG”
1.2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang didapat dari permasalahan pada latar belakang adalah:
1. Mengapa kita perlu mengupayakan lingkungan yang bersih?
2. Bagaimana cara menanggulangi sampah?
3. Bagaimana memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1. Tujuan Fungsional
a. Mengetahui perlunya mengupayakan lingkungan yang bersih
b. Mengetahui cara menanggulangi sampah
c. Mengetahui cara memanfaatkan sampah menjadi barang yang
bermanfaat
d. Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti seleksi perangkat desa.
2. Tujuan Individual
a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang dampak dan upaya
penanggulangan sampah
b. Menambah kedekatan dengan masyarakat
c. Mendapatkan ide-ide inovatif untuk meningkatkan kinerja sebagai
perangkat desa

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Gambaran Umum Pemerintahan Desa Sangubanyu


2.1.1. Visi dan Misi
Visi – Misi Kepala Desa Sidoharjo disamping merupakan Visi-Misi
Kepala Desa Terpilih, juga diintegrasikan dengan keinginan bersama
masyarakat desa untuk mengatasi permasalahan yang ada dan pengembangan
Desa ke depan, dimana proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif
mulai dari tingkat Dusun/RW sampai tingkat Desa.
Adapun Visi Kepala Desa Sidoharjo, sebagai berikut :
“Terwujudnya suasana desa yang aman, tentram, damai, dan adil dalam
semua aspek kehidupan masyarakat demi tercapainya masyarakat yang maju
dan sejahtera dalam semangat kebersamaan”
Agar Visi sebagaimana tersebut dapat tercapai maka ditetapkan Misi
sebagai berikut:
1. Menciptakan suasana desa yang aman, tentram dan damai;
2. Mengedepankan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat;
3. Memberdayakan serta mengoptimalkan semua potensi yang ada di Desa
baik potensi sumber daya manusia maupun sumber daya alam guna
mencapai tujuan bersama yaitu kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat
desa;
4. Mengedepankan model kepemimpinan keteladanan guna membangun
kesadaran bersama dalam membangun kehidupan bermasyarakat yang
harmonis;
5. Melestarikan dan membudayakan semua potensi budaya dan kegiatan
keagamaan yang ada pada masyarakat guna memelihara dan melestarikan
nilai – nilai budaya yang luhur demi tercapainya kehidupan bermasyarakat
yang arif dan bijaksana;

4
6. Mengedepankan musyawarah dan mufakat bersama serta melibatkan
semua unsur masyarakat dalam menentukan arah/tujuan, merencanakan,
serta merealisasikan semua kegiatan pembangunan yang ada di desa demi
tercapainya unsur pemerataan dan keadilan;dan
7. Meningkatkan sarana dan prasarana umum sesuai dengan aspirasi
masyarakat yang dtuangkan dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa (RPJM Desa).
2.1.2. Profil Desa
Secara umum kondisi Desa Sidoharjo baik secara demografi maupun
geografis dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Luas Wilayah: 434.52 Ha
b. Jumlah Penduduk
Laki-laki : 1.677 jiwa
Perempuan : 1.668 jiwa
Jumlah : 3.345 jiwa
c. Tingkat Pendidikan (Sumber Profil Desa)
Belum Sekolah : 570 orang
Belum Tamat SD/ Sederajat : 366 orang
Tamat SD/ Sederajat : 1.273 orang
Tamat SLTP/ Sederajat : 172 orang
Tamat SLTA/ Sederajat : 92 orang
Tamat Diploma I/ II : 5 orang
Tamat Akademi/ Diploma III/ S. Muda : 5 orang
Tamat Diploma IV/ Strata I : 15 orang
Tamat Strata II : - orang
d. Tingkat Pekerjaan (sumber data Pilah Profil)
Belum/ Tidak bekerja : 135 orang
Mengurus Rumah Tangga : 972 orang
Pelajar/ Mahasiswa : 505 orang
Pensiunan : 2 orang
Pegawai Negeri Sipil : 3 orang
Perdagangan : 25 orang
Petani/ Pekebun : 250 orang

