Untuk mewujudkan visi pada tahun 2024, maka misi Jurusan Agribisnis dalam
menyelenggarakan program pendidikan sarjana pertanian adalah:
Menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang berkualitas dan
mengedepankan pelayanan prima dan berbasis IT;
Menyelenggarakan kegiatan penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang
produktif dalam menghasilkan publikasi dan HaKi;
Memberikan ruang kepada tenaga kependidikan untuk meningkakan
kompetensinya melalui pendidikan dan pelatihan, kursus, dan seminar;
Mengembangkan kerjasama dengan pihak lain baik dalam maupun luar negeri
dalam bidang penelitian dan pengembangan Sumberdaya Manusia;
Menyelenggarakan pendidikan berbasis kewirausahaan dalam bidang agribisnis;
Menerapkan hasil-hasil penelitian agribisnis dan produk unggulan lainnya bagi
kesejahteraan institusi, masyarakat dan kemajuan IPTEKS di bidang pertanian;
Memelihara atmosfir Prodi yang bersih, indah, sejuk aman, jujur, adil, gotong
royong, adaptif, disiplin, kreatif, inovatif, toleran dan amanah untuk mendukung
penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi.
2. Uraikanlah tugas dan fungsi organisasi sampai level penempatan Anda.
Tugas dan fungsi Jurusan Agribisnis adalah:
Meningkatkan kualitas kegiatan pembelajaran yang mengedepankan pelayanan
dan berbasis IT
Meningkatkan jumlah penelitian dan pengabdian pada masyarakat yang layak
dipublikasikan pada jurnal yang bereputasi dan berpotensi memperoleh HaKI
Meningkatkan jumlah Kerjasama dengan pihak lain baik dalam maupun luar
negeri dalam bidang penelitian
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pendidikan yang berbasis
kewirausahaan dalam bidang agribisnis
Meningkatkan hasil-hasil penelitian agribisnis dan produk unggulan lainnya bagi
kesejahteraan institusi, masyarakat dan kemajuan IPTEKS di bidang pertanian.
Menciptakan atmosfir akademik yang berlandaskan pada nilai-nilai “UHO BISA
JAGAD KITA” (Universitas Halu Oleo Bersih-Indah-Sejuk-Aman, Jujur-Adil-
Gotong Royong-Adaptif-Disiplin, Kreatif-Inovatif-Toleran-Amanah).
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk menetapkan kualitas isu
dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat untuk diselesaikan melalui gagasan
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. Analisis isu dilakukan dengan menggunakan alat
bantu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Kelayakan,) dan USG (Urgency,
Seriousness, dan Growth).
Analisis APKL dilakukan dengan memberikan skor nilai 1-5 pada masing-masing
kriteria aktual, problematik, kekhalayan dan kelayakan. Skor nilai 1 berarti sangat kecil,
nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat
besar. Semakin tinggi skor menunjukkan bahwa isu tersebut sangat urgen dan sangat
serius untuk segera ditangani.
Adapun Parameter analisis APKL dapat dilihat pada tabel 1 berikut
Tabel 1. Parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian,
sedang hangat dibicarakan, atau isu yang
diperkirakan bakal terjadi dalam waktu dekat, bukan
isu yang sudah lepas dari perhatian masyarakat atau
isu yang sudah basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang
perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak, masyarakat pelanggan pada
umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu saja
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak,
wewenang, dan tanggung jawab
Berikut adalah beberapa isu yang ada pada Fakultas Pertanian Universitas Halu
Oleo yang ditetapkan menggunakan APKL
Tabel 2. Analisis APKL Isu
Kriteria APKL Total
No Isu Peringkat
A P K L Skor
1 belum efektifnya mekanisme
pembimbingan akademik
5 5 5 5 20 1
mahasiswa di Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo
2 belum tersedianya Panduan
Praktikum mata kuliah Bisnis
5 5 5 4 19 2
Internasional pada Jurusan
Agribisnis
3 belum optimalnya sistem
pelaksanaan praktikum 5 5 4 4 18 3
lapangan
Berdasarkan analisis isu menggunakan kriteria APKL pada table 2 diperoleh skor
tertinggi adalah isu “belum efektifnya mekanisme pembimbingan akademik mahasiswa
di Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo” dengan jumlah skor 20 sehingga berada
pada peringkat pertama, kemudian disusul isu “belum tersedianya Panduan Praktikum
mata kuliah Bisnis Internasional pada Jurusan Agribisnis” dengan jumlah skor 19
sehingga berada pada peringkat kedua, dan terakhir isu “belum optimalnya sistem
pelaksanaan praktikum lapangan” dengan jumlah skor 18 sehingga berada pada
peringkat terakhir. Oleh karena itu, diambil ketiga isu tersebut dan akan dilanjutkan pada
analisis USG. Adapun indikator penilaian USG ada pada table 3 berikut
Tabel 3. Indikator Penilaian USG
No Komponen Keterangan
1 2 3
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan demgan
waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu
tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu.
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan
akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan
masalah-masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak
dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain).
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin
memburuk jika dibiarkan.
Berdasarkan analisis APKL seperti tabel diatas, diperoleh tiga isu yang
memperoleh peringkat tertinggi yaitu:
1. belum efektifnya mekanisme pembimbingan akademik mahasiswa di Fakultas
Pertanian Universitas Halu Oleo;
2. belum tersedianya Panduan Praktikum mata kuliah Bisnis Internasional pada Jurusan
Agribisnis
3. belum optimalnya sistem pelaksanaan praktikum lapangan;
Dari hasil analisis APKL didapatkan isu yang dinyatakan memenuhi kriteria, yang
kemudian isu-isu tersebut dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan analisis USG.
Analisis USG merupakan alat analisis yang dilakukan untuk menentukan prioritas isu
melalui tingkat kegawatan, keseriusan, dan tingkat pertumbuhan suatu isu atau masalah.
Urgency artinya seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan
ditindaklanjuti. Seriousness artinya seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang ditimbulkan. Growth artinya seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang antara 1
sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti
sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar . Isu dengan total skor
tertinggi merupakan isu prioritas yang akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan
kegiatan-kegiatan yang diusulkan. Adapun analisis USG dapat dilihat pada tabel 4 berikut
ini
Tabel 4. Analisis USG
Kriteria APKL Total
No Isu Peringkat
U S G Skor
1 belum efektifnya mekanisme
pembimbingan akademik mahasiswa
5 5 4 14 1
di Fakultas Pertanian Universitas Halu
Oleo
2 belum tersedianya Panduan Praktikum
mata kuliah Bisnis Internasional pada 5 4 3 12 2
Jurusan Agribisnis
3 belum optimalnya sistem pelaksanaan
4 4 3 11 3
praktikum lapangan
Dari hasil analisis USG diatas didapatkan isu “belum efektifnya mekanisme
pembimbingan akademik mahasiswa di Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo“
menjadi prioritas pertama untuk dapat ditindaklanjuti dengan gagasan rencana kegiatan
yang akan dilakukan untuk mengatasi isu tersebut.