Anda di halaman 1dari 1

Assalamualaikum wr wb, salam sejahtera, salam budaya…

Yang saya hormati …


Yang saya hormati …
Dan para kolega serta rekan-rekan sekalian yang hadir pada (pagi/siang/sore/malam) hari ini.
Perkenankanlah diri saya untuk menyampaikan sambutan secara singkat.
Kompetisi, merupakan salah satu aspek dari olahraga. Dan lebih dari pada itu, olahraga
adalah tentang perdamaian. Karena tujuan dari olahraga, di tengah kompetisi apapun, adalah untuk
mewujudkan perdamaian.
Lalu, kompetisi apakah yang kita bicarakan di sini?
Kita tidak membicarakan tentang kompetisi tingkat atas yang digelar dengan peratalan
mewah. Bukan juga tentang kompetisi yang hanya dapat dinikmati oleh sebagian kecil orang. Kita
juga tidak berbicara tentang olahraga sebagai latihan sederhana dengan tanpa struktur dan tujuan.
Tidak. Yang kita bicarakan disini adalah tentang kegiatan sederhana yang terorganisir dan
diawasi yang dapat menggerakkan masyarakat untuk saling berintegrasi dalam kehidupan sosial.
Olahraga yang mengedepankan disiplin dan rasa hormat, di mana tiada aturan yang memaksakan.
Olahraga yang menumbuhkan kembali komunikasi di saat silaturahmi telah lama padam. Olahraga
yang menciptakan jembatan ketika hanya ada tembok yang selama ini menghalangi. Dan di atas
semua itu, kita berbicara tentang olahraga yang dapat diperkenalkan di manapun karena hanya
dibutuhkan kreativitas, solidaritas dan sumber daya yang minimal sehingga dapat mewujudkan
perdamaian.
Sebagaimana yang kita semua ketahui, perihal kondisi terkini Negeri, Kreativitas,
solidaritas, dan sumber daya yang minim merupakan upaya dan senjata terakhir yang dimiliki oleh
sebagian besar masyarakat kita di tengah kondisi yang serba menghimpit. Dalam kondisi yang
demikian, masyarakat mau tidak mau harus menumbuhkan kualitas tersebut, bahkan hanya untuk
sekedar bertahan hidup saja. Maka wajar jika rasa saling menghormati, saling bersilaturahmi dan
berkomunikasi yang baik menjadi terkikis sedikit demi sedikit, dan justru timbul kelicikan, saling
curiga, dan bahkan niat untuk menjatuhkan.
Sebagai bagian dari pengayom masyarakat sekaligus sebagai saudara yang selalu bisa
diandalkan oleh masyarakat, marilah kita bersama dalam menyikapi fenomena tersebut dengan
niat yang tulus dan sportif. Sportif di sini merupakan bentuk kesadaran kita untuk bersabar dalam
menerima kenyataannya. Dan niat tulus kita adalah penjaga dari kebijakan dan upaya yang akan
kita hasilkan di masa depan. Maka, sebagaimana poin yang telah saya sampaikan sebelumnya,
Partai Golkar haruslah menjadi penyelenggara dan partisipan dari kompetisi yang bertujuan dalam
terwujudnya perdamaian.
Demikian yang bisa saya sampaikan, akhir kata saya ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum wr wb..

Anda mungkin juga menyukai