5
Karyawan Swasta : 35 orang
Buruh Harian Lepas : 730 orang
Buruh Tani/ Perkebunan : 450 orang
Tukang Batu : 47 orang
Tukang Jahit : 16 orang
Sopir : 12 orang
Perangkat Desa : 10 orang
Kepala Desa : 1 orang
Wiraswsata : 255 orang
e. Fasilitas infrastruktur dasar
Jalan Aspal : 7,553 m
Jalan Beton : 3.250 m
Jalan Batu : - m
Jalan Makadam : 316 m
Jalan Tanah : 2.750 m
Sungai : 7 buah
Balai Desa dan Kantor Desa : 1 unit
Polindes : 1 unit
Gedung TK : 2 unit
Gedung SD : 3 unit
Air Bersih : 3 unit
Masjid : 7 buah
Mushola : 16 buah
f. Kondisi Tanah
Pemukiman : 48,00 Ha
Persawahan : 115,00 Ha
Perkebunan : 52,00 Ha
Pekarangan : 19,00 Ha
Ladang : 197,00 Ha
Fasilitas Umum : 3,00 Ha
Hutan : - Ha

6
2.2. Penjabaran jawaban rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti
2.2.1. Mengapa kita perlu mengupayakan lingkungan yang bersih?
UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dicapai melalui penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berkaitan erat dengan kebersihan. Manusia wajib
menjaga kebersihan badan dan kebersihan lingkungannya. Kebersihan badan
merupakan kebersihan diri sendiri meliputi mandi, mencuci tangan,
menggunakan pakaian bersih, dan menggosok gigi. Kebersihan lingkungan
merupakan kebersihan sekitar manusia, yaitu kebersihan tempat umum,
kebersihan rumah, dan kebersihan tempat kerja. Kebersihan lingkungan dimulai
dari menjaga kebersihan halaman dan jalan di depan rumah dari sampah.
Menurut Buhungo (2012), kebersihan lingkungan merupakan suatu keadaan
yang bebas dari segala kotoran dan penyakit, yang dapat merugikan aspek
kegiatan dan perilaku lingkungan masyarakat. Menurut Dinas Lingkungan
Hidup Kota Semarang (2017), manfaat memperhatikan kebersihan lingkungan
adalah terhindar dari ancaman banjir, terhindar dari penyakit menular,
lingkungan menjadi rapi dan nyaman untuk ditempati, meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani, dan memelihara kerukunan antar tetangga.
Kebersihan lingkungan dapat terganggu dengan adanya sampah. Sampah
merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organic dan anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan. Banyaknya sampah menyebabkan lingkungan menjadi terlihat
kumuh dan kotor sehingga tempat berkembangnya organisme yang berbahaya
bagi kesehatan manusia, merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya.
Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.
Sampah yang membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya
bagi kesehatan. Air yang dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan
pencemaran sumur, sungai maupun air tanah. Sampah yang tercecer tidak pada
tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga dapat menimbulkan
bahaya banjir saat musim hujan.

7
Kesehatan lingkungan harus tetap dijaga agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan, terutama terhindar dari segala penyakit. Kesehatan tidak
ternilai harganya Terkadang pada saat kita sehat, kita lupa akan nikmat tersebut.
Namun, ketika sakit kita sadar dan merasakan betapa kesehatan itu sungguh
sangat berharga.
Menurut Dinas Lingkungan hidup Kota Semarang, manfaat lingkungan
yang bersih bagi masyarakat antara lain:
1. Terhindar dari Ancaman Banjir
Banjir adalah salah satu dampak buruk dari lingkungan yang tidak bersih.
Penyebab banjir yaitu kaena membuang sampah tidak pada tempatnya, yang
mengakibatkan banyaknya sampah yang berserakan dimana-mana. Sehingga
ketika terjadi hujan, sampah tersebut akan diseret oleh air dan menutupi lubang
selokan, yang mengakibatkan air tidak dapat mengalir dengan sempurna.
Dengan begitu air akan menggenangi suatu jalan bahkan perumahan. Air akan
surut beberapa waktu kemudian, ada yang hitungan jam bahkan ada yang
hitungan hari.
2. Terhindar dari Penyakit Menular
Penyakit menular dampak lingkungan kotor adalah DBD, diare, dan tipes.
Penyakit tersebut jika tidak diobati dengan benar akan berujung pada kematian.
Banyak masyarakat yang takut terhadap ancaman, namun masih sedikit yang
melakukan pencegahan terhadap faktor risiko penyakit tersebut. Hal ini yang
mengakibatkan, masih banyaknya penyakit yang disebabkan karena lingkungan
yang tidak bersih. Hanya kerugian yang kita dapatkan jika tidak menghindari
penyakit tersebut. Dengan melakukan pencegahan-pencegahan seperti
memelihara kebersihan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah
sembarangan, BAB sembarangan, dan lain sebagainya, kita mampu untuk
menghindari penyakit-penyakit tersebut. Lingkungan yang bersih akan membuat
kita hidup aman, nyaman, dan tetram.
3. Lingkungan Menjadi Lebih Rapi dan Nyaman Untuk di Tempati
Ketika kita memperhatikan dan mengolah kawasan kumuh yang berada disuatu
daerah, kita akan merasa tidak nyaman untuk memperhatikannya. Bukan hanya
itu, mendekat saja kita merasa enggan. Karena bau yang ditimbulkannya.
Seperti itulah penilaian orang terhadap lingkungan yang tidak bersih.

8
Orang akan memberi penilaian terhadap diri kita jika mereka melihat tampak
luar dari diri kita, seperti kawasan yang ditempati. Agar orang atau tamu-tamu
kita merasa tidak enggan untuk memasuki kawasan rumah kita, sebaiknya kita
menjaga kebersihan lingkungan. Tidak sulit untuk memulainya, hanya dengan
membuang sampah pada tempatnya terlebih dahulu. Dengan begitu lingkungan
kita akan menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilihat.
4. Meningkatkan Kesehatan Jasmani dan Rohani
Kebersihan adalah modal utama kesehatan jasmani dan rohani. Terdapat kutipan
dari puisi Satire yang ditulis indah oleh Decimus Iunius Iuvenalis, seorang
penyair dan filosofi Romawi yang berbunyi “Mens Sana In Corpore Sano” atau
yang berarti, didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Ia menegaskan
bahwa manfaat budaya bersih sebuah bangsa mencerminkan kemajuan berpikir
bangsa tersebut.
Sudut pandang bersih yang sederhana berasal dari rumah kita sendiri. Rumah
yang bersih akan mendatangkan energi ketenangan dan kekuatan serta
kesehatan, baik itu sehat jasmani maupun rohani.
5. Memelihara Kerukunan antar Tetangga
Kerukunan antar tetangga dapat dipelihara jika kita memiliki lingkungan
yang bersih. Mengapa demikian? Sebab kita ketahui bahwa dalam lingkungan
yang bersih akan memberikan energi positif pada hati kita. Dimana kita akan
menularkan energi positif kita kepada lawan bicara kita. Nah, dengan begitu kita
akan semakin akrab dengan tetangga-tetangga kita.
Banyak lagi manfaat menjaga kebersihan lingkungan. Oleh karena itu
masyarakat harus menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan mulai dari
rumah masing-masing misalnya rajin menyapu halaman rumah, rajin
membersihkan selokan rumah kita, membuang sampah pada tempatnya, dan kita
juga harus bisa melestarikan pepohonan yang berda di lingkungan sekitar dan
menjaga agar tidak di rusak oleh orang lain.
Semakin kita menjaganya semakin indah untuk dilihat. Lingkungan akan
lebih baik jika semua orang sadar dan bertanggung jawab akan kebersihan
lingkungan, karena hal itu harus ditanamkan sejak dini, di sekolah pun kita
diajarkan untuk selalu hidup bersih.

9
Di agama Islam pun kita di ajarkan untuk selalu hidup bersih, karena
kebersihan adalah sebagaian dari iman. Maka kita harus bisa menjaga
lingkungan di sekitar kita agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

2.2.2. Bagaimana cara menanggulangi sampah?


Lingkungan bersih merupakan dambaan semua orang. Namun tidak
mudah untuk menciptakan lingkungan kita bisa terlihat bersih dan rapi sehingga
nyaman untuk dilihat. Tidak jarang karena kesibukan dan berbagai alasan lain,
kita kurang memperhatikan masalah kebersihan lingkungan di sekitar kita,
terutama lingkungan rumah.
Upaya penanggulangan sampah dibutuhkan kerjasama yang baik antara
semua pihak. Bukan hanya terbatas pada individu tapi juga pada masyarakat
serta ketegasan pemerintah desa diikuti kepedulian yang tinggi terhadap
masalah sampah. Diupayakan penanggulangannya dengan mengajak seluruh
lapisan masyarakat, semua dimunculkan kesadarannya untuk hidup sehat dan
bersih.
Budaya membuang sampah di sungai dan selokan, menyebabkan
lingkungan yang bersih sulit dicapai. Namun, untuk mengubah kebiasaan
tersebut pun bukan hal yang mudah dilakukan. Keterbatasan lahan untuk
membuat tempat sampah, menjadi alasan masyarakat kota untuk membuang
sampah secara sembarangan.
Karena itulah, upaya melalui budaya hidup bersih dan sehat belum juga
maksimal dilakukan secara serentak di seluruh wilayah. Karenanya, kerjasama
pemerintah desa dengan masyarakat harus terjalin dengan baik agar tempat
pembuangan sampah serta upaya memunculkan kesadaran hidup bersih dan
sehat terealisasi secara maksimal.
Pemerintah Desa tidak dapat hanya sebatas menghimbau mengenai
kebersihan lingkungan itu penting, tapi Pemerintah Desa lebih dari itu. Mulai
dari memberikan contoh, langsung terjun ke lingkungan masyarakat melalui
sosialisasi hidup bersih dan tindakan nyata penyediaan area pembuangan
sampah, aturan tentang kebersihan dan sebagainya.

10
Melalui kerjasama yang baik dan saling mendukung, tentu upaya
memunculkan kesadaran budaya hidup sehat dan bersih akan tampak ringan dan
mudah diwujudkan dalam waktu singkat. Pengaruh kehidupan di lingkungan
masyarakat dengan kebersihan yang terjaga pun akan dapat segera dirasakan
secara langsung.
Penciptaan lingkungan yang bersih adalah tanggungjawab semua orang
termasuk di dalamnya Pemerintah Desa melalui kebijakan dan realisasi tindakan
nyatanya. Selanjutnya untuk menumbuhkan tanggung jawab tersebut
dibutuhkan proses dan juga langkah nyata.
Kedua hal tersebut harus dilakukan secara beriringan sehingga tujuan
menciptakan lingkungan dalam kondisi kebersihan terjaga bisa tercapai tanpa
ada paksaan. Selain itu, tujuan itu juga merupakan sebuah kesadaran dan
kebutuhan semua orang. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk
menciptakan lingkungan yang bersih.
Berikut adalah beberapa alternatif yang diberikan untuk penanggulangan
sampah oleh warga masyarakat :
1. Membiasakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Hal ini akan
sangat bermanfaat jika diberikan juga kepada anak-anak, sehingga akan
menjadi sebuah pola perilaku yang tercipta di bawah sadar. Seperti yang
telah disebutkan bahwa masalah sampah adalah masalah yang klasik.
Namun dapat dipercahkan dengan banyak hal yang sederhana. Dengan
membiasakan untuk membuang sampah ke tempat sampah yang benar
adalah hal awal untuk menanggulangi masalah sampah ini.
2. Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non
organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda.Hal ini penting
dilakukan agar memudahkan upaya untuk menanggulangi timbunan
sampah. .Jika sampah organik berhasil dipisahkan, maka akan mudah untuk
merencanakan langkah positif terhadap sampah. Sampah adalah komponen
yang begitu dekat dengan kehidupan manusia. Dan seringkali dalam
pembuangannya menimbulkan banyak permasalahan. Untuk itu, haruslah
dipikirkan cara yang paling tepat untuk dapat mengelola sampah ini
termasuk dalam pembuangan mulai dari tahap di rumah tangga sampai di
tempat pembuangan terakhir. Atau juga bagaimana cara untuk mendaur
ulang sampah agar masih dapat untuk dipergunakan kembali.

11
3. Pengolahan dengan menerapkan konsep 3R yaitu:
 Reuse (penggunaan kembali) yaitu menggunakan sampah-sampah
tertentu yang masih memungkinkan untuk dipakai (penggunaan
kembali botol-botol bekas).
 Reduce (pengurangan) yaitu berusaha mengurangi segala sesuatu yang
dapat menimbulkan sampah serta mengurangi sampah-sampah yang
sudah ada.
 Recycle (daur ulang) yaitu menggunakan sampah-sampah tertentu
untuk diolah menjadi barang yang lebih berguna (daur ulang sampah
organik menjadi kompos).
4. Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,
dikumpulkan ke Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang telah
disediakan untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke Tempat
Pembuangan Akhir (TPA).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Desa (Pemdes)
di antaranya adalah:
1. Memberikan kesadaran tentang arti penting lingkungan yang bersih kepada
masyarakat, terutama pada anak-anak agar kesadaran tersebut bisa tumbuh
sejak usia dini. Membiasakan hidup bersih sejak usia anak-anak tentu lebih
membuahkan hasil yang luar biasa daripada pembiasaan diri pada usia
setelahnya. Alasannya tentu saja berkaitan dengan kesadaran yang berhasil
muncul melalui kebiasaan. Anak-anak tidak perlu diperintah ataupun
dipaksa untuk senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.
Mereka diberi contoh dan pemahaman akan pentingnya kebersihan, maka
hal itu akan menancap dan dilakukan dengan maksimal dan sebaik mungkin
dalam kehidupannya. Mereka akan terus mengingat dengan baik hal positif
yang sering dilakukannya dengan kesadaran tanpa adanya rasa takut,
khawatir ataupun was-was jika belum berhasil melakukan upaya menjaga
kebersihan. Mereka akan terus belajar dan berlatih karena lingkungan
sekitarnya memberikan contoh dan pemahaman dengan benar.
2. Membuat jadwal rutin untuk melakuan aktivitas pembersihan lingkungan
secara terjadwal. Melalui jadwal, maka kita akan membiasakan diri disiplin
menjaga kebersihan lingkungan. Tidak masalah meski ada kendala di
tengah pelaksanaannya. Tapi hal penting adalah keseriusan dan

12
keberlanjutan hidup bersih serta sehat. Kita tak akan mendapatkan atau
merasakan manfaat dari lingkungan yang bersih tanpa adanya kemauan dari
diri kita sendiri untuk melakukan pembersihan lingkungan. Dan hal ini
seharusnya dijadikan sebagai sebuah kebiasaan hidup. Bukan lagi sebagai
hal yang hanya dilakukan sesekali namun haruslah dijadwal atau
diagendakan secara rutin.
3. Membuat sebuah aktivitas kreatif untuk mengelola sampah non organik
menjadi sebuah benda yang bersifat produktif dan berguna. Hal ini dapat
diketahui beragam informasinya melalui beragam media, baik cetak
maupun online. Sejatinya saat ini telah banyak ditemukan ide kreatif untuk
mengelola kembali sampah menjadi barang yang lebih berguna. Kita dapat
mencontoh ide yang sudah ada atau memikirkan ide lain yang berbeda. Poin
yang terpenting adalah bahwa sampah tersebut dapat untuk kembali diolah
tanpa memberikan beban yang lebih bagi alam dan lingkungan.

2.2.3. Bagaimana memanfaatkan sampah menjadi barang yang bermanfaat?


Selama ini paradigma manusia tentang sampah hanyalah dengan
membuangnya ketempat sampah yang sudah disediakan oleh pemerintah
ataupun dibakar dan dibuang ke sungai, namun hal itu tentu berdampak buruk
untuk lingkungan, maka untuk menghindari hal tersebut paradigma itu harus
dirubah dengan Prinsip Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat, yaitu:
Mengurangi (Reduce), Menggunakan Kembali (Reuse), Mendaur Ulang
(Recycle).
Berdasarkan SK SNI Tahun 1990, sampah adalah limbah yang bersifat
padat terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna
lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi
investasi pembangunan.
Sampah-sampah dapat dimafaatkan agar lebih bernilai guna dengan
menjadikan sampah-sampah organik menjadi kompos atau dengan melakukan
daur ulang sampah-sampah anorganik. Sehingga sampah tidak lagi menjadi
sumber penyakit dan berdampak negatif bagi lingkungan melainkan dapat
bermanfaat bagi kehidupan manusia. Sampah-sampah anorganik bisa
dimanfaatkan menjadi produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi,
contohnya tikar yang terbuat dari bekas bungkus kopi ABC dan lain-lain. Akan

13
tetapi produk kerajinan membutuhkan keahlian khusus, tidak semua orang bisa
melakukannya.
Menurut anggota Dewan Pakar Dewan Pemerhati Kehutanan dan
Lingkungan Tatar Sunda Sobirin, pengolahan sampah adalah solusi terbaik
(Pratiwi, 2007). Jika rumah tangga atau komunitas terkecil di lingkungan belum
bisa mengolahnya, maka kegiatan daur ulang dapat menjadi langkah kecil
terbaik. Salah satu daur ulang limbah yang saat ini populer adalah mendaur
ulang botol plastik melalui ecobrick.
Ecobrick adalah sebuah botol plastik yang dikemas dengan memasukkan
potongan plastik bekas dalam kondisi bersih dan kering dengan kepadatan
tertentu yang dapat digunakan untuk membuat suatu karya seni maupun
bangunan yang berdaya guna tinggi. Berdasarkan pengertian yang dijelaskan
melalui webside ecobrick.org, selain menggunakan plastik, ecobrick dapat
dibuat menggunakan bahan yang sama-sama tidak dapat didaur ulang dan
membahayakan lingkungan seperti Styrofoam, kabel, baterai kecil, dan lain-lain.
Namun selama ini pembuatan ecobrick masih dominan dengan memanfaatkan
limbah plastik. Ecobrick dapat dimanfaatkan sebagai furnitur (kursi, meja),
ruang tanam, dinding, bahkan sebuah bangunan secara utuh(Antico, Wiener,
Araya-Letelier, & Gonzalez Retamal, 2018).
Menurut Zakiah (2019:1), dari namanya sendiri yaitu 'eco' dan 'brick'
yang bisa diartikan sebagai bata ramah lingkungan, ecobrick memang bisa
dijadikan material dalam bahan bangunan. Kita bisa menggantikan batu bata
konvensional dengan ecobrick untuk membuat rumah. Selain itu, kita bisa
menjadikan ecobrick sebagai furnitur, seperti kursi, meja dan lain sebagainya.
Tujuan dari ecobrick sendiri adalah untuk mengurangi sampah plastik,
serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu
yang berguna. Proyek komunitas dengan ecobrick, baik berupa arisan, pameran,
membuat meja kursi bangku, alat permaian, membangun taman sekolah atau
kebun sayur di lingkungan perumahan, akan membawa masyarakat secara
bersama-sama bergerak membersihkan dan menghijaukan lingkungan (Maier,
Angway & Himawati, 2017)
Fungsi dari ecobrick bukan untuk menghancurkan sampah plastik,
melainkan untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya
menjadi sesuatu yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan

14
manusia pada umumnya.Selain itu, ecobrick juga dapat menjadi salah satu
solusi untuk mengurangi dampak racun yang menyebar dan merusak kehidupan
makhluk hidup.
Pembuatan ecobrick tidak membutuhkan skill khusus, dan tanpa biaya,
karena berangkat dari bekas konsumsi sehari hari, bisa dilakukan kapan saja,
dan bisa juga dikerjakan bersama-sama maupun sendiri sambil melakukan
kegiatan sehari-hari lainnya, sembari mengisi waktu. Membuat ecobrick tidak
sulit, hanya memerlukan ketelatenan dan sedikit usaha.

Adapun langkah-langkah pembuatannya adalah sebagai berikut :


Langkah Pertama : Menyiapkan alat dan bahan pada gambar 3

Gambar 3. Alat dan bahan pembuatan ecobrick


Langkah kedua : Menggunting kecil-kecil sampah plastik yang sudah
dibersihkan pada gambar 4

Gambar 4. Contoh Sampah plastik yang telah digunting kecil-kecil


Langkah ketiga : Memasukkan dan merapatkan potongan sampah plastik ke
dalam botol bekas yang telah disediakan pada gambar 5

15
Gambar 5. Cara memasukkan dan merapatkan potongan sampah
Langkah 4. Ecobrick telah selesai dibuat pada gambar 6

Gambar 6. Contoh Hasil Pembuatan Ecobrick


Beberapa ketentuan yang tidak boleh terlewarkan dalam membuat
ecobrick, diantaranya:
 Menggunakan ukuran botol yang sama agar dapat lebih mudah dimanfaatkan
kemudian. Berat minimum ecobrick berdasarkan botol plastik yang
digunakan yaitu 500 ml atau 0.5 liter menjadi 175 gram, 1000 ml atau 1 liter
menjadi 350 gram, 1500 ml atau 1.5 liter menjadi 525 gram, dan 1750 ml
atau 1.75 liter menjadi 613 gram (www.ecobrick.org).

 Merapatkan potongan sampah plastik hingga benar-benar memadat atau tidak


ada ruang kosong lagi di dalamnya. Hal tersebut dimaksudkan agar ecobrick
yang dihasilkan benarbenar kokoh.

 Memastikan bahwa botol plastik maupun sampah plastik yang digunakan


dalam keadaan bersih dan kering.

Berikut ini contoh pemanfaatan ecobrick :


1. Membuat taman dari ecobrick

16
Gambar 7. Pemanfaatan ecobrick untuk membuat taman

2. Menjadi bahan bangunan

Gambar 8. Pemanfaatan ecobrick untuk bahan bangunan


3. Menjadi kursi

Gambar 8. Pemanfaatan ecobrick untuk kursi

Pemecahan masalah yang ditawarkan ini diawali dari membangun


komitmen dengan stakeholder di masyarakat. Penanganan sampah permukiman
memerlukan partisipasi aktif individu dan kelompok masyarakat selain peran

17
pemerintah desa sebagai fasilitator. Ecobrick yang dibuat oleh masyarakat
dihimpun di desa kemudian Pemerintah Desa (Pemdes) memanfaatkannya untuk
sesuatu yang berguna dan mensosialisasikan kepada masyarakat. Edukasi
ecobrick kedepannya diharapkan dapat menumbuhkan budaya anti plastik dan
masyarakat bisa lebih menjaga lingkungan demi terciptanya lingkungan yang
sehat dan bersih. Masyarakat diharapkan antusias untuk mengurangi
penggunaan plastik mengingat dampak negatif yang ditimbulkan sangat
merugikan dibandingkan dengan manfaatnya. Dalam jangka panjang diharapkan
masyarakat dalam menularkan budaya anti plastik ini kepada masyarakat
lainnya, sehingga tercipta budaya 3R (Reduced, Reused, Recycle) untuk
kehidupan yang lebih baik.
2.2.4. Kondisi saat ini di Pemerintah Desa
Menurut saya kondisi saat ini di Pemerintah Desa Sidoharjo masih
belum optimal dalam upaya penanggulangan sampah.
2.2.5. Kondisi yang diharapkan
Dengan adanya tenaga baru, diharapkan upaya penanggulangan sampah
bisa lebih baik lagi sehingga masyarakat lebih sehat juga lingkungan desa
Sidoharjo lebih nyaman.

18
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Menjaga kebersihan adalah hal yang penting untuk dilakukan. Lingkungan dapat
tercemar dengan adanya sampah. Sampah pada dasarnya memiliki dua sisi. Apabila tidak
diolah dan ditangani dengan baik, maka sampah dapat menimbulkan akibat yang
merugikan kita semua. Namun, apabila ada tindak lanjut yang memadai dan
penanggulangan yang tepat, sampah sungguh menjadi berkah bagi semua orang.
Upaya penanggulangan sampah pada dasarnya tidak sulit untuk dilakukan.
Berbagai alternatif telah penulis berikan terkait usaha apa saja yang dapat dilakukan oleh
masyarakat maupun pihak Pemerintah Desa. Bagi masyarakat, kesadaran dan kemauan
untuk hidup sehat dan bersih adalah dua hal utama yang melandasi setiap langkah
penanggulangan sampah yang dilakukan.
Salah satu cara agar sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat adalah dengan
membuat ecobrick. Pembuatan ecobrick sangat mudah, bisa dilakukan oleh siapa saja
tanpa keahlian khusus. Kemudian ecobrick digunakan menjadi berbagai macam benda
yang bermanfaat bagi masyarakat dan kedepannya diharapkan dapat menumbuhkan
budaya anti plastik serta masyarakat bisa lebih menjaga lingkungan demi terciptanya
lingkungan yang sehat dan bersih.

3.2. SARAN

19
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Oleh karena itu, dengan membersihkan
lingkungan maka kita sudah termasuk orang-orang yang beriman. Jaganlah malas
melakukannya karena jika tidak dilakukan akan berdampak pada diri kita sendiri dan
orang lain, seperti terserang penyakit yang berbahaya.

DAFTAR PUSTAKA

Antico, F. C., Wiener, M. J., Araya-Letelier, G., & Gonzalez Retamal, R. 2018. Eco-bricks: a
sustainable substitute for construction materials. Revista de La Construcción.

Buhungo, Ruwiah Abdullah. 2012.Faktor Perilaku Kesehatan Masyarakat Dan Kondisi


Lingkungan Rumah dengan Kejadian Malaria. E-Journals Univ. Negeri Gorontalo.

Departemen Kesehatan RI.2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI

M.Sudima.2008. Mengolah Sampah Rumah Tangga. Bandung: Cv Djatnika

Pratiwi, I.H., Wignjosoebroto, S., &Dewi, D.S. 2007. Sistem Pengelolaan Sampah Plastik
Terintegrasi dengan Pendekatan Ergonomi Total Guna Meningkatkan Peran Serta
Masyarakat (Studi Kasus : Surabaya). Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Staf Editor. 2020. “5 Manfaat Penting Menjaga Kebersihan”. diakses melalui


https://dlh.semarangkota.go.id/penting-5-manfaat-menjaga-kebersihan/ pada 10
September 2020 pukul 21,15 WIB

Titik Istirokhatun , Winardi Dwi Nugraha..2019. Pelatihan Pembuatan Ecobricks Sebagai


Pengelolaan Sampah Plastik Di Rt 01 Rw 05, Kelurahan Kramas, Kecamatan
Tembalang, Semarang. Jurnal Pasopati - Vol. 1, No. 2

20
Zakiah, Nena.2019. “Sampah Plastikmu Bisa untuk Bahan Membangun Rumah, Ecobrick
Solusinya!” diakses melalui https://today.line.me/id/article/Sampah+Plastikmu+Bisa+
%20untuk+%20Bahan+Membangun+Rumah+Ecobrick+Solusinya-KyBE1m pada 12
September 2020 pukul 20.00 WIB.

21

Anda mungkin juga menyukai